• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 7-11Usulan dan Prioritas Sub Bidang Pengembangan Kawasan Permuki

C. Permasalahan dan TantanganPengembangan Air Limbah

7.4.1.3 Analisis Kebutuhan Air Limbah

Pengembangan jaringan air limbah dilakukan dengan orientasi lokasional dengan memperhatikan kepadatan penduduk serta kondisi fisik kawasan yang akan dilayani serta pembangunan instalasi pengolahan dan pembuangan lumpur tinja. Konsep pengembanan jaringan air limbah pada prinsipnya adalah pengembangan penanganan air limbah yang berwawasan lingkungan/ramah lingkungan, dimana air limbah yang dihasilkan dapat didaur ulang dengan sistem pengolahan tertentu dan tidak mencemari lingkungan.

Pengolahan air limbah dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :

Air limbah dilarang dibuang secara langsung menuju alam dan menjamin bahan buangan yang disalurkan ke alam lepas tidak merusak lingkungan.

Instalasi pengolahan limbah mutlak ada.

Pelayanan jaringan perpipaan/instalasi pengolahan air limbah prioritas pada kegiatan industri, perdagangan, sarana pelayanan umum dan perkantoran.

Mengurangi resiko yang diakibatkan oleh limbah.

Untuk menyediakan sarana pengolahan air limbah, maka diperlukan perkiraan timbulan limbah yang akan dihasilkan. Timbulan air limbah sangat dipengaruhi oleh pola pemakaian air bersih, pada umumnya timbulan air limbah yang dihasilkan kurang lebih

Standar Pelayanan Minimal untuk Permukiman Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001.

SNI 03-2398-2002 Tata Cara Perencanaan Tanki Septik Dengan Sistem Peresapan. SNI 03-2399-2002 Tata cara perencanaan bangunan MCK umum.

Dasar-Dasar Teknik Pengolahan Air Limbah. Dasar-Dasar Teknik Pengolahan Air Limbah.

Berdasarkan hasil perhitungan untuk perkiraan jumlah timbulan air limbah pada di Kabupaten Lampung Timur pada tahun 2014 sebesar 56.171.083 liter/hari atau 56.171 m3/hari dari total kebutuhan air bersih dengan kebutuhan septiktank komunal 195.038 unit. Dan untuk pelayanan tinja diperlukan 24 unit mobil tinja. Untuk lebih jelasnya mengenai perkiraan jumlah timbulan air limbah dan kebutuhan jumlah utilitas air limbah pada kawasan perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7-39Proyeksi Timbulan Air Limbah dan Sarana Prasarana Air Limbah

Sumber : Hasil Analisis, 2014.

Adapun penanganan air limbah di Kabupaten Lampung timur dengan rencana pengembangan sebagai berikut:

2014 2019 2024 2029 2034

1 Jml Penduduk Jiwa 975.192 1.011.140 1.047.087 1.083.034 1.118.981

2 Jumlah Rumah Tangga KK 195.038 202.228 209.417 216.607 223.796

3 Kebutuhan Air Bersih Domestik Lt/Hari 70.213.854 72.802.046 75.390.238 77.978.430 80.566.621

4 Timbulan Limbah Cair Domestik (Asumsi 80% dari Air Bersih) Lt/Hari 56.171.083 58.241.637 60.312.190 62.382.744 64.453.297 5 Penduduk yang terlayani Septic Tank (Asumsi 85%) Asumsi 85% 165.783 171.894 178.005 184.116 190.227 6 Penduduk yang terlayani MCK (Asumsi 15%) Asumsi 15% 29.256 30.334 31.413 32.491 33.569 7 Proyeksi Kebutuhan Septic Tank Untuk Keluarga (1 Septic/1KK) 1 Septic Tank/1KK 195.038 202.228 209.417 216.607 223.796 8 Proyeksi Kebutuhan MCK (Unit;1 MCK=100 jiwa) Unit;1 MCK=100 Jiwa 9.752 10.111 10.471 10.830 11.190

9 Proyeksi lumpur tinja domestik yang di hasilkan; lt/hari (30 lt x jmlh pddkLt/Hari(30 LtxJmL

Pend/365) 80.153 83.107 86.062 89.016 91.971 10 Proyeksi Lumpur Non Tinja (Lt/hari;20% Tinja) Lt/Hari;20% Tinja) 16.031 16.621 17.212 17.803 18.394 11 Total Jumlah Lumpur (Lt/Hari) Lt/Hari 96.183 99.729 103.274 106.820 110.365 12 Proyeksi Kebutuhan Mobil Tinja (Unit ; Kapasitas 4m³) Unit;Kapasitas 4m³ 24 25 26 27 28 13 Kebutuhan Kapasitas IPLT Minimal (50m³/hari) 50m³/hari 19 20 21 21 22 Perkiraan Jumlah dan Kebutuhan Penyediaan Prasarana

Limbah Satuan

1. Sistem Pembuangan Air Limbah

a. Penyediaan dan pembangunan sanitasi setempat yang dilengkapi dengan tangki

septik bidang resapan dan sumur resapan.

b. Mengembangkan tangki septik secara kolektif pada kawasan perumahan tipe

kecil serta tangki septik secara individu pada kawasan perumahan tipe sedang dan tipe besar.

c. Penyediaan dan pembangunan sanitasi terpusat dengan proses pengolahan

limbah sistem IPAL. Hal ini merupakan kewajiban besar bagi pengelola industri dan pusat perdagangan kapasitas besar.

2. Sistem Pengolahan Air Limbah

a. Penyediaan pengolahan air limbah domestik dengan septiktank konvensional

yang terintegrasi dengan bidang resapan (beerput) dan sumur resapan serta

pada permukiman padat dengan penyediaan tangki septik dengan pengurangan berkala menggunakan mobil Tinja.

b. Penyediaan pengolahan air limbah non domestik dengan pembangunan IPAL

dengan sistem produksi bersih, yaitu pemanfataan kembali air limbah yang memenuhui baku mutu air besih dan penggunaan limbah padat terdaur ulang.

c. Alternatif pengolahan limbah berwawasan lingkungan dengan pengembangan

sanitasi taman (sanita) dan biofiil septic tank yang dikembangkan dengan

kepadatan lingkungan permukiman rendah hingga sedang.

d. Penanganan air limbah secara ketat pada lingkup kawasan peruntukan industri,

perdagangan dan jasa, dan kesehatan berupa penyediaan instalasi pengolahan air limbah pada masing-masing kawasan.

3. Sistem Penyaluran Air Limbah

a. Menghindari sistem pemompaan dengan memperhatikan kontur kawasan.

b. Sistem Penyaluran terpisah atau biasa disebut separate system/full sewerage

adalah sistem dimana air buangan disalurkan tersendiri dalam jaringan riol tertutup, sedangkan limpasan air hujan disalurkan tersendiri dalam saluran drainase khusus untuk air yang tidak tercemar.

c. Pola penyaluran air limbah dikembangkan dengan pola zona, dimana daerah pelayanan terbagi menjadi dua, yaitu pusat pelayanan dan zona industri. Hal ini dikarenakan daerah terhambat dengan elevasi yang bervariasi.

Jaringan pengelolaan air limbah yang akan direncakan di Kabupaten Lampung Timur

Tabel 7-40 Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah

No Aspek Pengelolaan Drainase Kondisi Eksisting Kebutuhan

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV

A Peraturan terkait sektor air limbah

Ketersediaan Peraturan bidang air limbah (Perda, Pergub, Perwali dst)

Pemerintah Kabupaten Lampung Timur belum memiliki peraturan terkait sektor air limbah dan belum melaksanakan pengawasan terhadap dimensi atau standar ukuran septictank dan sistem rembesan setempat.

Pembuatan Peraturan bidang Air Limbah

Pembuatan Peraturan bidang Air Limbah

Pembuatan Peraturan bidang Air Limbah

Pembuatan Peraturan bidang Air Limbah

B Kelembagaan :

Bentuk Organisasi - Pembentukan

Organisai dan tata laksanaan (Tupoksi, SOP) - Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman (limbah)

Pembuatan Sarana dan Prasarana Air Limbah Berbasis Masyarakat Pengembangan Kinerja Pengelolaan Penyehatan Lingkungan Permukiman (limbah)

Tata Laksana (Tupoksi, SOP,dll)

Kualitas dan kuantitas SDM

C Pembiayaan

Sumber-sumber pembiayaan (APBD Prov/Kab/kota/ swasta/ masyarakat/dll)

Pembiayaan pengelolaan air limbah meliputi biaya operasional dan perawatan serta biaya investasi belum mencapai angka ideal Tarif Retribusi

Realisasi penarikan retribusi (%terhadap target)

No Aspek Pengelolaan Drainase Kondisi Eksisting Kebutuhan

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV

D Peran serta Masyarakat dan swasta (Sudah ada/belum ada/

bentuk kontribusi, dll)

Pembentukan Kelembagaan Pengelola Air Limbah E Sistem setempat (on site)

Ketersediaan dan kondisi IPLT

- - Pembuatan

Masterplan Sarana Air Limbah Dengan Sistem Terpusat

- Pembebasan Lahan

Pengadaan Mobil penyedotan septic tank

Pembuatan jaringan limbah/air kotor mikro yang melayani buangan limbah kawasan permukiman,

perdagangan dan jasa, dan sarana lainnya.

Kapasitas IPLT - Tingkat cakupan Pelayanan IPLT

-

Ketersediaan dan kondisi Truk tinja

-

Biaya O&P - Kualitas efluen IPLT (BOD dan COD)

Ketersediaan Sistem

pengolahan air limbah skala kecil/ kawasan/ komunitas F Sistem Terpusat (off site)

Ketersediaan dan kondisi IPAL

Perencanaan Masterplan IPAL bagi kegiatan industri dan limbah perkotaan di Kecamatan Bandar Sribawono

Perencanaan Teknis (DED) IPAL.

- Penyediaan ruang energi yang digunakan sebagai sumber pembangit listrik untuk kegiatan pengolahan IPAL. - Penyediaan ruang gudang sebagai penyimpanan residu yang tidak termanfaatkan yang kemudian dibuang - Penerapan sistem pemantauan limbah buangan untuk kualitas air limbah industri yang diperbolehkan. - Pembuatan jaringan

pembungan limbah/air kotor secara mandiri oleh industri.

- Penyediaan RTH berupa pekarangan dan green belt dengan vegetasi tanaman yang mampu Kapasitas IPAL

Tingkat cakupan Pelayanan IPAL

No Aspek Pengelolaan Drainase Kondisi Eksisting Kebutuhan

Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV

menuju TPA minimal sebulan sekali.

menyerap polusi, bising dan bau.

- Melakukan pengawasan pengolahan secara berkala.

7.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan Air Limbah