• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

DAFTAR PUSTAKA

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

6.1. Analisis Fungsi Produksi

Model fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi Cobb Douglas. Faktor-faktor produksi yang diduga berpengaruh dalam usaha pembesaran lele dumbo pada CV Jumbo Bintang Lestari adalah padat penebaran (X1), pakan pelet

(X2), pakan tambahan (X3) yaitu limbah peternakan (bangkai ayam dan telur) dan

atau limbah pabrik makanan (sisa sosis), pupuk (X4), probiotik (X5), dan kapur

(X6).

Model fungsi produksi usaha pembesaran lele dumbo di CV Jumbo Bintang Lestari diduga adalah:

Ln Y = - 2,11 + 0,634 Ln X1 + 0,336 Ln X2 + 0,092 Ln X3 + 0,116 Ln X4

- 0,247 Ln X5 + 0,133 Ln X6 ……….. (1) Maka fungsi Cobb Douglas yang belum dilogaritmakan adalah:

Y = 2,846X10,634X20,336X30,092X40,116X5-0,247X60,133………...(2) Dimana:

Y = Produksi Lele Dumbo (kg/m2) X1 = Padat Penebaran (ekor/m2)

X2 = Jumlah pakan pelet yang diperlukan oleh lele dumbo (kg/m2) X3 = Jumlah pakan tambahan yang diperlukan oleh lele dumbo (kg/m2) X4 = Pupuk (liter/m2)

X5 = Probiotik (kg/m2) X6 = Kapur (kg/m2)

Hasil pendugaan sementara fungsi produksi Cobb Douglas usaha pembesaran lele dumbo di CV Jumbo Bintang Lestari terlihat pada Tabel 2.

70 Tabel 2. Hasil Pendugaan Sementara Fungsi Produksi Cobb Douglas Usaha

Pembesaran Lele Dumbo di CV Jumbo Bintang Lestari

Variabel Koefisien Regresi

Simpangan Baku Koefisien

T-Hitung P-Value VIF

Konstanta -2,11 1,046 -2,01 0,049 Padat Penebaran (X1) 0,634 0,1495 4,24 0,000* 3,9 Pakan Pelet (X2) 0,336 0,07613 4,42 0,000* 2,1 Pakan Tambahan (X3) 0,092 0,03033 3,03 0,004* 1,6 Pupuk (X4) 0,116 0,2070 0,56 0,578 34,8 Probiotik (X5) -0,247 0,1799 -1,38 0,175 29,5 Kapur (X6) -0,133 0,1581 0,84 0,406 21,9

Keterangan : *Nyata pada tingkat α = 0,05

R-Sq = 80,9% R-Sq (adj) = 78,7% Sumber : Data Primer, diolah (2010)

Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa padat penebaran, pakan pelet, dan

pakan tambahan signifikan pada taraf nyata α = 0,05. Namun nilai VIF untuk

pupuk, probiotik, dan kapur sangat tinggi (lebih dari 10) yaitu sebesar 34,8 untuk pupuk, 29,5 untuk probiotik, dan 21,9 untuk kapur. Hal ini merupakan salah satu indikasi terjadi multikolinearitas antar peubah bebas.

Sehubungan dengan terjadinya multikolineraitas tersebut, maka upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan metode analisis komponen utama. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan terlebih dahulu membakukan (menstandarisasi) peubah-peubah Ln X tersebut menjadi Z. Hasil pembakuan terlihat pada Lampiran 2. Sedangkan nilai akar ciri dan vektor ciri dari matriks Z ini terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Akar Ciri dan Vektor Ciri

Principal Component Analysis: Z1, Z2, Z3, Z4, Z5, Z6 Eigenanalysis of the Correlation Matrix

Eigenvalue 4.1973 0.8725 0.6470 0.2332 0.0319 0.0181 Proportion 0.700 0.145 0.108 0.039 0.005 0.003 Cumulative 0.700 0.845 0.953 0.992 0.997 1.000

71 Tabel 3. (Lanjutan) Variable PC1 PC2 PC3 PC4 PC5 PC6 Z1 0.431 0.100 -0.250 -0.851 0.120 0.054 Z2 0.346 0.161 -0.818 0.422 -0.077 -0.034 Z3 0.204 -0.969 -0.094 0.004 -0.055 -0.084 Z4 0.465 0.120 0.305 0.149 0.261 -0.765 Z5 0.469 -0.008 0.263 0.270 0.510 0.615 Z6 0.465 0.099 0.312 0.052 -0.806 0.158 Sumber : Data Primer, diolah (2010)

Dari keenam komponen utama yang diturunkan dari matriks korelasi antar peubah bebas, hanya terdapat satu komponen utama yang memegang peranan penting dalam menerangkan keragaman total data, yaitu komponen utama pertama (atau dilihat dari nilai Eigenvalue yang lebih besar dari 1). Dengan demikian komponen utama pertama yang merupakan kombinasi linear dari Z dapat dinyatakan dalam persamaan berikut:

W1 = 0,431 Z1 + 0,346 Z2 + 0,204 Z3 + 0,465 Z4 + 0,469 Z5 + 0,465 Z6 ………. (3) Matriks W berisi skor komponen utama yang diperoleh dari persamaan (16) yang terdapat pada metode penelitian terlihat pada Lampiran 3. Selanjutnya peubah tak bebas Y diregresikan terhadap skor komponen utama W1, hasilnya terlihat pada

Tabel 4 dan Tabel 5.

Tabel 4. Analisis Sidik Ragam Fungsi Produksi Cobb Douglas (Menggunakan Analisis Komponen Utama) Usaha Pembesaran Lele Dumbo di CV Jumbo Bintang Lestari

Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Tengah MS F-Hitung Peluang Regresi 1 2,5476 2,5476 101,75 0,000 Standar Error 57 1,4271 0,0250 Total 58 3,9747

Sumber : Data Primer, diolah (2010)

Hasil pendugaan pada Tabel 4 menunjukkan bahwa F-hitung sebesar 101,75 nyata pada taraf 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas padat penebaran, pakan pelet, pakan tambahan, pupuk, probiotik, dan kapur secara

72 bersama-sama berpengaruh nyata terhadap produksi lele dumbo pada taraf 5 persen. Hasil pendugaan fungsi produksi Cobb Douglas (menggunakan analisis komponen utama) usaha pembesaran lele dumbo di CV Jumbo Bintang Lestari terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Cobb Douglas (Menggunakan Analisis Komponen Utama) Usaha Pembesaran Lele Dumbo di CV Jumbo Bintang Lestari

Variabel Koefisien Regresi

Simpangan Baku Koefisien

T-Hitung P-Value VIF Konstanta 3,14 0,02060 152,59 0,000

W1 0,102 0,01014 10,09 0,000* 1,000 Keterangan : *nyata pada tingkat α = 0,05

R-Sq = 64,1% R-Sq (adj) = 63,5% Sumber : Data Primer, diolah (2010)

Pada Tabel 5 hasil pendugaan model menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 64,1 persen dengan nilai R2 terkoreksi sebesar

63,5 persen. Nilai R2 terkoreksi tersebut berarti bahwa sebesar 63,5 persen dari

variasi produksi lele dumbo dapat dijelaskan oleh faktor padat penebaran (X1),

pakan pelet (X2), pakan tambahan (X3) ), pupuk (X4), probiotik (X5), dan kapur

(X6). Sedangkan 36,5 persen lagi dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model.

Selanjutnya dilakukan transformasi balik W menjadi Z, sehingga diperoleh persamaan regresi dalam peubah baku sebagai berikut:

Ln Y = 3,14 + 0,102 W1

Ln Y = 3,14 + 0,102 (0,431 Z1 + 0,346 Z2 + 0,204 Z3 + 0,465 Z4 + 0,469 Z5 + 0,465 Z6)

Ln Y = 3,14 + 0,044 Z1 + 0,035 Z2 + 0,021 Z3 + 0,047 Z4 + 0,048 Z5

+ 0,047 Z6……….(4)

Berikut adalah nilai simpangan baku yang dicari dengan menggunakan persamaan (18) dan (19) yang terdapat pada metode penelitian, maka hasil yang diperoleh dapat terlihat pada Tabel 6.

73 Tabel 6. Analisis Signifikansi Koefisien Regresi Parsial

Peubah Simpangan

Baku Koefisien t-hitung Z1 0,016684381 0,210769 12,63274* Z2 0,013393958 0,116729 8,715041* Z3 0,007897015 0,031643 4,006929* Z4 0,01800055 0,104888 5,826945* Z5 0,018155393 0,099862 5,500413* Z6 0,01800055 0,100986 5,610188* Keterangan : *nyata pada tingkat α = 0,05

Sumber : Data Primer, diolah (2010)

Analisis signifikansi koefisien parsial baku regresi komponen utama pada Tabel 6 memperlihatkan bahwa semua koefisien regresi nyata secara statistik pada taraf nyata sebesar 5 persen (t-hitung lebih besar dari pada t-tabel = 1,96). Untuk memperoleh persamaan penduga dengan menggunakan peubah asli, maka persamaan (4) ditransformasi ke peubah asalnya menjadi:

Ln Y = 3,14 + 0,043962       1 1 1 S X X + 0,035292       2 2 2 S X X + 0,020808       3 3 3 S X X + 0,04743   4 4 4 S X X + 0,047838 X5S5X5 + 0,04743       6 6 6 S X X Ln Y = 3,05 + 0,211 Ln X1 + 0,117 Ln X2 + 0,032 Ln X3 + 0,105 Ln X4 + 0,099 Ln X5 + 0,101 Ln X6 ……….. (5) Maka fungsi Cobb Douglas yang merupakan fungsi setelah dilakukan analisis komponen utama yang belum dilogaritmakan adalah:

74 6.2. Uji Kriteria Ekonometrika

1. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas untuk model fungsi produksi pembesaran lele dumbo (Lampiran 5), diperoleh bahwa nilai probability dari uji normalitas sebesar 0,959. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata sebesar 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual telah berdistribusi normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas untuk model fungsi produksi pembesaran lele dumbo (Lampiran 6), diperoleh bahwa nilai probability dari uji heteroskedastisitas sebesar 0,523. Nilai tersebut lebih besar dari taraf nyata sebesar 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa varian homogen atau tidak ada heteroskedastisitas dalam persamaan regresi yang diperoleh.

6.3. Elastisitas Produksi dan Skala Usaha

Dalam model fungsi produksi Cobb Douglas nilai koefisien regresi merupakan nilai elastisitas dari masing-masing variabel tersebut, sedangkan penjumlahan dari nilai–nilai elastisitas dapat digunakan untuk menduga keadaan skala usaha. Dari model fungsi produksi lele dumbo yang diduga menunjukkan bahwa hasil dari penjumlahan koefisien regresi masing-masing faktor produksi adalah 0,665. Jumlah nilai elastisitas berada antara nol dan satu, maka dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran lele dumbo berada pada skala kenaikan hasil yang menurun (decreasing return to scale). Nilai ini mengandung arti bahwa

penambahan 1 persen dari masing-masing faktor produksi secara bersama-sama akan menurunkan produksi sebesar 0,665 persen atau proporsi penambahan input