• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

C. Analisis Hasil Penelitian

Sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis, peneliti melakukan uji normalitas dan linearitas terlebih dahulu.

a. Uji Normalitas

Peneliti melakukan uji normalitas dengan tujuan untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi dari gejala yang diteliti atau diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari frekuensi harapan distribusi normal teoritiknya. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan rumus one sample Kolmogorov-Smirnov Test, bantuan SPSS for Windows versi 14.0.

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas

Kualitas Kelekatan

Strategi Manajemen Konflik

Kolmogorov-Smirnov Z 0,780 0,991

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,577 0,280

nilai K-SZ untuk variabel kualitas kelekatan sebesar 0,780 dengan probabilitas 0, 577 (p > 0,05), sedangkan nilai K-SZ variabel strategi manajemen konflik sebesar 0,991 dengan probabilitas 0,280 (p>0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data subjek memiliki sebaran yang normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah hubungan antara skor variabel kualitas kelekatan dan variabel strategi manajemen konflik merupakan garis lurus (linear) atau tidak. Pengujian linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 14.0.

Tabel 4.2 Hasil Uji Linearitas Skor Kualitas Kelekatan * Strategi Manajemen

Konflik

F Sig.

Between Groups (Combined) 3,810 0,000

Linearity 133,965 0,000

Deviation from Linearity 1,154 0,309

Hasil perhitungan uji linearitas dua variabel penelitian menunjukkan bahwa nilai F sebesar 133,965 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,05), artinya signifikan. Berdasarkan pengujian tersebut diketahui bahwa hubungan antara skor frekuensi kualitas kelekatan (variabel bebas) dengan skor strategi manajemen konflik (variabel tergantung) adalah linear.

2. Deskripsi Subjek dan Data Penelitian

Subjek penelitian adalah 50 pasang suami istri yang berusia 20-50 tahun, pendidikan minimal SLTP dan usia pernikahan di bawah sepuluh tahun. Data mengenai subjek penelitian berdasarkan usia dan tingkat pendidikan serta usia pernikahan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.3

Desripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia

(tahun)

Istri Suami Jumlah Persentase

20-25 12 2 14 14% 26-30 31 24 55 55% 31-35 6 18 24 24% 36-40 1 5 6 6% 41-45 0 0 0 0% 46-50 0 1 1 1% Total 50 50 100 100%

Tabel di atas menunjukkan dari deskripsi subjek penelitian berdasarkan kategori usia tampak bahwa dari subjek penelitian yang berjumlah 100 orang, 14 orang berusia 20-25 tahun, 55 orang berusia 26-30 tahun, 24 orang berusia 31-35 tahun, 6 orang berusia 36-40 tahun, tidak ada subjek yang memiliki usia 41-45 tahun, dan 1 orang berusia 46-50 orang.

Tabel 4.4

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Istri Persentase

Istri

Suami Persentase Suami

Total Istri & Suami SLTP 0 0% 0 0% 0 SMA 23 46% 18 36% 41 D1 2 4% 1 2% 3 D2 0 0% 1 2% 1 D3 12 24% 5 10% 17 D4 0 0% 1 2% 1 S1 12 24% 24 48% 36 S2 1 2% 0 0% 1 Total 50 100% 50 100% 100

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah subjek penelitian 100 orang yang terdiri dari 50 orang istri dan 50 orang suami. Berdasarkan tingkat pendidikan, subjek dibedakan menjadi beberapa kategori, yaitu: tidak ada subjek yang memiliki tingkat pendidikan SLTP; 41 orang memiliki tingkat pendidikan SMA; 3 orang memiliki tingkat pendidikan D1; 1 orang memiliki tingkat pendidikan D2; 17 orang memiliki tingkat pendidikan D3; 1 orang memiliki tingkat pendidikan D4; 36 orang memiliki tingkat pendidikan S1; dan 1 orang memiliki tingkat pendidikan S2.

Tabel 4.5

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Pernikahan Usia Pernikahan

(tahun)

Istri Suami Jumlah Istri & Suami 1 4 4 8 2 8 8 16 3 11 11 22 4 8 8 16 5 9 9 18 6 3 3 6 7 2 2 4 8 3 3 6 9 2 2 4 10 0 0 0 Total 50 50 100

Berdasarkan tabel di atas, kita dapat mengetahui bahwa subjek yang usia pernikahnnya 1 tahun berjumlah 8 orang, usia pernikahan 2 tahun berjumlah 16 orang, usia pernikahan 3 tahun berjumlah 22 orang, usia pernikahan 4 tahun berjumlah 16 orang, usia pernikahan 5 tahun berjumlah 18 orang, usia pernikahan 6 tahun berjumlah 6 orang, usia pernikahan 7 tahun berjumlah 4 orang, usia pernikahan 8 tahun berjumlah 6 orang, usia pernikahan 9 tahun berjumlah 4 orang, dan tidak ada subjek penelitian yang memiliki usia pernikahan 10 tahun.

Tabel 4.6

Deskripsi Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan Istri Suami Jumlah Suami &

Istri Ass. Apoteker 1 0 1 Desainer 1 0 1 Dosen 0 1 1 Seniman 0 1 1 Guide 0 1 1 Guru Tari 1 0 1 IRT 19 0 19 Mahasiswa 4 0 4 Pedagang 1 1 2 Pegawai Swasta 7 18 25 Perawat 2 0 2 PNS 5 7 12 POLRI 7 16 23 Wiraswasta 2 5 7 Total 50 50 100

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa subjek yang jenis pekerjaannya sebagai asisten apoteker sebanyak 1 orang, desainer sebanyak 1 orang, dosen sebanyak 1 orang, seniman sebanyak 1 orang, guide sebanyak 1 orang, guru tari sebanyak 1 orang, ibu rumah tangga sebanyak 19 orang, mahasiswa sebanyak 4 orang, pedagang sebanyak 2 orang, pegawai swasta sebanyak 25 orang, perawat sebanyak 2 orang, PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 12 orang, anggota POLRI sebanyak 23 orang, dan wiraswasta sebanyak 7 orang.

Keseluruhan data hasil penelitian dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.7

Deskripsi Statistik Data Penelitian

Deskripsi Data Kualitas Kelekatan Strategi Manajemen Konflik

Mean 119,13 89,24

SD 14,932 12,722

X max 157 115

X min 92 63

Tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah mean keseluruhan dari skala kualitas kelekatan sebesar 119,13. Nilai tertinggi yang diperoleh pada skala kualitas kelakatan sebesar 157 sedangkan untuk nilai terendah diperoleh sebesar 92. Selanjutnya untuk skala strategi manajemen konflik diperoleh mean keseluruhan sebesar 89,24. Sedangkan untuk nilai tertinggi sebesar 115 dan terendah sebesar 63.

Untuk mengetahui kecenderungan variabel bebas (kualitas kelekatan) dan variabel tergantung (strategi manajemen konflik), maka dilakukan uji signifikasi beda antara mean empirik dan mean teoritik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel:

Tabel 4.8

Perbandingan Data Teoritik dan Data Empirik

Variabel Data Teoritik Data Empirik

Min Max Mean SD Min Max Mean SD Kualitas Kelekatan 42 168 105 21 92 157 119,13 14,932 Strategi Manajemen Konflik 30 120 75 15 63 115 89,24 12,722

Mean teoritik adalah rata-rata skor alat penelitian dan diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur penelitian. Sedangkan mean empirik adalah rata-rata skor data penelitian yang hasilnya diperoleh dari angka yang merupakan rata-rata hasil penelitian.

Skala Kualitas Kelekatan mean teoritiknya 105 sedangkan mean empiriknya sebesar 119,13 (mean empirik > mean teoritik), maka dari itu data di atas dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kualitas kelakatan yang cenderung tinggi.

Mean teoritik Skala Strategi Manajemen Konflik diperoleh sebesar 75 sedangkan mean empirik sebesar 89,24 (mean empirik > mean teoritik). Berdasar data di atas maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian memiliki kecenderungan yang tinggi dalam penggunaan strategi manajemen konflik yang konstruktif (positive problem solving) dalam pernikahan.

3. Uji Hipotesis

Setelah mengetahui bahwa data penelitian didistribusikan normal dan berkorelasi linear, maka dapat dilakukan uji koefisien korelasi Product Moment. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara kualitas kelekatan dan strategi manajemen konflik (positive problem solving) dalam pernikahan, yang disebut sebagai hipotesis satu arah (Hadi, 2001). Teknik uji hipotesis ini dilakukan menggunkan teknik korelasi Product Moment Pearson dengan bantuan program SPSS for Windows versi 14.0.

Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis

r r2

Skor Kualitas Kelekatan * Strategi Manajemen Konflik 0,748 0,560

Koefisien korelasi secara keseluruhan (rxy) sebesar 0,748 dengan probabilitas 0,000 (p < 0,01) sig. (1-tailed). Hasilnya dapat menunjukkan bahwa nilai korelasi antara kualitas kelakatan dengan strategi manajemen konflik (positive problem solving) dalam pernikahan cukup tinggi dengan taraf signifikansi 0,01. Berdasar hasil ini dapat diketahui bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara kualitas kelekatan pasutri dengan strategi manajemen konflik (positive problem solving) dalam pernikahan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kualitas kelekatan pasutri, semakin tinggi pula kecenderungan pemakaian strategi manajemen konflik (positive problem solving) dalam pernikahan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Koefisien determinasi (r2) adalah sebesar 0,560 berarti variabel bebas

(kualitas kelekatan) memberikan sumbangan efektif terhadap variabel tergantung (strategi manajemen konflik) sebesar 56 %.

Dokumen terkait