• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kasus PT Perusahaan Gas Negara

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN DALAM PENYAMPAIAN PROSPEKTUS DI PASAR MODAL

C. Analisis Kasus PT Perusahaan Gas Negara

Saat pertama kali akan menjadi perusahaan publik, manajemen Perusahaan Gas Negara dalam prospektus menjelaskan bahwa utang Perusahaan Gas Negara kepada pemerintah berasal dari pelaksanaan sejumlah proyek-proyek pipanisasi gas. Pemerintah bisa mengkonversi tagihan tersebut menjadi saham di Perusahaan Gas Negara, yang jumlahnya sekitar 2,3 persen.129

128

http://www.google.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 22 April 2008.

. Kasus Perusahaan Gas Negara berawal dari proses divestasi BUMN bidang gas tersebut pada Desember 2006. Saat itu, terjadi kenaikan harga saham Perusahaan Gas Negara yang dinilai tidak wajar meski proses divestasi tak kunjung dilaksanakan. Namun, sebaliknya, saat terjadi proses divestasi, harga saham Perusahaan Gas Negara justru melorot. Penurunan harga saham itu sangat erat kaitannya dengan rilis yang dikeluarkan Perusahaan Gas Negara sehari sebelumnya yakni 11 Januari 2007. Selain itu disebutkan juga bahwa tertundanya gas ini (dalam rangka komersialisasi) yang semula akan dilakukan pada akhir Desember 2006 tertunda menjadi Maret 2007. Ada dugaan terjadi praktik perdagangan oleh orang dalam (insider trading) terkait dengan penundaaan proyek pipanisasi gas Sumatera Selatan-Jawa Barat (SSWJ) yang tidak segera dilaporkan manajemen ke publik.

129

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Menteri Negara BUMN Sugiharto mengatakan bahwa Pemerintah merencanakan melepas kembali 2,3% saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai lanjutan divestasi saham pemerintah pada tahun 2007.

Menteri Negara BUMN Sugiharto mengatakan, niat pemerintah tersebut merupakan divestasi lanjutan menyusul divestasi saham Perusahaan Gas Negara tahun 2006 sebesar 5,31% yang dinilai masih rendah dari target penerimaan hasil privatisasi.

Saham yang akan didivestasi tersebut merupakan hasil konversi saham dari proyek pipanisasi Perusahaan Gas Negara beberapa waktu lalu. Dalam prospektus IPO juga rencana konversi saham itu sudah disebutkan.130

2. Sanksi Hukum

Menurut Guru Besar Hukum Ekonomi Universitas Sumatera Utara Bismar Nasution, Dalam kasus Perusahaan Gas Negara, yang mengatakan pipa gas dari Sumatera Selatan ke Jawa Barat akan tersambung Desember 2006, ternyata tidak selesai sampai Januari 2007. Perusahaan Gas Negara telah melakukan penipuan informasi, sebab Perusahaan Gas Negara telah berjanji menyelesaikan pembangunan pipa gas itu lewat prospektus.131

Dalam kasus ini Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) menjatuhkan sanksi administratif bagi sembilan orang dalam PT Perusahaan Gas Negara Tbk terkait anjloknya saham perusahaan ini, Total Dalam hal ini bukan peraturan Bapepam yang dilanggar, tetapi Pasal 93 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang penipuan informasi.

130

http://www.tambangnews.co.id/, terakhir kali diakses tanggal 25 April 2008.

131

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

denda yang dikenakan ke sembilan orang karyawan dan mantan karyawan Perusahaan Gas Negara mencapai Rp 3,178 miliar. Bapepam-LK memutuskan mantan Dirut Perusahaaan Gas Negara WMP Simanjuntak dikenakan denda sebesar Rp 2,33 miliar, Adil Abas sebesar Rp 30 juta, Nursubagjo Prijono sebesar Rp 53 juta, Widyatmiko Bapang sebesar Rp 25 juta, Iwan Heriawan sebesar Rp 76 juta, Djoko Saputra sebesar Rp 154 juta, Hari Pratoyo sebesar Rp 9 juta, Rosichin sebesar Rp 184 juta dan Thohir Nur Ilhami dikenakan denda sebesar Rp 317 juta.132

Di salah satu media nasional, Ketua Bapepam-LK mengatakan mereka (pihak pengadilan) selalu berkata bukti yang telah disampaikan itu bentuknya transaksi elektronik dan itu tidak bisa digunakan. Pernyataan Ketua Bapepam- LK adalah konfirmasi bahwa transaksi bursa tak akan tersentuh hukum karena saat ini seluruh arus transaksi bursa sudah berbasis elektronik. Dari mulai sistem perdagangan elektronis (JATS) sampai penyelesaian transaksi berbasis rekening efek elektronis (scriptless).133

Soal keengganan Bapepam-LK untuk memproses pidana para pihak yang sering dikatakan sesuai dengan pasal 184 KUHAP yang mengharuskan alat bukti harus tertulis, sementara data transaksi di lantai bursa elektronik, juga tidak beralasan. Karena di Undang-Undang Nomor 8 tahun 1998 angka 28 Pasal 7 dijelaskan bahwa data transaksi di bursa efek adalah elektronik. Mengacu ke

132

2008.

133

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

penjelasan ini, sebenarnya alat bukti cukup dengan data elektronik di bursa saham tersebut.

Jadi apa yang dilakukan oleh Bapepam-LK dengan menjatuhkan sanksi denda kepada sembilan orang ini adalah suatu upaya yang minimalis. Kasus insider trading yang merugikan publik hanya dikenakan sanksi yang sangat minimal dan terkesan asal-asalan. Sementara kasus lain yang berkaitan dengan kasus tersebut, yaitu upaya menurunkan harga saham PT PGAS yang berdampak korupsi, yang merugikan negara tidak pernah diproses.

Di balik kasus insider trading tersebut, ada upaya-upaya menjatuhkan harga saham PT PGAS sehingga pada saat proses divestasi PT PGAS harga sahamnya jatuh. Dengan demikian target APBN sebesar Rp 2,3 triliun tidak terpenuhi. Kasus ini tidak pernah muncul dipermukaan dan memang sengaja ditutup-tutupi. Mantan Menteri BUMN Sugiharto pada waktu itu mengatakan bahwa memang harga saat divestasi memang serendah itu. Padahal dibalik itu sebenarnya ada upaya pengerekan harga saham sehingga jatuh sampai level yang sangat rendah. Adanya manipulasi ini jelas merugikan negara, namun Bapepam- LK tidak pernah melakukan proses terhadap kasus ini. 134

Pola dan modus yang dipakai dalam divestasi Perusahaan Gas Negara (PT PGAS) yakni yang dilakukan saat indeks dan bursa tengah semarak, namun harga saham Perusahaan Gas Negara dibursa dibuat turun. Setelah melihat kinerja dan fakta yang terjadi seperti ini memang sudah tidak bisa berharap banyak pada

134

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Bapepam-LK. Seharusnya kejaksaan dan KPK bisa secara aktif melakukan proses penyidikan dan proses hukum lebih lanjut.

BAB V