• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG TERBUKA

3.7. Kesimpulan dan Rekomendasi

4.2.4. Analisis Kecenderungan Sistem (Simulasi Model) Kecamatan Medan Area Area

Analisis kecenderungan sistem ditujukan untuk mengek splo rasi perilaku sistem dalam jangka panjang k e depan, melalui simulasi model. Perilaku simulasi ditetapkan selama 5 tahu n ke depan, yakni dimulai tahun 20 08 sampai dengan 2 012. Dalam kurun waktu simulasi tersebut, diungkapkan perkembangan yang mungkin terjadi pada peub ah-p eubah yang dikaji. Peubah-peubah model yang akan disimulasikan ad alah jumlah tanaman yang terdiri dari jumlah tanaman muda dan jumlah tanaman tua, jumlah d an kepadatan pendud uk, jumlah kend araan yang terdiri dari jumlah sepeda moto r, jumlah mobil bus, jumlah mobil penumpang, ju mlah mobil baran g, serapan CO2, vegetasi semak, rumput dan pohon serta serapan O2. Dinamika beberapa p eubah sistem dalam ku run waktu 5 tahun ke depan disajikan p ada Gambar 11.

Hasil simulasi model menunjukkan bah wa jumlah tanaman di Kecamatan Medan Area teru s meningkat dari 6.051,28 u nit pada awal simulasi menjadi 6.3 84,77 unit pada akhir tahun simulasi. Demikian juga dengan jumlah penduduk yang terus meningkat dari 14 .141.488,17 jiwa pada awal simulasi men jadi 15.542 .836,25 jiwa pada akhir tahun simulasi. Pola p eningkatan jumah pend uduk diikuti pula oleh penin gkatan jumlah ken daraan d ari 29.748,89 unit pada awal simu lasi menjad i 47.241,3 6 unit p ada akhir tahun simulasi. Kondisi ini menghasilkan Ruang Terb uka Hijau di Kecamatan Medan Area terus menurun dari 0,0030 ha/jiwa atau 3 0 m2/jiwa pada tahun 2008 menjad i 0,0018 ha/jiwa atau 18 m2/jiwa di tahun 2012.

Hasil Simulasi untuk RTH, jumlah tanaman, ju mlah pendu duk, jumlah kendaraan, serap an CO2, serap an O2, luas wilayah di Kecamatan Medan Polonia berupa tab el waktu digambarkan pada Tabel 15 beriku t ini :

Untuk meningkatkan nilai RTH agar sesuai dengan nilai Standar RTH d i Kecamatan Med an Area, Pemerin tah Ko ta harus memulai pengembangan RTH, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Sosialisasi penataan ruang k embali perlu dimusyawarahkan dengan pen duduk kota. Sistem perencanaan wilayah (Regional Park System) harus memenuhi pers yaratan minimum dengan maksud agar seo ptimal mungkin tetap mampu melayani kebutuhan penduduk yang terus-menerus meningkat.

Oleh karena itu, men urut Hasni (2008), dalam sistem perencanaan kota secara keseluruh an, haru s ditetapkan pula batasan wilayah perk otaan dengan luasan tertentu seh in gga jan gan sampai karena urbanisasi terus menin gkat, pertu mbuhan kota menjadi tidak terkontrol. Untuk itulah, perlu ditetapkan adanya semacam daerah penyangga yang d iproyeksikan di sekeliling batas (administrasi) kota, yang lazim d i seb ut ‘sabuk/jalur hijau’ atau green b elts.

Untuk Kecamatan Medan Area yan g did omin asi oleh ruko dan sarana permukiman vertikal (bersusun), perlu dikemban gkan taman yang berada di atap ruko atau dik enal dengan istilah roof garden. Dalam hal ini sangat diperlukan sosialisasi pemerintah kota dan peran serta mas yarakat sehingga hal diatas dapat terlaksana dengan baik. Peraturan Daerah mengen ai kawasan hijau serta Peraturan Perundan gan pendukung lainnya perlu dilaksanak an. Diperlukan juga adan ya pengawas an d isertai dengan sanksi demi terciptanya k awasan h ijau kota untuk memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.

Berdasark an hasil simulasi yang d iperoleh di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area, model d apat dikembangkan untuk melihat perilaku (kondisi) n yata Ruang Terbuka Hijau yang memenuhi Nilai Standar, yaitu sebesar 40 m2/jiwa.

Untuk memperoleh nilai RTH sebesar 40 m2/jiwa, maka untuk Kecamatan Medan Area, perlu dilaku kan penambah an ju mlah pohon (tanaman muda) seban yak 37.640 unit dengan peningkatan 0,146% setiap tahunn ya. Hal ini dap at dilihat pada dinamika peubah-peubah sistem pada Gambar 12 dan Tabel 16 dibawah ini :

Dari Gambar 12 dan Tabel 1 6 diatas, dapat dilihat bahwa v ariabel yan g sangat berpen garuh pad a sistem Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah jumlah pohon (tanaman). Untuk mempertahank an nilai Standar RTH seb esar 40 m2/jiwa, maka diperlukan jumlah tanaman (pohon) sebesar 37.640 u nit tanaman muda d an 2 .032 unit tanaman tua dengan persentase penin gkatan sebesar 14,6 % setiap tahunnya.

Tanaman (po hon) san gat berpengaruh dalam Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada suatu daerah. Kehadiran tumbuhan sangat diperluk an di perkotaan mengingat pro ses fotosintesis tumbuhan yang terjadi apab ila ada sinar matahari dan dibantu oleh en zim, yaitu suatu pro ses dimana zat-zat anorganik H2O dan CO2 o leh klorofil diubah menjadi zat organik, karbohidrat, serta O2. Tumb uhan hijau akan menjaring CO2 dan melepas O2 kembali ke udara (Zoer’aini, 2005). Hasni (2008) juga menyebutkan multi-fungsi tanaman pengisi RTH antara lain, seb agai : penyerap p artikel timbal, debu, CO (karbon monoksida), CO2 (karbon dio ksida), keb isingan, dan bau, p enahan hemb usan angin, mengatasai gen angan air, ameliorasi iklim, dan meningkatkan keind ahan.

Sekarang ini banyak po hon d i daerah perkotaan yang dipotong habis oleh pemerintah kota d engan alasan menggan ggu lalu lintas jalan d an instalasi listrik atau menambah lebar jalur lalu lintas kendaraan bermotor. Bila diamati dengan cermat, penebangan pohon-po hon tersebut tidak diikuti dengan konservasi/upaya penanaman kemb ali dengan pohon yang baru, sehingga jumlah tan aman (vegetasi) semakin lama semakin berkuran g.

5.1. Kesimpulan

1. Model yang dik embangkan berdasarkan jumlah penduduk, jumlah kenderaan dan jumlah vegetasi di masing-masing kecamatan, diperoleh bahwa nilai ruang terbuka hijau di Kecamatan Medan Polonia adalah 0,0049 Ha/jiwa atau 49 m2/jiwa, sedangkan di Kecamatan Medan Area adalah 0,0018 Ha/jiwa atau 18 m2/jiwa.

2. Kecamatan Med an Polonia masih dalam kategori kecamatan yang masih terpenuh i kebutuhan ru ang terbuka hijau (Nilai RTH Hasil Simulasi > dari Nilai Standar RTH), sementara d i Kecamatan Med an Area tid ak memenuhi kebutuhan ru ang terbu ka hijau (RTH Hasil Simulasi < dari Nilai Standar RTH).

3. Perilaku simulasi untuk Ruang Terbuka Hijau pada k edua kecamatan untuk 5 tahu n ke dep an, yak ni dimulai tahun 2008 sampai den gan 2 012 mengalami penurunan n ilai (luas).

4. Untuk mempertahankan nilai Standar RTH sebesar 40 m2/jiwa, maka diperlukan jumlah tanaman (pohon) seb esar 37.640 unit tanaman mud a dan 2.032 unit tanaman tua den gan persentase peningkatan sebesar 14 ,6 % setiap tahunn ya.

1. Dari h asil model yang dik embangkan, p erlu dikaji kembali model Ruang Terbuka Hijau berdasarkan faktor-faktor lingku ngan yang lain yang tidak diungkapkan dan dibahas pada p enelitian ini.

2. Penelitian ini meru pakan pen elitian deskriptif. Masih banyak hal-h al penting lainn ya yang belum terungkap dan diteliti. Mengingat pentingn ya peranan Ruang Terbuka Hijau untuk pen anggulangan masalah lingkungan di perkotaan, disarankan penelitian ini perlu dilanjutkan.

3. Peraturan Daerah mengenai kawasan hijau serta Peratu ran Perundan g-undangan pendukung lain nya perlu dilaksanakan dan mendapat perhatian dari pengambil kebijakan , terutama u ntuk pelestarian d an penanaman poh on. Diperlukan juga adanya pen gawasan disertai sanksi demi terciptan ya kawasan hijau kota un tuk memb erikan manfaat yang bes ar.

Angg raini, D. 1988. Pengamatan Fu ngsi Hijau Pada Daerah Pemukima n Jakarta. Kumpulan Makalah Konp erensi Nasional IX Pusat Studi Lingkungan Hidup (Medan , 8 s/d 11 November 1988), Puslit SDAL USU, Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2007. Medan Dalam An gka 2007. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan . 2003. Keca matan Medan Area Dalam Angka Tahun 2003. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan . 2004. Keca matan Medan Area Dalam Angka Tahun 2004. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan . 2005. Keca matan Medan Area Dalam Angka Tahun 2005. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan . 2006. Keca matan Medan Area Dalam Angka Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan . 2007. Keca matan Medan Area Dalam Angka Tahun 2007. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan . 2 003. Kecamatan Meda n Polonia Dalam Angka Tahun 2003. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2004. Kecamatan Medan Polonia Dalam Angka Tahun 2004. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2005. Kecamatan Medan Polonia Dalam Angka Tahun 2005. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2006. Kecamatan Medan Polonia Dalam Angka Tahun 2006. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Medan. 2007. Kecamatan Medan Polonia Dalam Angka Tahun 2007. Badan Pusat Statistik Kota Medan.

Bianpoen, Diah Anggraini, Dewi Ratnaningrum dan Kemal Pasya. 1990. Fung si Hutan Kota. Pusat Penelitian Teknologi dan Pemukiman, Universitas Tarumanagara, Jakarta [In p ress].

Budihardjo, E. 1997. Tata Ruang Perkotaan. Cetakan Pertama. PT. Alumni, Bandun g.

Budihardjo, E. d an Sujarto, Dj. 1999 . Kota Berkelanjutan. Cetakan Pertama. PT. Alumni, Band ung.

[Dephut] Departemen Kehu tanan . Hutan Ko ta. http://www.dep hut.go.id/INFORMASI/ HUTKOT/hutko t.htm. [04 Jun i 2005].

Dinas Pertaman an Kota Medan. 20 03. Profil Pertamanan Kota Medan 2002. Medan . Forrester, J. W. 19 61. The Industrial Dynamics. The MIT Press John Wiley & Sons,

Inc., New York.

Hakim, R. Ruang Terb uka Hijau. http://rustam20 00.wordpress.com. [1 8 Oktober 2008].

Hakim, R. Aspek Keberadaan Ruan g Terbu ka Hijau Sebagai Nilai Tambah Pada Kawasan Perumahan Perkotaan. http://rustam20 00.wordpress.com. [18 Oktober 2008].

Hasni. 2008. Hukum Pen ataan Ruang dan Penatagunaan Tanah, Dalam Kon teks UUPA-UUPR-UUPLH. Edisi I. PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Iverson, L.R, S. Brown, A. Grainger, A. Prasad, dan D. Liu. 1993. Carbon seq uestration in tropical Asia: an assessment of technically suitable forest lands using geographic information systems analysis. Climate Research 3:23-38.

[Kemendagri] Kementerian Dalam Negeri. 1988. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 Tentan g Pedoman Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) d i Wilayah Perko ta an.

Keraf, A.S. 2002. Etika Lingkung an. Cetakan Pertama. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.

Kuswartojo, T. 2000. Membuat Pembangun an Berlanjut, Upaya Mencapai Kehidupa n Yang Makin Berkualitas. Agen da 21 Sektoral Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.

Mohamad, A. 1991. Pokok-Pokok Untuk Tanaman Band ar. Institut Pen yelidikan Perhutanan Malaysia Kepong, Kuala Lumpur.

Muhammadi, Erman Amin ullah dan Budi Soesilo. 200 1. Analisis Sistem Dinamis. Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. UMJ Press, Jakarta.

Nasution, S. 2001. Perancang an Kebijakan Pembangun an Perikanan Laut d engan Menggunakan Metodologi Dinamika Sistem. [Tesis]. Band ung: Institut Teknologi Ban dung, Program Pascasarjana Bidang Khusus Tekno Ekonomi. Nazaruddin. 1 996. Penghijauan Kota. Cetakan Kedua. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Nurisjah, S. 19 97. Penilaian Terh adap Ruan g Terbuka Hijau Kota : Suatu Sumb erdaya Lin gkungan Utama Kawasan Perkotaan. Makalah Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB, Bogor.

Odum, E.P. 1996. Dasar-Da sa r Ekologi. Penerjemah; Tj. Samin gan. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Terjemahan dari: Fundamental of Ecology.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 20 07 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawa san Perkotaan.

Peraturan Pemerintah Repub lik Indonesia No.41 Tahun 19 99 Tentang Pengenda lian Pencemaran Udara.

Peraturan Pemerintah Republik In donesia No.63 Tahun 2 002 Tentan g Huta n Kota. Powersim, The Complete Software Tool for Dynamic SimulationTM. 1993. User’s

Guide and Reference, Version 1.03 alfa. Copyright ModellData AS, Norwegia.

Sastrawijaya, A.T. 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta. Simo nds, J.O. 1983. Lanscape Architecture. New Yo rk: Mc. Graw-Hill Co. Soeriaatmadja, R.E. 1997. Ilmu Lingkungan. ITB, Bandung.

Susanty, A. 2002. Stud i Kebija kan Industri Gula Nasio nal dengan Metodologi Dinamika Sistem. [Tesis]. Bandung: Institut Teknologi Bandun g, Program Pascasarjana Bidang Khusus Manajemen Industri.

Wiley Eastern Limited, India.

Tarumingkeng, R.C. 1994. Dina mika Populasi. Kajian Ekologi Kuantitatif. Pu staka Sinar Harapan dan Universitas Kristen Krida Wacana, Jak arta.

Tinambunan, R.S. 2007. An alisis Kebutuhan Ruang Terbu ka Hijau di Kota Pekan Baru.http://www.damandiri.or.id. Dibuka 02 September 2008.

Undang-Undang Republik Ind onesia Nomor 2 6 Tahu n 2007 Tentang Penataan Ruang .

WRI/WBCSD GHG Protocol. 2001. Guideline for Stationary Fu el Combustion. http://www.ghgprotocol.org. Dibuk a 02 Desemb er 2008.

Zain uddin, S. 1998. Pengalaman dan Praktek Pengembangan/Pemanfaa tan Ruang Terbuka Hijau seb agai Wa hana Keanekaragaman Pu spa dan Satwa di Wilayah Perkotaan. Makalah Seminar Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, Jakarta.

Zoer’aini, D. I. 1994. Peranan Bentuk dan S truktur Ko ta terhadap Kualitas Lingkungan Kota. Disertasi, Pascasarjan a. Bogor: Institut Pertanian Bogor. _______ ______.2003. Prinsip-Prinsip Eko logi dan Organisasi. Ekosistem,

Komunitas dan Lingkungan. Cetakan Ketiga. PT. Bumi Ak sara, Jakarta.

_______ ______.2005. Tantangan Lingkungan & La nsekap Hutan Kota. Cetakan Pertama. PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Gambar 13. Taman Beringin J l.Sudirma n

Gambar 1 4. Beberapa jala n di Kelurahan Madras Hulu Kecamatan Medan Po lonia yang tidak bervegeta si sama sekali

(a) (b)

Gamba r 15. Perbandingan kondisi perumahan antara ya ng ada di Medan Area (a) dan Medan Polonia (b)

Gambar 16 . Ta man Ahmad Yani Jl.Sudirman G

(a) (b)

Gambar 17. Perbandingan Kondisi Jalan Raya antara Medan Area (a) dengan Medan Polonia (b)

Gambar 18. Keadaa n Kecamatan Medan Area yang minim vegetasi dan terkesan gersang

Gambar 19. Ruang Terbuka Hijau yang berupa taman jug a bisa digunakan sebagai tempat area bermain dan rekreasi

autotype Real autounit Ton/ha def SUM(VP,VR,VS) } const CO2JK autotype Real autounit Ton/ha init 33.42«Ton»/1«ha» permanent }

const CO2JP { autotype Real autounit Ton/ha init 518.035«Ton»/1«ha» permanent

}

const CO2JT { autotype Real autounit Ton/ha init 17.036«Ton»/1«ha» permanent } const CO2JUMK { autotype Real autounit Ton/ha init 33.42«Ton»/1«ha» permanent } const CO2JUMP { autotype Real autounit Ton/ha init 518.035«Ton»/1«ha» permanent }

const CO2JUMT { autotype Real

autounit Ton/ha init17.036«Ton»/1«ha» permanent } aux JK autotype Real autounit Unit def SUM(JMBr,JMB,JMP,JSM)/02JK*CO2JK } level JMB { autotype Real unit Unit init 423

autodef PMBr }

}

level JMP autotype Real

unit Unit inn. 5555 inflow autodef PMP } level JP { type Real autounit jiwa init KPI'LW/02JP*CO2JP inflow { autodef PJP } } level JSM { autotype Real unit Unit init 29713 inflow { autodef PSM } } aux JT { autotype Real autounit Unit def (JTM+JTT)/02JT*CO2JT } level JTM autotype Real unit Unit init 12272 inflow { autodef PJT } } const JTT { autotype Real unit Unit init 6043 permanent

}

aux Jumlah Kendaraan { autotype Real autounit Unit

def SUM(Jumlah Mobil Barang','Jumlah Mobil Bus','Jumlah Mobil Penumpang','Jumlah Sepeda Motoe)*02JUMK/CO2JUMK

}

level Jumlah Mobil Barang { autotype Real unit Unit init 20

} inflow { autodef 'Peningicatan Mobil Barang' }

level Jumlah Mobil Bus { autotype Real unit Unit

level Jumlah Mobil Penumpang { autotype Real

unit Unit ink 10

inflow { autodef 'Peningkatan Mobil Penumpang' }

}

level Jumlah Penduduk { autotype Real unit jiwa

init 'Kepadatan Penduduk"`tuas Wilayah'*02JUMP/CO2JUMP inflow { autodef 'Penambahan Jumlah Penduduk' }

}

level Jumlah Sepeda Motor { autotype Real

unit Unit init 30

inflow { autodef 'Peningkatan Sepda Motor' }

}

aux Jumlah Tanaman { autotype Real autounit Unit

def 'Jumlah Tanaman Muda'+'Jumlah Tanaman Tue02JUMT/ CO2JUMT

}

level Jumlah Tanaman Muda { autotype Real

unit Unit init 200

inflow { autodef 'Penambahan Jumlah Tanaman' }

}

const Jumlah Tanaman Tua { autotype Real

unit Unit init 100 permanent

}

const Kepadatan Penduduk { autotype Real unit jiwa/ha init 100<liwa»/1<<ha>> } const KP { autotype Real unit jiwa/ha

init 57«ji wa»/ 1«ha> >

}

const Luas Wilayah { autotype Real unit ha init 1«ha>> permanent const LW { autotype Real

permanent } cons t 02 { autotype Real unit Ton/ha in it 6 000 00 «T on »/1 «h a» permanent }

const O2JK { autotype Real autounit Ton/ha init 44.325«T on>>/1«h a» permanent

}

const O2JP { autotype Real autounit Ton/ha in it 3 .9 42« T on» /1 «h a» permanent } const O2JT { autotype Real autounit Ton/ha

init 21. 9«To n»/1< <ha» permanent

}

const O2JUMK { autotype Real autounit Ton/ha in it 4 4. 325 «T on »/ 1«h a» permanent } cons t O2JUMP { autotype Real autounit Ton/ha in it 3 .9 42« T on» /1 «h a» permanent } const O2JUMT { autotype Real autounit Ton/ha init 21.9«Ton>>/1«ha» permanent }

aux Penambahan Jumlah Penduduk { autotype Real

autounit jiwa/yr

def 'Jumlah Penduduk"HPersentase Pertambahan Penduduk' }

aux Penambahan Jumlah Tanaman { autotype Real

autounit Unit/yr

aux Peningkatan Mobil Barang { autotype Real

autounit Unit/yr

def 'Jumlah Mobil Barang'*'Persentase Peningkatan Mobil Barang'

}

aux Peningkatan Mobil Bus { autotype Real

autounit Unit/yr

def 'Jumlah Mobil Bus'*'Persentase Peningkatan Mini Bus'

}

aux Peningkatan Mobil Penumpang { autotype Real

autounit Unit/yr

def 'Jumlah Mobil Penumpang'*'Persentase Peningkatan Mobil Penumpang' }

aux Peningkatan Sepda Motor { autotype Real

autounit Unit/yr

def 'Jumlah Sepeda Motor'*'Persentase Peningkatan Sepeda Motor'

}

const Persentase Peningkatan Mini Bus { autotype Real

autounit yrA-1 init 0.05«1/yr» permanent

}

const Persentase Peningkatan Mobil Barang { autotype Real

autounit yrA-1 i nit 0.02«1/yr» permanent

}

const Persentase Peningkatan Mobil Penumpang { autotype Real

autounit yrA-1 i nit 0.04«1/yr» permanent

}

const Persentase Peningkatan Sepeda Motor { autotype Real

autounit yrA-1 init 0.1«1/yr» permanent

const Persentase Pertambahan Penduduk { autotype Real

autounit yrA-1 init 0.2«1/yr>> permanent

}

const Persentase Pertambahan Tanaman { autotype Real

autounit yrA-1 i nit 0.03«1/yr»

aux PJP {

autotype Real autounit jiwa/yr def JP*PPP

} aux PST {

autotype Real autounit Unit/yr def JTM*PPT

} aux PMB {

autotype Real autounit Unit/yr def JMB*PPMB }

aux PMBr

autotype Real autounit Unit/yr def JMBr*PPMBr }

aux PMP autotype Real autounit Unit/yr def JMP*PPMP } coast PPMB { autotype Real autounit yr^-1 init 0.026«1/yr>> permanent } const PPMBr { autotype Real autounit yr^-1 init 0.051«1/yr» permanent } const PPMP { autotype Real autounit yrA-1 init 0.083«1/yr>> permanent } const PPP { autotype Real autounit yrA-1 init 0.024«1/yr» permanent } const PPSM { autotype Real autounit yrA-1 init 0.13«1/yr»

permanent }

const PPT {

autotype Real autounit yrA-1 init 0.104«1/yr>> permanent

} aux PSM {

autotype Real autounit Unit/yr def JSM*PPSM

}

aux RTH {

autotype Real unit ha/jiwa

def (ff(JT/LVV)/(JP/LW)/(J19))*(02/CO2))*LW*0.01 }

aux Serapan CO2 { autotype Real autounit Ton/ha def SUMCVegetasi Pohon','Vegetasi Rumput'Negetasi Semak')

}

const Vegetasi Pohon { autotype Real autounit Ton/ha

init 52.3952«Ton»11«ha»

}

const Vegetasi Rumput {

autotype Real autounit Ton/ha

init 3.2976«Ton»/1 «ha» }

const Vegetasi Semak {

autotype Real autounit Ton/ha init 3.2976«Ton»/1<<ha» } const VP { autotype Real autounit Ton/ha

init 52.3952«Ton»/1 «ha»

} const VR { autotype Real autounit Ton/ha init 3.2976«Ton»/1«ha» } const VS { autotype Real autounit Ton/ha

init 3.2976«Ton»/1 «ha»

} }

n } unit ha { def ATOMIC } unit jiwa { clef ATOMIC } unit Ton clef ATOMIC } unit Unit {

autotype Real autounit Ton/ha def SUM(VP,VR,VS) } c ons t C O2JK { autotype Real autounit Ton/ha in it 3 3. 42« T on» /1« h a» permanent } c ons t C O2JP { autotype Real autounit Ton/ha

init 518.035«T on>>/1«h a» permanent } c ons t CO 2JT { autotype Real autounit Ton/ha in it 17 .036 «T on> > /1ha» permanent }

c ons t C O2J UMK { autotype Real autounit Ton/ha in it 3 3. 42« T on» /1« h a» permanent } c ons t C O2JUMP { autotype Real autounit Ton/ha

init 518.035«T on»11«h a» permanent } c ons t C O2JUMT autotype Real autounit Ton/ha in it1 7. 03 6« To n» /1 «h a» permanent } aux JK {

autotype Real auto unit Unit def SUM(JMBOMB,JMP,JSM)/02JK*CO2JK } level JMB autotype Real unit Un it init 423

level JMP { autotype Real

unit Unit init 5555 inflow { autodef PMP } } level JP { type Real autounit jiwa init KP*LW/02JP*CO2JP inflow { autodef PJP } } level JSM { autotype Real unit Unit init 29713 inflow { autodef PSM } aux JT { autotype Real autounit Unit def (JTM÷JTT)/02JT*CO2JT } level JTM { autotype Real unit Unit init 5747 inflow { autodef PJT } } const JTT { autotype Real unit Unit init 2032 permanent

}

aux Jumlah Kendaraan { autotype Real autounit Unit

def SUM('Jumlah Mobil Barang','Jumlah Mobil Bus',"Jumlah Mobil PenumpangVJumlah Sepeda Motor702JUMK/CO2JUMK

}

level Jumlah Mobil Barang { autotype Real

unit Unit init 20

inflow { autodef 'Peningkatan Mobil Barang' }

}

level Jumlah Mobil Bus { autotype Real unit Unit init 15

autotype Real unit Unit init 10

inflow { autodef 'Peningkatan Mobil Penumpang' }

level Jumlah Penduduk { autotype Real

unit jiwa

init 'Kepadatan Pendudule"Luas

Wilayah'*02JUMP/CO2JUMP inflow { autodef 'Penambahan Jumlah Penduduk' }

}

level Jumlah Sepeda Motor { autotype Real

unit Unit init 30

inflow { autodef 'Peni ngkatan Sepda Motor' }

}

aux Jumlah Tanaman { autotype Real autounit Unit

def 'Jumlah Tanaman Muda'+'Jumlah Tanaman Tua.*02JUMT/CO2JUMT

}

level Jumlah Tanaman Muda { autotype Real

unit Unit init 200

inflow { autodef 'Penambahan Jumlah Tanaman' }

}

const Jumlah Tanaman Tua {

autotype Real unit Unit init 100 permanent } const Kepadatan Penduduk { autotype Real unit jiwa/ha init 100«jiwa»/1«ha>> } const KP { autotype Real unit jiwa/ha init 255«jiwa»/1«ha>> }

const Luas Wilayah { autotype Real unit ha

const 02 { autotype Real unit Ton/ha in it 6 000 00« To n» /1« ha» permanent } c onst 02JK { autotype Real autounit Ton/ha in it 4 4.3 25« T on» /1« h a» permanent } const O2JP { autotype Real autounit Ton/ha in it 3 .94 2« To n» /1« ha» permanent

Dokumen terkait