• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggungjawaban pada PT Terbuka

Perseroan pada hakikatnya adalah badan hukum/subjek hukum mandiri dan wadah perwujudan kerjasama antara para pemegang saham (persekutuan modal). Kenyataan tersebut berakibat bahwa demi kelangsungan keberadaannya Perseroan mutlak membutuhkan organ yaitu:

1. RUPS dimana para pihak modal sebagai pihak yang berkepentingan berwenang sepenuhnya untuk menentukan kepada siapa akan mereka percayakan pengurusan Perseroan.

2. Direksi yang oleh UUPT ditugaskan mengurus dan mewakili Perseroan

3. Dewan Komisaris yang oleh UUPT ditugaskan untuk melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Direksi.

Memperhatikan keadaan tersebut di atas dapat dikatakan keputusan- keputusan yang menyangkut stuktur organisasi Perseroan (misalnya perubahan Anggaran Dasar, penggabungan, peleburan, pemisahan, pembubaran dan likuidasi Perseroan), hak dan kewajiban para pemegang saham, pengeluaran saham baru dan pembagian/ penggunaan keuntungan yang dibuat Perseroan sepenuhnya termasuk wewenang RUPS. Sebaliknya, apa saja yang tercakup dalam organisasi

56

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

usaha Perseroan yang dibuat untuk mencapai maksud dan tujuan Perseroan sepenuhnya menjadi wewenang Direksi dan Dewan Komisaris. Oleh karena itu pengangkatan dan pemberhentian karyawan Perseroan, membuka cabang dan melakukan aktivitas lain berkenaandengan organisasi Perseroan selaku badan usaha berada dalam wewenang Direksi dan Dewan Komisaris.

Sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas dan Undang- Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, setiap perusahaan wajib mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dalam jangka waktu enam bulan setelah tutup tahun buku. Dalam rangka RUPS ini, direksi wajib menyusunan laporan yang meliputi paling tidak laporan keuangan tahunan terakhir, informasi tentang kegiatan usaha dan perubahannya, problem yang dihadapi, dan hasil-hasil yang telah dicapai. Laporan tersebut juga mengungkapkan nama Direksi dan Komisaris berikut remunerasi masing-masing direksi atau komisaris. Untuk perusahaan terbuka, laporan keuangan harus diperiksa (diaudit) oleh Akuntan Pulik dan dipublikasikan dalam dua surat kabar berperedaran nasional. Jika dokumen tersebut tidak benar atau menyesatkan, para direktur dan komisaris secara pribadi dapat bertanggung jawab kepada setiap pihak yang menderita kerugian.

Direksi adalah organ yang mewakili kepentingan Perseroan selaku subyek hukum mandiri. Sesungguhnya Perseroan adalah sebab keberadaan direksi, karene apabila tidak ada perseroan, juga tidak ada direksi.57

57

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

Berdasarkan Pasal 92 ayat (1) UUPT pengurusan Perseroan dipercayakan kepada direksi. Apa yang dimaksudkan dengan konsep pengurusan? Yang jelas pengurusan bukan berarti bahwa direksi hanya menjadi pelaksana kebijaksanaan dan rencana yang dibuat RUPS atau Dewan Komisaris. Lebih tepat bila istilah pengurusan diartikan sebagai Direksi ditugaskan dan oleh karena itu berwenang: 1. mengatur dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan usaha perseroan

2. mengelola kekayaan perseroan dan

3. mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan58

Selain hak, kewajiban dan tanggung jawab yang timbul karena Undang- Undang, dalam praktek hukum perusahaan terdapat pula kewajiban dan tanggung jawab yang diakui secara umum oleh hampir semua negara yang menganut supremasi hukum dalam pengelolaan perusahaan. Sebagian dari kewajiban dan tanggung jawab ini tidak didapati di alam peraturan perUndang-Undangan, namun dalam praktek, kewajiban dan tanggung jawab ini harus dipatuhi oleh para pengelola perusahaan.59

a. Tanggung jawab Fiducia (fiduciary duty)

Di antara kewajiban dan tanggung jawab tersebut adalah:

Sebagaimana halnya seorang pemegang kuasa, yang melaksanakan kewajibannya berdasarkan kepercayaan yang diberikan oleh pemberi kuasa untuk bertindak sesuai dengan perjanjian pemberian kuasa dan peraturan perundang-undangan yang berlaku: demikian pula direksi perseroan, sebagai pemegang Fiduciary duty dari para pemegang saham

58

Bismar Nasution, Op. Cit., hal. 11.

59

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

perseroan, bertanggung jawab penuh atas pengurusan dan pengelolaan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, dan untuk menjalankan tugas dan kewajibannya yang diberikan oleh anggaran dasar perseroan dan peraturan perUndang-Undangan yang berlaku.60

Pengadilan di Amerika Serikat telah memasukkan konsep fiduciary duty dalam Securities Exchange Act 1934 dengan menerapkan standar good faith dan fair dealing bagi dealer. Prinsip-prinsip umum keagenan telah diterapkan terhadap perilaku broker yang pada dasarnya juga adalah agen dan dengan demikian ia merupakan seseorang yang memegang kepercayaan.61

b. Kewajiban melakukan transaksi secara jujur (Duty of fair dealing)

Pada perusahaan reksadana kewajiban untuk melaksanakan transaksi jujur ini dibebankan terutama kepada manajer investasi, dimana dalam melakukan investasi mereka harus benar-benar mempertimbangkan kejujuran dan tidak melakukan investasi yang nyata-nyata dapat merugikan rekasadana.

c. Kewajiban menghindari benturan kepentingan (conflict of interest)

Dalam melakukan investasi para manajer investasi diwajibkan untuk menghindari terjadinya transaksi yang mengandung unsur benturan kepentingan, misalnya sebagai manajer investasi mereka dilarang untuk melakukan investasi yang didasarkan kepada pemilihan sarana investasi

60

Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Op. Cit., hal 113.

61

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

untuk kepentingan kelompok perusahaannya tanpa melakukan perhitungan bisnis yang wajar.

d. Kewajiban untuk menghindari transaksi untuk kepentingan sendiri (self dealing)

Apabila terdapat suatu peluang untuk melakukan investasi, maka seorang manajer investasi harus menghindari transaksi untuk pribadi (self dealing), dimana manajer investasi dilarang untuk mengambil kesempatan tersebut untuk dirinya sendiri atau untuk pihak lain di luar perusahaan.

e. Kewajiban menghindari penghamburan aset perusahaan (wasting corporate assets)

Dalam melakukan investasi para manajer investasi diharuskan memegang prinsip kehati-hatian.62

Dengan berbagai macam variasi yang mungkin ditemui dalam praktek, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa pada hampir semua negara, setiap perbuatan hukum yang dilakukan oleh mereka yang patut diduga berwenang bertindak untuk dan atas nama dan karenanya mewakili perseroan, harus diterima dan diperlakukan sebagai perbuatan hukum perseroan sepenuhnya. Demikian pula ketiadaan pemenuhan akan syarat-syarat pembatasan kewenangan yang berlaku tidak membatalkan perbuatan hukum tersebut, perbuatan hukum tersebut dianggap tetap mengkat perseroan. Ini berarti perseroam harus menanggung segala akibat

62

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

hukumnya, walaupu dalam hal-hal tersebut di atas syarat subjektif sahnya perbuatan hukum tersebut sebenarnya tidak terpenuhi.63

Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, komisaris bertugas mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasehat kepada Direksi. Kemudian dalam Pasal 114 ayat 2 UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007 dikatakan bahwa komisaris wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan.64

Yang selama ini terjadi, khususnya di Indonesia, bahwa dewan komisaris lebih merupakan organ perusahaan yang berlaku pasif. Dewan komisaris pada umumnya tidak menjalankan fungsi pengawasannya terhadap direksi. Penomena seperti ini bukan merupakan hal yang perlu diperdebatkan ketika suatu perusahaan masih merupakan perusahaan tertutup, namun akan lain halnya apabila perusahaan tersebut telah go public. Hal ini dikarenakan sikap pasif atau bahkan dapat dikatakan sikap yang mendukung setiap kebijakan yang diambil direksi tersebut pada gilirannya akan dapat merugikan kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya. Dengan demikian, pemilihan komisaris perusahaan di Indonesia lebih berdasarkan kedudukan seseorang dan kurang mempertimbangkan integritas serta kompetensi orang tersebut. Pada akhirnya, kualitas dewan komisaris perusahaan-perusahaan Indonesia ditinjau dari independensinya terhadap direksi atau pemegang saham pengendali patut dipertanyakan.

63

Ahmad Yani & Gunawan Widjaja, Op. cit., hal 120.

64

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

1. Keberadaan Komisaris Independen

Mengapa independent directors, atau outside directors, atau komisaris independen itu perlu?

Dalam salah satu artikelnya, Barry Reiter menyatakan:

outside directors dapat membantu memberikan kontinuitas dan objektivitas yang diperlukan bagi suatu perusahaan untuk berkembang dan makmur. Outsider directors membantu merencanakan strategi jangka panjang perusahaan dan secara berkala melakukan review atas implementasi strategi tersebut. Dengan demikian hal ini akan memberikan benefit yang tinggi bagi perusahaan. Perusahaan juga akan mendapat akses atas talent dan pengetahuan-pengatahuan khusus yang mungkin akan sangat mahal, kalau diperoleh selain melalui outside directors.

Lebih lanjut menurut pendapat John M. Nash, President National Association of Corporate Directors, board of directors merupakan bentuk konsultasi yang termurah.

Di Indonesia saat ini, keberadaan komisaris independen sudah diatur dalam Code of Good Corporate Governance (KNKCG). Komisaris menurut Code tersebut, bertanggung jawab dan mempunyai kewenangan untuk mengawasi kebijakan dan kegiatan yang dilakukan direksi, dan memberikan nasehat bilamana diperlukan. Anggota komisaris harus merupakan orang berkarakter baik dan mempunyai pengalaman yang relevan. Setiap anggota komisaris dan dewan komisaris harus menjalankan kewajibannya untuk kepentingan perusahaan dan pemegang saham. Komisaris juga harus memastikan bahwa

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

perusahaan menjalankan tanggungjawab sosialnya dan mempertimbangkan kepentingan berbagai stakeholders. Sedangkan komposisi komisaris haruslah sedemikian rupa guna mencapai pengambilan keputusan yang cepat dan efektif. Setidaknya 20% dari anggota komisaris harus merupakan komisaris independen dalam rangka meningkatkan efektivitas dan transparansi atas pertimbangan-pertimbangan komisaris.65

a. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang saham pengendali perusahaan tercatat yang bersangkutan.

Komisaris independen harus independen dari direksi dan pemegang saham pengendali dan tidak mempunyai kepentingan yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk menjalankan kewajiban secara adil atas nama perusahaan. Keberadaan komisaris independen juga diatur dalam ketentuan Peraturan Pencatatan Efek Bursa Efek jakarta (BEJ) Nomor I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa yang berlaku sejak tanggal 1 Juli 2000. Perusahaan yang tercatat di BEJ wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya secara proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen sekurangkurangnya 30% dari jumlah seluruh anggota komisaris. Adapun persyaratan menjadi komisaris independen adalah sebagai berikut :

b. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan direktur dan/atau komisaris lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan.

65

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

c. Tidak bekerja rangkap sebagai direktur di perusahaan lain yang terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan

d. Memahami peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal.

e. Diusulkan oleh pemegang saham dan dipilih oleh pemegang saham yang bukan merupakan pemegang saham pengendali dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).66

2. Peran dan Fungsi Komite Audit

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa peran pengawasan sekaligus akuntabilitas dewan komisaris perusahaan Indonesia pada umumnya belum memadai. Dengan keanggotaan dewan komisaris yang selama ini dipilih lebih berdasarkan kedudukan dan kekerabatan menyebabkan mekanisme check and balance terhadap direksi tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini mengakibatkan banyak direksi perusahaan menjalankan kegiatan operasional usahanya secara ekspansif tanpa mempertimbangkan resiko yang mungkin timbul dan mengabaikan kepentingan pemegang saham minoritas. Fungsi audit internal dan auditor eksternal belum berjalan optimal mengingat secara struktural, auditor tersebut berada dalam posisi yang sulit untuk bersikap independen dan objektif. Padahal independensi merupakan suatu sikap mental yang harusnya ada dalam setiap auditor. Untuk itu, selain mengangkat komisaris independen dan membentuk komite-komite seperti komite remunerasi dan komite pemilihan (nominating committee), sudah saatnya akuntabilitas dewan komisaris perlu ditingkatkan dengan membentuk komite

66

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

audit. Konsep audit mulai diperkenalkan kepada dunia usaha di Amerika Serikat. Pada bulan Mei 2000, Bapepam telah mengeluarkan surat edaran yang merekomendasikan Emiten/Perusahaan Publik untuk memiliki komite audit. Dalam pelaksanaan tugasnya, komite audit mempunyai fungsi membantu dewan komisaris untuk :

a. meningkatkan kualitas laporan keuangan;

b. menciptakan iklim disiplin dan pengendalian yang dapat mengurangi kesempatan terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan peruahaan; c. meningkatkan efektivitas fungsi audit internal maupun audit eksternal; d. mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian dewan komisaris. Adapaun tugas komite audit adalah memberikan pendapat profesional yang independen kepada dewan komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi. Untuk itu, komite audit harus melakukan penelahaan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, atau informasi keuangan lainnya. Komite juga harus menalaah ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundangan lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha perusahaan. Komite audit juga harus melakukan penelaahan atas kecakupan pemeriksaan yang dilakukan oleh eksternal auditor untuk memastikan semua resiko yang penting telah dipertimbangkan.

Sri Agustina Rejeki Silalahi : Tanggung Jawab Perusahaan Dalam Penyampaian Prospektus Di Pasar Modal, 2008.

USU Repository © 2009

BAB III