• Tidak ada hasil yang ditemukan

Langkah awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian dan pengembangan adalah analisis kebutuhan. Wawancara sebagai contoh analisis kebutuhan yang peneliti lakukan. Peneliti melakukan wawancara terhadap 2 (dua) orang guru kelas 2 yaitu Ibu I guru kelas 2 SD Negeri Percobaan II, dan Bapak N guru kelas 2 SD Negeri Dayuharjo. Wawancara dilakukan pada bulan April 2018 sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat oleh peneliti. Tujuan peneliti melakukan wawancara adalah untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi guru terkait pembelajaran inovatif di Sekolah Dasar (SD) khususnya perangkat pembelajaran inovatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)dan Problem Based Learning (PBL).

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan

Wawancara dilakukan dengan berpedoman pada 22 butir pertanyaan sesuai indikator pembelajaran inovatif. Berikut data wawancara dengan guru kelas 2 yang melaksanakan Kurikulum 2013 terkait pembelajaran inovatif yang dijelaskan pada setiap butir pertanyaan.

Butir pertanyaan pertama yaitu mengenai kapan Sekolah Dasar tersebut mulai menerapkan Kurikulum 2013. Guru SD Negeri Dayuharjo mengatakan bahwa SD Negeri Dayuharjo menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun pembelajaran 2017/2018 dan guru SD Negeri Percobaan II mengatakan SD Negeri Percobaan II sudah mulai menerapkan pada tahun pembelajaran 2015/2016.

Butir pertanyaan kedua yaitu mengenai pelatihan Kurikulum 2013. Kudua guru mengatakan bahwa mereka sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan.

Butir pertanyaan ketiga yaitu mengenai pemahaman terhadap Kurikulum 2013. Kedua guru tersebut menjawab paham terhadap

Kurikulum 2013, namun tidak mendalam. Guru SD Negeri Dayuharjo juga menambahkan bahwa Kurikulum 2013 condong kepada pengembangan aspek kognitif.

Butir pertanyaan keempat yaitu mengenai karakteristik Kurikulum 2013. Guru SD Negeri Dayuharjo menjawab bahwa karakteristik Kurikulum 2013 adalah pembelajaran scientific dan guru SD Negeri Percobaan II menjawab tidak mengetahui karakteristik Kurikulum 2013.

Butir pertanyaan kelima yaitu mengenai pemahaman pendekatan scientific dalam pembelajaran yaitu meliputi 5M (mengamati, menanya, menalar mencoba, mengkomunikasikan). Guru SD Negeri Percobaan II mengatakan bahwa pendekatan scientific yaitu mengamati atau mengaplikasikan, sedangkan guru SD Negeri Dayuharjo mengatakan bahwa pendekatan scientific yaitu pembelajaran yang tidak tergabung, beliau mengatakan tidak begitu paham dengan pembelajaran 5M.

Butir pertanyaan keenam yaitu mengenai cara merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran. Kedua guru menjawab bahwa indikator dan tujuan pembelajaran sudah tersedia di buku guru jadi, tidak merumuskannya sendiri.

Butir pertanyaan ketujuh yaitu mengenai cara menumbuhkembangkan pendidikan karakter. Kedua guru mengatakan bahwa pendidikan karakter beliau selipkan dalam pembelajaran.

Butir pertanyaan kedelapan yaitu penggunaan RPP dengan model pembelajaran yang berbeda. Kedua guru menjawab RPP sudah disediakan oleh sekolah dan saat mengajar melihat situasi kelas dan materi ajar.

Butir pertanyaan kesembilan mengenai tujuan pembelajaran yang bapak atau ibu kembangkan sudah mengupayakan tercapainya pendidikan karakter. Guru SD Negeri Percobaan II memberikan jawaban sedikit demi sedikit sudah tercapai. Guru SD Negeri Dayuharjo memberikan jawaban iya tujuan pembelajaran sudah mengupayakan tercapainya pendidikan karakter.

Butir pertanyaan kesepuluh yaitu mengenai keterampilan dasar abad 21 (berpikir kritis, kreatif, kolaborasi, dan komunikasi). Guru SD Negeri Dayuharjo menjawab keterampilan dasar abad 21 meliputi siswa harus terampil, berpikir kritis, dan kreatif yang menurut peneliti jawaban tersebut mendekati benar, sedangkan guru SD Negeri Percobaan II menjawab bahwa beliau tidak mengetahui keterampilan dasar abad 21.

Butir pertanyaan kesebelas yaitu merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan tersebut. Kedua guru menjawab belum merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai dengan keterampilan dasar abad 21, karena mereka tidak membuat RPP tetapi membeli. Maka dari itu mereka tidak merumuskan indikator.

Butir pertanyaan kedua belas yaitu mengenai metode ceramah yang mendominasi di kelas. Guru SD Negeri Percobaan II menjawab masih menggunakan metode ceramah saat menjelaskan dan memotivasi siswa, sedangkan guru SD Negeri Dayuharjo menjawab sudah tidak menggunakan metode ceramah didalam kelas, melainkan sudah menggunakan metode dan model-model pembelajaran inovatif walaupun belum bervariasi.

Butir pertanyaan ketiga belas yaitu mengenai penggunaan model pembelajaran inovatif yang pernah diterapkan di kelas. Guru SD Negeri Percobaan II menjawab beliau pernah menggunakan model role playing dan inkuiri, sedangkan guru SD Negeri Dayuharjo menjawab pernah menggunakan model team game tournament (TGT).

Butir pertanyaan keempat belas yaitu mengenai pengetahuan pembelajaran inovatif. Satu guru menjawab pembelajaran inovatif adalah tidak selalu menggunakan metode ceramah namun menggunakan model pembelajaran, sedangkan satu guru lainnya mengatakan pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang kita ciptakan sendiri semenarik mungkin agar siswa tertarik.

Butir pertanyaan kelima belas yaitu mengenai kesulitan yang dialami dalam pembuatan model pembelajaran inovatif. Satu guru

mengalami kesulitan menemukan sumber ajar karena keterbatasan keahlian teknologi sedangkan satu guru lainnya mengatakan bahwa beliau tidak mempunyai banyak waktu untuk membuat model pembelajaran inovatif.

Butir pertanyaan keenam belas yaitu cara mengatasi kesulitan – kesulitan yang dialami saat melaksanakan pembelajaran inovatif. Kedua guru menjawab sama yaitu melihat kembali buku ajar dan berusaha melihat – lihat contoh yang ada pada internet.

Butir pertanyaan ketujuh belas yaitu mengenai kesesuaian contoh perangkat pembelajaran yang ada di sekolah. Kedua guru menjawab bahwa contoh perangkat pembelajaran sudah sesuai sehingga guru tidak terlalu mengalami kesulitan.

Butir pertanyaan kedelapan belas yaitu mengenai perlunya contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013. Kedua guru menjawab bahwa mereka sangat memerlukan contoh perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013.

Butir pertanyaan kesembilan belas yaitu mengenai perasaan siswa ketika guru menerapkan pembelajaran inovatif di kelas. Jawaban kedua guru adalah siswa tidak merasa bosan jikalau setiap hari menerapkan pembelajaran inovatif karena adanya variasi pembelajaran yang membuat belajar siswa menjadi menyenangkan.

Butir pertanyaan keduapuluh yaitu rencana pengembangan pembelajaran inovatif yang mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Satu guru menjawab bahwa rencana yang beliau rancang adalah mempelajari lebih dalam mengenai model – model pembelajaran inovatif agar dapat diterapkan pada siswa, sedangkan satu guru lainnya menjawab bahwa rencana yang beliau rancang adalah melihat keberhasilan pembelajaran inovatif terlebih dahulu kemudian beliau akan melakukan evaluasi yang selanjutnya diterapkan pada siswa sesuai dengan materi.

Butir pertanyaan keduapuluh satu yaitu mengenai peranan penting pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran. Kedua guru menjawab

pembelajaran inovatif memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.

Butir pertanyaan keduapuluh satu yaitu pemahaman tentang jenis belajar menurut Taksonomi Bloom yang telah direvisi. Kedua guru mengatakan bahwa mengetahui Taksonomi Bloom tetapi tidak memahami. Butir pertanyaan kedua puluh dua tentang apakah bapak atau ibu sudah memahami tentang jenis belajar menurut Taksonomi Bloom yang telah direvisi. Guru SD Negeri Percobaan II memberikan jawaban bahwa belum begitu memahami hanya sebatas tahu saja. Guru SD Negeri Dayuharjo memberikan jawaban hanya sebatas tahu saja tetapi masih belum memahami lebih mendalam.

2. Hasil Observasi Analisis Kebutuhan

Observasi dilakukan di kelas 2 dengan berpedoman pada 30 butir pernyataan sesuai indikator pembelajaran inovatif. Berikut data observasi pada dua Sekolah Dasar, yaitu SD Negeri Percobaan II dan SD Negeri Dayuharjo yang melaksanakan Kurikulum 2013 terkait pembelajaran inovatif yang akan dirangkum secara keseluruhan.

Pada kegiatan awal, guru membuka pembelajaran dengan berdoa, dan presensi. Namun, kegiatan apresepsi, motivasi, serta orientasi belum terlihat. Guru masih cenderung langsung meminta siswa untuk membuka buku pelajaran. Pada kegiatan Inti, pendekatan scientific yang menjadi salah satu karakteristik Kurikulum 2013 tidak nampak, serta penggunaan media pembelajaran untuk menunjang proses pembelajaran pun tidak nampak. Guru masih terpaku pada buku pegangan guru, serta guru tidak melakukan variasi pembelajaran dengan menggunakan sebuah model pembelajaran, karena guru cenderung menerapkan metode ceramah. Pada kegiatan penutup, guru memberikan ringkasan secara lisan dan tertulis, serta memberikan soal evaluasi pada siswa.

3. Pembahasan Wawancara dan Observasi Analisis Kebutuhan

Berdasarkan hasil wawancara oleh 2 (dua) guru kelas 2 seperti yang dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa Penerapan Kurikulum 2013 antar sekolah tidaklah sama. Pengetahuan guru satu dengan yang lain mengenai Kurikulum 2013 pun tidak sama. Guru hanya sekedar mengetahui Kurikulum 2013, namun tidak memahaminya, sehingga membuat guru kurang dapat mengembangkan dan menerapkan pembelajaran inovatif di dalam kelas. Guru sering kali masih masih menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi ajar, karena pada saat mengembangkan dan menerapkan pembelajaran inovatif guru mengalami kesulitan. Kesulitan yang dihadapi adalah kurang pemahaman pembelajaran inovatif sehingga membuat guru bingung untuk mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mengelola kelas supaya pembelajaran menjadi menyenangkan dengan berbagai model-model pembelajaran, serta keterbatasan sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang pembelajaran inovatif. Guru tidak membuat RPP secara mendetail sendiri, tetapi mereka membeli CD RPP atau mencari di website.

Selanjutnya, berdasarkan hasil observasi oleh 2 (dua) guru kelas 2 seperti yang dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa guru saat melaksanakan proses pembelajaran belum mengacu pada karakteristik Kurikulum 2013.

Dokumen terkait