• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Metode Analisis Data

3. Analisis Jalur

Menurut Supriyadi (2014) analisis jalur merupakan perluasan dari

analisis regresi. Perluasan tersebut untuk melihat dan mempelajari

apakah antar variabel bebas terhadap variabel terikat yang diteliti dapat

berpengaruh langsung atau tidak langsung. Menurut Murayama dalam

Riduwan Kuncoro (2017). Tujuan path analysis adalah “a method of

measuring the direct influence along each separate path in such a system and thus finding the degreeto which variation if a given effect is determined by each particular cause.”

Jadi, metode analisis jalur dapat digunakan untuk mengidentifikasi

dan juga menganalisis hubungan antar variabel yang diteliti dengan

tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung

seperangkat variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dalam penelitian ini terdapat diagram jalur hubungan kasual analisis

59

Gambar 3. 1 Diagram Jalur Hubungan Kasual X1, X2, X3, Y, dan Z

Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2017)

Berdasarkan diagram gambar di atas dapat dijelaskan penelitian ini

akan menggunakan analisis jalur dan akan menguji seberapa besar

kontribusi yang ditampilkan oleh koefisien jalur dan hubungan kasual

antara variabel X1, X2, X3 terhadap Y serta dampaknya terhadap Z.

Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu variabel

dengan variabel lainnya mempunyai hubungan.

1) Konversi diagram alur ke dalam persamaan

Setelah mendapatkan hasil pengujian yang dilakukan melalui

program SPSS, maka langkah selanjutnya adalah melakukan

konversi spesifikasi model ke dalam rangkaian persamaan.

2) Persamaan-persamanaa struktural (Structural equation). Harga (X2) Kualitas Produk (X1) Word of Mouth (X3) Keputusan Pembelian (Y) Kepuasan Konsumen (Z) Є1 Є2 ρyx1 ρyx2 ρyx3 rx1x2 rx2x3 rx2x3 ρzx1 ρzx3 ρzy

60

Gambar 3. 2 Sub-Struktur I Hubungan Kasual X1, X2, X3, dan Y

Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2017)

Variabel endogen (Y) dan variabel eksogen (X1, X2, dan X3),

memiliki persamaan struktur Y = ρZX1 X1 + ρZX2 X2 + ρZX3 X3 + Є1

Gambar 3. 3 Sub-Struktur II Hubungan Kasual X1, X2, X3, Y ke Z

Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2017)

Variabel endogen (Z) dan variabel eksogen (X1, X2, X3, dan Y),

memiliki persamaan struktur Z = ρZX1 X1 + ρZX2 X2 + ρZX3 X3 + ρZY Y + Є2 Keterangan : Harga (X2) Kualitas Produk (X1) Word of Mouth (X3) Keputusan Pembelian (Y) Harga (X2) Kualitas Produk (X1) Word of Mouth (X3) Keputusan Pembelian (Y) Kepuasan Konsumen (Z) rx1x2 rx2x3 rx2x3 ρyx1 ρyx2 ρyx3 rx1x2 rx2x3 rx2x3 ρzx1 ρzx3 ρzy ρzx2 Є1 Є2

61 X1= Kualitas Produk X2= Harga X3= Word of Mouth Y = Keputusan Pembelian Z = Kepuasan Konsumen ɛ = Error

Kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :

a) Jika signifikasi penelitian <0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima.

b) Jika signifikasi penelitian >0,05, maka Ho diterima dan Ha

ditolak.

a. Koefisien Korelasi

Menurut Supriyadi (2014) koefisien korelasi dapat digunakan

untuk mengetahui tingkat derajat hubungan linear antara dua atau

lebih variabel yang minimal bersekala interval. Bila variabel yang

terlibat hanya dua tersebut disebut korelasi sederhana sedangkan

jika lebih dari dua variabel disebut korelasi berganda. Adapun

menurut Riduwan dan Kuncoro (2017) kriteria yang menjadi acuan

uji koefisien korelasi yaitu:

Tabel 3. 2 Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

0,60 – 0,79 Kuat

62

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

Sumber: Riduwan dan Kuncoro (2017)

b. Koefisien Determinasi

Menurut Pardede dan Manurung (2014) koefisien determinasi

merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel

terikat. Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin tingginya koefisien

determinasi, semakin tinggi juga kemampuan variabel bebas dalam

menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikat. Menurut

Supriyadi (2014) koefisien determinasi atau 𝑅𝑅2 merupakan besarnya

sumbangsih atau kontribusi seluruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi

semakin baik kemampuan variabel independen bisa menerangkan

variabel dependen.

Menurut Ghozali (2018) untuk menghitung koefisien

determinan dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

𝐾𝐾𝐾𝐾 = 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑟𝑟 𝑆𝑆𝑆𝑆𝐴𝐴𝑆𝑆𝑟𝑟𝐴𝐴 𝑥𝑥 100%

Nilai adjusted R square diperoleh dari output SPSS. Menurut

Ghozali (2018) Untuk melihat hasil koefisien determinasi dapat

dijelaskan pada kolom adjusted R square ditabel model summary

yang merupakan hasil pengujian analisis jalur menggunakan

program SPSS. karena disesuaikan dengan jumlah variabel

63

c.

Uji Simultan

Menurut Supriyadi (2014) untuk melihat pengujian pengaruh

beberapa variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel

terikat yaitu dengan cara melihat nilai signifikansi atau dengan uji F

pada tabel ANOVA dan membandingkannya dengan nilai alpha

yang ditentukan biasanya digunakan 0,01, 0,05, atau 0,10. Dalam

penelitian ini peneliti menentukan nilai alpha sebesar 0,05.

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2017) uji F atau uji secara

keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

Ha : ρyx1 = ρyx2 = ...= ρyxk ≠ 0, Ho : ρyx1 = ρyx2 = ...= ρyxk = 0,

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 = Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak.

b) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 = Sig], maka Ho diolak dan Ha

diterima.

d. Uji Parsial

Menurut Sarwono (2007) uji parsial merupakan uji statistik yang

digunakan untuk pengujian secara individual yaitu dengan cara

menghitung besarnya angka t tabel dengan ketentuan sebagai berikut

64

2) Derajat kebebasan (dk) dengan ketentuan dk = n – 2.

Menurut Supardi (2016) pengujian hipotesis dengan uji t dapat

dilakukan dengan pengujian dua pihak dengan hipotesis sebagai

berikut:

Ha: ρui≠ 0 ; i = 1, 2, 3, ...., k H0 : ρui = 0

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang

dihitung dengan rumus:

𝐴𝐴𝑘𝑘 = 𝜌𝜌𝑘𝑘

𝑠𝑠𝑒𝑒𝜌𝜌𝑘𝑘; (𝐴𝐴𝑑𝑑 = 𝑛𝑛 − 𝑑𝑑 − 1)

Untuk mengetahui signifikansi analisis jalur yaitu dengan cara

membandingkan nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas

Sig. dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig. atau [0.05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya tidak signifikan atau jika t hitung > t tabel

maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b) Jika nilai probabilitas 0.05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig. atau [0,05 ≥ Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya signifikan atau jika t hitung < t tabel Ho

65 e. Uji Sobel

Menurut Baron dan Kenny dalam Ghozali (2018) suatu variabel

disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut

mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen. Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan

prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dalam Kenny

(2014), dikenal dengan uji sobel (sobel test). Uji sobel dapat

dilakukan dengan cara menguji seberapa kuat pengaruh tidak

langsung variabel independen (X) ke variabel dependen (Z) melalui

variabel intervening (Y). Besarnya standard error pengaruh tidak

langsung (indirect effect) Sp2p3 dihitung dengan rumus dibawah ini:

𝑆𝑆𝑝𝑝2𝑝𝑝3 = �𝑝𝑝32𝑆𝑆𝑝𝑝22+ 𝑝𝑝22𝑆𝑆𝑝𝑝32+ 𝑝𝑝22𝑆𝑆𝑝𝑝32 Keterangan :

p2 : Unstandardized coefficient beta variabel independen

p3 : Unstandardized coefficient beta variabel intervening

Sp2 : Standar error independen

Sp3 : Standar error intervening

Kemudian untuk mencari nilai t statistic pengaruh mediasi

dengan rumus sebagai berikut :

66

Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel. Cara

membaca t tabel adalah dengan menggunakan signifikansi level 0,05

dan degree of freedom (df) untuk df = n-2 atau 250-2 = 248, makat

tabel adalah sebesar 1,969. Jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t

tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi. Asumsi uji

sobel memerlukan jumlah sampel yang besar, jika jumlah sampel

kecil, maka uji sobel menjadi kurang konservatif (Ghozali, 2018).

f. Perhitungan Analisis Jalur

Menurut Sarwono (2007) Setelah analisis sub struktur 1 dan 2

terbentuk, maka langkah selanjutnya adalah menghitung pengaruh

untuk melihat seberapa kuat pengaruh dari satu variabel dengan

variabel lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

Menurut Riduwan dan Kuncoro (2017) perhitungan hasil

analisis jalur untuk memberikan informasi secara objektif yang

didalamnya terdapat perhitungan pengaruh langsung, perhitungan

pengaruh tidak langsung, perhitungan pengaruh total.

Dokumen terkait