• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN HAKIM DALAM KASUS GRANT SULTAN

C. Analisis Kasus

Pokok permasalahan dalam gugatan Penggugat adalah bahwa Para Penggugat sebagai ahli waris dari Alm. Datuk Kamal disebut juga Datuk Kamal Mustafa dan Almh. Tengku Salmiah mendalilkan ada memiliki sebidang tanah Grant GL 97/sisa

yang terletak di Gang Warni d/h Kampung Sukaradja Ketjamatan Medan Baru Kotapradja Medan, yang diperoleh karena hibah dengan jumlah seluruhnya seluas : 16 x 67,5 m = 1080 m2 dimana sebagiannya seluas 77 m2 (objek sengketa) telah dikuasai Tergugat I sebagaimana disebut dalam gugatan.

Bahwa Penggugat telah mengklaim dan mendalilkan kepemilikan objek sengketa tersebut berdasarkan :

1. Surat Keterangan Pendaftaran Tanah No. 3862/II/SKPT/AKM/1980 tanggal 31 Desember 1980 terdaftar a.n. Datuk Rastham, luas 84.346 m2 – 7.945 m2 = 76.401 m2;

2. Surat Keterangan a.n. Sultan Deli tanggal 21 Mei 2005 yang ditanda tangani oleh T. Hamdy Osman Delikhan (Raja Muda Deli).

3. Silsilah Datuk Rastham yang diketahui oleh Raja Muda Deli T. Hamdy Osman Delikhan, yang disusun kembali oleh Pemangku Adat Suka Piring Datuk Fauzi dan disusun pula oleh Datuk Taufik Bin Datuk Bahaoeddin Bin Datuk A. Kamil Bin Datuk Bahaoeddin Bin Datuk Rastham;

Bahwa dalam jawabannya Tergugat-I dan Tergugat-II membantahsecara tegas dalil-dalil gugatan Penggugat, Menimbang, bahwa karena dalil gugatan Penggugat dibantah oleh Tergugat-I danTergugat-II maka kepada Penggugat terlebih dahulu dibebani untuk membuktikan dalil gugatannya.

Bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan bukti surat bertanda P-1 s/d P-11 dan juga mengajukan 2 (dua) orang saksiyaitu : saksi T. RAJA GAMAL TELUNJUK ALAM dan Saksi T.I. HARIF.

Bahwa setelah Majelis mempertimbangkan Bukti Surat Keterangan Ahli Waris No. 470/139/2012 tanggal 03 Pebruari 2010 dari Kepala DesaMekar Sari, Kecamatan Deli Tua yang diketahui oleh Camat Deli Tua, Majelis mempertimbangkan bahwa Bukti tersebut belum bisa membuktikan kepemilikan atasobjek perkara aquo namun hanya membuktikan hubungan keahliwarisan almarhum Datuk Kamal dan almarhumah T. Salmiah dengan para ahli warisnya.

Bahwa demikian juga atas Buktiyaitu : Surat Kuasa No. 25tanggal 8 Pebruari 2012 yang dibuat dihadapan Syamsurizul A. Bispo, SH, Notaris diMedan, Majelis mempertimbangkan bahwa Bukti tersebut hanya bisa membuktikan kapasitas Penggugat sebagai penerima kuasa dari Datuk Jack Faisal, dkk untuk mengajukan gugatan ke Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan atau tuntutan hukum pidana di Kepolisian RI, namun tidak bisa membuktikan kepemilikan atas objek perkara aquo.

Bahwa selanjutnya Penggugat mendalilkan tanah tersebut diperoleh orang tua Penggugat (i.c. Datuk Kamal) berdasarkan Surat Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Urusan Tanah Kotapradja Medan No. 83/1959 tanggal 30 Desember 1959, yang menerangkan antara lain bahwa tanah tersebut adalah bahagian dari Datuk Mhd.Tamin Bin Datuk Rastham dan tanah tersebut diatas diberikan dengan cara hibah oleh Datuk Mhd. Tamin kepada Datuk Kamal (i.c. orang tua Penggugat) disebabkan oleh karenaDatuk Mhd. Tamin tidak mempunyai keturunan.

Bahwa untuk membuktikan kepemilikan Penggugat atas tanah terperkara Penggugat berpegang terutama kepada Surat Keterangan Pendaftaran Tanah

No.3862/II/SKPT/AKM/1980 tanggal 31 Desember 1980 terdaftar a.n. Datuk Rastham, luas84.346 m2 – 7.945 m2 = 76.401 m2 sesuai dengan bukti Fotocopi Surat Keterangan Pendaftaran Tanah No.3862/II/SKPT/AKM/1980 tanggal 31 Desember 1980.

Bahwa atas kedua bukti Fotocopi Surat Keterangan No.83/1959 tanggal 30 Desember 1959 dan Fotocopi Surat Keterangan Pendaftaran Tanah No.3862/II/SKPT/AKM/1980 tanggal 31 Desember 1980 tersebut sebelumnya Majelis akan mempertimbangkan mengenai hibah yang diterima oleh orang tua Penggugat (i.c. DatukKamal) dari Datuk Mhd. Tamin bisa dikatakan sah atau tidak.

Putusan Hakim dalam perkara grant sultan dengan nomor register : 96/PDT/2012/PN-MDN telah benar, dikarenakan hakim tersebut memutuskan menurut Pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, dalam pasal tersebut berbunyi pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 tahun sejak diterbitkannya sertipikat itu telah tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertipikat dan kepala kantor pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertipikat tersebut. Jadi menurut hakim gugatan yang diajukan oleh penggugat telah daluarsa.

Lembaga Rechtsverwerking dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 digunakan sebagai salah satu sarana pelengkap untuk mengatasi Kelemahan

sistem publikasi negatif kita. Diadakannya ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tersebut tidak meniadakan eksistensinya dalam hukum adat. Lembaga Rechtsverwerking adalah suatu lembaga yang digunakan untuk mengatasi Kelemahan sistem negatif, sebagaimana dinyatakan dan diterapkan dalam berbagai putusan pengadilan. Di dalam lembaga Rechtsverwerking pihak yang mempunyai tanah karena lampaunya waktu kehilangan hak untuk memperolehnya kembali Lembaga Rechtsverwerking sebagai lembaga rekognisi hak akibat pengaruh lampaunya waktu tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi suatu kesatuan Konsep dengan lembaga Adverse possession atau verjaringdan lembaga title insurance. LembagaRechtsverwerkingdidefinisikan lampaunya waktu yang menyebutkan orang menjadi kehilangan haknya atas tanah yang semula dimilikinya, maka lembaga ini digunakan untuk mempertahankan kepemilikan yang telah terdaftar dalam daftar umum.114

Ketentuan Pasal 32 ayat (2) memang bukan penciptaan hukum baru, melainkan merupakan penerapan ketentuan hukum lembaga Rechtsverwerking yang sudah ada dalam hukum adat terhadap penguasaan tanah yang terdaftar. Tidak mungkin suatu peraturan pemerintah secara mandiri tanpa landasan ketentuan Undang-Undang, menentukan sesuatu yang mempunyai akibat hukum terhadap hak keperdataan pada warga. Dan sebagai telah dikemukakan di atas Pasal 32 ayat (2)

114Boedi Harsono,Kelemahan Pendaftaran Tanah dengan Sistem Publikasi Negatif, Makalah

Seminar Nasional Keefektifan Lembaga Rechtsverwerking Mengatasi Kelemahan Pendaftaran Tanah dengan Sistem Publikasi Negatif, Diselenggarakan Oleh Pusat Studi Hukum Agraria Fakultas Hukum Universitas Trisaksi, 20 Maret 2002, hal 4.

itupun tidak meniadakan eksistensi lembaga Rechtsverwerking dalam hukum adat. Dalam arti bahwa ketentuan hukum Rechtsverwerking itu juga dapat diberlakukan terhadap penguasaan tanah yang sudah terdaftar. Sebagaimana dikemukakan di atas penerapan hukumnya telah terjadi pada sengketa-sengketa tanah adat yang telah memperoleh keputusan Mahkamah Agung pada tahun 1950-an.

Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat berbeda dengan Hakim Pengadilan Negeri, hakim pengadilan tinggi menganggap hakim pengadilan negeri telah keliru dalam menentukan pokok perkara, karena pembanding mendalilkan bahwa tanah sengketa tersebut adalah miliknya yang diperoleh atas dasar warisan dari orang tuanya yang bernama Alm.Dt.Kamal/ Almh Tengku Salmiah dan Alm.Dt.Kamal/ Almh Tengku Salmiah memperoleh tanah tersebut atas dasar pemberian dari dt.Mhd. Tamin yang merupakan anak (ahli waris) dari Dt. Rastham dan Dt.Rastham adalah pemilik asal tanah sengketa berdasarkan Grant GL 97. Sedangkan terbanding I mendapatkan tanah sengketa adalah miliknya berdasarkan sertipikat hak milik No. 361/sukaraja, surat ukur No.00124 tanggal 28 November 2000, yang sebelumnya diperoleh atas dasar jual beli dari orang yang bernama encik rahsiah dan encik rahsiah mendapatkan tanah sengketa dengan cara membeli dari Hj. Nursiah dan Hj. Nursiah memiliki tanah sengketa berdasarkan Grant Sultan No 97/M.

Putusan Pengadilan Tinggi telah mengesampingkan sistem pendaftaran tanah, yaitu sistem publikasi negatif bertendensi positif. Karena dalam sistem publikasi negatif bertendensi positif Negara tidak menjamin kebenaran data yang disajikan,

tetapi Negara bersifat pasif menerima apa yang dinyatakan oleh pihak yang meminta pendaftaran. Oleh karena itu sewaktu-waktu dapat digugat oleh orang yang merasa lebih berhak.Pihak yang memperoleh tanah dari orang yang menjual tidak dijamin, walaupun dia memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik.

D. Kepastian Hukum Hak Atas Tanah Yang Telah Diterbitkan Sertipikat