• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
158
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA BERMAIN DI TEMPAT WISATA MENGACU

KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS 2 SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Agnes Dinda Kurnia Rejeki NIM: 151134042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Sahabat sejati yang selalu menemani dan mempermudah dalam penyelesaian skripsi ini.

Kedua orang tua tercinta

Bapak Matius Enggar dan Ibu Margareta Maria Susanti

Yang selalu memberikan dukungan, motivasi serta doa yang tulus kepada peneliti

Keluarga besar Trah Santoso, Trah Moegiato, Trah Soewito, serta sahabat-sahabat yang selalu memberi semangat dan mendukung melalui doa kepada peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

(5)

v MOTTO

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang

yang mengetok, baginya pintu dibukakan

(Matius 7: 7-8)

It’s me! Yes i can. Good prepare, good result

(Agnes Dinda Kurnia Rejeki)

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara

gembira menuju kegagalan.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka , sebagaimana layaknya karya ilmiah.

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Agnes Dinda Kurnia Rejeki

Nomor Mahasiswa : 151134042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN

INOVATIF DALAM SUB TEMA BERMAIN DI TEMPAT

WISATA MENGACU KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA

KELAS 2 SEKOLAH DASAR

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian penyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 07 Februari 2019 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM SUB TEMA BERMAIN DI TEMPAT WISATA MENGACU

KURIKULUM 2013 UNTUK SISWA KELAS 2 SEKOLAH DASAR

Agnes Dinda Kurnia Rejeki Universitas Sanata Dharma

2019

Pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang dirancang sendiri oleh guru yang sifatnya baru, oleh karena itu pembelajaran inovatif harus diterapkan pada pendidikan sekarang ini. Namun, hasil observasi di SDN Dayuharjo guru belum menerapkan pembelajaran inovatif saat di kelas. Oleh karena itu, guru membutuhkan contoh perangkat inovatif dalam proses pembelajaran yang mampu membangkitkan minat belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dan pengembangan. Prosedur pengembangan yang digunakan adalah langkah-langkah pengembangan dari Borg & Gall. Peneliti menggunakan langkah tersebut karena merupakan pengembangan suatu produk pendidikan. Hasil modifikasi yang peneliti gunakan terdiri dari tujuh tahap yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5) revisi desain, 6) uji coba produk, dan 7) revisi produk, dengan itu menghasilkan produk akhir berupa perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema bermain di tempat wisata mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa kelas 2 Sekolah Dasar.

Hasil penelitian pada perangkat pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division yang diberikan validator I dan II menunjukkan bahwa skor rata-rata 4,23 dengan kategori “sangat baik, kemudian pada perangkat pembelajaran tipe Problem Based Learning menunjukkan skor rata-rata 4,25 dengan ketegori “sangat baik”. Dengan demikian, produk yang dikembangkan ini mempunyai kualitas baik dan layak untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran inovatif mengacu Kurikulum 2013.

(9)

ix

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF INNOVATIVE LEARNING KITS IN SUB THEME PLAYING IN RECREATION PLACE REFERRING TO 2013 CURRICULUM FOR GRADE 2 ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Agnes Dinda Kurnia Rejeki Sanata Dharma University

2019

Innovative learning is learning that is designed by beginner teacher, therefore it must be applied in education system today. However, the results of the observation at SDN Dayuharjo, teacher has not applied the innovative learning in class. So, we need some examples of innovative learning kits in the teaching and learning process to trigger students' interest in learning process. This study aims to determine the quality of innovative learning referring to the 2013 curriculum.

The type of the study is research and development. The development procedure used was the development steps of Borg & Gall. The researcher applied the steps because it was the development of an educational product. There were seven steps modified by the researcher, namely 1) potential and problems, 2) data collection, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision, 6) product testing, and 7) product revision. The final product is in the form of innovative learning kits in sub-themes playing in recreation place referring to the 2013 curriculum for grade 2 elementary school students.

The results of the research on cooperative learning type Student Teams Achievement Division given by validators I and II shows that the average score is 4.23 with the category "very good". Moreover, in the learning kits type Problem Based Learning shows that the average score is 4.25 with the category "very good". It can be concluded that the kits have good quality and suitable to be applied as innovative learning kits referring to the 2013 Curriculum.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasihNya, sehingga skripsi yang berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif Dalam Sub Tema Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapat bantuan, bimbingan dan dukungan dari banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka dari itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Hasoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Kaprodi PGSD. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang selalu memberi bimbingan, motivasi, dan semangat sehingga peneliti termotivasi menyelesaikan skripsi ini.

5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi M.Psi. dan Laurensia Aptik Evanjeli M.A selaku dosen penguji yang telah bersedia memberikan waktu pada saya untuk menempuh ujian akhir skripsi.

6. Drs. Abu Yamin, selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Dayuharjo yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di SD Negeri Dayuharjo.

7. Ndaru Prasetyo, S.Pd., selaku guru kelas 2 B SD Negeri Dayuharjo yang senantiasa memberikan saran dan membantu peneliti melakukan penelitian dan membantu peneliti dalam proses validasi.

(11)

xi

9. Siswa kelas 2 B SD Negeri Dayuharjo yang dengan senang hati membantu dan berinteraksi secara aktif dalam proses penelitian.

10.Kedua orang tuaku, Matius Enggar dan Margareta Maria Susanti yang selalu memberikan dukungan, motivasi serta doa yang tulus kepada peneliti.

11.Adekku, Maria Rosariana, keluarga besar Trah Moegiato, Trah Santoso, dan Trah Soewito yang selalu memberi semangat dan mendukung melalui doa kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman – teman PPL SD Negeri Dayuharjo yaitu Bagus, Dipta, Dara, Ella, Febrian, dan Ifah yang selalu memberi bantuan dan motivasi kepada peneliti. 13.Teman – teman angkatan 2015 PGSD khususnya teman – teman skripsi payung

yang saling memberikan dukungan dan bantuan satu sama lain.

14.Sahabat- sahabat yaitu, Lintang, Elin, Intan, Ella, Dara, Mia, Dipta, Putri, Nila Siska, Echa, Melani, Ofa, Davit, Aji, Yusuf, Bagus dan Ade yang selalu menghibur saat peneliti merasa bosan.

15.Keluarga KOMSOS KAS, yaitu Mas Indro, Mas Encok, Mas Nug, Mas Ega, Mas Bhio, Mas Billy, dan Kartiko yang selalu mengibur dan membantu peneliti dalam hal iptek.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu, peneliti sangat bersyukur atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih peneliti sampaikan kepada semua pihak yang menjadi bagian dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Yogyakarta, 07 Februari 2019 Peneliti

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMANMOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

2. Keterampilan Belajar Dasar Abad 21 ... 14

3. Perangkat Pembelajaran ... 21

(13)

xiii

5. Model Pembelajaran ... 25

B.Penelitian yang Relevan ... 28

C.Kerangka Pikir ... 32

D.Pertanyaan Penelitian ... 33

BAB III ... 33

METODE PENELITIAN ... 33

A.Jenis Penelitian ... 33

B.Setting Penelitian ... 36

C.Prosedur Pengembangan ... 36

D.Uji Coba Terbatas ... 39

1. Teknik Pengumpulan Data ... 39

2. Instrumen Penelitian ... 48

3. Teknik Analisis Data ... 49

E.Jadwal Penelitian ... 53

BAB IV ... 54

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A.Analisis Kebutuhan ... 54

1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 54

2. Hasil Observasi Analisis Kebutuhan ... 58

3. Pembahasan Wawancara dan Observasi Analisis Kebutuhan... 59

B.Deskripsi Produk Awal ... 59

C.Validasi Ahli dan Revisi Produk ... 63

1. Data Validasi Pakar Pembelajaran Inovatif ... 63

2. Revisi Produk ... 68

D.Uji Coba Terbatas ... 69

1. Data uji coba terbatas ... 69

2. Revisi Uji Coba ... 73

E.Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 74

1. Kajian Produk Akhir ... 75

F.Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 77

1. Hasil Penelitian ... 77

(14)

xiv

BAB V ... 83

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENGEMBANGAN, DAN SARAN .... 83

A.Kesimpulan ... 83

B.Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan ... 84

C.Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara ... 39

Tabel 3.2 Pedoman Instrumen Observasi Guru ... 41

Tabel 3.3 Pedoman Instrumen Observasi Siswa ... 43

Tabel 3.4 Pedoman Validasi Model Pembelajaran STAD dan PBL ... 44

Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima ... 50

Tabel 3.6 Konversi Data Kuantitatif dan Kualitatif ... 52

Tabel 4.1 Komentar Pakar dan Revisi Tipe STAD ... 65

Tabel 4.2 Komentar Pakar dan Revisi Tipe PBL ... 67

Tabel 4.3 Komentar Guru Kelas 2 Saat Uji Coba Produk Tipe STAD... 71

Tabel 4.4 Komentar Guru Kelas 2 Saat Uji Coba Produk Tipe PBL ... 71

Tabel 4.5 Komentar Teman Sejawat Saat Uji Coba Produk Tipe STAD ... 72

Tabel 4.6 Komentar Teman Sejawat Saat Uji Coba Produk Tipe PBL ... 73

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian Yang Relevan... 31

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 33

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Borg and Gall ... 34

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Observasi ... 88

Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian ... 89

Lampiran 3. Surat Keterangan Penelitian ... 90

Lampiran 4. Pedoman Wawancara ... 91

Lampiran 5. Pedoman Observasi Guru ... 93

Lampiran 6. Pedoman Observasi Siswa ... 95

Lampiran 7. Hasil Observasi Guru dan Siswa SD N Dayuharjo ... 96

Lampiran 7.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa SD N Percobaan... 98

Lampiran 8. Instrumen Validasi RPP... 100

Lampiran 9. Instrumen Validasi Uji Coba Produk... 104

Lampiran 10. Hasil Validasi RPP Model STAD oleh Pakar Pemb. Inovatif ... 105

Lampiran 10.1 Hasil Validasi RPP Model PBL oleh Pakar Pemb.Inovatif ... 112

Lampiran 10.2. Hasil Validasi RPP Model STAD oleh Guru ... 119

Lampiran 10.3 Hasil Validasi RPP Model PBL oleh Guru ... 127

Lampiran 11. Hasil Uji Coba Produk tipe STAD ... 134

Lampiran 11.1 Hasil Uji Coba Produk tipe PBL ... 136

Lampiran 12. Dokumentasi Penelitian ... 138

Lampiran 13. Biodata Penulis ... 139

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo. 2003 : 16), yang mana pendidikan sebagai salah satu bagian kebutuhan terpenting dalam kehidupan manusia (Afrianto, 2011: 69). Pendidikan tersebut pasti memiliki tujuan. Tujuan pendidikan bersifat normatif, yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik (Tirtarhardja & La Solo, 2008: 37, dalam Ahmadi, 2014: 43).

Dunia pendidikan, sekolah dasar adalah tingkat satuan pendidikan yang paling dasar. Prastowo (2013: 13) memaparkan bahwa pendidikan dasar memiliki dua fungsi utama, yaitu (1) memberikan pendidikan dasar berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis, membaca, menulis, berhitung, penguasaan dasar-dasar untuk mempelajari saintek, dan kemampuan berkomunikasi, dan (2) pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya.

(19)

sejak tahun 2013 pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang penerapan kurikulum baru yang kemudian dikenal dengan Kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 diharapkan mampu mengubah sistem pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 memiliki ciri khas yaitu siswa dijadikan sebagai subjek pembelajaran atau sering disebut Student Centered Learning atau pembelajaran yang berpusat pada siswa. Hal tersebut sangat menarik, teori Piaget mengatakan pada usia sekolah dasar anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, serta anak dapat belajar melalui kegiatan atau peristiwa yang konkret (Slavin, 2011: 64).

Cara pembelajaran tersebut dapat dicapai melalui pembelajaran inovatif. Pembelajaran yang inovatif dapat dijadikan jembatan bagi terlaksananya penerapan kurikulum 2013. Suyatno, (2009: 8) mengemukakan bahwa pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar. Asas pembelajaran inovatif yang dapat digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran dengan segala kompetensi yang akan dicapai berdasarkan mata pelajaran apapun, yaitu (1) berpusat pada siswa, (2) berbasis masalah, (3) terintegrasi, (4) berbasis masyarakat, (5) memberikan pilihan, (6) tersistem, (7) berkelanjutan (Suyatno, 2009: 8). Namun, dalam pelaksanaan di lapangan banyak guru yang kurang memahami penerapan pembelajaran inovatif. Kondisi ini terbukti ketika peneliti melakukan wawancara dan observasi pada bulan April di SD Negeri Percobaan II dan SD Negeri Dayuharjo yang menerapkan Kurikulum 2013.

(20)

mengenai perangkat pembelajaran seperti halnya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan pembelajaran inovatif. Guru tidak mengetahui contoh model pembelajaran inovatif seperti yang peneliti gunakan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang bertujuan agar peserta didik bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok dan pendekatan berbasis masalah tipe Problem Based Learning yang bertujuan melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari kehidupan aktual peserta didik.

Maka, guru kelas 2 A dan 2 B menginginkan dan sangat membutuhkan contoh pengembangan dari perangkat pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas 2 yang menyangkut kurikulum 2013 untuk dijadikan sebagai referensi. Selanjutnya, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dan

pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yang diberi judul

“ Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Sub Tema

Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar”.

Peneliti memilih kelas rendah yaitu kelas 2 karena siswa kelas 2 memiliki sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan, dan senang bekerja sama. Hal tersebut mempermudah peneliti dalam mengendalikan kelas saat uji coba dan sesuai dengan karakteristik model pembelajaran yang peneliti gunakan. Kemudian, SD Negeri Dayuharjo sebagai tempat uji coba produk karena dalam penerapan Kurikulum 2013, SD tersebut tampak belum terkoordinasi dengan baik serta kurang pahamnya guru dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013.

(21)

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam Sub Tema Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Penelitian ini dapat memberikan suasana yang menyenangkan ketika pembelajaran di dalam kelas berlangsung, sehingga siswa dapat memahami dan menerima materi dengan baik.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi inspirasi bagi guru untuk menciptakan suasana kelas menjadi suasana pembelajaran yang inovatif, serta dapat menambah kemampuan guru untuk berpikir lebih kreatif dalam mengelola kelas.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan wawasan mengenai pembelajaran inovatif yang nantinya dapat diterapkan ketika mengajar, serta peneliti dapat belajar, berlatih, dan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division dan pendekatan reflektif tipe Problem Based Learning.

E. Batasan Istilah

1. Kurikulum 2013 merupakan seperangkat pembelajaran yang menjadi proses tujuan suatu pembelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar.

(22)

3. Perangkat Pembelajaran adalah perlengkapan yang dibuat oleh guru guna melaksanakan proses pembelajaran.

4. Model Pembelajaran adalah seluruh rangkaian materi ajar yang guru sajikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division adalah salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa yang level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.

6. Pendekatan Reflektif Tipe Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

F. Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah

1. Cover

Cover depan produk terdiri dari judul pengembangan perangkat pembelajaran inovatif yaitu pengembangan perangkat pembelajaran inovatif dalam sub tema bermain di tempat wisata mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas 2 sekolah dasar; nama penulis; logo universitas, keterangan yang berisi program studi yaitu pendidikan guru sekolah dasar, jurusan yaitu ilmu pendidikan, fakultas yaitu keguruan dan ilmu pendidikan, universitas yaitu Sanata Dharma Yogyakarta. Cover belakang berisi sinopsis dan biodata singkat penulis.

2. Ukuran kertas

Produk dicetak dalam ukuran kertas A4 dengan berat 70 gram sedangkan sampul dicetak dengan kertas ivory 230 supaya terlihat kokoh.

3. Format tulisan

(23)

4. Kata pengantar

Kata pengantar terdiri dari ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa; penjelasan kerangka berpikir seputar pembelajaran inovatif; ucapan terimakasih kepada pihak yang membantu dan terlibat dalam penyusun produk; dan kesediaan penulis dalam menerima kritik dan saran terkait dengan produk yang dikembangkan.

5. Daftar isi

Daftar isi terdiri dari garis besar isi buku beserta nomor halaman.

6. Produk yang dikembangkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari progam tahunan, progam semeseter, silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

7. Program tahunan untuk kelas 2 SD semester gasal. Program Tahunan adalah rencana umum pelaksanaan pembelajaran muatan pelajaran berisi antara lain rencana penetapan alokasi waktu satu tahun pembelajaran. Prota dibuat sesuai dengan kalender tahun pelajaran baru. Komponen-komponen dalam menyusun Program Tahunan: Identitas (antara lain muatan pelajaran, kelas, tahun pelajaran) dan Format isian (antara lain tema, subtema, dan alokasi waktu).

8. Perangkat pembelajaran program semester untuk kelas 2 SD semester gasal. Program Semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan. Program semester dilihat kalender dari semester gasal. Program Semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.

9. Perangkat pembelajaran silabus untuk kelas 2 SD semester gasal.

(24)

pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar.

10.Perangkat pembelajaran RPP disusun lengkap terdiri dari 1) identitas RPP; 2) kompetensi inti; 3) kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pebelajaran; 4) pendekatan, tipe dan metode; 5) sumber belajar; 6) langkah pembelajaran; 7) penilaian; 8) rangkuman materi 9) lampiran yang berisi LKS, media dan rubrik penskoran yang berjumlah enam set, mulai dari pembelajaran 1 (satu) sampai dengan 6 (enam).

11.Mengandung karakteristik Kurikulum SD 2013

Karakteristik pembelajaran terpadu memuat unsur keterpaduan antara mata palajaran yang akan diajarkan, saintifik yang dikembangkan adalah 5M yaitu : mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasikan yang akan diaplikasikan di dalam kegiatan inti. Kemudian adanya penilaian otentik yaitu penilaian proses dari pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Kurikulum 2013 terdapat pendidikan karakter pada siswa dan kemampuan berpikir tinggi yaitu menerapkan taksonomi bloom mulai dari C4 sampai C6.

12.Mengembangkan keterampilan belajar abad 21

Penelitian mengembangkan empat keterampilan 4C yaitu berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kerjasama (collaborative), dan komunikasi (communicative)

13.Sesuai dengan karakteristik model pembelajaran inovatif yang digunakan, yaitu 1) pembelajaran,bukan pengajaran; 2) guru sebagai fasilitator bukan instrastuktur; 3) siswa sebagai subjek, bukan objek; 4) multimedia bukan monomedia; 5) sentuhan manusiawi bukan hewani; 6) pembelajaran induktif, bukan deduktif; 7) materi bermakna bagi siswa bukan sekedar dihafalkan; 8) keterlibatan siswa partisipatif, bukan pasif.

(25)

menggunakan model pembelajaran kooperatif dan tiga RPP menggunakan pendekatan berbasis masalah.

14. Soal Post Test mengacu pada panduan penilaian untuk sekolah dasar. Perangkat pembelajaran dilengkapi dengan 6 set soal penilaian harian untuk setiap 1 subtema yang diberikan pada akhir pembelajaran.

15.Menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia

Peneliti menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan yang meliputi bahasa, peristilahan, nama orang, nama tempat tanda baca, dan kata penghubung.

(26)

9 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Begitu juga kurikulum adalah sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman pembelajaran harus dilakukan siswa, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata(Sarinah, 2015: 1). Inlow (1966), juga memberikan pengertian bahwa kurikulum merupakan usaha menyeluruh yang dirancang khusus oleh sekolah dalam membimbing siswa memperoleh dari hasil pelajaran yang telah ditentukan.

Berdasarkan ketiga definisi kurikulum di atas, kurikulum merupakan seperangkat pembelajaran yang menjadi proses tujuan suatu pembelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar.

(27)

Majid (2013: 86) menyatakan bahwa Kurikulum 2013 adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling siswa dan dalam rentang kemampuan, serta perkembangan anak. Subroto (2009: 9), juga berpendapat bahwa kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, konsep tertentu dikaitkan dengan konsep lain, yang dilakukan secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam pengalaman belajar siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Kurikulum 2013 adalah menekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan, Nur (dalam Kurinasih, 2014: 21-22).

Ketiga pernyataan di atas, disimpulkan oleh peneliti yaitu kurikulum 2013 sebagai pembelajaran yang mengaitkan kehidupan nyata sehari-hari siswa dengan pokok bahasan tertentu yang dikaitkan dengan bahasan lain sehingga pengalaman belajar siswa lebih bermakna.

a. Karakteristik Kurikulum SD 2013

(28)

Kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dengan kurikulum lainnya, yaitu :

1) Menggunakan pembelajaran terpadu

Pembelajaran terpadu memiliki dua istilah yang secara teoritis memiliki hubungan yang saling terkait dan ketergantungan satu dengan lainnya, yaitu integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning (pembelajaran terpadu).

Prastowo (2015: 45) memaparkan bahwa pembelajaran tematik adalah salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa , baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistis, bermakna, dan autentik. Sama halnya, Daryanto (2014: 42) menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan atau bidang studi atau berbagai materi dalam satu sajian pembelajaran keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum atau pengajaran lintas studi. Trianto (2014: 62) menyatakan bahwa karakteristik pembelajaran terpadu meliputi, (1) holistik, (2) bermakna, (3) autentik, dan (4) aktif. 2) Menggunakan pendekatan scientific

(29)

menjelaskan bahwa Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (scientific approach). Komponen yang dikembangkan dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan scientific yaitu (1) mengamati, (2) menanya, (3) mencoba/mengumpulkan data, (4) menalar, dan (5) mengkomunikasikan. Dalam pendekatan scientific bertujuan agar siswa memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (critical thinking skill) yang terdapat pada kegiatan menanya.

3) Pendidikan Karakter

(30)

4) Kemampuan berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skill) High Order Thinking Skill (HOTS) merupakan suatu proses berpikir peserta didik dalam level kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif dan taksonomi pembelajaran. Tujuan utama dari HOTS adalah meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik pada level yang lebih tinggi, terutama berkaitan kemampuan untuk berpikir kritis dalam menerima berbagai jenis informasi yang datang padanya. HOTS sering dikenal dengan sebutan 4C ini merupakan peningkatan kemampuan pemahaman dan penguasaan peserta didik atas materi pembelajaran agar ia dapat berpikir secara kritis (critical thinking), kreatif (creative thinking), mampu memecahkan masalah (problem solving), dan mampu membuat keputusan (making dicision) (Saputra, 2016: 91-92).

5) Penilaian autentik

(31)

proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan (Kurinasih, 2014: 48). Pada penilaian autentik ada kecenderungan yang fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka melalui sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka mengobservasi, menanya, manalar, mencoba, dan membangun jejaring (Kurinasih, 2014: 48).

2. Keterampilan Belajar Dasar Abad 21

Pergeseran paradigma pembelajaran yang kontemporer telah berganti pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, yaitu siswa diberi kebebasan dan keleluasaan belajar sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal tersebut ditempuh melalui strategi pembelajaran yang diimplementasikan guru di dalam kelas yang mempunyai beberapa karakteristik, yaitu 1) pembelajaran berpusat pada peserta didik atau disebut student centered learning, 2) mengembangkan kreatifitas peserta didik, 3) menciptakan suasana yang menarik saat pembelajaran, 4) peserta didik aktif dalam pembelajaran (Hosnan, 2014: 85).

(32)

a. Learning to Know

Belajar mengetahui merupakan kegiatan untuk memperoleh, memperdalam dan memanfaatkan materi pengetahuan. Penguasaan materi merupakan salah satu hal penting bagi siswa di abad ke-21. Siswa juga harus memiliki kemauan untuk belajar sepanjang hayat. Hal ini berarti siswa harus secara berkesinambungan menilai kemampuan diri tentang apa yang telah diketahui dan terus merasa perlu memperkuat pemahaman untuk kesuksesan kehidupannya kelak. Siswa harus siap untuk selalu belajar ketika menghadapi situasi baru yang memerlukan keterampilan baru. Pembelajaran di abad ke-21 hendaknya lebih menekankan pada tema pembelajaran interdisipliner. Empat tema khusus yang relevan dengan kehidupan modern adalah: (1) kesadaran global; (2) literasi finansial, ekonomi, bisnis, dan kewirausahaan; (3) literasi kewarganegaraan; dan (4) literasi kesehatan. Tema-tema ini perlu dibelajarkan di sekolah untuk mempersiapkan siswa menghadapi kehidupan dan dunia kerja di masa mendatang dengan lebih baik

b. Learning to Do

Siswa mampu menyesuaikan diri dan beradaptasi dalam masyarakat yang berkembang sangat cepat, maka individu perlu belajar berkarya. Siswa maupun orang dewasa sama-sama memerlukan pengetahuan akademik, dapat menghubungkan pengetahuan dan keterampilan, kreatif dan adaptif, serta mampu mentrasformasikan semua aspek tersebut ke dalam keterampilan yang berharga. Yani dan Mamat (2018: 47-52) mengatakan bahwa Learning to Do terdiri dari beberapa aspek, yaitu :

1) Berpikir kritis (Critical Thinking)

(33)

kritis dapat membantu dalam memecahkan masalah, mempermudah pekerjaan, dapat mencari solusi, mampu menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lainnya yang lebih akurat. Pengembangan berpikir kritis dapat melalui (1) pengamatan, (2) analisis, (3) penalaran, (4) penilaian, (5) pengambilan keputusan, dan (6) persuasi. Dalam pembelajaran, berpikir kritis merupakan salah satu proses berpikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills/HOTS) yang dapat digunakan dalam pembentukan konseptual peserta didik. 2) Komunikasi (Commnication)

Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi disebut dengan kompetensi komunikasi. Kompetensi komunikasi tersebut meliputi aspek (1) pengetahuan, (2) sikap, dan (3) keterampilan yang sesuai dalam mengelola pertukaran pesan verbal dan nonverbal (Yani dan Mamat, 2015: 48). Kurikulum 2013 menuntut siswa dapat berkomunikasi supaya dapat menyampaikan pemikiran dengan jelas, menyampaikan perintah dengan jelas dan dapat memotivasi orang lain dengan kemampuan berbicara.

3) Kolaborasi (Collaboration)

(34)

4) Kreativitas (Creativity)

Seseorang dapat menemukan gagasan atau konsep baru yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan sekitar disebut orang kreatif. Kreativitas sendiri merupakan proses mental yang memunculkan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada (Yani dan Mamat, 2015: 51).

Kurikulum 2013 menuntut siswa tidak hanya terampil dalam hal kognitif, namun juga dalam hal psikomotor yaitu keterampilan.

c. Learning to Be

Keterampilan akademik dan kognitif memang keterampilan yang penting bagi seorang siswa, namun bukan merupakan satu-satunya keterampilan yang diperlukan siswa untuk menjadi sukses. Siswa yang memiliki kompetensi kognitif yang fundamental merupakan pribadi yang berkualitas dan beridentitas. Siswa seperti ini mampu menanggapi kegagalan serta konflik dan krisis, serta siap menghadapi dan mengatasi masalah sulit di abad ke-21. Secara khusus, generasi muda harus mampu bekerja dan belajar bersama dengan beragam kelompok dalam berbagai jenis pekerjaan dan lingkungan sosial, dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Dalam Learning to Be terdiri dari beberapa aspek:

1) Keterampilan sosial dan lintas budaya

(35)

perbedaan budaya dan berkolaborasi dengan orang-orang yang berasal dari berbagai kondisi sosial dan latar belakang budaya), berpikiran terbuka terhadap ide-ide dan nilai-nilai yang berbeda, dan menggunakan perbedaan sosial dan budaya untuk menghasilkan ide-ide, inovasi dan kualitas kerja yang lebih baik. Memiliki keterampilan sosial yang baik dapat membantu siswa untuk membuat sebuah keputusan dengan baik. Keterampilan sosial yang baik pada anak-anak dan remaja dapat mempengaruhi kinerja akademis mereka, sikap, hubungan sosial dan keluarga, dan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kemampuan berempati juga termasuk keterampilan sosial yang diharapkan tumbuh di kehidupan abad ke-21 (National Research Council, 2012; P21, 2007a). Kesempatan untuk mengembangkan ketahanan emosional dan empati harus dirancang secara eksplisit (Leadbeater, 2008). Steedly, dkk (2008) menyatakan adanya keyakinan bahwa anak-anak pada umumnya memperoleh keterampilan sosial yang positif melalui interaksi sehari-hari dengan orang dewasa dan teman sebaya mereka. Namun, guru dan orang tua harus memperkuat pembelajaran ini dengan teladan secara langsung. 2) Tanggung jawab pribadi, pengaturan diri, dan inisiatif

(36)

tempat kerja. Kemampuan beradaptasi adalah kemampuan untuk menanggapi perubahan kondisi ekonomi dan pasar serta menguasai keterampilan baru dengan cepat. Kemampuan ini merupakan salah satu dari tiga kompetensi yang paling dibutuhkan di dunia kerja abad ke-21. Hal penting lainnya adalah fleksibilitas dalam berbagai pengaturan kerja, sosial dan menunjukkan inisiatif, ketangkasan mental dan rasa ingin tahu, yang dapat diwujudkan dengan beragam teknologi berbasis web yang tersedia. Dengan menggunakan sumber daya teknologi sebagai sumber belajar informal, memungkinkan siswa dapat memiliki kemampuan berkolaborasi tinggi, mudah berbagi dan bertukar pengetahuan, dan mengarahkan diri sendiri untuk terus belajar (Herring, 2012). Kemampuan lain yang bermanfaat adalah kemampuan untuk merefleksikan kelebihan dan kekuatan yang ada dalam diri siswa dan meningkatkan manajemen waktu. Pelatihan untuk meningkatkan keterampilan tersebut dapat diadakan oleh pihak sekolah untuk membantu siswa mempersiapkan diri terjun di dunia kerja dan kehidupan di abad ke-21 (P21, 2011).

3) Keterampilan berpikir logis

(37)

yang memungkinkan mereka untuk memahami situasi dan lingkungan baru.

4) Keterampilan metakognitif

P21 telah mengidentifikasi pembelajaran mandiri sebagai salah satu keterampilan dasar dalam kehidupan dan karir yang diperlukan untuk mempersiapkan pendidikan dan pekerjaan di abad ke-21. Metakognisi didefinisikan sebagai

'thinking about thinking'. Seseorang yang memiliki

pengetahuan metakognitif berarti menyadari berapa banyak mereka memahami topik pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman mereka. Keterampilan metakognitif dapat meningkatkan pembelajaran dan pemahaman siswa. Beberapa langkah penting untuk mengajarkan keterampilan metakognitif sebagai berikut: (a) ajarkan kepada siswa bahwa belajar itu tidak terbatas jumlahnya dan kemampuan seseorang untuk belajar dapat diubah, (b) ajarkan bagaimana menetapkan tujuan belajar dan merencanakan pencapaiannya, dan (c) berikan siswa banyak kesempatan untuk berlatih memantau kegiatan belajarnya secara akurat. Tanamkan pada siswa bahwa hal-hal tersebut penting dan merupakan kebutuhan bagi siswa itu sendiri.

d. Learning to Live Together

(38)

3. Perangkat Pembelajaran

Hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melaksanakan pembelajaran adalah membuat perangkat pembelajaran. Zuhdan, dkk (2011: 16), mengartikan perangkat pembelajaran merupakan alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran. Selain pernyataan di atas, Permendikbud No 65 Tahun 2003 menyebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran adalah bagian dari perencanaan pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang sering digunakan adalah Program Tahunan dan Semester, silabus, dan RPP (Trianto, 2012: 143).

Peneliti menyimpulkan perangkat pembelajaran merupakan perlengkapan yang dibuat oleh guru guna melaksanakan proses pembelajaran.

a. Program Tahunan dan Semester

Program tahunan merupakan rencana penetapan alokasi waktu dalam satu tahun pembelajaran untuk mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum. Selanjutnya, Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun apabila prota belum tersusun. Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut.

b. Silabus

(39)

setiap bahan kajian mata pelajaran. (Kadir dan Asrohah, 2014), berpendapat bahwa silabus merupakan perencanaan dalam satu semester untuk memperkirakan tentang apa yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran selama satu semester.

Selain itu, silabus adalah rencana pelaksanaan pembelajaran untuk satu tahun pembelajaran. Silabus didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi materi. Silabus berisi materi kurikulum yang telah diseleksi, dikelompokkan, diurutkan, dan diukur kedalamannya berdasarkan pentimbangan jenjang dan kelas (Yani dan Mamat, 2018).

Sesuai dengan pengertian tersebut, silabus sebagai acuan dalam penyusunan kerangka pembelajaran dari satu pelajaran yang berisikan materi-materi pokok pembelajaran.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses, silabus memuat (1) identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, (2) standar kompetensi, (3) kompetensi dasar, (4) materi pelajaran, (5) kegiatan pembelajaran, (6) indikator pencapaian, (7) kompetensi, (8) penilaian, (9) alokasi waktu, (10) dan sumber belajar.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(40)

memperkirakan atau memproyeksi apa yang akan dilakukan dalam pelajaran.

(41)

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi, (9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai, (10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran, (11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan, (12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup, dan (13) penilaian hasil pembelajaran.

4. Pembelajaran Inovatif

a. Hakikat Pembelajaran Inovatif

Shoimin (2014: 20) mengemukakan bahwa pembelajaran inovatif merupakan upaya penemuan atau pembaharuan dalam sistem pembelajaran yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan kualitas pendidikan yang lebih baik serta lebih efektif dan efisien. Dikemukakan juga oleh Shoimin (2014: 21), pembelajaran inovatif sebagai bentuk kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran yang semula monoton, membosankan, menjenuhkan, menuju pembelajaran yang menyenangkan, variatif, dan bermakna. Lebih lanjut, Suyatno, (2009: 8) mengemukakan bahwa pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran yang dikemas oleh guru yang merupakan wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu memfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses dan hasil belajar.

(42)

b. Karakteristik Pembelajaran Inovatif

Titin (2013) menyebutkan bahwa karakteristik pembelajaran inovatif sebagai berikut:

1) Memiliki prosedur yang sistematik, untuk memodifikasi perilaku siswa yang didasarkan pada asumsi-asumsi tertentu 2) Hasil belajar ditetapkan secara khusus, yaitu perubahan

perilaku positif siswa secara khusus

3) Penetapan lingkungan belajar secara khusus dan kondusif 4) Ukuran keberhasilan, yaitu bisa menetapkan kriteria

keberhasilan siswa setelah mengikuti pembelajaran

5) Interaksi dengan lingkungan, yaitu model pembelajaran tersebut harus mendorong siswa reaktif, aktif, dan partisipasif terhadap apa yang terjadi si sekitar lingkungannya.

c. Keunggulan Pembelajaran Inovatif

Keunggulan pembelajaran inovatif sebagai berikut (1) melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan, (2) berpikir dan bertindak kreatif, (3) memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis, (4) mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, (5) menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan, (6) merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat, (7) dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. 5. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

(43)

atau dapat juga didefinisikan sebagai langkah pembelajaran, dan perangkatnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Menurut kedua pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan seluruh rangkaian materi ajar yang guru sajikan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penelitian dan pengembangan yang peneliti buat menggunakan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Student Team Achievement Division dan model pembelajaran tipe Problem Based Learning. Berikut akan peneliti jabarkan:

1) Model Pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD

Model Pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan koleganya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat beberapa kelompok kecil siswa yang level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran (Huda, 2013: 201).

(44)

kelompok, 2) siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama, 3) aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok, 4) Interaksi antarsiswa sering dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat, 5) meningkatkan kecakapan individu dan kelompok, 6) tidak bersifat kompetitif, dan 7) tidak memiliki rasa dendam. Namun, selain itu STAD memiliki kelemahan yaitu 1) kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang, 2) siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran anggota yang pandai lebih mendominan, 3) membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum, dan membutuhkan kemampuan khusu sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaraan kooperatif.

2) Model Pembelajaran tipe Problem Based Learning

(45)

memecahkan masalah yang dihadapi siswa secara realiatis. Namun selain itu, model Pembelajaran tipe Problem Based Learning ini memiliki kekurangan yaitu 1) memerlukan cukup banyak waktu, 2) melibatkan lebih banyak orang, dan 3) beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini.

B. Penelitian yang Relevan

Sebuah penelitian baik jika didukung oleh penelitian lain yang relevan. Ada dua penelitian yang peneliti anggap relevan dan dapat digunakan sebagai salah satu dasar penelitan. Berikut ini penjabaran mengenai penelitian yang relevan yang dipilih peneliti :

1. “Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) ada pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SD”adalah judul penelitian milik Eny Wulandari (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan penerapan PBL dalam meningkatkan proses belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012 dan untuk mengetahui penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Mudal Tahun Ajaran 2011/ 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model PBL pada saat pembelajaran semakin meningkat. Keterampilan peneliti dalam setiap pembelajaran semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh yaitu dari 18 pada siklus I, 22 pada siklus II, dan 27 pada siklus III.

(46)

3. Penelitian pengembangan Amalia (2015) yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar”. Penelitian ini berawal dari kebutuhan guru akan ketersediaan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 siswa kelas I SD dan untuk mendeskripsikan kualitas produk pengembangan perangkat pembelajaran. Pengambilan data kebutuhan dilakukan dengan wawancara dengan guru kelas I di SD Muhammadiyah Demangan. Terdapat kuisioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran oleh pakar kurikulum. Hasil penelitian merupakan hasil validasi dua pakar kurikulum, dua guru kelas I SD dan dua teman sejawat. Skor yang didapat dari dua pakar kuriulum adalah 4,48 dan 4,44. Guru kelas I adalah 4,17 dan 4,71 dan dari teman sejawat 4,61 dan 4,41. 4. “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievment Division (STAD) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN No. 2 Ogoamas II”. Penelitian

(47)
(48)

Gambar 2.1 Literature Map

(Rejeki, 2019)

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Inovatif dalam Subtema Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas II

(49)

C. Kerangka Pikir

Sekolah Dasar merupakan tingkat pendidikan yang paling dasar. Pada pendidikan dasar inilah, siswa berada dalam tahap operasional konret dimana siswa menjadi subjek pembelajaran yang aktif mengkontruksi pengetahuannya. Pembelajaran Inovatif merupakan cara untuk siswa mengkontruksi pengetahuannya dengan guru sebagai fasilitator. Salah satu pengembangan pelaksanaan pembelajaran inovatif di Sekolah Dasar yaitu dengan adanya tuntutan kreatifitas dan inovatif guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran. Peneliti masih melihat guru Sekolah Dasar belum menguasai berbagai model pembelajaran inovatif, khususnya model pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) dan model pembelajaran Student Teams Achievement Division. Peneliti juga menemukan permasalahan bahwa guru hanya mengacu pada langkah-langkah yang terdapat di Buku Guru dan guru tidak mengembangkan langkah-langkah pembelajaran sendiri saat merancang perangkat pembelajaran. Setelah melakukan wawancara dan observasi dengan guru kelas 2 Sekolah Dasar yang sudah menerapkan Kurikulum 2013, kenyataannya guru masih sangat membutuhkan contoh perangkat pembelajaran inovatif.

(50)

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori di atas, pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1. a. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran inovatif dalam

Sub Tema Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar menurut pakar kurikulum 2013? b. Bagaimana kualitas pembelajaran inovatif dalam Sub Tema Bermain di Tempat Wisata Mengacu Kurikulum 2013 untuk Siswa Kelas2 Sekolah Dasar menurut guru SD berdasar hasil uji coba inovatif tipe STAD dan PBL mengacu Kurikulum

(51)

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah Penelitian dan Pengembangan atau sering disebut dengan Research and Development (R&D). Penelitian dan Pengembangan adalah serangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Trianto, 2010: 206). Borg and Gall (1983) memaparkan bahwa penelitian dan pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Dijelaskan oleh Borg and Gall (1983) bahwa yang dimaksud produk tidak hanya merujuk pada obyek material (misalnya buku teks, buku ajar, modul pembelajaran, silabus pembelajaran, atau RPP), tetapi juga prosedur atau proses yang dijalani. Produk yang dihasilkan dapat berupa produk yang sama sekali baru, gabungan produk yang ada untuk dijadikan produk baru, atau penyempurnaan produk yang ada. Berarti penelitian dan pengembangan merupakan suatu pengembangan produk yang berupa produk baru, gabungan produk yang ada untuk dijadikan produk baru, atau penyempurnaan produk yang ada melalui proses validasi.

(52)

(7) revisi produk, (8) ujicoba pemakaian, (9) revisi produk, (10) produksi massal. Berikut pemaparan pengertian dan langkah – langkah pengembangan beserta gambarnya:

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and Gall

1. Potensi dan Masalah

Potensi adalah sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sedangkan masalah merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan apa yang terjadi. Masalah yang ditemukan dapat diselesaikan dengan metode R&D. Melalui metode R&D dapat ditentukan pola dan model penanganan yang efektif dan efisien. Namun suatu masalah juga bisa menjadi suatu potensi apabila dapat mendayagunakan dengan baik.

Potensi dan masalah

Pengumpulan

data Desain produk

Validasi desain Revisi desain

Uji coba produk

Revisi produk

Ujicoba

pemakaian Revisi produk

(53)

2. Mengumpulkan Data

Setelah potensi dan masalah ditemukan maka selanjutnya perlu dikumpulkan menjadi data yang akan menjadi bahan merencanakan produk untuk mengatasi masalah yang ada.

3. Desain Produk

Hasil dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah suatu produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya.

4. Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Validasi yang dilakukan dikatakan rasional karena validasi ini masih bersifat penilaian yang berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.

5. Revisi Desain

Revisi atau perbaikan desain dilakukan setelah mengetahui kekurangan produk yang dibuat. Peneliti kemudian memperbaiki berdasarkan kritik dan saran yang telah diberikan oleh pakar. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil atau produk yang lebih baik.

6. Uji Coba Produk

Pengujian ini dilakukan dengan cara eksperimen untuk mengetahui keefektifan dan keefisienan produk yang telah dibuat. Eksperimen juga dilakukan untuk membandingkan dengan keadaan sebelum produk diterapkan.

7. Revisi Produk

Setelah melakukan uji coba pada tahap awal, peneliti mendapatkan hasil apakah produk perlu direvisi atau tidak. Apabila produk direvisi maka hasil revisi perlu diujicobakan lagi pada siswa yang lebih luas.

8. Uji Coba Pemakaian

(54)

9. Revisi Produk

Revisi ini dilakukan apabila didalam pemakaian terdapat kekurangan dan kelemahan dari produk yang dihasilkan. Revisi ini didahului dengan evaluasi kinerja untuk mengetahui kelemahan – kelemahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk penyempurnaan produk tersebut.

10.Pembuatan Produk Massal

Pembuatan produk massal ini dilakukan apabila produk baru tersebut telah diujicobakan dalam beberapa kali pengujian dan dinyatakan efektif serta layak untuk diproduksi massal.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada penelitian ini yaitu tempat, subyek, obyek, dan waktu penelitian.

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dayuharjo yang terletak di Jalan Damai, Sinduharjo, Prujakan, Sleman, Yogyakarta, 55282.

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah guru kelas 2 B SD Negeri Dayuharjo tahun ajaran 2018/2019 yang berjumlah 1 orang guru.

3. Obyek penelitian

Obyek penelitian yang diambil peneliti pada penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran inovatif model Student Team Achievement Division dan Problem Based Learning.

4. Waktu penelitian

Waktu penelitian terhitung mulai 15 April 2018 hingga 15 Januari 2019. Penelitian ini dimulai dari wawancara analisis kebutuhan kepada guru kelas 2 B hingga penyelesaian laporan skripsi. Keseluruhan penelitian pengembangan ini membutuhkan waktu kurang lebih 9 (sembilan) bulan. C. Prosedur Pengembangan

(55)

(Sugiyono, 2015: 408-426). Penelitian ini tidak mengambil kesepuluh langkah dari prosedur penelitian dan pengembangan Borg and Gall namun membatasinya menjadi tujuh langkah karena keterbatasan waktu dan biaya. Langkah tersebut

Langkah tersebut yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6) ujicoba produk, (7) revisi produk. Berikut penjelasan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti:

Gambar 3.2 Langkah-langkah Prosedur Pengembangan

Langkah 1

2. Analisis kurikulum (KI, KD, indikator dan tujuan pembelajaran).

3. Peta konsep KD dan indikator pembelajaran.

4. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(56)

1. Potensi dan Masalah

Peneliti mencari analisis kebutuhan yang ada di SD melalui wawancara. Peneliti mencari Sekolah Dasar yang menggunakan Kurikulum 2013. Wawancara ini bertujuan supaya tahu adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan. Fakta yang dicari terkait kebutuhan contoh perangkat pembelajaran model Student Team Achievement Division (STAD) dan Problem Based Learning (PBL).

2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melalui wawancara yang dilakukan pada guru kelas 2 B.

3. Desain Produk

Penelitian pengembangan desain perangkat pembelajaran inovatif model STAD dan PBL. Langkah (1) mengembangkan instrumen penilaian produk, (2) menentukan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran, (3) menyusun peta konsep KD dan indikator, (4) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (5) membuat silabus, prota, dan prosem.

4. Validasi Desain

Dalam validasi desain, peneliti menggunakan validasi pakar sebagai evaluasi formatif. Perangkat pembelajaran yang telah dikembangan divalidasi oleh 2 (dua) pakar, yaitu guru kelas 2 B dan mahasiswa PPG. Validasi yang dilakukan untuk mengetahu kualitas produk. Selain itu, mengetahui kekurangan yang ada didalam produk supaya dapat direvisi. 5. Revisi Desain

Revisi produk dilakukan berdasarkan data yang berupa kritik dan saran dari validator.

6. Uji Coba Produk

(57)

dengan memberikan instrumen validasi uji coba produk. Evaluasi formatif dilakukan untuk mengetahui sistem pembelajaran yang dirancang sudah berjalan efektif atau belum.

7. Revisi Produk

Setelah melakukan uji coba produk, peneliti merevisi produk. Revisi ini merupakan revisi akhir yang dilakukan peneliti guna penyempurnaan produk berdasarkan saran dan kritik kedua validator.

D. Uji Coba Terbatas

1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian, pengumpulan data sangat diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data merupakan hal atau langkah yang paling utama dalam sebuah penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Penelitian ini menggunakan 2 (dua) teknik, yaitu:

a. Wawancara

Wawancara adalah interaksi pribadi antara pewawancara dengan yang diwawancarai ketika pertanyaan verbal diajukan kepada mereka (Trisnamansyah, 2014: 206). Jenis wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara terstruktur karena tidak ada pertanyaan di luar pedoman wawancara. Peneliti melakukan wawancara dengan 1 (satu) guru SD Negeri Percobaan II, dan 1 (satu) guru SD Negeri Dayuharjo yang menggunakan kurikulum 2013. Peneliti menggunakan pedoman wawancara dalam melakukan proses wawancara.

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara 1. Sejak kapan SD ini menerapkan kurikulum 2013 ?

2. Apakah bapak/ibu pernah mengikuti pelatihan kurikulum SD 2013 ? 3. Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terhadap kurikulum SD 2013 ? 4. Apakah bapak/ibu sudah mengetahui karakteristik kurikulum SD 2013 ? 5. Sejauh mana pemahaman bapak/ibu terkait dengan pendekatan saintifik

dalam pembelajaran ?

6. Bagaimana cara bapak/ibu merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa ?

7. Bagaimana cara bapak/ibu menumbuhkembangkan pendidikan karakter dalam pembelajaran ?

8. Apakah bapak/ibu setiap pembelajaran menggunakan RPP dengan model pembelajaran yang berbeda ?

(58)

b. Observasi

Hadi (dalam Sugiyono, 2013:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi digunakan peneliti untuk menilai kualitas produk yang akan dikembangkan dalam penelitian. Observasi dilakukan di SD Negeri Percobaan II dan SD Negeri Dayuharjo.

10.Apakah bapak/ibu mengetahui keterampilan yang harus dikuasai sesuai pada abad 21 seperti (bepikir kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi) ? 11.Apakah dalam pembuatan RPP bapak/ibu sudah merumuskan indikator

dan tujuan pembelajaran terkait dengan keterampilan tersebut (bepikir kritis, kreatif, kolaborasi, komunikasi) ?

12.Apakah pembelajaran dengan ceramah masih mendominasi di kelas ? 13.Pernahkah bapak/ibu menggunakan model pembelajaran inovatif yang

lain ? apakah modelnya itu ?

14.Apakah bapak/ibu mengetahui pembelajaran inovatif ?

15.Kesulitan apa sajakah yang bapak/ibu alami dalam pembuatan model pembelajaran inovatif ?

16.Bagaimana cara mengatasai kesulitan yang dialami ?

17.Apakah contoh perangkat pembelajaran inovatif yang sesuai dengan tuntunan kurikulum 2013 sudah tersedia di sekolah bapak/ibu ?

18.Apakah bapak/ibu masih memerlukan bentuk contoh untuk perangkat pembelajaran inovatif yang mengacu kurikulum 2013 (model PBL, model inquiri, model pembelajaran kooperatif, model quantum d.s.b)? 19.Apakah siswa pernah merasa bosan ketika guru menerapkan

pembelajaran inovatif di kelas ?

20.Apakah bapak/ibu mempunyai rencana untuk pengembangan pembelajaran inovatif agar kedepannya mampu meningkatkan prestasi belajar siswa ?

21.Menurut bapak/ibu apakah perangkat pembelajaran inovatif penting jika diterapkan dalam proses pembelajaran dewasa ini ?

(59)

Tabel 3.2 Pedoman Instrumen Observasi Guru

No. Pernyataan

Kegiatan Awal (Pendahuluan)

1. Guru membuka pembelajaran dengan berdoa 2. Guru melakukan presensi kepada siswa

3.

Guru menggunakan apersepsi untuk menuju materi yang akan diajarkan sebagai pengantar memulai pelajaran

4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran 5. Guru memberikan motivasi

Kegiatan Inti

6.

Guru menyampaikan cakupan materi dan menjelaskan uraian kegiatan

7.

Guru melibatkan siswa dalam mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari

8.

Guru menggunakan media pembelajaran dan sumber pembelajaran dengan tepat

9.

Guru menggunakan metode yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa

10.

Guru menggunakan model yang sesuai dengan materi dan karakteristik siswa

11. Guru menerepkan 5M pada siswa

(60)

13. Guru menggunakan artikulasi dan volume yang jelas 14. Guru menggunakan pakaian yang rapi dan berwibawa

15.

Guru memusatkan perhatian siswa saat proses pembelajaran dengan cara verbal dan non-verbal

16. Guru tidak berpaku pada satu tempat

17.

Guru memberikan contoh pada siswa pada kehidupan sehari-hari

18. Guru memberikan apresiasi kepada siswa

19.

Guru menggunakan sumber pembelajaran berbasis teknologi pada pembelajaran

20. Guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik 21. Guru menekankan pendidikan karakter pada siswa

22.

Guru membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik

23. Guru sebagai fasilitator pada proses pembelajaran Kegiatan Penutup

24. Guru membuat ringkasan secara lisan 25. Guru membuat ringkasan secara tertulis 26. Guru menunjukkan sumber lain

27.

(61)

28.

Guru memberikan motivasi kepada siswa yang belum berpartisipasi aktif

29. Guru memberikan evaluasi kepada siswa

30.

Guru memberikan tindak lanjut mengenai pembelajaran yang disampaikan

Tabel 3.3 Pedoman Instrumen Observasi Siswa

No. Pernyataan

1. Siswa berpatisipasi aktif dalam proses pembelajaran 2. Siswa memberikan umpan balik apersepsi dari guru 3. Siswa memperhatikan guru saat menyampaikan materi 4. Siswa mengajukan pertanyaan

5. Siswa mampu bekerjasama pada saat kegiatan berkelompok

6. Siswa mampu mengkomunikasi hasil diskusi

7. Siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran 8. Siswa memahami penjelasan yang telah disampaikan

guru

9. Siswa dibantu guru membuat rangkuman pembelajaran secara lisan

(62)

c. Pedoman Validasi

Validasi ahli yang peneliti lakukan memerlukan bantuan para pakar pembelajarn inovatif. Validator yang merupakan pakar perangkat pembelajaran yaitu guru kelas 2 dan mahasiswa PPG. Para validator memvalidasi seluruh perangkat pembelajaran yang berisi aspek – aspek seperti Progam Tahunan (prota), Progam Semester (prosem), silabus, 6 (enam) RPP, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan bahasa. Lembar validasi yang divalidasi para ahli ada 2 macam, yaitu menurut model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Problem Based Learning (PBL).

Tabel 3.4 Pedoman Validasi Model Pembelajaran STAD dan PBL

No Aspek yang dinilai

Prota (progam tahunan)

1

Prota memuat komponen identitas yang lengkap (kelas, satuan pendidikan, tahun pelajaran).

2

Prota memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, alokasi waktu).

3

Jumlah jam efektif (16 minggu) sesuai dengan jumlah minggu efektif, jumlah alokasi waktu sama dengan total jam pelajaran dalam satu tahun.

4

Proporsi pembagian waktu setiap tema dan sub tema sesuai.

Prosem (progam semester)

1

(63)

2

Prosem memuat komponen yang lengkap (tema, subtema, pembelajaran, bulan, alokasi waktu).

3

Materi pokok sesuai dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD), serta alokasi waktu yang digunakan proporsional. Silabus

1

Silabus memuat identitas sekolah, Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), dan tema/subtema.

2

Silabus memuat materi pokok, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

3

Keterkaitan antar komponen dalam silabus sesuai.

RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran)

1

Kejelasan dan kelengkapan Identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, semester, tema/subtema/ pembelajaran ke-, alokasi waktu/ hari dan tanggal).

2

Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD.

3

Tujuan pembelajaran (kesesuaian tujuan dengan indikator, kata kerja dapat diukur, mencakup komponen A (Audience), B (Behavior), C (Condition), D (Degree).

4

Materi Pembelajaran (kesesuaian materi pembelajaran dengan KD dan indikator, susunan materi yang sistematis, kelengkapan materi pembelajaran).

5

Gambar

Gambar 3.2 Langkah-langkah Prosedur Penelitian .........................................
Gambar 2.1 Literature Map
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Borg and
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat adanya dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun material terutama kepada Bapak Dr.Kuswaji

Terbanding 3, agama Islam, Pendidikan SD, Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di Kabupaten Barito Timur, Selanjutnya disebut sebagai Turut Tergugat I/Turut

NANI dan APEL dirujuk dua kali (makna referensial), tetapi untuk membentuk struktur gramatikal yang benar, kita juga harus tahu apakah makna konteks linguistis itu mencakup hanya

Simpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu sistem dapat mempersingkat waktu yang diperlukan dalam pemeriksaan setiap mahasiswa yang akan masuk ke ruang ujian dan pencatatan

Pada penelitian Kania (2013) tentang Determinan Pilhan Karir Pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Diponegoro menghasilkan kesimpulan bahwa tingkatan mahasiswa dan

Pemberian air pada tanaman cabai merah besar dilakukan dengan cara menimbang selisih berat antara berat tanah hari pertama dan berat tanah hari ke dua, dan seterusnya

Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat

Nelson mengartikan “perdagangan seks sebagai suatu keadaan di mana perempuan dan anak-anak tidak bisa mengubahnya secara cepat, tidak bisa keluar dari keadaan itu, dan mereka