BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Analisis Data
Setelah proses pelaksanaan penelitian, maka data yang diperoleh kemudian dianalisis. Data yang akan dianalisis yakni, data angket dan data tes kemampuan komunikasi matematika. Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut, yaitu:
1. Uji asumsi
Uji asumsi yang digunakan untuk prasyarat sebelum melakukan uji korelasi yakni uji normalitas. Uji ini digunakan untuk melihat apakah data berdistribusi normal atau tidak.
a. Uji Normalitas variabel sikap siswa terhadap matematika Langkah-langkah uji normalitas kolmogorof-smirnov: 1) Merumuskan dan
: Data berdistribusi normal :Data berdistribusi tidak normal 2) Taraf signifikan
3) Daerah kritis ditolak jika
4) Menentukan nilai statistik uji D:
Tabel 4.7 Hasil perhitungan uji normalitas data sikap siswa terhadap matematika
Kolmogorov-Smirnov3
Statistik Df Sig.
SIKAP .181 22 .059
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 20.0, maka diperoleh hasil
5) Kesimpulan
Ho diterima sebab Dhitung Dtabel. Maka, data sikap siswa terhadap matematika berdistribusi normal.
b. Uji Normalitas variabel kemampuan komunikasi matematika Langkah-langkah uji normalitas kolmogorof-smirnov: 1) Merumuskan dan
: Data berdistribusi normal :Data berdistribusi tidak normal 2) Taraf signifikan 3) Daerah kritis H0 ditolak jika:
4) Menentukan nilai statistik uji D:
Tabel 4.8 Hasil perhitungan uji normalitas data kemampuan komunikasi matematika
Kolmogorov-Smirnov3 Statistik Df Sig. Kemampuan Komunikasi
Matematika
.178 22 .068
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS versi 20.0, maka diperoleh hasil
5) Kesimpulan
Ho diterima sebab Dhitung Dtabel. Maka data kemampuan komunikasi matematika dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Kriteria pengujian yang diambil yakni berdasarkan perbandingan antara Dhitung dan Dtabel dimana Ho diterima jika Dhitung Dtabel sebaliknya Ho akan ditolak jika Dhitung Dtabel. . Dari tabel 4.5 nilai statistik variabel sikap yakni sebesar 0,181 (Dhitung) dan berdasarkan tabel Kolmogorov-Smirnov Dtabel=0,281 sehingga Dhitung Dtabel Ho diterima maka data berdistribusi normal. Untuk data hasil tes komunikasi matematika Dari tabel 4.5 nilai statistik yakni sebesar 0,178 (Dhitung) dengan demikian Dhitung Dtabel maka Ho diterima mengakibatkan data hasil tes kemampuan komunikasi matematika berdistribusi normal.
2. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi adalah bilangan yang menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dan juga dapat menentukan arah dari kedua variabel. Dalam pengujian ini kita akan menandai variabel X sebagai sikap siswa terhadap matematika dan variabel Y sebagai kemampuan komunikasi matematika siswa. Untuk mengukur besarnya hubungan kedua variabel maka dengan melihat tabel maka:
Tabel 4.9 Data perhitungan koefisien korelasi
Data (n) Variabel (X) Variabel (Y) Xy Xx yy 1 75 36 2700 5625 1296 2 85 36 3060 7225 1296 3 81 47 3807 6561 2209 4 106 76 8056 11236 5776 5 69 11 759 4761 121 6 85 37 3145 7225 1369 7 85 26 2210 7225 676 8 85 23 1955 7225 529 9 80 66 5280 6400 4356 10 92 49 4508 8464 2401 11 81 26 2106 6561 676 12 77 23 1771 5929 529 13 68 19 1292 4624 361 14 76 17 1292 5776 289 15 81 26 2106 6561 676 16 78 30 2340 6084 900
17 80 31 2480 6400 961 18 64 11 704 4096 121 19 79 16 1264 6241 256 20 74 14 1036 5476 196 21 76 20 1520 5776 400 22 76 17 1292 5776 289 JUMLAH 1753 657 54683 141247 25683 Sedemikian hingga: ∑ (∑ )(∑ ) √ (∑ ) (∑ ) √ ( ) (∑ ) ( ) ( )( ) √ ( ) ( ) √ ( ) ( ) √ √
Setelah melakukan perhitungan kita mengetahui bahwa data penelitian memiliki koefisien korelasi sebesar 0,757 yang menandakan bahwa kekuatan hubungan yang ada diantara kedua variabel, yakni variabel sikap siswa terhadap matematika, dan variabel tentang kemampuan komunikasi matematika masuk dalam kategori kuat (lihat pada tabel 3.5 pada bab III). Selain itu kita dapat juga melihat bahwa
hubungan yang terjadi bersifat positif atau searah, hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan koefisien korelatif yang positif. Hubungan positif atau searah artinya bahwa semakin kuatnya sikap positif siswa terhadap matematika, maka akan semakin meningkat pula kemampuan komunikasi matematikanya.
3. Uji Hipotesis penelitian
Hasil perhitungan koefisien relasi menginformasikan bahwa terdapat hubungan linear yang positif antara sikap siswa terhadap matematika dan kemampuan komunikasi matematikanya, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis penelitian untuk mengetahui dan menguji apakah hipotesis yang telah ditetapkan pada Bab II dapat diterima atau tidak. Uji dilakukan dengan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan taraf signifikan 5%. Tujuan yang ingin didapatkan adalah ingin melihat apakah hubungan antara kedua variabel penelitian signifikan atau tidak. Untuk pengujian peneliti menggunakan variabel X sebagai sikap siswa terhadap matematika dan variabel Y sebagai kemampuan komunikasi matematika siswa. Langkah-langkah uji hipotesis:
a. Merumuskan dan
: Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi matematika dikalangan
para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2018/2019”
:Terdapat hubungan positif dan signifikan
antara sikap siswa terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi matematika dikalangan para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran 2018/2019” b. Hipotesis statistik c. Taraf signifikan d. Daerah kritis
e. Menentukan nilai statistik uji D:
√ √ √ √ 5,183
f. Kesimpulan
ditolak karena
Dari pehitungan uji hipotesis ditemukan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi matematika dikalangan para siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur Wedi tahun ajaran
2018/2019”. Hal tersebut dikarenakan nilai perhitungan yakni
5,183 dimana hal tersebut menyebabkan H0 ditolak karena thitung>2,080. Selain dengan menggunakan perhitungan secara manual kita dapat melihat hasil analisis dari aplikasi SPSS versi 20.0 yang akan disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil perhitungan hubungan sikap siswa terhadap matematika dengan komunikasi matematika
menggunakan SPSS Versi 20.0 Kemampuan komunikasi matematika Sikap siswa terhadap matematika Kemampuan komunikasi matematika Person correlation 1 .757** Sig.(2-tailed) .000
N 22 22 Sikap siswa terhadap matematika Pearson correlation .757** 1 Sig.(2-tailed) .000 N 22 22
Berdasarkan tabel diatas, kita dapat melihat beberapa informasi penting mengenai hubugan antara sikap siswa terhadap matematika dan kemampuan komunikasi matematikanya. Informasi itu mencakup beberapa hal sebagai berikut:
a. Menunjukan hubungan korelasi antara variabel sikap siswa terhadap matematika dan kemampuan komunikasi matematikanya dengan angka koefisien korelasi person sebesar 0,757. Angka tersebut mendekati 1 sedemikian hingga kita dapat melihat bahwa hubungan yang ada diantara kedua variabel termasuk dalam kategori kuat.
b. Tanda ** pada tebel menunjukan bahwa korelasi yang terjadi signifikan pada angka 0,01 dan mempunyai kemungkinan 2 arah (2-tailed).
c. Selain itu angka 0,757 menunjukan bahwa kasus ini bersifat positif. Arti positif adalah hubungan antara kedua variabel berkorelasi searah. Maksud searah disini, semakin kuatnya sikap
positif siswa terhadap matematika, maka akan semakin meningkat pula kemampuan komunikasi matematikanya.
d. Menentukan seberapa besar sumbangan yang saling diberikan oleh kedua variabel dapat dilihat dengan menghitung koefisien determinannya. Perhitungan yang dilakuakan adalah sebagai berikut:
Artinya hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dengan kemampuan komunikasi matematikannya memiliki pengaruh sekitar 57,305% dan selebihnya ditentukan oleh faktor lain.