• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.5 Analisis PLS

Analisis PLS dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui arah hubungan, besarnya pengaruh, serta nyata atau tidaknya komunikasi yang efektif terhadap kinerja karyawan.

4.5.1 Pengaruh Komunikasi yang Efektif Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SmartPLS, diperoleh suatu model yang menggambarkan pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan. Sebelum hasil pengolahan dianalisis, dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dulu pada model pengukuran, agar model layak dan dapat dipercaya hasil interpretasinya. Pada model reflektif, pengujian tersebut dilakukan dengan cara melihat convergent validity, discriminant validity dan composite reliability. Convergent validity pada model reflektif dapat dilihat dari korelasi antara skor indikator dengan skor konstruknya. Pada penelitian ini, indikator dianggap reliabel, jika memiliki loading factor di atas 0,50. Hasil output grafis model pengukuran awal dapat dilihat pada Gambar 19. Pada Gambar 19 diketahui bahwa nilai loading factor untuk indikator A11, A16, A18, A19, A2, A3, A4, A9, B1, B3, B4, B6, B7, B12, B14, B15, B18, B20, B21, B27 kurang dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa indikator-indikator tersebut tidak valid. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator- indikator tersebut dikeluarkan dari model karena tidak valid. Kemudian, model diestimasi ulang dengan hasil output grafis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 20.

Pada Gambar 20, indikator-indikator yang tidak valid telah dikeluarkan dari model pengukuran. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, masih ada nilai loading factor yang berada di bawah 0,5, yaitu pada indikator B19. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka indikator tersebut dikeluarkan dari model karena tidak valid dan model kembali

diestimasi ulang dengan hasil output grafis model pengukuran dapat dilihat pada Gambar 21.

Gambar 19. Model pengaruh komunikasi yang efektif terhadap kinerja

Gambar 20. Model pengaruh komunikasi yang efektif terhadap kinerja (setelah estimasi ulang)

Gambar 21. Model pengaruh komunikasi yang efektif terhadap kinerja (setelah estimasi ulang kedua)

Pada Gambar 21, indikator-indikator yang tidak valid telah dikeluarkan dari model pengukuran. Setelah dilakukan estimasi ulang pada model pengukuran, nilai loading factor semua indikator berada di atas 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa syarat convergent validity telah terpenuhi. Hasil outer loading model pengukuran setelah estimasi ulang selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Setelah syarat convergent validity terpenuhi, maka dilakukan pengujian discriminant validity. Discriminant validity dinilai berdasarkan cross loading antara indikator terhadap konstruk. Nilai korelasi indikator terhadap konstruknya harus lebih besar dibandingkan nilai korelasi antar indikator dengan konstruk lainnya. Tabel cross loading untuk menguji discriminant validity dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel cross loading menunjukkan bahwa korelasi antara konstruk komunikasi yang efektif dengan indikator-indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk kinerja. Begitu pula dengan konstruk kinerja. Korelasi antara konstruk kinerja dengan indikator indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi antara indikator tersebut dengan konstruk komunikasi yang efektif. Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa korelasi masing-masing konstruk dengan indikatornya lebih tinggi dibandingkan korelasi masing-masing indikator konstruk dengan konstruk lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi indikator

pada bloknya lebih baik dengan indikator di blok lainnya dan syarat discriminant validity telah terpenuhi.

Uji validitas lainnya adalah menilai validitas konstruk dengan melihat nilai Average Variance Extracted (AVE). Model dikatakan baik jika nilai AVE masing-masing konstruk nilainya lebih besar dari 0,5. Nilai AVE konstruk komunikasi yang efektif dan kinerja dapat dilihat pada Tabel 18. Berdasarkan tabel, diketahui nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5 dan model dapat dikatakan baik.

Tabel 18. Nilai AVE (Average Variance Extracted)

AVE

KINERJA 0,580140

KOMUNIKASI 0,583444

Disamping uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas konstruk dengan menggunakan composite reliability dan cronbach alpha. Konstruk dinyatakan memiliki reliabilitas baik atau reliabel, jika nilai composite reliability dan cronbach alpha di atas 0,70. Nilai composite reliability dan cronbach alpha masing-masing konstruk dapat dilihat pada Tabel 19.

Berdasarkan Tabel 19, diketahui nilai composite reliability dan cronbach alpha semua konstruk lebih besar dari 0,70, sehingga dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki reliabilitas yang baik. Setelah model memenuhi asumsi convergent validity, discriminant validity, validitas konstruk dan reliabilitas konstruk, maka model dapat dianalisis dan diinterpretasikan.

Tabel 19. Nilai composite reliability dan cronbach alpha

Composite Reliability Cronbachs Alpha

KINERJA 0,922675 0,907138

KOMUNIKASI 0,924217 0,899517

Model pengaruh komunikasi yang efektif terhadap kinerja karyawan PT MMI memberikan nilai R-Square 0.707479. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variabilitas konstruk kinerja dapat dijelaskan oleh variabilitas konstruk komunikasi 70,74% dan sisanya (29,26%) dijelaskan oleh konstruk lain diluar penelitian. Berdasarkan Tabel 20, besarnya

pengaruh komunikasi yang efektif terhadap kinerja karyawan PT MMI diketahui 0,841. Hal ini menunjukkan arah hubungan yang positif antara komunikasi dengan kinerja dan dapat diinterpretasikan bahwa semakin efektif komunikasi, maka akan semakin meningkat kinerja yang dimiliki oleh karyawan. Sementara t-value komunikasi yang efektif terhadap kinerja diketahui 47.9272 dan menunjukkan bahwa t-value lebih besar dari ttabel

(ttabel pada taraf nyata 5% = 1,96). Artinya komunikasi yang efektif

berpengaruh secara nyata terhadap kinerja.

Tabel 20. Nilai koefisien, t-value dan R-Square efektivitas komunikasi terhadap kinerja

Konstruk Koefisien t-value R Square Interpretasi Komunikasi

Kinerja 0,841 47,9272 0,707479

Pengaruh positif dan nyata

Muatan indikator-indikator yang mencerminkan komunikasi yang efektif dapat dilihat dari nilai loading dan t-value pada tabel 21.

Tabel 21. Nilai outer loading indikator-indikator efektivitas komunikasi

Outer Model Loading t-value Interpretasi

A1 PEM<- KOMUNIKASI 0,616 10,014 Pengaruh positif dan nyata A5 PEM <- KOMUNIKASI 0,518 5,991 Pengaruh positif dan

nyata A6 PEM<- KOMUNIKASI 0,756 17,089 Pengaruh positif dan

nyata A7 PEM<- KOMUNIKASI 0,772 20,681 Pengaruh positif dan

nyata A10 KES <- KOMUNIKASI 0,657 7,400 Pengaruh positif dan

nyata A8 KES<- KOMUNIKASI 0,746 15,425 Pengaruh positif dan

nyata A12 SIK <- KOMUNIKASI 0,540 5,458 Pengaruh positif dan

nyata A13 HUB <- KOMUNIKASI 0,859 40,480 Pengaruh positif dan

nyata A14 HUB <- KOMUNIKASI 0,791 17,609 Pengaruh positif dan

nyata A15 HUB <- KOMUNIKASI 0,624 9,479 Pengaruh positif dan

nyata A17 HUB<- KOMUNIKASI 0,740 18,521 Pengaruh positif dan

nyata A20 TIN<- KOMUNIKASI 0,629 8,695 Pengaruh positif dan

Berdasarkan Tabel 21 diketahui nilai loading indicator yang mencerminkan komunikasi efektif yang paling besar pertama ditunjukkan oleh indikator A13 dengan nilai 0,859 pada t-value 40,480. Artinya, semakin efektif komunikasi maka akan semakin berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan hubungan antara karyawan dengan atasan.

Sedangkan nilai loading indicator terbesar kedua ditunjukkan oleh indikator A14 dengan nilai 0,791 pada t-value 17,609. Artinya, semakin efektif komunikasi maka akan semakin berpengaruh terhadap peningkatan hubungan dengan rekan kerja. Nilai loading indicator terbesar ketiga ditunjukkan oleh indikator A7 dengan nilai 0,772 pada t-value 20,681. Artinya, komunikasi semakin efektif saat rekan kerja memberikan respon/umpan balik terhadap pesan yang disampaikan.

Muatan indikator-indikator yang mencerminkan kinerja dapat dilihat dari nilai outerloading dan t-value pada Tabel 22.

Tabel 22. Nilai outer loading indikator-indikator kinerja

B e r d a

Berdasarkan Tabel 22 diketahui bahwa nilai loading indicator kinerja yang paling besar ditunjukkan oleh indikator B17 dengan nilai 0,852 pada t- value 32,047. Artinya peningkatan kinerja berpengaruh terhadap peningkatan tanggung jawab karyawan dalam memelihara peralatan kerja dari kerusakan/hilang.

Outer Model Loading t-value Interpretasi

B10 <- KINERJA 0,684 12,614 Pengaruh positif dan nyata B11 <- KINERJA 0,722 16,240 Pengaruh positif dan nyata B13 <- KINERJA 0,551 4,821 Pengaruh positif dan nyata B16 <- KINERJA 0,697 13,334 Pengaruh positif dan nyata B17 <- KINERJA 0,852 32,047 Pengaruh positif dan nyata

B2 <- KINERJA 0,635 9,351 Pengaruh positif dan nyata B23 <- KINERJA 0,775 16,095 Pengaruh positif dan nyata

B24 <- KINERJA 0,691 13,836 Pengaruh positif dan nyata B25 <- KINERJA 0,531 6,399 Pengaruh positif dan nyata B26 <- KINERJA 0,779 17,899 Pengaruh positif dan nyata

B5 <- KINERJA 0,521 6,920 Pengaruh positif dan nyata B8 <- KINERJA 0,760 16,903 Pengaruh positif dan nyata B9 <- KINERJA 0,714 13,475 Pengaruh positif dan nyata

Sedangkan nilai loading indicator terbesar kedua ditunjukkan oleh indikator B26 dengan nilai 0,779 pada t-value 17,899. Artinya, semakin meningkatnya kinerja maka akan semakin berpengaruh terhadap pemberian dorongan dan semangat kepada rekan kerja. nilai loading indicator terbesar ketiga ditunjukkan oleh indikator B23 dengan nilai 0,775 pada t-value 16,095. Artinya, semakin meningkatnya kinerja maka akan semakin berpengaruh terhadap kerjasama karyawan dalam menghargai setiap masukan/pendapat orang lain.

4.6. Implikasi Manajerial

Komunikasi yang efektif sangat berperan terhadap peningkatan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis PLS, diketahui indikator-indikator yang paling berpengaruh terhadap komunikasi efektif dan kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 22.

Gambar 22. Hasil uji PLS pengaruh komunikasi yang efektif terhadap kinerja karyawan

Penelitian terhadap pengaruh komunikasi yang efektif ini memberikan beberapa hal yang dapat diimplementasikan pada PT Mitra Makmur Industri agar kinerja karyawan semakin baik, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Hubungan sosial antara karyawan dengan atasan atau sesama karyawan

perlu ditingkatkan agar tercipta kondisi yang harmonis dalam perusahaan. Hubungan yang baik dapat membantu meningkatkan

Komunikasi efektif

Hasil Uji PLS :

1. Indikator A13 (Hubungan) :

Hubungan saya dengan atasan terjalin baik 2. Indikator A14 (Hubungan) :

Hubungan saya dengan rekan kerja terjalin baik 3. Indikator A7 (Pemahaman) :

Rekan kerja memberikan respon terhadap pesan

Kinerja

Hasil Uji PLS :

1. Indikator B17 (Tanggung jawab) : Memelihara dan menjaga perlatan kerja 2. Indikator B26 (Kerja sama) :

Memeberikan dorongan kepada rekan kerja 3. Indikator B23(Kerja sama) :

keefektifan proses komunikasi. Hal tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan formal maupun informal. Kegiatan formal seperti melakukan meeting secara berkala dan terjadwal antar unit kerja yang selama ini menurut wawancara dengan karyawan masih dinilai jarang dilakukan. Selain itu, melakukan kegiatan informal seperti family gathering atau outbond. Dengan adanya kegitan-kegiatan tersebut diharapkan meningkatkan semangat kerja sama. Apabila semangat kerja sama berhasil ditingkatkan, maka kepercayaan antara karyawan dengan atasan maupun dengan rekan kerja akan muncul sehingga memungkinkan tumbuhnya solidaritas dan perasaan saling mendukung untuk membantu sesama karyawan.

2. Menambah media komunikasi yang mudah digunakan bagi karyawan, seperti menyediakan kotak saran agar saran dan gagasan yang belum tersampaikan kepada atasan dapat tetap tersalurkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait