• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUANG TERBUKA

2.7. Sistem dan Berpikir Sistem

M enurut Muhammadi et al. (2001), sistem adalah keseluruhan inter-aksi an tar unsur dari sebuah obyek dalam batas lin gkungan tertentu yang bekerja mencapai tujuan. Sedangkan menurut Fo rrester (1961), sistem adalah sekelompok ko mponen yan g beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Keadaan sistem, selain dipeng aruh i oleh perubahan-perub ahan dalam sistem juga dip engaruhi oleh perubahan yang terjadi di lu ar sistem. Lingkun gan sistem digunakan seb agai istilah untuk menggambarkan suatu lingkungan di luar sistem, yan g meru pakan tempat b agi terjadinya peru bahan-perubahan yang dapat mempengaruhi sistem. Syarat awal u ntu k memulai berpikir sistemik adalah adanya kesadaran untuk men gapresiasi dan memik irkan suatu kejadian sebag ai sebuah sistem (systemic appro ach). Kejadian ap apun baik fisik maupun non-fisik, dip ikirkan seb agai unjuk kerja atau dapat berkaitan den gan unjuk kerja dari keseluru han interaksi antar unsur sistem dalam batas lin gkungan tertentu (Susanty, 200 2).

M enurut Muhammadi et al. (2001), ada lima langkah yan g dapat ditempuh untuk menghasilkan bangun an pemikiran (model) yang bersifat sistemik, yaitu :

i) Identifikasi proses menghasilkan kejadian nyata yaitu mengungkapkan pemikiran ten tang prose nyata (actu al transformation) yang menimbulkan kejadian n yata (actual state).

ii) Identifikasi kejadian yan g diinginkan yaitu memik irkan kejadian yang seharusnya, yang diinginkan , yang dituju, yang ditargetkan ataupun yang direncanakan (desired state).

tingkat kes enjan gan antara kejadian aktual den gan seharusnya. Kesenjangan terseb ut ad alah masalah yan g harus dipecahkan atau diselesaikan.

ii) Identifikasi dinamika menutup kesenjangan antara kejadian nyata dengan k ejadian yang diinginkan. Din amika tersebu t adalah aliran in formasi tentang k eputusan-keputusan yan g telah bekerja dalam sistem.

iii) Analisis kebijakan yaitu men yusun alternatif tindakan atau keputusan (policy) yang akan diambil u ntuk mempengaruhi proses nyata (actual transformation) sebuah sistem dalam men ciptakan kejadian nyata (a ctual stateI). Keputusan tersebut dimak su dkan untuk mencapai kejadian yang diinginkan (desired state).

M enurut Nasu tion (200 1), suatu sistem dipelajari karena ad anya kebutuhan untuk mengkaji hubungan antar berbagai kompo nen atau mempred iksi performan si sistem terseut pada berbagai kondisi yan g berbeda. Cara mempelajari suatu sistem dapat d ilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Cara Mempelajari Suatu Sistem

Sistem Eksperimen dengan Menggunakan Sistem Nyata Eksperimen dengan Menggunakan Mod el Sistem

Model Fisik Mo del Matematis

2.8. Modeling (Pemodelan)

Modeling (p emodelan) diartikan sebagai suatu gugus p embuatan model (Eriyatno, 2003). Pramudya (1989) mendefinisik an model adalah suatu abstraksi dari keadaan sesungguhn ya atau merupakan pern yataan sistem nyata untuk memudahkan pengkajian suatu sistem. Sejalan dengan pernyataan tersebut Muahammadi, dkk. (20 01) menyatakan bahwa model ad alah suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses. Dalam pelaksan aan pendekatan sistem, pen gembangan model merupak an hal yan g sangat penting yan g akan menentukan k eberhasilan dalam mempelajari sistem secara keseluruhan.

Disamping itu, peng embangan mod el diperlukan guna menemukan peubah-peubah penting dan tepat serta hubungan antar peubah-peubah dalam sistem yang dikaji. Menurut Winardi (1989), mod el adalah suatu g ambaran ab strak dari sistem dunia nyata dalam hal-hal tertentu. Model terseb ut memperlih atkan h ubungan langsung maup un tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat. Suatu model yang b aik akan menggambarkan den gan baik segi tertentu yan g penting d ari perilaku dunia nyata. Dalam membangun suatu model harus dimulai dari kon sep yang paling sederhana dengan cara mendefinisikan permasalahan secara hati-hati serta meng gunakan analisis sensitivitas untuk membantu menentukan rincian model. Selan jutn ya untuk penyempurnaan dilakukan den gan men ambahkan variabel secara gradual sehingga diperoleh model yan g logis dan dapat merepresentasikan keadaan yan g sebenarn ya.

M odel yang dibangun haruslah meru pakan gambaran yang sahih dari sistem yan g nyata, realistik dan informatif. Model yang tidak sahih akan memberikan hasil simulasi yang san gat menyimpan g dari ken yataan yang ad a, sehingga akan memberikan informasi yang tidak tepat. Model yan g dian ggap b aik apabila model dapat menggambarkan semua hal yang penting dari d unia nyata dalam sistem tersebu t (Winardi, 1989).

Lebih lanjut Pramud ya (1989) men yatakan bahwa ada empat keuntun gan penggunaan mo del d alam penelitian dengan menggunakan pendekatan sistem yaitu: (1) memungk ink an melakukan penelitian yan g bersifat lintas sektoral dengan ruang

lingkup yang luas,

(2) dapat melakukan eksperimentasi terhad ap sistem tanpa mengganggu (memberik an perlakuan) tertentu terhadap sistem,

(3) mampu menentukan tujuan aktivitas pengelolaan dan perbaikan terhadap sistem yan g diteliti, dan

(4) dapat dipak ai untuk menduga (meramal) perilaku dan keadaan sistem pada masa yang akan datang.

Penggunaan model sistem dinamis merupakan salah satu cara untuk men yelesaikan masalah yang kompleks dalam p endekatan sistem (Winardi, 1989 ; Muhammadi et al. 20 01). Langkah p ertama dalam menyusun mo del sistem dinamis ad alah menentukan struktur model yang akan memberikan bentuk dan sekaligus memberi ciri yang mempen garu hi perilaku sistem. Perilaku sistem tersebu t dibentuk oleh ko mb inasi perilaku simp al causal-lo op (sebab-akibat) yang men yusun struktur

mo del. Semua perilaku model dapat disederhanakan menjadi struktur dasar yaitu mekanisme dari masukan, proses, keluaran, dan umpan balik. Mek anisme tersebut akan berkerja menurut perubah an waktu atau bersifat dinamis yang dapat diamati perilakunya dalam bentuk u nju k kerja (level) dari suatu model sistem dinamis.

M enurut Muhammadi et al. (2001 ) dan Eriyatno (2003 ), model dikelompo kkan menjadi 3 jenis yaitu:

(1) model ikonik (model fisik) yaitu mo del yang mempun yai b entuk fisik sama dengan baran g yang ditirukan, meskipun skalanya d apat diperbesar atau diperkecil,

(2) model analog (model diagramatik) yaitu model suatu pro ses atau sifat, model ini sifatnya lebih sederhana dan sering dipakai pad a situasi khusus, seperti pada pro ses p engendalian mutu industri, dan

(3) model simbolik (model matematik) yaitu model yang menggunakan simbol-simbol matematika.

Untuk memahami struktur dan perilaku sistem, yang membantu dalam pemb entukan mod el dinamik kuantitatif d igun akan causal-loo p diagra m (diagram lingkar sebab-akibat) dan flow chart diagram (diagram alir). Pada sistem dinamis, diagram sebab akib at ini digunakan sebagai dasar untuk membu at diagram alir yang ak an disimulasik an dengan menggunakan program powersim. Program ini memberikan gambaran tentang perilaku sistem, sehingga d engan simu lasi d apat ditentukan altern atif terb aik d ari sistem yang dibangun.

model yang dibangun. Melalu i simulasi akan didapatkan perilaku dari suatu gejala atau proses yang terjadi dalam sistem yang d ikaji, sehingga dapat dilakukan analisis dan peramalan perilaku dari gejala atau proses tersebut di masa depan . Empat tahapan dalam melakukan simulasi model (Muh ammadi et al.2001), yaitu:

(a) Penyusun an konsep, pada tahap ini dilakuk an identifikasi un sur-unsu r yang berperan dalam menimbulkan gejala atau proses. Dari unsur-unsur dan keterkaitannya dapat disusun gagasan atau kon sep mengenai gejala (proses) yang akan disimu lasikan,

(b) Pembuatan model, gagasan atau konsep yan g dihasilkan pada tahap pertama selanjutnya diru mu sk an seb agai model yang berbentu k uraian, gambar atau ru mu s,

(c) Simulasi model; pada model kuan titatif, simulasi dilakukan dengan memasukkan data ke dalam model, sedangkan pada model kualitatif, simulasi dilakukan dengan menelusuri dan melakukan analisis hub ungan sebab akibat antar variabel dengan memasukkan data atau informasi yang dikumpulkan untuk memahami perilaku gejala atau proses model,

(d) Validasi hasil simulasi; validasi bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yan g ditirukan . Model dapat dinyatakan baik jika kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses yang terjadi di dun ia n yata relatif kecil.

Dalam studi ekologi, mo del adalah formulasi yang memberikan gambaran mengenai keadaan sebenarnya (rea l world situation). Pop ulasi berubah-ubah sepanjang waktu, maka d engan adan ya mod el dimungkinkan u ntu k men gadakan ramalan-ramalan mengenai kead aan populasi yang bersangkutan untuk waktu-waktu tertentu (Tarumingkeng, 1994).

Dokumen terkait