• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

E. Instrumen Penelitian

2. Analisis Kepraktisan

Data untuk mengukur kepraktisan perangkat pembelajaran diperoleh dari angket penilaian siswa, angket penilaian guru, dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Analisis kepraktisan perangkat pembelajaran menggunakan angket penilaian siswa dan angket penilaian guru dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Tabulasi data

Data yang diperoleh dari angket penilaian siswa dan angket penilaian guru ditabulasi dengan mengelompokkan butir-butir pernyataan sesuai dengan aspek- aspek yang diamati dan dengan menggunakan skala Likert seperti yang disajikan pada berikut.

Tabel 5. Pedoman Penskoran Skala Likert

Alternatif Pilihan Nilai

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

51 b. Penghitungan rata-rata skor

Rata-rata skor dihitung dengan rumus ̅ ∑

Keterangan:

̅ = rata-rata skor ∑ = jumlah skor

= jumlah butir penilaian c. Konversi skor

Skor rata-rata penilaian diubah menjadi nilai kualitatif berdasarkan kategori penilaian skala lima dengan acuan pengubahan skor menurut Eko P. Widoyoko (2009: 238) seperti yang tercantum pada tabel 3 sehingga diperoleh kategori kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan sebagai berikut.

Tabel 6. Pedoman Kategori Kepraktisan

Rentang Skor Kategori

̅ Sangat Praktis

̅ Praktis

̅ Cukup Praktis

̅ Kurang Praktis ̅ Sangat Kurang Praktis

Data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dianalisis dengan langkah-langkah berikut.

a. Tabulasi data skor dengan memberikan skor 1 untuk “Ya” dan 0 untuk “Tidak”.

52 b. Menghitung persentase menggunakan rumus berikut.

c. Mengkonversi skor persentase yang diperoleh menjadi nilai kualitatif berdasarkan kategori penilaian skala lima menurut Slameto (2001: 189) Tabel 7. Pedoman Kategori Kepraktisan Pembelajaran

Rentang persentase skor yang diperoleh Kategori 90% - 100% Sangat Praktis 80% - 89% Praktis 65% - 79% Cukup Praktis 55% - 64% Kurang Praktis

0% - 55% Sangat Kurang Praktis 3. Analisis Keefektifan

Data yang dianalisis untuk melihat aspek keefektifan adalah hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menentukan skor tiap indikator pada butir soal yang diperoleh masing- masing siswa sesuai dengan rubrik skor kemampuan komunikasi matematis yang telah ditetapkan.

b. Menghitung jumlah skor tiap indikator dan tiap aspek

c. Menghitung persentase ketercapaian tiap aspek dengan menggunakan rumus

d. Mengkonversi persentase ketercapaian tiap aspek dan rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa menjadi nilai kualitatif berdasarkan kategori

53 penilaian skala lima menurut Slameto (2001: 189) seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 8. Pedoman Kategori Keefektifan Aspek Komunikasi Matematis Rentang Persentase Skor

yang Diperoleh Kategori

90% - 100% Sangat Efektif

80% - 89% Efektif

65% - 79% Cukup Efektif

55% - 64% Kurang Efektif

0% - 55% Sangat Kurang Efektif

e. Menghitung nilai siswa dan menentukan ketuntasan tiap siswa berdasarkan KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 76.

f. Menghitung persentase ketuntasan tes kemampuan komunikasi matematis secara klasikal dengan cara berikut.

g. Mengkonversi persentase ketuntasan siswa berdasarkan pedoman kategori penilaian kecakapan akademik oleh Eko Putro Widoyoko (2009: 242) seperti yang disajikan pada tabel berikut.

Tabel 9. Pedoman Kategori Penilaian Kecakapan Akademik Persentase Ketuntasan Kategori

p > 80 Sangat Efektif 60 < p ≤ 80 Efektif 40 < p ≤ 60 Cukup Efektif 20 < p ≤ 40 Kurang Efektif

p ≤ 20 Sangat Kurang Efektif Keterangan:

98 DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2006). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ali Mahmudi. (2008). Mengembangkan Soal Terbuka (Open-Ended Problem

dalam Pembelajaran Matematika. Diakses dari

http://staff.uny.ac.id/dosen/ali-mahmudi-spd-mpd-dr pada tanggal 09 Januari 2016, Jam 11:36 WIB.

Asep Ikin Sugandi. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis. Prosiding, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Brown, Claude H. (1953). The Teaching of Secondary Mathematics. New York: Harper & Brothers Publisher.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Dwi Sasono. dkk. (2011) . Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Endang Mulyatiningsih. (2012). Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Erman Suherman. dkk. (2001) . Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.

Eko Putro Widoyoko. (2009) . Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Bima Ayu Alijah.

Hatfield, Mary M. & Edwards, Nancy Tanner. (2008). Mathematics Methods For Elementary And Middle School Teachers. New York: John Wiley r Sons. Iif Khoiru Ahmadi. (2011). Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Inprasitha, Maitree. (2006). OPEN-ENDED APPROACH AND TEACHER EDUCATION. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics (volume 25).

Indri Herdiman. (2014). Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa. Prosiding, Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Cimahi: STKIP Siliwangi. Kwon, Oh Nam. et al. (2006). Cultivating Divergent Thinking in Mathematics

through an Open-Ended Approach. Asia Pacific Education Review (No. 1 Vol. 7). Hlm. 51-61.

99 Maryam. (2014). Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Pada Sekolah Menengah PErtama. Prosiding, Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Cimahi: STKIP Siliwangi.

National Council of Teachers of Mathematics. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston Virgina: NCTM Inc.

Nazarudin. (2007) . Manajemen Pembelajaran Implementasi Konsep Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Yogyakarta: Teras.

Nieveen, Nienke. et al. (1999). Design Approaches and Tools in Education and Training. London: Kluwer Academic Publisher.

Ontario Ministry of Education. (2005). The Ontario Curriculum, Grades 9 and 10: Mathematics. Toronto, ON: Queen’s Printer for Ontario.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses

Rita Eka Izzaty. dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

Sa’adun Akbar. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto. (2001). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugihartono. dkk. (2012) . Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Supratman. (2010). Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Pembelajaran Open-Ended. Prosiding, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY.

Theresia Widyatini. (2013). Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Sebagai Bahan Ajar. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPK) Matematika.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV