• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HUBUNGAN KOMUNIKASI PEMASARAN DENGAN EFEKTIVITAS BAURAN KOMUNIKAS

PEMASARAN

Pembahasan ini menguji hubungan antara aktivitas komunikasi pemasaran dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran Sweetberry Agrowisata. Aktivitas komunikasi pemasaran meliputi penilaian pengunjung mengenai ragam media komunikasi pemasaran, frekuensi pengunjung mengakses dan memperoleh informasi melalui media komunikasi yang digunakan, dan kekuatan daya tarik pesan AIDA. Selanjutnya efektivitas bauran komunikasi pemasaran diukur dengan tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif menunjukan tingkat pengetahuan responden mengenai Sweetberry Agrowisata dan efektivitas pada tingkat afektif menunjukan ketertarikan responden terhadap Sweetberry Agrowisata. Serta efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif menunjukan tindakan nyata responden terhadap Sweetberry Agrowisata, seperti mengunjungi, menikmati wisata yang ditawarkan, mengajak kerabat dekat atau keluarga, keinginan untuk berkunjung kembali, dan menginformasikan kembali kepada kerabat dekat mengenai Sweetberry Agrowisata. Pembahasan lebih lengkap mengenai hubungan pelaksanaan komunikasi pemasaran dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran diuraikan pada masing-masing subbab.

Hubungan antara Ragam Bauran Komunikasi Pemasaran dengan Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran

Pembahasan pada subbab ini menjelaskan mengenai hubungan antara variabel ragam bauran komunikasi pemasaran dengan variabel efektivitas bauran komunikasi pemasaran yaitu tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Ragam bauran komunikasi pemasaran merupakan media-media yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada publik mengenai Sweetberry Agrowisata. Media komunikasi pemasaran yang digunakan oleh wisata agro ini yaitu, media internet yang terdiri dari website, facebook, dan youtube, media cetak yang terdiri dari brosur dan spanduk, serta melalui pemasaran dari mulut ke mulut (word of mouth). Kategori penilaian pengunjung mengenai ragam bauran komunikasi pemasaran dikelompokan menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Kategori rendah untuk pengunjung yang mengetahui 1-2 media komunikasi pemasaran, sedang untuk pengunjung yang mengetahui 3-4 media komunikasi, dan tinggi untuk pengunjung yang mengetahui 5-6 media komunikasi pemasaran.

Pembahasan berikut menjelaskan mengenai hubungan antara ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran menurut tingkatan kognitif. Tabel 23 merupakan hasil pengujian antara ragam bauran komunikasi pemasaran dan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif.

Tabel 23 Hubungan ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efektifitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat kognitif)

Ragam bauran komunikasi pemasaran

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Sedang 7 87.50 9 52.90 1 20.00

Tinggi 1 12.50 8 47.10 4 80.00

Total 8 100.00 17 100.00 5 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.444, Nilai Signifikansi = 0.014 Hasil tabulasi silang pada Tabel 23 menunjukan bahwa mayoritas responden dengan ragam bauran komunikasi pemasaran yang rendah memiliki efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif yang sedang, yaitu sebesar 87.50%. Ragam bauran komunikasi pemasaran yang sedang berada pada tingkat kognitif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang sedang, yakni sebesar 52.90%. Sedangkan untuk ragam bauran komunikasi pemasaran tinggi berada pada tingkat kognitif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni sebesar 80%. Hal ini menunjukan bahwa penilaian pengunjung mengenai ragam bauran komunikasi pemasaran pada tingkatan kognitif cendrung sedang. Pengunjung sudah cukup menerima informasi dan mengetahui informasi mengenai Sweetberry Agrowisata melalui ragam bauran komunikasi pemasaran yang digunakan oleh agrowisata. Namun, masih banyak juga pengunjung yang kurang mengetahui mengenai media-media pemasaran yang digunakan oleh Sweetberry Agrowisata. Sebagian besar pengunjung mengetahui informasi keberadaan agrowisata ini dari kerabat dekat atau yang dikenal pemasaran melalui mulut ke mulut (word of mouth). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin pengunjung mengetahui ragam bauran komunikasi pemasaran maka semakin tahu pengunjung mengenai informasi Sweetberry Agrowisata.

Hasil uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai signifikan sebesar 0.014. Nilai tersebut lebih kecil dari nilai α (0.05) yang dapat diartikan bahwa terdapat hubungan antara variabel ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif. Nilai koefisien korelasi dari tingkat kognitif diperoleh sebesar 0.444 yang menunjukan bahwa variabel ragam bauran komunikasi pemasaran dengan tingkat kognitif efektivitas bauran komunikasi pemasaran memiliki korelasi yang sedang. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi ragam baruran komunikasi pemasaran maka semakin tinggi tingkat pengetahuan pengunjung dapat diterima. Hasil uji korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada lampran 6.

Pembahasaan berikutnya mengenai hubungan antara ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Hasil presentase hubungan antar kedua variabel disajikan pada Tabel 24 di bawah ini.

Tabel 24 Hubungan antara ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat afektif)

Ragam bauran komunikasi pemasaran

Rendah Sedang Tinggi

n % N % n %

Rendah 2 25.00 2 11.80 0 0.00

Sedang 3 37.50 7 41.20 0 0.00

Tinggi 3 37.50 8 47.10 5 100.00

Total 8 100.00 17 100.00 5 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.373, Nilai Signifikansi = 0.042 Tabulasi silang pada Tabel 24 menyajikan hasil presentase pengujian antara ragam bauran komunikasi pemasaran dan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Hasil pengujian menunjukan bahwa responden dengan ragam bauran komunikasi pemasaran rendah berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat afektif yang sedang dan tinggi, yakni masing-masing sebesar 37.50%. Sedangkan untuk ragam bauran komunikasi pemasaran yang sedang mayoritas berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran dengan tingkat afektif yang tinggi, yakni sebesar 47.10%. Hal ini menunjukan bahwa ragam media komunikasi pemasaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi mengenai Sweetberry Agrowisata sudah cukup menarik perhatian pengunjung sehingga tertarik untuk datang dan menikamti wisata-wisata dan produk yang ditawarkan.

Hasil pengujian korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai signifikan sebesar 0.042 yang menyatakan nilai tersebut kurang dari nilai α (0.05). Nilai tersebut dapat diartikan bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.373 yang menyatakan bahwa hubungan yang tidak erat atau berkorelasi lemah antar ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas bauran komunikasi pemsaran pada tingkat afektif. Jadi, dapat disimpulkan hipotesis mengenai semakin tinggi ragam bauran komunikasi pemasaran maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif dapat diterima. Hasil pengujian korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan selanjutnya mengenai hubungan antara ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif. Hasil penelitian antar kedua variabel disajikan pada Tabel 25 di bawah ini.

Hasil tabulasi silang pada Tabel 25 menunjukan presentase ragam bauran komunikasi pemasaran rendah berada pada tingkat konatif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni sebesar 62.50%. Ragam bauran komunikasi pemasaran sedang mayoritas berada pada tingkat konatif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni sebesar 64.70%. Senada dengan ragam bauran komunikasi pemasaran tinggi berada pada tingkat konatif efektivtas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni sebesar 80%. Hal ini menunjukan kecendrungan pada tingkat konatif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi.

Tabel 25 Hubungan antara ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat konatif)

Ragam bauran komunikasi pemasaran

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Sedang 3 37.50 6 35.30 1 20.00

Tinggi 5 62.50 11 64.70 4 80.00

Total 8 100.00 17 100.00 5 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.105, Nilai Signifikansi = 0.580 Hasil pengujian korelasi Rank Spearman antara ragam bauran komunikasi pemasaran dengan efektivitas komunikasi pemasaran pada tingkat konatif menunjukan tidak terdapat hubungan nyata antar kedua variabel. Hal ini diperkuat oleh hasil nilai signifikansi sebesar 0.580 yang menyatakan bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai α 0.05 (0.580 > 0.05). Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.105 yang menyatakan bahwa hubungan antar kedua variabel sangat lemah karena nilai 0.015 jauh dengan nilai satu. Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian mengenai semakin tinggi ragam bauran komunikasi pemasaran maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif tidak dapat diterima. Ragam bauran komunikasi pemasaran yang diterima oleh pengunjung tidak memiliki hubungan dengan meningkatnya tindakan nyata pengunjung terhadap Sweetberry Agrowisata. Hasil pengujian korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hubungan antara Kekuatan Daya Tarik Pesan AIDA dengan Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran

Subbab ini akan membahas mengenai hubungan antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran. Kekuatan rancangan pesan AIDA merupakan tingkat kekuatan desain pesan dalam menyebarkan informasi kepada khalayak. Kekuatan rancangan pesan dilhat dari empat unsur, yaitu attention, interst, desire, dan action. Efektivitas bauran komunikasi pemasaran meliputi tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Tabel 26 merupakan hasil penelitian antara kekuatan rancangan pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif.

Kekuatan daya tarik pesan AIDA dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Hasil tabulasi silang pada Tabel 26 menunjukan kekuatan daya tarik pesan AIDA yang rendah dari dua responden dimiliki oleh responden dengan tingkat kognitif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang sedang, yakni sebesar 100%. Kekuatan rancangan pesan AIDA sedang dimiliki oleh responden dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif yang sedang, yakni sebesar 57.10%. Sedangkan kekuatan rancangan pesan AIDA yang tinggi dimiliki oleh responden dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat kognitif yang tinggi pula, yakni sebesar 57.10%. Kekuatan pesan AIDA yang disajikan oleh pengelola Sweetberry Agrowisata sudah cukup menarik namun masih kurang nya memperbaharui informasi-informasi terbaru mengenai

Sweetberry Agrowisata sehingga masih banyak pengunjung yang belum mengetahui informasi lengkap mengenai agrowisata ini.

Tabel 26 Hubungan antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat kognitif)

Kekuatan daya tarik pesan AIDA

Rendah Sedang Tinggi

n % N % n %

Sedang 2 100.00 12 57.10 3 42.90

Tinggi 0 0.00 9 42.90 4 57.10

Total 2 100.00 21 100.00 7 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.227, Nilai Signifikansi = 0.227

Hasil pengujian dengan uji korelasi Rank Spearman diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.277 yang menyatakan bahwa nilai tersebut lebih besar dari nilai α 0.05 (0.227 > 0.005). Artinya, tidak terdapat hubungan nyata antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif. Nilai korelasi antar kedua variabel yaitu sebesar 0.277. Nilai ini menunjukan bahwa antara variabel kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif memiliki korelasi yang lemah karena nilai 0.277 jauh dari angka satu. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi kekuatan daya tarik pesan AIDA maka semakin tinggi pengetahuan pengunjung tidak dapat diterima. Hasil uji korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan berikutnya mengenai hubungan antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Hasil pengujian antar kedua variabel dapat dilihat pada Tabel 27 dibawah ini. Tabel 27 Hubungan antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efekivitas

bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif Efektivitas bauran

komunikasi pemasaran (tingkat afektif)

Kekuatan daya tarik pesan AIDA

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Rendah 1 50.00 3 14.30 0 0.00

Sedang 1 50.00 9 42.90 0 0.00

Tinggi 0 0.00 9 42.90 7 100.00

Total 2 100.00 21 100.00 7 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.557, Nilai Signifikansi = 0.001 Hasil tabulasi silang pada Tabel 27 menunjukan presentase kekuatan daya tarik pesan AIDA yang rendah berada pada tingkat afektif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang rendah dan sedang, yakni masing-masing sebesar 50% dari total dua responden. Kekuatan rancangan pesan AIDA yang sedang berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat afektif yang sedang dan tinggi, yakni masing-masing sebesar 42.90%. Sedangkan untuk kekuatan daya

tarik pasan AIDA yang tinggi berada pada tingkat afektif bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni sebesar 100%.

Hasil pengujian korelasi Rank Spearman menunjukan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Hal ini diperkuat dengan nilai signifikansi sebesar 0.001 yang menyatakan nilai tersebut lebih kecil dari nilai α 0.05 (0.001< 0.05). Nilai koefisien korelasi yang diperoleh, yakni sebesar 0.557 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang erat atau kuat antara variabel kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif. Artinya, hipotesis penelitian mengenai semakin tinggi kekuatan daya tarik pesan AIDA maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif dapat diterima. Hasil pengujian korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan selanjutnya mengenai hubungan antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif yaitu tindakan pengunjung yang mencakup keinginan untuk berkunjung kembali, keinginan untuk menikmati paket wisata dan keinginan untuk mengajak kerabat dekat atau keluarga untuk berkunjung ke Sweetberry Agrowisata. Hasil olah uji penelitian antar kedua variabel dapat dilihat pada Tabel 28 dibawah ini. Tabel 28 Hubungan antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efekivitas

bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif Efektivitas bauran

komunikasi pemasaran (tingkat konatif)

Kekuatan daya tarik pesan AIDA

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Sedang 1 50.00 9 42.90 0 0.00

Tinggi 1 50.00 12 57.10 7 100.00

Total 2 100.00 21 100.00 7 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.371, Nilai Signifikansi = 0.043 Hasil tabulasi silang pada Tabel 28 menunjukan kekuatan daya tarik pesan AIDA rendah berada pada tingkat konatif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang sedang dan tinggi, yakni masing-masing sebesar 50% dari total dua responden. Kekuatan daya tarik pesan AIDA sedang berada pada tingkat konatif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni sebesar 57.10%. Selanjutnya senada dengan kekuatan daya tarik pesan AIDA yang tinggi dimiliki oleh responden dengan tingkat konatif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni sebesar 100%. Hal ini meunjukan bahwa pesan yang disampaikan dalam pelaksanaan komunikasi pemasaran sudah cukup menarik minat responden yang menimbulkan tindakan nyata responden dengan berkunjung ke Sweetberry Agrowisata. Beberapa responden juga menyatakan berkeinginan untuk kembali lagi dan mengajak kerabat dekat serta menginformasikan mengenai agrowisata ini kepada kerabat dekat.

Hasil pengujian statistik uji korelasi Rank Spearman menyatakan bahwa terdapat hubungan antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif. Hal ini diperkuat dengan diperolehnya nilai signifikansi sebesar 0.043 yang menyatakan nilai tersebut

kurang dari nilai α 0.05 (0.043 <0.05). Nilai koefisien korelasi antara kekuatan daya tarik pesan AIDA dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif sebesar 0.371 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang lemah antar kedua variabel. Hipotesis mengenai semakin tingginya kekuatan daya tarik pesan AIDA maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif dapat diterima. Hal ini menunjukan bahwa pesan-pesan yang disampaikan melalui media-media komunikasi pemasaran sudah cukup menarik minat pengunjung. Namun, hal ini tidak sejalan dengan penelitian Tami (2013) yang menyatakan bahwa kekuatan rancangan pesan tidak memiliki hubungan nyata dengan efektivitas komunikasi pemasaran Wana Wisata Curug Cilember pada tingkat konatif. Hasil pengujian uji korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hubungan antara Frekuensi Penyampaian Pesan dengan Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran

Pembahasan pada subbab ini menjelaskan mengenai hubungan antara variabel frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif, afektif, dan konatif. Frekuensi penyampaian pesan merupakan tingkat keseringan pelaksanaan komunikasi pemasaran dalam menyebarkan informasi mengenai Sweetberry Agrowisata yang diterima oleh responden melalui berbagai ragam media komunikasi pemasaran. Efektivitas bauran komunikasi pemasaran diukur berdasarkan tingkat kognitif, tingkat afektif, dan tingkat konatif. Tabel 29 merupakan hasil pengujian tabulasi silang antara frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif.

Tabel 29 Hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat kognitif)

Frekuensi penyampaian pesan

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Sedang 16 69.60 1 16.70 0 0.00

Tinggi 7 30.40 5 83.30 1 100.00

Total 23 100.00 6 100.00 1 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.475, Nilai Signifikansi = 0.008 Hasil tabulasi silang pada Tabel 29 menunjukan frekuensi penyampaian pesan rendah dimiliki oleh responden dengan tingkat kognitif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang sedang, yakni sebesar 69.60%. Frekuensi penyampaian pesan sedang mayoritas dimiliki oleh responden dengan tingkat kognitif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi yakni sebesar 83.3%. Selanjutnya senada dengan frekuensi penyampaian pesan tinggi dimiliki oleh responden dengan tingkat afektif yang tinggi, yakni sebesar 100%. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada responden yang berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat kognitif yang rendah. Artinya, beberapa

responden sudah menerima dan mengetahui informasi mengenai Sweetberry Agrowisata walaupun frekuensi dalam menyampaikan pesan yang dilakukan oleh pihak Sweetberry Agrowisata melalui bauran komunikasi pemasaran kurang dijalankan dengan baik dan penyebaran informasi mengenai agrowisata ini dirasa kurang meluas. Selain itu, pihak pengelola jarang memperbaharui informasi- informasi mengenai Sweetberry Agrowisata. Beberapa responden menuturkan bahwa mereka lebih banyak mengetahui informasi mengenai Sweetberry Agrowisata dari kerabat dekat seperti teman dan keluarga.

Hasil pengujian korelasi Rank Spearman menyatakan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat kognitif. Hal ini diperkuat dengan diperoleh nya nilai signifikansi sebesar 0.008 yang menunjukan bahwa nilai tersebut lebih kecil dari α 0.05 (0.008 < 0.05). Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.475 yang menunjukan bahwa kedua variabel dikategorikan berkorelasi sedang. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian mengenai semakin tinggi frekuensi penyampaian pesan maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat pengetahuan responden dan sebaliknya dapat diterima. Hal ini bertentangan dengan penelitian Tami (2013) yang menyatakan bahwa tidak adanya hubungan semakin tinggi frekeunsi penyampaian pesan maka semakin tinggi pengetahuan responden mengenai Wana Wisata Curug Tujuh Cilember. Hasil pengujian korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan selanjutnya mengenai hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif yang disajikan pada Tabel 30 di bawah ini.

Tabel 30 Hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat afektif)

Frekuensi penyampaian pesan

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Rendah 4 17.40 0 0.00 0 0.00

Sedang 10 43.50 0 0.00 0 0.00

Tinggi 9 39.10 6 100.00 1 100.00

Total 23 100.00 6 100.00 1 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.494, Nilai Signifikansi = 0.006* Hasil tabulasi silang pada Tabel 30 menunjukan frekuensi penyampaian pesan rendah berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat afektif yang sedang, yakni sebesar 69.6%. Sedangkan untuk frekuensi penyampaian pesan yang sedang berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat afektif yang tinggi, yakni sebesar 83.3%. Senada dengan frekuensi penyampaian pesan pada kategori sedang, kategori tinggi juga berada pada tingkat afektif efektivtas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni dengan presentase sebesar 100%. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran mayoritas berada pada tingkat afektif yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa pengunjung memiliki

ketertarikan terhadap pesan yang disampaikan oleh Sweetberry Agrowisata dalam mempromosikan wisatanya.

Hasil pengujian korelasi Rank Spearman menyatakan bahwa terdapat hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat afektif. Hal ini diperkuat dengan nilai signifikansi sebesar 0.006 yang menyatakan nilai tersebut lebih kecil dari α 0.05 (0.001 < 0.05). Nilai koefisien korelasi diperoleh sebesar 0.494 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sedang antar kedua variabel. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis mengenai semakin tinggi frekuensi penyampaian pesan maka semakin tinggi efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat afektif dapat diterima. Frekuensi penyampaian pesan memiliki hubungan dengan sikap pengunjung yang memberikan respon terhadap pelayanan yang diberikan oleh Sweetberry Agrowisata. Perhitungan uji korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Pembahasan selanjutnya mengenai hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif. Tabel 31 di bawah ini merupakan hasil penelitian yang menunjukan presentase antara variabel frekuensi penyampaian pesan dan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat konatif.

Tabel 31 Hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efekivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif

Efektivitas bauran komunikasi pemasaran (tingkat konatif)

Frekuensi penyampaian pesan

Rendah Sedang Tinggi

n % n % n %

Sedang 9 39.10 1 16.70 0 0.00

Tinggi 14 60.90 5 83.30 1 100.00

Total 23 100.00 6 100.00 1 100.00

Uji Rank Spearman: Nilai Koefisien Korelasi = 0.227, Nilai Signifikansi = 0.227 Hasil tabulasi silang pada Tabel 31 menunjukan frekuensi penyampaian pesan rendah berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat konatif yang tinggi, yakni sebesar 60.9%. Frekuensi penyampaian pesan sedang berada pada tingkat konatif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yaitu sebesar 83.3%. Selanjutnya untuk frekuensi penyampaian pesan tinggi berada pada tingkat konatif efektivitas bauran komunikasi pemasaran yang tinggi, yakni sebesar 100%. Hasil tabulasi silang memperlihatkan bahwa presentase frekuensi penyampaian pesan cendrung berada pada efektivitas bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif yang tinggi.

Hasil pengujian statistik Rank Spearman menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara frekuensi penyampaian pesan dengan efektivitas bauran komunikasi pemasaran tingkat konatif. Hal ini diperkuat dengan diperolehnya nilai signifikan sebesar 0.227 yang artinya lebih besar dari nilai α (0.01). Nilai koefisien korelasi dari hasil pengujian diperoleh sebesar 0.227 yang menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sangat lemah. Artinya, hipotesis mengenai semakin tingginya frekuensi penyampaian pesan maka semakin tinggi efektivitas

bauran komunikasi pemasaran pada tingkat konatif tidak dapat diterima. Hasil pengujian statistik Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 6.

Hubungan antara Aktivitas Komunikasi Pemasaran dengan Efektivitas Bauran Komunikasi Pemasaran

Menurut Tjiptono (2008) menyatakan bahwa komunikasi pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang berusaha menyampaikan informasi, mempengaruhi atau membujuk, serta mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Indikator komunikasi pemasaran dalam penelitian ini, yaitu ragam bauran komunikasi pemasaran, frekuensi penyampaian pesan, dan kekuatan daya tarik pesan AIDA.