• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGUNJUNG DENGAN EFEKTIVITAS BAURAN KOMUNIKAS

PEMASARAN

Pembahasan ini menganalisis mengenai hubungan antara karakteristik pengunjung Sweetberry Agrowisata dengan bauran komunikasi pemasaran. Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan alasan berkunjungan. Efektivitas bauran komunikasi pemasaran diukur berdasarkan tingkat kognitif, efektif, dan konatif. Keempat karakteristik pengunjung tersebut kemudian dihubungkan dengan tingkat kognitif, afektif, dan konatif.

Hubungan antara Usia dengan Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran

Usia menjadi salah satu karakteristik pengunjung pada penelitian ini yang diukur sejak hari kelahiran sampai dengan berlangsung nya penelitian. Efektivitas bauran komunikasi pemasaran meliputi tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Karakteristik usia dalam tabulasi silang dikelompokan menjadi usia dewasa awal yaitu pengunjung yang berusia 18-29 tahun, usia dewasa pertengahan yaitu pengunjung yang berusia 30-50 tahun, dan dewasa akhir (tua) yaitu pengunjung yang berusia diatas 50 tahun. Tabel 10 dibawah ini merupakan hasil pengujian hubungan antara karakteristik usia dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkatan kognitif yang disajikan dalam tabulasi silang.

Tabel 10 Hubungan antara karakteristik usia dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat kognitif)

Usia

Dewasa awal Dewasa pertengahan

N % n %

Sedang 11 55.00 6 60.00

Tinggi 9 45.00 4 40.00

Total responden 20 100.00 10 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.048, Nilai Signifikansi= 0.803 Hasil tabulasi silang pada Tabel 10 menunjukan jumlah presentase hubungan antara karakteristik usia dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran Sweetberry Agrowisata pada tingkat kognitif. Hasil penelitian menunjukan tidak ada responden yang berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif yang rendah. Responden pada kategori dewasa awal yang memiliki tingkat kognitif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang mayoritas sedang, yaitu sebesar 55%. Responden pada kategori dewasa pertengahan mayoritas memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif yang sedang, yaitu dengan presentase sebesar 60%. Hal ini menunjukan bahwa semua kategori usia mulai dari usia dewasa awal sampai usia

dewasa pertengahan sudah cukup mengetahui informasi mengenai Sweetberry Agrowisata yang disampaikan melalui media promosi sehingga dapat dilihat pada hasil pengujian tingkat kognitif yang dimiliki responden mayoritas dalam kategori sedang.

Hasil pengujian statistik dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia tidak memiliki hubungan signifikan dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif. Hasil pengujian dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.803 yang menyatakan bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai α (0.05). Nilai koefisien korelasi sebesar -0.048 yang menyatakan bahwa hubungan antara karakteristik usia dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat kognitif cendrung sangat lemah karena nilai tersebut jauh dari nilai satu dan memiliki korelasi yang negatif. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi tingkatan usia maka semakin tinggi pengetahuan pengunjung terhadap Sweetberry Agrowisata tidak dapat diterima. Perbedaan usia tidak dapat menjamin seseorang tahu atau tidak mengenai wisata agro ini. Hal ini dikarenakan dalam penyebaran informasi, sasaran pengunjung adalah semua khlayak, tidak ada karakteristik tertentu untuk dapat menikmati wisata ini. Perhitungan uji Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hasil pengujian hubungan antara karakteristik usia dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif akan dipaparkan pada Tabel 11 dibawah ini yang disajikan dalam tabulasi silang.

Tabel 11 Hubungan antara karakteristik usia dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat afektif)

Usia

Dewasa awal Dewasa pertengahan

n % n %

Rendah 3 15.00 1 10.00

Sedang 6 30.00 4 40.00

Tinggi 11 55.00 5 50.00

Total 20 100.00 10 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.018, Nilai Signifikansi = 0.924 Hasil tabulasi silang pada Tabel 11 menunjukan presentase antara karakteristik usia dan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Hasil pengujian menunjukan bahwa karakteristik usia pada kategori dewasa awal mayoritas memiliki efektifitas bauran komunikasi pemasaran dengan tingkat afektif yang tinggi, yaitu sebesar 55%. Selanjutnya, mayoritas responden dengan kategori dewasa pertengahan yang memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran dengan tingkat afektif yang tinggi, yaitu sebesar 50%. Hasil tabulasi silang diatas menyatakan efektifitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif cendrung tinggi dari kategori usia dewasa awal dan usia dewasa pertengahan. Hal ini menyatakan bahwa pengunjung dari berbagai usia memberikan ketertarikan dan memberikan respon senang dan puas terhadap Sweetberry agrowisata. Ini dikarenakan wisata dan pelayanan yang diberikan

dapat dinikmati oleh semua kategori usia, seperti wisata petik buah stroberi yang dapat dinikmati dari anak-anak sampai dewasa akhir karena tidak ada ketentuan kategori usia dalam menikamti wisata-wisata tersebut.

Hasil pengujian uji korelasi Rank Spearman dapat disimpulkan bahwa karakteristik responden berdasarkan usia tidak memiliki hubungan dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran tingkat afektif. Hasil pengujian dengan menggunakan uji statistik Rank Spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.924 yang menyatakan bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai α (0.05). Nilai koefisien korelasi sebesar -0.018 yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan atau hubungan yang lemah antara karakteristik usia dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat afektif dan berkorelasi negatif karena nilai tersebut jauh dari nilai satu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi tingkat usia maka semakin tinggi tingkat afektif tidak dapat diterima. Perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan selanjutnya mengenai hubungan antara karakteristik usia dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif disajikan pada Tabel 12 dibawah ini.

Tabel 12 Hubungan antara karakteristik usia dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat konatif)

Usia

Dewasa awal Dewasa pertengahan

N % n %

Sedang 6 30.00 4 40.00

Tinggi 14 70.00 6 60.00

Total 20 100.00 10 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.100, Nilai Signifikansi = 0.599

Hasil tabulasi silang pada Tabel 12 menunjukan jumlah presentase hubungan antara karakteristik usia dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran Sweetberry Agrowisata pada tingkat konatif. Pada penelitian ini tidak ditemukannya karakteristik usia diatas 50 tahun. Responden pada kategori dewasa awal yang mayoritas memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif tinggi, yaitu sebesar 70.00%. Mayoritas responden dengan kategori dewasa pertengahan yang memiliki tingkat konatif tinggi, yaitu sebesar 60.00%. Hal ini menyatakan bahwa semua kategori usia mulai dari dewasa awal sampai dewasa pertengahan sudah tertarik terhadap informasi yang disampaikan melalui media promosi mengenai Sweetberry Agrowisata dan sudah adanya tindakan nyata serta beberapa responden mengatakan memiliki keinginan untuk kembali lagi mengunjungi agrowisata tersebut.

Hasil pengujian statistik korelasi Rank Spearman dapat dinyatakan bahwa karakteristik usia tidak memiliki hubungan nyata dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif. Hal ini diperkuat dengan hasil uji korelasi Rank Spearman yang diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.599 yang artinya nilai tersebut lebih besar dari α (0.05). Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak. Perhitungan uji Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran

Pembahasan pada subbab ini menjelaskan mengenai hubungan antara karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran. Karakteristik jenis kelamin meliputi laki-laki dan perempuan. Efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang diukur dari tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Tabel 13 dibawah ini merupakan hasil pengujian hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif, afektif dan konatif yang disajikan dalam tabulasi silang.

Tabel 13 Hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat kognitif) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan n % n % Sedang 5 55.60 12 57.10 Tinggi 4 44.40 9 42.90 Total 9 100.00 21 100.00

Hasil uji Chi-Square (�2= 0.006 a; p= 0.936)

Hasil tabulasi silang pada Tabel 13 menunujukan jumlah presentase hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran Sweetberry Agrowisata pada tingkat kognitif. Responden berjenis kelamin laki-laki cendrung memiliki efektivtas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif yang sedang, yaitu sebesar 55.60%. Sementara tidak jauh berbeda dengan responden berjenis kelamin perempuan yang berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran dengan tingkat kognitif yang sedang, yaitu sebesar 57.10%. Responden berjenis kelamin laki-laki dan perempuan cendrung berada pada tingkat kognitif yang sedang. Artinya, responden dengan jenis kelamin laki-laki maupun perempuan sudah cukup mengetahui dan menerima informasi mengenai Sweetberry Agrowisata melalui pelakasaan komunikasi pemasaran yang telah dilakukan oleh agrowisata tersebut, seperti melalui media cetak, media internet maupun melalui pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth).

Hasil pengujian pada Tabel 13 menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat kognitif. Hasil uji analisis Chi-Square menunjukan nilai signifikansi sebesar 0.936. Artinya, nilai signifikansi tersebut lebih besar dari α (0.01) (0.936 > 0.001). Dengan demikian, hipotesis penelitian ditolak, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kognitif. Perhitungan uji Chi-Square dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan berikut menjelaskan hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif yang disajikan dalam Tabel 14 dibawah ini dalam tabulasi silang. Tingkat afektif

merupakan perasaan atau penilaian yang dirasakan oleh pengunjung terhadap jasa atau produk yang ditawarkan oleh Sweetberry Agrowisata, seperti perasaan senang dan puas.

Tabel 14 Hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat afektif) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan N % n % Rendah 4 44.40 0 0.00 Sedang 2 22.20 8 38.10 Tinggi 3 33.30 13 61.90 Total 9 100.00 21 100.00

Hasil uji Chi-Square (�2= 10.774 a; p= 0.005)

Hasil tabulasi silang pada Tabel 14 menunjukan presentase karakteristik pengunjung berdasarkan jenis kelamin dan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif, yang dibedakan menjadi pengunjung laki-laki dan perempuan. Responden berjenis kelamin laki-laki cendrung memiliki tingkat afektif yang rendah berdasarkan efektivitas bauran komunikasi pemasaran, yaitu sebesar 44.40%. Sedangkan responden berjenis kelamin perempuan memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif yang tinggi, yaitu sebesar 61.90%. Hasil penelitian menunjukan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif yang tinggi dimiliki oleh responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini dapat dinyatakan bahwa perempuan lebih memiliki ketertarikan terhadap Sweetberry Agrowisata dibanding responden laki-laki. Ini dikarenakan jumlah presentase perempuan lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan yang diwawancarai memang cendrung lebih suka dan senang dengan wisata yang berkaitan dengan alam, seperti agrowisata Sweetberry yang menawarkan wisata petik stroberi dan berbagai sayuran yang disediakan dari kebunnya langsung yang cendrung berkaitan dengan perempuan.

Hasil pengujian analisis Chi-Square pada Tabel 14, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.005. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai α (0.05). Hal ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian diterima. Terdapat hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Perhitungan uji statistik Chi-Square dapat dilihat pada Lampiran 6.

“..saya kesini buat beli sayur-sayurannya aja si. Ya udah beberapa kali kesini. Kadang metik langsung dari kebunnya atau beli yang udah ada dipetik. Soalnya sayur-sayurannya segar, kalo sayuran segar gitu biasanya lebih tahan lama” (JD, 37 tahun).

Pembahasan berikut menjelaskan mengenai hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat

konatif yang disajikan dalam Tabel 15 dibawah ini. Tingkat konatif merupakan tindakan yang dilakukan oleh pengunjung yang mencakup keinginan responden untuk berkunjung kembali, menikmati wisata-wisata dan produk yang ditawarkan, serta mengajak keluarga dan kerabat dekat untuk berkunjung ke Sweetberry Agrowisata.

Tabel 15 Hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat konatif) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan n % n % Sedang 5 55.60 5 23.80 Tinggi 4 44.40 16 76.20 Total 9 100.0 21 100.00

Hasil uji Chi-Square (�2= 2.857 a

; p= 0.091)

Hasil tabulasi silang pada Tabel 15 menunjukan hasil pengujian hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif. Pengunjung laki-laki yang memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif yang sedang sebesar 55.60%. Sementara pengunjung perempuan yang memiliki efektivitas buaran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif yang tinggi sebesar 76.20%. Hal ini dikarenakan lebih banyak ditemui pengunjung perempuan di lokasi agrowisata.

Hasil pengujian analisis Chi-Square pada Tabel 15 diatas menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik jenis kelamin dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif. Hal ini diperkuat dengan hasil olahan uji korelasi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.091 > α (0.05). Artinya hipotesis penelitian ditolak. Hasil uji analisis Chi-Square dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hubungan antar Tingkat Pendidikan dengan Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran

Pembahasan pada subbab ini menjelaskan mengenai hubungan antara karakteristik pengunjung pada tingkat pendidikan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran Sweetberry Agrowisata menurut tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu pendidikan rendah (SMP), pendidikan sedang (SMA), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi). Tingkat pendidikan kemudian akan dihubungkan dengan tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Tabel di bawah ini merupakan hasil tabulasi silang antara karakteristik tingkat pendidikan dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran.

Tabel 16 Hubungan antara tingkat pendidikan dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat kognitif)

Tingkat pendidikan

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Sedang 2 100.00 8 47.10 7 63.60

Tinggi 0 00.00 9 52.90 4 36.40

Total 2 100.00 17 100.00 11 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.022, Nilai Signifikansi = 0.908

Hasil tabulasi silang pada Tabel 16 memperlihatkan presentase karakteristik tingkat pendidikan pengunjung dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif. Hasil pengujian yang terdapat pada tabel di atas menunjukan bahwa tidak ada responden yang berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat kognitif yang rendah. Responden dengan tingkat pendidikan rendah memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif yang cendrung sedang, yaitu sebesar 100.00%. Responden dengan tingkat pendidikan sedang berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkatan kognitif yang cendrung tinggi, yaitu sebesar 52.90%. Sedangkan responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang sedang, yaitu sebesar 63.60%. Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa pengunjung dari berbagai kategori tingkat pendidikan cendrung mengetahui dan menerima pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Sweetberry Agrowisata.

Hasil uji korelasi Rank Spearman menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan nyata antara tingkat pendidikan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif. Hal ini diperkuat dengan diperolehnya nilai signifikansi sebesar 0.908 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai α 0.05 (0.908 > 0.05). Artinya, hipotesis mengenai semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat kognitif tidak dapat diterima. Hasil pengujian korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan selanjutnya mengenai hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif yang disajikan pada Tabel 17.

Hasil tabulasi silang pada Tabel 17 menunjukan presentase hubungan antara tingkat pendidikan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran Sweetberry Agrowisata pada tingkat afektif. Pada responden dengan tingkat pendidikan rendah mayoritas memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif yang rendah dan tinggi dengan presentase yang sama, yaitu masing-masing sebesar 50.00% dari total dua responden. Sedangkan untuk responden dengan tingkat pendidikan sedang memiliki efektivtas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif yang tinggi, yakni sebesar 47.10%. Sisanya, responden dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif yang tinggi, yakni sebesar 63.60%. Artinya, pengunjung Sweetberry Agrowisata yang memiliki tingkat pendidikan rendah, sedang dan tinggi sudah memiliki ketertarikkan dan memberikan respon

yang baik mengenai informasi, wisata, atau pelayanan yang ditawarkan oleh Sweetberry Agrowisata.

Tabel 17 Hubungan antara tingkat pendidikan dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat afektif)

Tingkat pendidikan

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Rendah 1 50.00 2 11.80 1 9.10

Sedang 0 0.00 7 41.20 3 27.30

Tinggi 1 50.00 8 47.10 7 63.60

Total 2 100.00 17 100.00 10 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.174, Nilai Signifikansi = 0.357 Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Hal ini diperkuat dengan hasil uji korelasi yang diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.357 yang lebih besar dari α 0.05 (0.357 >0.05) dan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.174 yang menunjukan tidak adanya hubungan antar variabel atau hubungan lemah sekali karena nilai tersebut jauh dari nilai satu. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis mengenai semakin tingginya tingkat pendidikan maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif ditolak. Hasil perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan selanjutnya menjelaskan mengenai hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran Sweetberry Agrowisata pada tingkat konatif yang disajikan dalam Tabel 18 di bawah ini.

Tabel 18 Hubungan antara karakteristik tingkat pendidikan dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat konatif)

Tingkat pendidikan

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Sedang 1 50.00 4 23.50 5 45.50

Tinggi 1 50.00 13 76.50 6 54.50

Total 2 100.00 17 100.00 11 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = -0.144, Nilai Signifikansi = 0.447

Hasil tabulasi silang pada Tabel 18 menunjukan hubungan antara karakteristik pengunjung berdasarkan tingkat pendidikan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran Sweetberry Agrowisata pada tingkat konatif. Dapat dilihat pada tabel 18 bahwa tidak ada responden yang berada pada tingkat konatif yang rendah. Presentase pengunjung dengan tingkat pendidikan rendah yang mayoritas memiliki efektiviats bauran komunikasi tingkat konatif yang sedang dan tinggi, yaitu masing-masing sebesar 50.00% dari total dua responden.

Responden dengan tingkat pendidikan yang sedang memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat afektif yang tinggi, yaitu sebesar 76.50%. Selanjutnya responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi mayoritas memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat konatif yang tinggi, yaitu sebesar 54.50%. Hal ini menunjukan bahwa baik tingkat pendidikan rendah, sedang, maupun tinggi sama-sama memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi. Terdapat pengunjung mengatakan bahwa ia biasa datang bersama teman-temannya untuk berkumpul dan bersantai di pendopo yang ada di lokasi agrowisata, menurut mereka lokasi tersebut nyaman untuk dijadikan tempat bersantai dan berkumpul dengan teman-temannya karena tempatnya yang tidak begitu ramai sehingga nyaman untuk bersantai dan berlama-lama di lokasi agrowista tersebut.

Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukan tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat konatif. Hal ini diperkuat dengan nilai signifikansi sebasar 0.447 yang menyatakan nilai tersebut lebih besar dari α 0.05 (0.447 > 0.05) dan diperoleh nilai koefisien korelasi yang negatif sebesar -0.144. Artinya, hipotesis mengenai semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat konatif tidak dapat diterima. Hasil perhitungan uji statistik Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hubungan antara Alasan Berkunjung dengan Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran

Pembahasan pada subbab ini menjelaskan mengenai hubungan antara alasan berkunjung dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang dilihat berdasarkan tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Alasan kunjungan merupakan dorongan yang timbul dari diri seseorang untuk berkunjung ke Sweetberry Agrowisata. Alasan berkunjung dibagi menjadi empat kelompok yaitu, alasan untuk mengikuti wisata yang ditawarkan oleh Sweetberry Agrowisata, seperti memetik buah stroberi, alasan untuk mengikuti paket wisata edukasi, alasan untuk membeli produk aneka olahan stroberi dan produk lain nya, dan alasan untuk menikmati wisata yang ditawarkan sekaligus membeli produk aneka olahan stroberi. Pada Tabel 19 dibawah ini merupakan hasil pengujian antara alasan berkunjung dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif.

Hasil tabulasi silang pada Tabel 19 memperlihatkan hasil presentase hubungan antara alasan responden berkunjung dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif. Hasil pengujian menunjukan bahwa mayoritas alasan responden untuk mengikuti wisata memetik buah stroberi, alasan untuk mengikuti paket wisata edukasi, dan alasan untuk membeli produk aneka olahan stroberi dan produk lainnya memiliki hasil presentase yang sama dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif yang sedang dan tingkat kognitif yang tinggi, yaitu masing-masing sebesar 50%. Sedangkan sisannya sebsar 100% memiliki alasan berkunjung untuk menikamti wisata yang ditawarkan dan sekaligus membeli produk aneka olahan stroberi pada tingkat kognitif yang sedang. Hal ini menyatakan bahwa pengunjung yang datang dengan

beragam alasan berkunjung sudah memiliki tingkat kognitif yang tinggi, artinya pengunjung sudah menerima dan mengetahui informasi mengenai Sweetberry Agrowisata.

Tabel 19 Hubungan antara alasan berkujung dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat kognitif) Alasan berkunjung Memetik buah stoberi Paket wisata edukasi Membeli produk aneka olahan stroberi Memetik dan membeli produk aneka olahan stroberi n % n % n % n % Sedang 9 50.00 3 50.00 1 50.00 4 100.00 Tinggi 9 50.00 3 50.00 1 50.00 0 0.00 Total 18 100.00 6 100.00 2 100.00 4 100.00

Hasil uji Chi-Square (�2= 3.529 a

; p= 0.317)

Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.137 yang menyatakan nilai tersebut lebih besar dari α 0.05 (0.317 >0.05). Artinya, hipotesis ditolak, tidak terdapat hubungan nyata antara alasan berkunjung dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif. Perhitungan uji statistik Chi-Square dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan selanjutnya menjelaskan hubungan antara alasan berkunjung dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Pada Tabel 20 di bawah ini merupakan hasil pengujian hubungan antara alasan berkunjung dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif.

Tabel 20 Hubungan antara alasan berkunjung dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat afektif) Alasan berkunjung Memetik buah stoberi Paket wisata edukasi Membeli