BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan Hasil Penelitian
2. Analisis Hasil Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Kategori penerjemahan diwakili oleh indikator mengubah satuan luas ke satuan luas lain yang tingkatannya berbeda diwakili oleh soal posttest nomor 1a. Untuk indikator menggambar bangun datar trapesium, layang-layang, dan belah ketupat diwakili oleh soal posttest nomor 2, 4a, dan 9. Sedangkan untuk indikator mengidentifikasi sifat bangun datar trapesium,
67
layang-layang, dan belah ketupat diwakili oleh soal posttest nomor 3a, 5, dan 11a.
Persentase kategori penerjemahan yang diperoleh dari soal posttest nomor 1a, 2, 3a, 4a, 5, 9,dan 11a untuk kelas eksperimen adalah 72,14% dan persentase kelas kontrol adalah 61,57%, sedangkan nilai rata-rata pada kategori penerjemahan kelas eksperimen sebesar 20,20 dan kelas kontrol sebesar 17,24. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan penerjemahan kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil jawaban posttest yang dikerjakan siswa. Terlihat terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dibawah ini merupakan hasil jawaban posttest dari salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada Soal nomor 4a sebagai berikut :
Ada beberapa siswa kelas eksperimen menjawab seperti Gambar 4.10.
Gambar 4.10
Jawaban Posttest untuk Kategori Penerjemahan Kelas Eksperimen
Amir memiliki sebuah layang-layang yang dinamakan layang-layang MNOP. Panjang masing-masing diagonalnya 4 cm dan 2 cm. Bantulah Amir untuk :
Dari hasil jawaban kelas ekperimen di atas, terlihat siswa telah menggambar bangun datar layang-layang sesuai dengan yang diminta pada soal. Siswa menggambar sesuai dengan ukuran yang diperintahkan pada soal dan memberi nama pada bangun datar layang-layang tersebut. Karena siswa ini dapat menggambar dengan baik dan benar, dapat dikatakan bahwa siswa ini telah mencapai kemampuan penerjemahan yang baik.
Sedangkan pada kelas kontrol ada beberapa siswa yang menjawab seperti Gambar 4.11
Gambar 4.11
Jawaban Posttest untuk Kategori Penerjemahan Kelas Kontrol
Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol diatas, terlihat siswa telah menggambar bangun datar layang dan memberi nama pada layang-layang tersebut. Namun layang-layang-layang-layang yang dibuat siswa belum sesuai dengan yang diperintahkan pada soal. Siswa menggambar bangun datar layang-layang dengan ukuran yang berbeda dari yang diperintahkan pada soal. Karena siswa ini belum tepat dalam menggambar yang diperintahkan pada soal, dapat dikatakan bahwa siswa ini belum mencapai kemampuan penerjemahan yang baik.
Ditinjau berdasarkan hasil pekerjaan siswa diatas terdapat perbedaan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol, yakni kemampuan penerjemahan siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan siswa kelas kontrol.
69
b. Penafsiran
Kategori penafsiran diwakili oleh indikator menghitung gabungan beberapa satuan luas diwakili oleh soal posttest nomor 1b. Sedangkan untuk indikator menghitung luas bangun datar trapesium, layang-layang, dan belah ketupat diwakili oleh soal posttest nomor 3b, 4b, dan 11b.
Persentase kategori penafsiran yang diperoleh dari soal posttest nomor 1b, 3b, 4b, dan 11b untuk kelas eksperimen adalah 71,50% dan persentase kelas kontrol adalah 61,25%, sedangkan nilai rata-rata pada kategori penafsiran kelas eksperimen sebesar 11,44 dan kelas kontrol sebesar 9,80. Sehingga dapat dikatakan bahwa penafsiran kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil jawaban posttest yang dikerjakan siswa. Terlihat terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dibawah ini merupakan hasil jawaban posttest dari salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada Soal nomor 11 b sebagai berikut :
Ada beberapa siswa kelas eksperimen menjawab seperti Gambar 4.12. S
P R
Q
12 cm
16 cm
Perhatikan gambar disamping ! b. Hitunglah luas bangun datar
Gambar 4.12
Jawaban Posttest untuk Kategori Penafsiran Kelas Eksperimen
Dari hasil jawaban kelas eksperimen terlihat siswa dapat menyebutkan variabel yang telah diketahui dalam soal berupa panjang masing-masing diagonal belah ketupat. Siswa juga mampu menentukan konsep atau rumus yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yaitu luas belah ketupat. Proses dan cara pengerjaan dilakukan secara rinci sehingga menghasilkan jawaban yang benar. Karena siswa ini mampu menyelesaikan soal dengan tepat baik proses maupun hasil, dapat dikatakan bahwa siswa ini telah mencapai kemampuan penafsiran yang baik.
Sedangkan pada kelas kontrol ada beberapa siswa yang menjawab seperti Gambar 4.13.
Gambar 4.13
Jawaban Posttest untuk Kategori Penafsiran Kelas Kontrol
Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol diatas, terlihat siswa telah menyelesaikan perhitungan luas belah ketupat. Walaupun siswa tidak
71
menyebutkan variabel yang telah diketahui dalam soal, namun siswa dapat menentukan rumus yang tepat dalam penyelesaian soal yaitu luas belah ketupat. Proses pengerjaan siswa sudah tepat, hanya saja hasil perhitungan akhir siswa kurang teliti sehingga menghasilkan jawaban yang kurang tepat. Selain itu siswa juga tidak menambahkan persegi pada hasil satuan luas yang Ia hitung. Karena siswa ini belum mampu menyelesaikan soal dengan tepat, dapat dikatakan bahwa siswa ini belum mencapai kemampuan penafsiran yang baik.
Ditinjau berdasarkan hasil pekerjaan siswa diatas terdapat perbedaan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol, yakni penafsiran siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan siswa kelas kontrol.
c. Ekstrapolasi
Kategori ekstrapolasi diwakili oleh indikator menghitung tinggi trapesium diwakili oleh soal posttest nomor 8. Untuk indikator menghitung diagonal layang-layang dan belah ketupat diwakili oleh soal posttest nomor 6 dan 12. Sedangkan untuk indikator menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan luas trapesium, layang-layang, dan belah ketupat diwakili oleh soal posttest nomor 7, 10, dan 13.
Persentase kategori ekstrapolasi yang diperoleh dari soal posttest nomor 6, 7, 8, 10, 12, dan 13 untuk kelas eksperimen adalah 63,17% dan persentase kelas kontrol adalah 50,33%, sedangkan nilai rata-rata pada kategori ekstrapolasi kelas eksperimen sebesar 15,16 dan kelas kontrol sebesar 12,08. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan ekstrapolasi kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil jawaban posttest yang dikerjakan siswa. Terlihat terdapat perbedaan kemampuan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dibawah ini merupakan hasil jawaban posttest dari salah satu siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada Soal nomor 13 sebagai berikut :
Sawah Pak Burhan berbentuk belah ketupat dengan luas 3 hektare dan salah satu diagonalnya 150 m. Berapa meter panjang diagonal sawah yang lainnya?
Ada beberapa siswa kelas eksperimen menjawab seperti Gambar 4.14.
Gambar 4.14
Jawaban Posttest untuk Kategori Ekstrapolasi Kelas Eksperimen
Dari hasil jawaban siswa kelas eksperimen di atas, terlihat siswa telah melakukan penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan luas belah ketupat dengan baik. Siswa mampu menyebutkan variabel yang telah diketahui yaitu luas dan salah satu diagonal lainnya. Siswa di atas menyadari satuan luas dengan salah satu panjang diagonal lainnya tidak sama, oleh karena itu diubahlah terlebih dahulu sehingga satuannya sama. Siswa mampu mengkaitkan konsep luas dan salah satu diagonal yang sudah diketahui untuk mencari panjang diagonal lainnya. Proses penyelesaian dilakukan dengan benar, sehingga menghasilkan jawaban yang benar pula. Karena siswa ini menyelesaikan soal dengan tepat baik proses maupun hasil, dapat dikatakan bahwa siswa ini telah mencapai kemampuan ekstrapolasi yang baik.
Sedangkan pada kelas kontrol ada beberapa siswa yang menjawab seperti Gambar 4.15. Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol, dapat dilihat bahwa siswa telah melakukan penyelesaian soal cerita yang berkaitan dengan luas belah ketupat. Siswa di atas telah menyebutkan variabel yang telah diketahui dalam soal yaitu luas dan panjang salah satu diagonal lainnya, hanya saja siswa kurang menuliskan satuan pada variabel tersebut. Satuan yang berbeda pada luas dan salah satu diagonal yang sudah diketahui kurang disadari oleh siswa. Walaupun demikian, siswa sudah tepat dalam mengkaitkan
73
konsep luas yang sudah diketahui untuk menghitung salah satu panjang diagonal yang belum diketahui. Penggunaan data yang digunakan siswa kurang tepat. Siswa menjalankan operasi perhitungan tanpa mengubah satuan menjadi sejenis terlebih dahulu, sehingga hasil jawaban siswa kurang tepat. Karena siswa ini kurang tepat dalam menyelesaikan soal baik proses maupun hasil, dapat dikatakan bahwa siswa ini belum mencapai kemampuan ekstrapolasi yang baik.
Gambar 4.15
Jawaban Posttest untuk Kategori Ekstrapolasi Kelas Kontrol
Ditinjau berdasarkan hasil pekerjaan siswa diatas terdapat perbedaan pemahaman konsep matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol, yakni kemampuan ekstrapolasi siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan siswa kelas kontrol.
Berdasarkan pembahasan diatas, terlihat bahwa terdapat pengaruh antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan model kooperatif tipe TAI dengan siswa yang diajarkan dengan model konvensional. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model TAI melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran. Siswa dilibatkan untuk mengkonstruk pengetahuan awal secara mandiri dan dikonfirmasi dengan teman kelompoknya sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan dengan baik. Dengan demikian terbukti bahwa siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki pemahaman konsep yang lebih baik dibandingkan siswa yang diajarkan dengan model konvensional.