• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Jagung Manis Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas jagung manis dapat

7. Penggunaan Peralatan Usahatan

6.2 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Jagung Manis Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas jagung manis dapat

dilihat dari hasil analisis untuk fungsi produksi rata-rata (mean production function). Dengan memasukkan faktor produksi sebagai variabel independen dan produktivitas jagung manis sebagai variabel dependen diperoleh model pendugaan untuk fungsi produksi rata-rata untuk jagung manis. Hasil pendugaan fungsi produksi rata-rata dapat dilihat pada Tabel 19.

Berdasarkan hasil pendugaan fungsi produksi pada Tabel 19, maka fungsi produksi jagung manis dapat diduga dengan persamaan sebagai berikut:

Ln Produktivitas = 3,298 + 0,001 Ln Benih – 0,423 Ln Kandang + 0,201 Ln Urea + 0,033 Ln Phonska + 0,044 Ln TSP + 0,012 Ln Pestisida Cair – 0,056 Ln Furadan + 0,194 Ln Tenaga Kerja – 0,158 D1 – 0,303 D2

Hasil pendugaan model fungsi produksi memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 52 persen dengan nilai koefisien determinasi terkorelasi (R2 adj) sebesar 28,1 persen. Nilai R2 tersebut menunjuukan bahwa 52 persen keragaman produktivitas jagung manis dapat dijelaskan secara bersama-sama oleh faktor produksi benih, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk phonska, pupuk TSP,

89 pestisida cair, furadan, tenaga kerja, musim dan varietas benih. Sedangkan sisanya sebesar 48 persen dijelaskan oleh faktor lain diluar model seperti serangan hama dan penyakit, kondisi alam (angin, suhu), manajemen petani, dan kondisi sosial ekonomi.

Tabel 19. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Rata-Rata Usahatani Jagung Manis Petani Responden Variabel Koefisien Regresi Simpangan Baku Koefisien T P-Value Konstanta 3,298 1,600 2,061 0,053 Ln Benih 0,001 0,263 0,005 0,996 Ln Kandang -0,423 0,226 -1,868* 0,076 Ln Urea 0,201 0,161 1,242 0,229 Ln Phonska 0,033 0,022 1,500* 0,149 Ln TSP 0,044 0,016 2,812* 0,011 Ln Pestisida Cair 0,012 0,010 1,254 0,224 Ln Furadan -0,056 0,024 -2,352* 0,029 Ln Tenaga Kerja 0,194 0,150 1,293 0,211 D1 (Musim) -0,158 0,185 -0,854 0,403 D2 (Varietas) -0,303 0,220 -1,375* 0,184 R-Sq = 52,0% R-Sq (Adj) = 28,1%

Ket: *) ignifikan pada α 20%

Hasil pendugaan fungsi produksi rata-rata diperoleh nilai F-hitung sebesar 2,171 yang berpengaruh nyata pada taraf nyata 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi jagung manis.

Faktor-faktor produksi yang dimasukkan dalam model diduga berpengaruh terhadap produktivitas jagung manis. Dari hasil pendugaan menunjukkan bahwa tidak semua faktor produksi tersebut berpengaruh nyata terhadap produktivitas jagung manis. Dengan menggunakan nilai P-Value dapat diketahui variabel independen (faktor produksi) mana saja yang berpengaruh signifikan terhadap produktivitas jagung manis. Jika nilai P- alue lebih kecil dari taraf nyata (α) maka variabel tersebut berpengaruh signifikan. Variabel pupuk kandang, pupuk TSP, furadan, pupuk phonska dan varietas benih berpengaruh nyata pada taraf nyata 20 persen. Faktor produksi tersebut berpengaruh nyata terhadap

90 produktivitas jagung manis, sehingga jika terjadi penambahan atau pengurangan pada faktor produksi tersebut akan berpengaruh terhadap produktivitas jagung manis. Sedangkan untuk benih, pupuk urea, pestisida cair, tenaga kerja, dan musim tidak berpengaruh nyata pada taraf nyata 20 persen terhadap produktivitas jagung manis. Secara rinci pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap produktivitas jagung manis dijelaskan sebagai berikut:

1. Benih

Nilai pendugaan parameter untuk variabel benih bernilai positif. Hal ini berarti apabila jumlah benih yang digunakan bertambah maka produktivitas jagung manis akan meningkat pula. Besarnya koefisien parameter benih ini adalah 0,001 yang artinya apabila jumlah benih yang digunakan meningkat sebesar 1 persen maka produktivitas jagung manis akan meningkat sebesar 0,001 persen dengan asumsi variabel input lainnya tetap. Akan tetapi variabel benih ini tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas jagung manis pada taraf nyata 20 persen yang ditunjukkan dengan nilai P-Value variabel benih lebih besar daripada 20 persen. Hal ini diduga benih yang digunakan sudah berlebih dan jarak tanam yang digunakan sempit. Sedangkan, penelitian Putra (2011) menunjukkan bahwa penambahaan penggunaan benih secara nyata dapat meningkatkan produksi jagung manis.

Penggunaan benih rata-rata petani responden mencapai 7,46 kg/ha. Jumlah ini telah melebihi dari dosis yang dianjurkan dalam penelitian Putra (2011) yaitu sebesar 6-7 kg/ha. Penggunaan benih yang berlebih ini dikarenakan jarak tanam yang digunakan petani lebih sempit yaitu 25 X 50 cm daripada jarak tanam anjuran yaitu 25 X 80 cm (Anonim 1992). Alasan petani menanam jagung manis dengan menggunakan jarak tanam yang lebih sempit yaitu petani ingin mendapatkan jumlah tongkol jagung yang lebih banyak. Walaupun jumlah tongkol yang dihasilkan lebih banyak, ukuran tongkolnya lebih kecil sehingga berat per tongkolnya juga relatif lebih kecil. Jika penggunaan benih ditingkatkan maka jarak tanam yang akan digunakan petani menjadi lebih sempit lagi. Hal ini akan berdampak pada peningkatan jumlah tongkol tetapi berat per tongkol jagung manis akan menurun sehingga tidak berdampak secara signifikan terhadap peningkatan produktivitas jagung manis.

91 2. Pupuk Kandang

Pupuk kandang berpengaruh nyata terhadap produktivitas jagung manis pada taraf nyata 20 persen. Koefisien parameter dugaan menunjukkan nilai negatif sehingga setiap penambahan pupuk kandang akan mengakibatkan penurunan produktivitas jagung manis. Nilai koefisien pupuk kandang yaitu sebesar -0,423 yang artinya setiap penambahan jumlah pupuk kandang sebesar 1 persen akan menurunkan produktivitas sebesar 0,423 persen dengan asumsi variabel produksi lainnya dianggap tetap.

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang secara signifikan mampu meningkatkan produksi jagung (Suroso 2006; Setiyanto 2008). Akan tetapi dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa penambahan pupuk kandang dapat menurunkan produktivitas. Penggunaan rata- rata pupuk kandang yang dilakukan oleh petani adalah 3,57 ton/ha sedangkan menurut Anonim (1992) kebutuhan pupuk kandang untuk budidaya jagung manis mencapai lebih kurang 10 ton/ha. Penggunaan pupuk kandang oleh petani responden masih jauh dari kebutuhan seharusnya. Akan tetapi, peningkatan penggunaan pupuk kandang tersebut akan menurunkan produktivitas jagung manis. Hal ini dikarenakan penggunaan pupuk kandang ayam dapat menimbulkan panas dari proses fermentasi pada pupuk tersebut sehingga menyebabkan benih jagung manis tidak dapat tumbuh. Petani memberikan pupuk kandang ini tiga hari sebelum tanam dimana seharusnya pupuk kandang ini diberikan bersamaan pada saat pengolahan lahan yaitu 7-15 hari sebelum tanam (Anonim 1992). Pemberian pupuk kandang pada tiga hari sebelum tanam menyebabkan proses fermentasi masih berlangsung sehingga dapat menimbulkan panas.