• Tidak ada hasil yang ditemukan

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN CIANJUR

B. Analisis Faktor Strategi Eksternal

Matriks EFAS disusun untuk menganalisis faktor-faktor eksternal yang terkait dengan pengembangan sapi potong di Kabupaten Cianjur. Dalam matriks EFAS disusun peluang dan ancaman yang terkait dengan pengembangan sapi potong di Kabupaten Cianjur seperti yang ditunjukkan pada Tabel 34. Faktor yang memiliki peluang dengan kepentingan tertinggi adalah dukungan pemerintah (0,181) sedangkan kecenderungan kenaikan harga daging sapi memiliki peluang terkecil (0,062). Dalam pengembangan sapi potong, faktor eksternal memiliki pengaruh sangat kuat (rating 4) adalah dukungan pemerintah dan luasnya jangkauan pemasaran. Pengaruh faktor permintaan sapi bakalan merupakan peluang yang terlemah (rating 2). Dengan demikian dukungan pemerintah melalui kebijakan yang tertuang dalam renstra bidang peternakan memegang peranan penting (sangat tinggi) dan mempunyai pengaruh (rating) yang tinggi pula, sehingga kondisi ini akan mampu mempengaruhi pengembangan wilayah sapi potong di Kabupaten Cianjur. Dari segi pengaruh, permintaan bakalan yang meningkat memiliki pengaruh paling lemah (rating 2) walaupun dalam prakteknya (dengan naiknya permintaan) dapat menaikkan pendapatan peternak itu sendiri.

Tabel 34 EFAS pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Cianjur Faktor-faktor strategi eksternal Bobot Pengaruh

(rating) Skor Peluang :

a. Jangkauan wilayah pemasaran 0,107 4 0,430

b. Dukungan pemerintah 0,181 4 0,724

c. Pelayanan IB 0,131 3 0,393

d. Kenaikan harga daging sapi 0,062 3 0,187

e. Permintaan sapi bakalan 0,098 2 0,195

Ancaman :

a. Persaingan harga 0,063 3 0,188

b. Konversi lahan 0,084 3 0,251

c. Penyebaran penyakit 0,092 3 0,276

d. Harga konsentrat 0,055 2 0,110

e. Rantai tata niaga sapi 0,128 2 0,255

Dari keseluruhan faktor ancaman, rantai tata niaga memiliki kepentingan yang paling kuat (0,128) dan yang kepentingannnya lemah adalah harga konsentrat (0,055). Dilihat dari pengaruh, faktor penyebaran penyakit, konversi lahan dan persaingan harga memiliki pengaruh kuat (rating 3) diikuti oleh rantai tataniaga dan harga konsentrat dengan pengaruh yang lemah (rating 2). Rantai tataniaga memiliki nilai kepentingan yang paling kuat untuk menjadi ancaman bagi pengembangan sapi potong namun memiliki pengaruh yang lemah sehingga dengan menerapkan regulasi yang membatasi impor ternak dan daging diharapkan potensi lokal dapat terus berkembang dan memiliki daya saing dengan produk impor.

5.4.3. Analisis Matriks Internal-Eksternal (Matriks IE)

Analisis matriks internal-eksternal (IE) digunakan untuk memperoleh strategi yang lebih detil. Berdasarkan hasil analisis faktor strategi internal dan eksternal, diperoleh nilai jumlah skor faktor internal sebesar 3,128 dan jumlah faktor eksternal adalah 3,071. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan sapi potong di Kabupaten Cianjur tergolong kuat (tinggi). Nilai skor faktor internal dan eksternal yang dipetakan pada matriks IE pada Gambar 31 menunjukkan bahwa pengembangan sapi potong berada pada sel 1 yang berarti melalui strategi pertumbuhan (growth) dengan konsentrasi pada integrasi vertikal.

Nilai total skor Faktor Strategi Internal

N il ai t o ta l sk or Fa kt o r St ra tegi Ek st er na l

Tinggi Rata-rata Lemah

4 3 2 1

Tinggi

1 2 3

GROWTH GROWTH RETRENCHMENT

Konsentrasi melalui integrasi vertikal Konsentrasi melalui integrasi horizontal Turn around 3 Sedang 4 5 6

STABILITY GROWTH RETRENCHMENT

Hati-hati Konsentrasi

melalui integrasi horizontal

Captive Company atau Divestment STABILITY Tidak ada perubahan profit strategi Rendah 2 7 8 9

GROWTH GROWTH RETRENCHMENT

Diversifikasi konsentrik

Diversifikasi konglomerat

Bangkrut atau likuidasi 1

Gambar 31 Posisi Total Skor IFAS dan EFAS dalam Matriks Internal-Eksternal Strategi pertumbuhan (growth) dengan konsentrasi pada integrasi verikal disebabkan oleh tingginya tingkat kepentingan dan kuatnya pengaruh dari faktor

internal dan eksternal (Rangkuti 2009). Strategi yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah sebagai pemegang kebijakan adalah menetapkan tata ruang yang jelas supaya sumber daya alam dan sumber daya manusia dapat dioptimalkan dalam meningkatkan produksi.

5.4.4. Analisis Matriks Space

Matriks space digunakan untuk mempertajam strategi hasil analisis matriks IE (Gambar 32). Parameter yang digunakan diambil dari matriks IFAS dan EFAS yaitu selisih antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan) sebesar 0,906 dan selisih faktor eksternal (peluang dan ancaman) sebesar 0,849.

Berbagai Peluang Kelemahan Internal Kuadran III Strategi Turn-Around Kuadran I Strategi Agresif Kekuatan Internal Kuadran IV Strategi Defensif Kuadran II Strategi Diversifikasi Berbagai Ancaman

Gambar 32 Posisi pengembangan sapi potong di Kabupaten Cianjur pada matriks space

Gambar 32 menunjukkan bahwa strategi pengembangan sapi potong berada di kuadran I. Hal ini menunjukkan bahwa strategi pengembangan sapi potong berada pada kondisi menguntungkan karena memiliki kekuatan dan peluang yang positif sehingga mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.

5.4.5. Analisis SWOT

Memperhatikan matriks IE dan matriks space maka pengambilan keputusan untuk strategi pengembangan sapi potong di Kabupaten Cianjur menggunakan strategi SO (Strenght Opportunities). Hal ini didasarkan pada matriks space yang berada di kuadran I sehingga strategi menggunakan kekuatan (Strenght) untuk memanfaatkan peluang (opportunities) yang ada. Hasil perumusan SWOT didapatkan 11 (sebelas) rumusan strategi yang dapat dikembangkan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 33.

Adapun prioritas strategi SO (Strenght Opportunities) yang ditetapkan meliputi : (1) Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam terutama hijauan makanan ternak untuk meningkatkan produksi; (2) Optimalisasi teknologi IB untuk meningkatkan kualitas produk (mutu bibit ternak) yang dihasilkan sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi; (3) Peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan budidaya sapi potong sehingga kendala teknis dalam pemeliharaan ternak dapat ditekan.

Kekuatan (Strenght) yang dapat digunakan untuk pengembangan peternakan sapi potong di Kabupaten Cianjur adalah sumber daya alam terutama ketersediaan hijauan makanan ternak yang secara umum memadai sehingga berpeluang untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ternak. Wilayah Cianjur bagian selatan

merupakan wilayah dengan populasi ternak sapi potong terbesar sehingga mendorong upaya peningkatan prasarana dan sarana untuk meningkatkan produksi sehingga pengenalan teknologi IB secara intensif dikembangkan. Akibat dikembangkannya teknologi IB maka mendorong peningkatan kualitas peternak dalam pemeliharaan sapi potong.

Faktor Internal

Strenght (S)

1. Ketersediaan hijauan makanan ternak

2. Ketersediaan lahan yang sesuai 3. Penggunaan teknologi IB 4. Kemampuan dan pengalaman

beternak

5. Tenaga kerja yang selalu tersedia

Weakness (W)

1. Infrastruktur yang kurang memadai

2. Kurangnya permodalan 3. Ketersediaan konsentrat

terkendala dengan

mahalnya bahan baku 4. Pengelolaan limbah

ternak belum optimal 5. Skala usaha kecil Faktor Eksternal Opportunities (O) 1. Jangkauan wilayah pemasaran 2. Dukungan pemerintah 3. Peningkatan pelayanan IB 4. Kecenderungan kenaikan

harga daging sapi

5. Peningkatan permintaan sapi bakalan

Strategi SO

1. Optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya alam untuk

meningkatkan produksi (S1- 5&O1-6)

2. Optimalisasi teknologi untuk meningkatkan produksi dan produktivitas (S3-5&O1-6) 3. Peningkatan sumber daya

manusia untuk menunjang peningkatan produksi (S4- 5&O2-5)

Strategi WO

1. Membuka peluang

investasi untuk

peningkatan skala usaha (W2-5&O1-6)

2. Perbaikan infrastuktur ntuk meningkatkan akses pemasaran (W1&O1)

Threats (T)

1. Persaingan harga dengan daging sapi impor

2. Konversi lahan

3. Adanya penyebaran penyakit 4. Peningkatan harga konsentrat 5. Sistem rantai tata niaga yang

cenderung tertutup

Strategi ST

1. Meningkatkan pendayagunaan pakan lokal sebagai bahan baku makanan ternak (S1-2&T4) 2. Mengefisienkan potensi sumber

daya alam untuk meningkatkan volume produksi sehingga mampu bersaing dengan pasar (S1-2&T1-5)

Strategi WT

1. Membenahi infrastruktur

untuk memperlancar

akses niaga (W1-2&T1-5) 2. Penetapan regulasi untuk

pembatasan impor ternak dan produknya (W1-5&T1- 6)

3. Meningkatkan

pengelolaan limbah untuk

menjaga lingkungan

(W4&T3)

Gambar 33 Hasil analisis SWOT untuk pengembangan sapi potong di Kabupaten Cianjur

5.4.6. Strategi dan Arahan Pengembangan Peternakan Sapi Potong di Kabupaten Cianjur