• Tidak ada hasil yang ditemukan

Halaman DAFTAR TABEL

JAGUNG MANIS 111 7.1 Penerimaan Usahatani Jagung Manis

1.2 Perumusan Masalah

Desa Gunung Malang merupakan salah satu daerah di Kecamatan Tenjolaya yang berpotensi untuk memproduksi tanaman jagung. Tanaman jagung yang banyak dibudidayakan oleh petani di desa Gunung Malang adalah jenis jagung manis (sweet corn). Pada tahun 2011, Desa Gunung Malang merupakan salah satu daerah yang memproduksi jagung manis terbesar di Kecamatan Tenjolaya. Produksi jagung manis di Desa Gunung Malang mencapai 1.575 kwintal dengan luas lahan sebesar 105 hektar (BPS Kab. Bogor 2011).

Tanaman jagung manis menjadi sangat populer di Desa Gunung Malang pada tahun 1990-an. Pada tahun tersebut banyak petani yang mulai tertarik untuk

8 melakukan budidaya tanaman jagung manis. Petani melakukan budidaya jagung manis karena beberapa alasan yaitu permintaannya yang masih sangat besar , nilai jual yang lebih tinggi dan lebih laku dibandingkan dengan jagung pipil serta pemasaran untuk jagung manis juga relatif lebih mudah. Selain itu, perawatannya juga lebih mudah tidak serumit tanaman sayuran lainnya. Masa panen jagung manis juga lebih singkat daripada jagung pipil yaitu 75-80 hari sehingga perputaran modal petani juga lebih cepat. Petani melakukan budidaya jagung manis dengan pola tanaman monokultur maupun polikultur. Pola tanam polikultur banyak dijumpai pada budidaya jagung manis secara tumpangsari dengan ubi jalar.

Petani di Desa Gunung Malang menghadapi adanya risiko produksi pada kegiatan budidaya jagung manis. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya fluktuasi produktivitas jagung manis yang dibudidayakan oleh petani yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Produktivitas terendah petani mencapai 2,88 ton/ha sedangkan produktivitas tertingginya mencapai 15 ton/ha. Sedangkan, rata- rata produktivitas jagung manis yang dapat diperoleh petani yaitu sebesar 8,17 ton/ha. Selain berfluktuasi, rata-rata produktivitas jagung manis yang dicapai petani tersebut ternyata masih dibawah rata-rata produktivitas potensial. Menurut Szymanek et al. (2006), rata-rata hasil panen jagung manis hibrida bisa mencapai 40.000-60.000 tongkol segar atau sekitar 12-14 ton per hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan produksi jagung manis yang dilakukan oleh petani dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mengakibatkan produktivitas yang dihasilkan masih rendah dibawah produktivitas potensial dan juga produktivitasnya berfluktuasi. Fluktuasi produktivitas ini menunjukkan adanya risiko produksi yang dihadapi oleh petani jagung manis di Desa Gunung Malang. Fluktuasi produktivitas jagung manis Petani Responden di Desa Gunung Malang pada musim tanam tahun 2011-2012 dapat dilihat pada Gambar 1.

9 Gambar 1. Fluktuasi Produktivitas Jagung Manis Petani Responden di Desa

Gunung Malang pada Musim Tanam Tahun 2011-2012

Produksi petani jagung manis sangat ditentukan oleh penggunaan input

produksi dan pengaruh kondisi lingkungan. Penggunaan input produksi seperti benih, pupuk, pestisida dan luas lahan akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan. Perbedaan penggunaan input antar petani akan mengakibatkan perbedaan hasil yang diperoleh. Selain itu penggunaan input yang tidak sesuai dengan standar yang dianjurkan juga dapat mempengaaruhi hasil yang diperoleh. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan faktor input yang tidak tepat dapat menyebabkan adanya risiko dalam kegiatan produksi jagung manis. Dalam melakukan budidaya, petani tidak memiliki acuan yang tepat penggunaan input

produksi. Petani lebih mengandalkan dari pengetahuan turun temurun dari orang tua mereka dan berdasarkan pengalaman petani. Alokasi penggunaan input

produksi juga dibatasi oleh ketersediaan modal yang dimiliki oleh petani.

Hasil produksi jagung manis juga ditentukan oleh jenis varietas yang digunakan. Varietas akan menentukan produktivitas yang dapat dihasilkan, daya adaptasi terhadap lingkungan, dan ketahanan terhadap penyakit (Agung 2009; Sari 2012). Di Desa Gunung Malang petani lebih banyak menggunakan benih jagung manis varietas Hawai. Selain varietas Hawai terdapat beberapa varietas baru yang memiliki potensi hasil lebih tinggi diantaranya varietas Sweet Boy, Talenta,

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Pr o d u kt iv itas (t o n /h a) Responden

10

Golden dan Jambore. Akan tetapi, varietas Hawai masih banyak digunakan oleh petani. Hal ini dikarenakan menurut petani benih ini memiliki daya adaptasi terhadap lingkungan Desa Gunung Malang yang lebih baik dan memiliki daya tumbuh yang lebih besar daripada benih varietas lainnya seperti varietas Sweet Boy, Talenta, Golden dan Jambore. Petani jarang yang beralih menggunakan benih selain varietas Hawai karena adanya rasa takut terhadap kegagalan produksi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa benih varietas Hawai memiliki risiko kegagalan produksi yang lebih rendah dibanding dengan varietas lainnya sehingga mampu menghasilkan produksi yang lebih baik.

Faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap fluktuasi produktivitas jagung manis. Menurut Sarono et al. (2001) ketidakstabilan produksi dan luas panen dapat juga disebabkan oleh pengaruh stres lingkungan seperti kekeringan, kualitas tanah yang buruk, rendahnya kandungan organik, dan pengaruh ancaman biotik lainnya. Menurut petani di Desa Gunung Malang, faktor cuaca dan penyakit menjadi penyebab utama terjadinya fluktuasi produksi ini. Ketika curah hujan tinggi pada saat penanaman jagung maka akan menyebabkan produksi turun karena tanaman jagung tidak tahan terhadap genangan air. Sedangkan pada musim kemarau, tanaman jagung rentan terkena kekeringan sehingga produksi juga berpeluang untuk berkurang. Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung adalah bulai. Penyakit ini memiliki dampak yang besar terhadap produksi. Kehilangan hasil akibat penyakit bulai dapat mencapai 90% lebih (Fitriani 2009). Penyakit ini menyerang tanaman pada usia 30-50 hari. Jika sampai penyakit ini menyerang maka seluruh tanaman bisa terancam terkena penyakit jika tidak segera ditangani. Sedangkan hama yang sering menyerang tanaman ini adalah belalang. Belalang akan memakan daun maupun tongkol jagung yang masih muda sehingga pertumbuhan jagung menjadi kurang optimal.

Adanya risiko produksi dalam kegiatan usahatani jagung manis dapat merugikan petani. Risiko produksi berpengaruh terhadap hasil panen jagung manis yang dihasilkan oleh petani. Hasil panen yang berfluktuasi akan mengakibatkan pendapatan usahatani jagung manis petani juga mengalami fluktuasi. Terjadinya risiko dapat menurunkan pendapatan usahatani jagung manis yang dilakukan oleh petani.

11 Berdasarkan uraian hasil studi pendahuluan tersebut dapat disimpulkan bahwa petani jagung menghadapi risiko produksi yang ditandai dengan adanya variasi pada produktivitas tanaman jagung manis. Risiko produksi diduga disebabkan oleh faktor internal yaitu penggunaan input produksi dan faktor eksternal yaitu pengaruh lingkungan. Adanya risiko produksi akan berdampak pada pendapatan usahatani petani jagung manis. Hasil studi pendahuluan tersebut belum menggambarkan secara rinci faktor-faktor risiko produksi apa saja yang dihadapi oleh petani dalam melakukan budidaya jagung manis. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi risiko produksi dalam melakukan budidaya tanaman jagung manis.

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengaruh faktor-faktor produksi dan faktor lingkungan terhadap risiko produksi yang dihadapi oleh petani jagung manis di Desa Gunung Malang?

2. Bagaimana pengaruh risiko produksi terhadap pendapatan usahatani jagung manis di Desa Gunung Malang?

1.3 Tujuan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi dan faktor lingkungan terhadap risiko produksi yang dihadapi oleh petani jagung manis di Desa Gunung Malang.

2. Menganalisis pengaruh risiko produksi terhadap pendapatan usahatani jagung manis di Desa Gunung Malang.