• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Tugas dan Kewajiban PT BPP sebagai Bapak Angkat :

6.2. Analisis Imbangan Penerimaan terhadap Biaya (R/C)

Imbangan penerimaan atas biaya adalah penerimaan untuk setiap rupiah yang dikeluarkan. Dengan analisis ini akan dapat diketahui apakah usaha perkebunan kelapa sawit yang dilakukan efisien atau tidak. Usaha dikatakan efisien jika nilai R/C yang didapat lebih dari satu dan tidak efisien jika nilai R/C yang didapat adalah kurang dari satu.

Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai. R/C yang dihitung adalah R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total. Berdasarkan Tabel 16, diperoleh R/C atas biaya tunai untuk kebun plasma PTPN VI adalah 3.19, artinya untuk setiap rupiah biaya tunai yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 3,19 sedangkan untuk kebun plasma PT BPP diperoleh R/C atas biaya tunai sebesar 2.13 yang berarti untuk setiap rupiah biaya tunai

yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 2,13. Pengertian untuk nilai R/C atas biaya tunai untuk kebun inti dan pabrik kelapa sawit sama dengan penjelasan nilai R/C atas biaya tunai pada kebun plasma.

Tabel 16. Nilai R/C Kebun Plasma, Kebun Inti dan Pendapatan Pabrik Kelapa Sawit PTPN VI dan PT BPP

No Uraian

Kebun Plasma Kebun Inti PKS PTPN

VI PT BPP PTPN VI PT BPP PTPN VI BPP PT 1 R/C Atas Biaya Tunai 3.19 2.13 3.42 1.90 2.18 4.21 2 R/C Atas Biaya Total 2.82 1.47 3.29 1.41 2.14 3.31 Sumber : PTPN VI dan PT BPP (diolah)

R/C atas biaya tunai pada pola kemitraan PTPN VI untuk petani plasma adalah 3.19 yang memiliki nilai lebih kecil dari kebun inti yaitu 3.42. Hal ini berarti usaha kebun inti lebih menguntungkan dan lebih efisien. R/C atas biaya tunai pada pola kemitraan PT BPP untuk petani plasma (2.13) lebih besar dari kebun inti (1.90) yang berarti usaha kebun plasma PT BPP lebih efisien dibandingkan kebun intinya. Efisiensi kebun plasma PT BPP dipengaruhi oleh biaya tunai yang dikeluarkan, karena biaya dihitung berdasarkan produksi yang dihasilkan seperti untuk angsuran kredit dan tenaga kerja upahan.

R/C atas biaya total untuk kebun plasma PTPN VI adalah 2.82 yang berarti untuk setiap rupiah biaya total yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 2,82. Untuk petani plasma PT BPP diperoleh R/C atas biaya total sebesar 1.47 yang berarti untuk setiap rupiah biaya tunai yang dikeluarkan akan diperoleh penerimaan sebesar Rp 1,47. Pengertian untuk nilai R/C atas biaya total untuk kebun inti dan pabrik kelapa sawit sama dengan penjelasan nilai R/C atas biaya total pada kebun plasma.

Hasil perhitungan nilai R/C untuk PKS, PKS PT BPP didapat nilai R/C atas biaya tunai sebesar 4.21 dan R/C atas biaya total sebesar 3.31 yang lebih besar dari nilai R/C PKS PTPN VI (2.18 dan 2.14). Nilai R/C ini mengindentifikasikan bahwa usaha pabrik kelapa sawit PT BPP lebih efisien dan menguntungkan dari usaha Pabrik kelapa sawit Kebun Plasma PTPN VI Keuntungan dari PKS inilah yang dimanfaatkn oleh PT BPP dalam membangun perkebunan kelapa sawit yang masih berlanjut hingga sekarang. Untuk PTPN VI diperlukan perbaikan-perbaikan PKS karena umur pabrik dan peralatan yang sudah tua.

Dari keseluruhan hasil perhitungan R/C atas biaya tunai dan R/C atas biaya total kebun plasma, kebun inti dan pabrik kelapa sawit diperoleh nilai yang lebih besar dari satu yang berarti usaha perkebunan kelapa sawit pada pola kemitraan PTPN VI dan PT BPP yang dilakukan sudah efisien. Walaupun sekarang PTPN VI lebih efisien pada kebun inti dan kebun plasma dari PT BPP tetapi PTPN VI memasuki tahap dimana perlu dilakukan peremajaan dengan pendapatan dari kebun kelapa sawit sama dengan nol.

6.3. Penyerapan Tenaga Kerja

6.3.1. PTPN VI

Jumlah tenaga kerja (31 Desember 2005) pada PTPN VI dapat dilihat pada Tabel 17. Tenaga kerja pada PTPN VI terdiri dari tenaga kerja tetap (karyawan) dan tenaga kerja lain (honorer). Pada tahun 2005 tersedia tenaga kerja pria 606 orang dan tenaga kerja wanita 166. Jam kerja efektif adalah 7 jam/hari dan hari kerja efektif dalam satu tahun adalah 272 hari.

Tabel 17. Tenaga Kerja PTPN VI Periode Desember 2005

No Unit/Bagian Jumlah TK Tetap Jumlah TK lain

Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah

1 Tanaman 260 123 383 0 0 0 2 Teknik 91 4 95 0 0 0 3 Keuangan 27 9 36 0 0 0 4 Umum 43 14 59 8 12 20 5 Pengolahan 175 4 179 0 0 0 Jumlah 598 154 752 8 12 20

Sumber : Profil PTPN VI, 2005

Untuk bagian budidaya atau tanaman pada PTPN VI tersedia tenaga kerja : 1. Tenaga kerja pria adalah 260 orang = 260 HOK/hari

2. Tenaga kerja wanita adalah 123 orang = 98,4 HOK/hari 3. Total HOK yang tersedia adalah 358,4 HOK

4. HOK untuk satu tahun adalah 97484,8 HOK

HOK untuk kebun kelapa sawit seluas 1 Ha adalah 29,94 HOK/tahun. Dalam satu tahun hari kerja terhitung adalah 300 hari. Penyerapan tenaga kerja untuk budidaya tanaman kelapa sawit adalah 0,1 HOK/ Ha atau membutuhkan 0,7 tenaga kerja dalam aktivitas budidaya tanaman kelapa sawit.

Penyerapan tenaga kerja selain pada bagian budidaya kelapa sawit PTPN VI adalah :

1. Tenaga kerja pria adalah 346 orang = 346 HOK/hari 2. Tenaga kerja wanita adalah 43 orang = 34,4 HOK/hari 3. Total HOK yang tersedia adalah 380,4 HOK

4. HOK untuk satu tahun adalah 103.468,8 HOK

HOK untuk kebun kelapa sawit seluas 1 Ha adalah 12,84 HOK/tahun atau 0,30 tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja total untuk 1 hektar kebun kelapa

sawit PTPN VI pada periode tahun 2005 adalah satu tenaga kerja. PTPN VI telah membuka kesempatan kerja bagi 752 orang tenaga kerja tetap dan memanfaatkan tenaga kerja honorer sebesar 20 orang. Selain menggunakan tenaga kerja tetap, PTPN VI juga menggunakan tenaga kerja borongan.

6.3.2. PT BPP

Tenaga kerja PT BPP terdiri dari Staff, karyawan HIP, karyawan SKU dan buruh harian lepas. Karyawan HIP merupakan karyawan bulanan tetap dan karyawan SKU adalah karyawan harian tetap. Jam kerja efektif adalah 7 jam/hari pada hari senin sampai kamis dan 6 jam pada hari jumat dan sabtu. Hari kerja efektif dalam satu minggu adalah 272 hari. Jumlah tenaga kerja tersedia (31 Desember 2005) untuk bagian budidaya atau tanaman PT BPP adalah :

1. Tenaga kerja pria adalah 789 orang = 789 HOK/hari 2. Tenaga kerja wanita adalah 339 orang = 271,2 HOK/hari 3. Total HOK yang tersedia adalah 1.136 HOK

4. HOK untuk satu minggu rata-rata adalah 6.059,98 HOK 5. HOK untuk satu tahun adalah 290.879,04 HOK

HOK untuk kebun kelapa sawit seluas 1 Ha adalah 35,80 HOK/tahun. Dalam satu tahun hari kerja terhitung adalah 300 hari. Penyerapan tenaga kerja untuk budidaya tanaman kelapa sawit adalah 0,12 HOK/Ha atau membutuhkan 0,84 tenaga kerja dalam aktivitas budidaya tanaman kelapa sawit.

Penyerapan tenaga kerja selain bagian budidaya pada PT BPP adalah sebagai berikut :

1. Tenaga kerja pria adalah 345 orang = 345 HOK/hari 2. Tenaga kerja wanita adalah 148 orang = 118,4 HOK/hari 3. Total HOK yang tersedia adalah 463.4 HOK

4. HOK untuk satu minggu rata-rata adalah 2.647,98 HOK 5. HOK untuk satu tahun adalah 127.103,04 HOK

HOK untuk kebun kelapa sawit seluas 1 Ha adalah 10.10 HOK/tahun atau 0.24 orang/Ha. Penyerapan tenaga kerja total untuk 1 hektar kebun kelapa sawit PT BPP pada periode tahun 2005 adalah 1,08 tenaga kerja. PT BPP telah membuka kesempatan kerja bagi 1621 tenaga kerja.

6.4. Peran Tenaga Kerja Kebun Plasma Terhadap Produksi Kebun Plasma