• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Saluran Tataniaga dan Fungsi-Fungsi Tataniaga yang dilakukan Oleh Lembaga-Lembaga Tataniaga

5.1.2. Analisis Fungsi Tataniaga

Fungsi tataniaga diperlukan dalam kegiatan tataniaga untuk memperlancar

distribusi barang dan jasa dari tiap lembaga tataniaga yang terlibat. Secara umum

fungsi tataniaga yang dilaksanakan lembaga tataniaga terdiri dari tiga fungsi yaitu

fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas.

Fungsi pertukaran meliputi kegiatan – kegiatan yang dapat memperlancar perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi fisik

merupakan perlakuan fisik yang perlu dilakukan agar komoditas yang diperlukan

konsumen dapat tersedia pada tempat yang diinginkan. Fungsi pertukaran berupa

pembelian dan penjualan, fungsi fisik terdiri dari pengolahan hasil, pengangkutan,

66 Fungsi fasilitas meliputi pembiayaan, penanggungan resiko, dan informasi

pasar. Fungsi pembiayaan merupakan kegunaan uang untuk berbagai aspek

tataniaga. Fungsi penanggungan resiko merupakan penerimaan kemungkinan dari

kerugian pemasaran produk yang terdiri dari atas resiko fisik dan resiko harga.

Resiko fisik terjadi akibat kerusakan produk sedangkan resiko harga terjadi akibat

perubahan nilai produk di pasar. Informasi pasar merupakan hal yang diperlukan

produsen dan lembaga-lembaga tataniaga untuk kondisi pasar, lokasi, jenis mutu,

waktu dan harga pasar.

Setiap lembaga tataniaga yang terlibat dalam kegiatan tataniaga ubi jalar

mulai dari petani, pedagang pengumpul tingkat 1, pengumpul tingkat 2, pedagang

grosir dan pedagang pengecer menjalankan fungsi tataniaga yang berbeda-beda.

5.1.2.1. Fungsi Tataniaga Petani

Fungsi Tataniaga yang dilakukan oleh petani responden adalah fungsi

pertukaran dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan oleh petani

berupa aktivitas penjualan. Pada umumnya, petani responden di Desa Purwasari

menjual ubi jalar hasil panennya hanya kepada pedagang pengumpul tingkat

pertama dan tidak pernah menjualnya ke pasar. Hal ini dikarenakan jarak yang

cukup jauh antara pasar dengan lokasi tempat petani bercocok tanam ubi jalar.

Selain itu, faktor utama mengapa petani lebih memilih menjual hasil panennya

langsung kepada pedagang pengumpul tingkat pertama karena tidak perlu susah

untuk mencari pasar sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Biasanya petani

menjual ubi jalar ke pedagang tingkat pertama yang sudah berlangganan atau

67 Proses pemanenan ubi jalar dilakukan oleh buruh yang telah disediakan

oleh pedagang pengumpul tingkat 1, dimana buruh tersebut juga akan mengangkut

ubi jalar dari kebun petani ke tempat pengumpulan, sehingga petani sudah terima

bersih dan tidak perlu lagi mengeluarkan biaya panen dan biaya pikul karena

sudah menjadi tanggungan pedagang pengumpul tingkat pertama. Sistem transaksi

jual beli yang dilakukan antara petani dengan pedagang pengumpul tingkat

pertama adalah sistem bukti, dimana petani ikut menyaksikan dan mengetahui

dengan jelas berapa banyak ubi jalar yang dipanen pada saat penimbangan.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh petani berupa aktivitas penanggungan

risiko. Pada umumnya, risiko yang ditanggung oleh petani adalah harga ubi jalar

yang berfluktuasi dan hasil panen yang tidak optimal karena adanya serangan

hama dan penyakit.

5.1.2.2. Fungsi Tataniaga Pedagang Pengumpul Tingkat 1

Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat

pertama adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi

pertukaran yang yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat pertama

berupa aktivitas pembelian dan penjualan. Pedagang pengumpul tingkat pertama

membeli ubi jalar dari beberapa petani yang ada di Desa Purwasari dan sistem

transaksi yang digunakan adalah sistem bukti. Pada umumnya, pedagang

pengumpul tingkat pertama adalah warga setempat yang tinggal di Desa

Purwasari. Selanjutnya pedagang pengumpul tingkat pertama menjual ubi jalar

tersebut kepada pedagang pengumpul tingkat kedua sebanyak 2.000 Kg dan ada

68 Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat pertama

berupa aktivitas pengangkutan. Pedagang pengumpul tingkat pertama mengangkut

ubi jalar dari kebun petani ke tempat pengumpulan yang telah ditentukan oleh

pedagang itu sendiri dengan menggunakan jasa kuli pikul, selanjutnya pedagang

pengumpul tingkat kedua akan mengambil ubi jalar tersebut ke tempat

pengumpulan pedagang pengumpul tingkat pertama. Sementara untuk penjualan

ke pabrik tepung, pihak pembeli sudah membawa angkutan sendiri ke tempat

pengumpulan pedagang pengumpul tingkat pertama, sehingga pedagang

pengumpul tingkat pertama tidak perlu menyediakan angkutan untuk mengantar

ubi jalar ke pabrik terigu tersebut.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat pertama

berupa aktivitas standarisasi, pembiayaan, dan informasi pasar. Aktivitas

standarisasi dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat pertama karena adanya

permintaan dari pabrik tepung terhadap tingkat kematangan ubi jalar. Pabrik

tepung menginginkan ubi jalar yang tingkat kematangannya tinggi, hal ini

ditujukan untuk memperoleh ubi jalar yang kadar airnya rendah. Adanya aktivitas

standarisasi tersebut akan mempengaruhi harga jual pedagang pengumpul tingkat

pertama ke pabrik tepung.

Aktivitas pembiayaan yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat

pertama adalah penyediaan modal untuk melakukan pembelian ubi jalar dari

petani dan untuk membayar upah tenaga kerja. Fungsi informasi pasar diperoleh

pedagang pengumpul tingkat pertama dari sesama pedagang pengumpul tingkat

69 Pertukaran informasi perkembangan harga dilakukan pada saat saling bertemu

antara pedagang yang satu dengan pedagang yang lain.

5.1.2.3. Fungsi Tataniaga Pedagang Pengumpul Tingkat 2

Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua

adalah fungsi pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang

dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua berupa aktivitas pembelian

dan penjualan. Pedagang pengumpul tingkat kedua membeli ubi jalar dari

pedagang pengumpul tingkat pertama yang sudah menjadi langganan sebagai

pemasok ubi jalar bagi pedagang pengumpul tingkat kedua.

Pedagang pengumpul tingkat kedua tidak membeli ubi jalar langsung dari

petani karena di setiap desa terutama di Desa Purwasari telah ada pedagang

pengumpul yaitu pedagang pengumpul tingkat pertama. Sehingga untuk membeli

ubi jalar harus melalui pedagang pengumpul tingkat pertama. Hal ini dikarenakan

pedagang pengumpul tingkat kedua biasanya berasal dari luar Desa Purwasari.

Pedagang pengumpul tingkat kedua menjelaskan bahwa hal tersebut ditujukan

untuk menghormati warga setempat dan juga agar tidak melangkahi atau

mengambil jatah pekerjaan orang lain. Hal ini sudah menjadi budaya dimana

setiap pedagang pengumpul tingkat kedua dan pedagang pengumpul tingkat

pertama sudah saling memahami. Selanjutnya pedagang pengumpul tingkat kedua

menjual ubi jalar tersebut ke pedagang grosir yang ada di Pasar Induk Kramat Jati.

Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua

berupa aktivitas pengangkutan. Pedagang pengumpul tingkat kedua mengangkut

70 Desa Purwasari ke Pasar Induk Kramat Jati. Kendaraan yang digunakan adalah

mobil pick up yang mampu mengangkut dua ton ubi jalar.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua

berupa aktivitas penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Risiko

yang ditanggung oleh pedagang pengumpul tingkat kedua biasanya berkaitan

dengan kondisi selama dalam perjalanan, diantaranya adalah pecah ban, kerusakan

mesin kendaraan, serta banyaknya pungutan liar. Fungsi pembiayaan yang

dilakukan oleh pedagang pengumpul tingkat kedua adalah penyediaan modal

untuk melakukan pembelian ubi jalar dari pedagang pengumpul tingkat pertama.

Selain itu dilakukan juga untuk membeli karung, membayar upah tenaga kerja,

dan biaya-biaya selama dalam perjalanan ke Pasar Induk Kramat Jati seperti

membeli bensin, konsumsi, pungutan-pungutan, dan retribusi.

Fungsi informasi pasar diperoleh pedagang pengumpul tingkat kedua dari

sesama pedagang pengumpul tingkat kedua dan dari pedagang grosir di pasar

induk. Sesama pedagang pengumpul tingkat kedua biasanya bertukar informasi

perkembangan harga ubi jalar pada saat bertemu atau dapat juga menggunakan

media handphone.

5.1.2.4. Fungsi Tataniaga Pedagang Grosir

Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang grosir adalah fungsi

pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan

oleh pedagang grosir berupa aktivitas pembelian dan penjualan. Pedagang grosir

membeli ubi jalar dari pedagang pengumpul tingkat kedua yang sebelumnya di

71 Penyerahan ubi jalar dilakukan di tempat pedagang grosir di Pasar Induk Kramat

Jati. Selanjutnya pedagang grosir menjual ubi jalar tersebut ke pedagang pengecer

dan ada juga yang dijual ke konsumen akhir. Konsumen akhir yang membeli ubi

jalar langsung ke pedagang grosir biasanya adalah industri-industri rumah tangga

yang menggunakan ubi jalar sebagai bahan bakunya, seperti usaha gorengan,

pembuatan saos, keripik, dan tepung. Pedagang grosir menjual ubi jalar di kios

yang telah disediakan oleh pedagang grosir, sehingga pembeli yang datang ke kios

pedagang grosir tersebut untuk membeli ubi jalar, baik itu pedagang pengecer

maupun konsumen akhir.

Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang grosir berupa aktivitas

penyimpanan. Pedagang grosir melakukan aktivitas penyimpanan ketika ubi jalar

yang dijual pada hari tersebut tidak terjual semuanya, sehingga masih terdapat sisa

beberapa karung yang dapat dijual kembali keesokan harinya. Kondisi ini

maksimal seminggu sebelum ubi jalar tersebut akan mengalami pembusukan dan

kualitasnya semakin menurun. Penyimpanan dilakukan di kios pedagang grosir itu

sendiri.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang grosir berupa aktivitas

sortasi, penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Kegiatan sortasi

dilakukan oleh pedagang grosir pada saat jumlah ubi jalar yang ada di pasar

sedang melimpah, sedangkan pada saat jumlah ubi jalar yang ada sedikit,

pedagang menjualnya secara karungan atau tidak melakukan aktivitas sortasi. Hal

ini dikarenakan menjual ubi jalar pada saat jumlahnya yang ada sedikit lebih cepat

72 ubi jalar hanya sedikit, dalam beberapa jam saja ubi jalar sudah terjual semuanya,

tetapi dalam keadaan melimpah dapat habis terjual dalam beberapa hari ke depan

atau bahkan tidak laku sama sekali.

Dilihat dari pendapatan pedagang, baik dilakukan aktivitas sortasi ataupun

tidak, pendapatan yang diterima padagang dari hasil penjualan ubi jalar relatif

tidak jauh berbeda. Hanya saja pedagang grosir lebih suka menjual dalam bentuk

karungan dan tanpa ada kegiatan sortasi. Selain penjualannya lebih cepat,

pedagang grosir dapat menghemat waktu dan biaya tenaga kerja.

Risiko yang ditanggung oleh pedagang grosir apabila ubi jalar yang dijual

tidak terjual semuanya atau tidak laku sama sekali. Hal ini dapat disebabkan

karena ubi jalar yang ada di pasar sangat melimpah atau karena kualitas ubi jalar

yang tidak bagus. Fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh pedagang grosir adalah

penyediaan modal untuk melakukan pembeliaan ubi jalar dari pedagang tingkat

kedua, membayar gaji tenaga kerja, membayar iuran harian, membayar uang

kebersihan dan keamanan, membayar kuli bongkar muat, dan untuk membayar

retribusi. Fungsi informasi pasar diperoleh pedagang grosir dari sesama pedagang

grosir lain dan informasi-informasi lain mengenai ketersediaan ubi jalar yang ada

di Pasar Induk Kramat Jati.

5.1.2.5. Fungsi Tataniaga Pedagang Pengecer

Fungsi tataniaga yang dilakukan oleh pedagang pengecer adalah fungsi

pertukaran, fungsi fisik, dan fungsi fasilitas. Fungsi pertukaran yang dilakukan

oleh pedagang pengecer berupa aktivitas pembelian dan penjualan. Pedagang

73 Jati. Proses jual beli dilakukan di kios pedagang grosir tersebut. Biasanya

pedagang pengecer membeli ke pedagang grosir yang sudah menjadi langganan,

tetapi ada kalanya pedagang pengecer membeli di pedagang grosir lain, hal ini

ditujukan untuk mendapatkan kualitas ubi jalar yang bagus. Selanjutnya pedagang

pengecer menjual ubi jalar tersebut ke konsumen-konsumen yang membeli di

gerai/kios pedagang pengecer di pasar-pasar tradisional di daerah Jakarta.

Fungsi fisik yang dilakukan oleh pedagang pengecer berupa aktivitas

pengangkutan dan penyimpanan. Pedagang pengecer mengangkut ubi jalar dari

kios pedagang grosir di Pasar Induk Kramat Jati ke kiosnya di pasar-pasar

tradisional di daerah Jakarta. Aktivitas penyimpanan dilakukan pedagang

pengecer apabila masih ada ubi jalar yang belum laku terjual. Tempat

penyimpanannya di kios pedagang pengecer tersebut.

Fungsi fasilitas yang dilakukan oleh pedagang pengecer berupa aktivitas

penanggungan risiko, pembiayaan, dan informasi pasar. Risiko yang biasanya

ditanggung oleh pedagang pengecer adalah risiko kerugian karena ubi jalar yang

dijual tidak terjual semuanya sehingga ubi jalar tersebut menjadi busuk dan tidak

layak lagi untuk dijual. Fungsi pembiayaan yang dilakukan oleh pedagang

pengecer adalah penyediaan modal untuk membeli ubi jalar dari pedagang grosir,

sewa lapak, biaya transportasi, upah kuli angkut, serta untuk membayar iuran dan

retribusi pasar. Fungsi informasi pasar diperoleh pedagang pengecer dari sesama

pedagang pengecer dan pedagang grosir mengenai perkembangan harga beli dan

74 Tabel 15. Fungsi-Fungsi Tataniaga Yang Dilaksanakan Oleh Lembaga-Lembaga Tataniaga Ubi Jalar Pada Setiap Saluran Tataniaga Ubi Jalar Di Desa Purwasari , Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

Saluran dan Lembaga Tataniaga

Fungsi Tataniaga Fungsi

Pertukaran Fungsi Fisik Fungsi Fasilitas

Jual Beli Angkut Simpan Sortasi Resiko Biaya Informasi Pasar Saluran 1 Petani Pedagang Pengumpul Tingkat 1 √ √ Saluran 2 Petani Pedagang Pengumpul Tingkat 1 √ √ Pedagang Pengumpul Tingkat 2 √ √ Pedagang Grosir Pedagang Pengecer saluran 3 Petani Pedagang Pengumpul Tingkat 1 √ √ Pedagang Pengumpul Tingkat 2 √ √ Pedagang Grosir

5.2. Analisis Struktur dan Perilaku Pasa Pada Lembaga Tataniaga

Dokumen terkait