• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

G. Analisis Hubungan Karakteristik Materi Sistem Peredaran Darah

dengan TGT

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan termuat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai oleh siswa mengenai materi sistem peredaran darah manusia.

Tabel 5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia

Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan

Ditinjau dari SK dan KD tersebut, terlihat bahwa materi sistem peredaran darah manusia terdapat tuntutan untuk siswa dalam mendeskripsikan sistem peredaran

darah manusia yang meliputi fungsi dan proses serta mengkaitkannya dengan kesehatan. Siswa diharapkan dapat menyebutkan organ penyusun sistem peredaran darah, menyebutkan struktur dan fungsi jantung serta pembuluh darah, menjelaskan kerja jantung dan mekanisme peredaran darah, menyebutkan komponen-komponen darah, menyebutkan fungsi darah, menjelaskan golongan darah, dan menjelaskan penyakit pada sistem peredaran darah dengan cara mengamati alat peraga jantung, membaca buku panduan, dan melalui kegiatan diskusi kelompok. Adanya tuntutan tersebut menunjukkan karakteristik materi sistem peredaran darah manusia yang terdiri dari konsep-konsep yang abstrak dengan adanya keterkaitan struktur dan fungsi. Konsep-konsep ini dikatakan abstrak dikarenakan tidak dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari- hari. Konsep abstrak disini antara lain mekanisme proses kerja jantung, peredaran darah pada tubuh, proses jantung memompa darah, bagian jantung yang dapat memompa darah ke seluruh tubuh (struktur bagian jantung seperti serambi kanan, bilik kanan, serambi kiri dan bilik kiri), darah (susunan darah, sel darah merah, sel darah putih, keping darah, dan golongan darah), dan kelainan darah.

Keadaan karakteristik materi sistem peredaran darah manusia yang demikian dapat menyebabkan siswa merasa kesulitan untuk memahami konsep dan merasa kurang berminat mengikuti pembelajaran. Oleh sebab itu, model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membantu siswa memahami materi dan menumbuhkan minat siswa. Hal ini dicapai melalui kerjasama kelompok- kelompok belajar dengan cara berdiskusi dan keberhasilan siswa akan diukur berdasarkan skor kelompok-kelompok belajar pada saat turnamen. Dalam kegiatan TGT masing-masing siswa bertanggung jawab terhadap pemahaman teman dalam satu kelompok dan keberhasilan timnya dalam menjawab pertanyaan

pada saat turnament. Kegiatan diskusi ini akan menjadikan siswa untuk saling bertukar pengetahuan yang mereka miliki dan bersama-sama mencari informasi yang menunjang pemahaman mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Suherman (2001:157) yang menyatakan bahwa diskusi kelompok kecil memungkinkan siswa berbagi informasi serta pengalaman dalam penyelesaian masalah, meningkatkan pemahaman atas masalah penting, meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, mengembangkan kemampuan berpikir dan komunikasi, dan siswa dapat membina kerjasama yang sehat serta dapat bertanggung jawab.

Kepedulian dan tanggung jawab siswa dalam memecahkan suatu masalah ketika berdiskusi akan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Hudoyo (2001:113) metode diskusi memungkinkan siswa terlibat aktif dalam proses belajarnya serta memberi kesempatan kepada siswa untuk berani mengemukakan pendapat di depan umum secara sistematik mendengarkan dan menanti giliran secara tertib, serta menanggapi pendapat teman lain secara kritis. Sikap siswa yang aktif ketika berdiskusi dan bertanggung jawab terhadap kelompok diskusinya menandakan bahwa di dalam diri siswa tersebut terdapat motivasi yang mendorong siswa untuk lebih aktif ketika belajar. Motivasi yang timbul ini bersumber pada minat siswa. Menurut Uno (2008:9) motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun luar sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau aktivitas tertentu yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan pembelajaran, antara lain dalam

a) menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, b) memperjelas tujuan belajar, c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, d) menentukan ketekunan belajar (Uno, 2008:27). Jika siswa sudah termotivasi dalam mempelajari Biologi maka harapannya konsep-konsep Biologi akan mudah mereka pahami untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat. Seperti yang diungkapkan Poedjiadi (2007:99) apabila apa yang dipelajari seseorang dinilai bermanfaat, seseorang akan termotivasi untuk mempelajari lebih lanjut untuk memperoleh pengetahuan sehingga belajar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menantang.

Dengan timbulnya keaktifan dan motivasi belajar siswa menunjukkan adanya minat siswa terhadap mata pelajaran IPA khususnya Biologi. Hal ini disebabkan, minat merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Menurut Popham (dalam Mardapi, 2008: 101) siswa tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal, dan siswa yang berminat dalam suatu pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pelajaran yang optimal. Sementara Kasijan (1984: 351) mengungkapkan bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimulasi yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan, dan sesuatu yang dapat memberi pengaruh yang telah distimulasi oleh kegiatan itu sendiri. Dengan adanya minat yang semakin besar menyebabkan siswa merasa semakin antusias dan senang mengikuti proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2010:180) yang menyatakan minat yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Selain itu, ciri-ciri di dalam kegiatan TGT adalah adanya penghargaan kelompok pemenang turnamen. Penghargaan ini akan memacu siswa untuk menjadi yang terbaik dengan menyalurkan kemampuannya masing-masing, saling mengemukakan ide-ide baru, dan membantu menambah kemampuan teman-teman dalam kelompoknya sehingga dapat mengalahkan kelompok lainnya. Adanya keinginan untuk mendapatkan penghargaan dari guru akan menciptakan interaksi antar anggota kelompok, siswa akan saling membantu belajar, memberi informasi, saling mengingatkan, dan saling memberikan motivasi demi keberhasilan kelompoknya. Menurut Nur (2005:4) penghargaan kelompok dan tanggung jawab individual sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dasar. Sehingga dengan adanya peningkatan motivasi belajar maka kemampuan dasar ataupun hasil belajar siswa dapat meningkat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Sanjaya (2009:250) bahwa interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir.

Dokumen terkait