• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 3 Hasil evaluasi kinerja PPSC tahun 2004

3.2 Pendekatan Sistem

3.2.1 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan permulaan pengkajian dari suatu sistem. Analisis ini akan dinyatakan dalam kebutuhan-kebutuhan yang ada, baru kemudian dilakukan tahap pengembangan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang dideskripsikan, analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antar respon yang timbul terhadap jalannya sistem. Interaksi sendiri didefinisikan oleh Muhammadi et al. (2001) adalah pengikat atau penghubung antar unsur, yang memberi bentuk atau struktur kepada obyek, membedakan dengan obyek lain dan mempengaruhi perilaku dari obyek. Analisis kebutuhan harus dilakukan secara hati-hati terutama dalam menentukan kebutuhan dari semua orang dan institusi yang dapat dihubungkan dengan sistem yang telah ditentukan. Hal tersebut meliputi manajer atau administrator dari pada sistem, distributor hasil dari suatu sistem, pemakai barang atau jasa yang berasal dari suatu sistem dan yang terakhir adalah perancang dari sistem itu sendiri (Eriyatno 2003). Analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara respon yang timbul dari seorang pengambil keputusan (decision maker) terhadap jalannya sistem. Analisis ini dapat meliputi hasil dari suatu survei, pendapat seorang ahli, diskusi, observasi lapang dan sebagainya.

Pada tahap analisis kebutuhan, dapat ditentukan elemen-elemen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem ataupun sub sistem. Elemen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-masing dan saling berinteraksi satu sama lain serta berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada.

Gambar 6 Metodologi penyelesaian masalah dengan pendekatan sistem (Manetsch dan Park 1977).

Pengembangan PPSC melibatkan beberapa elemen yang berperan sebagai stakeholder, di mana masing-masing memiliki kebutuhan yang berbeda terhadap PPSC. Stakeholder yang terlibat dalam pengelolaan PPSC adalah sebagai berikut:

(1) Nelayan; merupakan kelompok masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah mencari ikan. Nelayan terdiri dari kelompok pemilik kapal atau perahu maupun nelayan pekerja yang tidak mempunyai perahu.

Nelayan merupakan pelaku utama dalam PPSC dan akan terkena dampak langsung apabila ada permasalahan dalam sistem PPSC.

(2) PPSC; merupakan institusi pengelola yang bertugas menyediakan sarana yang berkaitan dengan produksi perikanan, seperti dermaga labuh, tempat pelelangan ikan (TPI), pasar ikan, ruangan pendingin ikan (cooling room), ataupun sebagian kebutuhan logistik kapal-kapal penangkap ikan.

(3) Pemerintah; yaitu lembaga otoritas lokal (Pemerintah Kabupaten Cilacap, Pemerintah Propinsi Jawa Tengah) maupun Pemerintah Pusat yang mempunyai tanggung jawab dalam pengelolaan dan pengembangan PPSC. (4) Lembaga Keuangan atau Perbankan; merupakan institusi keuangan baik

berupa bank atau lembaga keuangan lainnya yang dapat berperan sebagai pemberi dana untuk keperluan investasi.

(5) Pembeli (konsumen ikan); adalah masyarakat yang melakukan transaksi pembelian ikan di PPSC. Konsumen terbagi menjadi konsumen rumah tangga dan konsumen industri pengolahan ikan. Konsumen berperan penting dalam pengembangan produksi ikan. Peningkatan jumlah konsumen akan memacu peningkatan produksi ikan.

Struktur sistem pengelolaan dan pengembangan PPSC secara diagramatis ditunjukkan pada Gambar 7.

Hasil analisis kebutuhan dapat digunakan untuk mendefinisikan dan menegaskan kembali tujuan dari sistem pengembangan PPSC. Tujuan pengembangan PPSC adalah sebagai berikut:

(1) Meningkatkan kemampuan pelayanan dan efektivitas manajemen di PPSC. (2) Meningkatkan produksi ikan di PPSC.

(3) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.

(4) Meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan bagi pendapatan PAD dan PNBP.

Pada tahap analisis kebutuhan, dapat ditentukan elemen-elemen yang berpengaruh dan berperan dalam sistem ataupun sub sistem. Elemen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tujuannya masing-masing dan saling berinteraksi satu sama lain serta berpengaruh terhadap keseluruhan sistem yang ada (Eriyatno 2003 dan Marimin 2004). Dari analisis kebutuhan, pengembangan PPSC adalah mencakup nelayan, pihak pengelola PPSC, konsumen, lembaga keuangan atau perbankan, instansi pemerintah terutama pihak perikanan dan instansi terkait lainnya di daerah dan di pusat. Analisis kebutuhan dari masing-masing elemen tersebut adalah sebagai berikut: (1) Nelayan

• Tersedianya sarana dan prasarana penangkapan.

• Tersedianya modal berusaha.

• Harga jual ikan hasil tangkapan tinggi atau wajar.

• Permintaan terhadap hasil perikanan kontinyu.

• Produktivitas nelayan meningkat.

• Kesejahteraan keluarga meningkat. (2) Pengelola PPSC

• Peningkatan produksi perikanan.

• Peningkatan penerimaan dan pendapatan.

• Harga lelang tinggi.

• Terlaksananya dan terkoordinasinya pengelolaan, pemeliharaan dan pengembangan sarana dan prasarana tempat pendaratan dan pelelangan ikan, tertatanya operasional pelayanan kepada nelayan, kapal perikanan, pedagang ikan dan pelaku usaha perikanan lainnya.

• Terciptanya tata hubungan yang serasi dan harmonis.

• Lancarnya aktivitas nelayan di pelabuhan.

(3) Pengusaha atau Pengolah

• Pasokan bahan baku terjamin, harga rendah dan mutu baik.

• Pemasaran produk terjamin dengan harga menguntungkan.

• Usaha pengolahan menguntungkan dan produk yang dihasilkan mampu bersaing secara global.

• Tersedianya modal usaha dengan persyaratan peminjaman yang saling menguntungkan.

(4) Pedagang atau Bakul

• Mutu produk sesuai standar atau selera konsumen dengan harga rendah.

• Biaya produksi dan biaya transaksi rendah.

• Harga jual menguntungkan dan permintaan konsumen tinggi.

• Pasokan produk terjamin dari segi jumlah maupun waktu. (5) Konsumen

• Mutu produk sesuai selera konsumen dengan harga terendah.

• Diversifikasi produk. (6) Lembaga Pembiayaan usaha

• Manajemen dan proposal agroindustri hasil laut yang layak.

• Resiko penyaluran kredit kecil dan pengembalian kredit yang terjamin.

• Bunga kredit atau bagi hasil usaha menguntungkan dan jumlah nasabah meningkat.

(7) Instansi Pemerintah

• Bertambahnya lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

• Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan nelayan dan pengusaha perikanan.

• Tidak terjadinya pencemaran lingkungan.

• Meningkatkan kontribusi sektor kelautan dan perikanan bagi PAD. 3.2.2 Formulasi Permasalahan

Permasalahan merupakan kesenjangan antara tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan analisis kebutuhan dengan kemampuan pemenuhan akibat adanya keterbatasan sumber daya. Untuk melakukan pemecahan masalah maka berbagai kesenjangan yang ada perlu diformulasikan sehingga mencapai taraf defenitif.

Permasalahan yang muncul dari pengembangan PP secara umum disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

(1) Potensi sumber daya perikanan yang belum dimanfaatkan secara optimal. (2) Tingkat kegiatan perikanan (tingkat produksi, jumlah kapal dan nelayan,

serta proyeksi tingkat kebutuhan pelayanan) rendah.

(3) Masih rendahnya tingkat pendapatan dan kesejahteraan nelayan sehingga berimplikasi kepada lemahnya kemampuan dalam pengadaan fasilitas penangkapan.

(4) Masih rendahnya tingkat pemanfaatan fasilitas di PPSC. (5) Belum adanya prioritas pengembangan fasilitas di PPSC.

(6) Belum terdapat perencanaan kebutuhan logistik dan fasilitas PPSC.

(7) Hubungan kelembagaan dalam pengembangan PPSC yang kurang harmonis.

(8) Belum adanya strategi pengembangan di PPSC.

Permasalahan yang telah diformulasikan kemudian dikaji lebih lanjut untuk menentukan model pengembangan PPSC dengan mengakomodasikan berbagai kebutuhan dan memanfaatkan sumber daya yang ada.