• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 METODOLOGI PENELITIAN

5.3 Analisis Data 1 Analisis Biofisik

5.3.3 Analisis Kesesuaian Lahan

Untuk menentukan kesesuaian kawasan kegiatan meliputi pemukiman, perkebunan, konservasi, perikanan atau area penangkapan tradisional dan

pariwisata dianalisis berdasarkan kesesuaian lahan. Penentuan ini dilakukan dengan bantuan Sistem Informasi Geografi, menggunakan software Arc/Info ver. 3.4.2 dan ArcView ver 3.1. Dalam analisis ini terdapat empat tahapan perlakuan yaitu : (1) penyusunan peta kawasan Pulau Talise, (2) membuat matriks kesesuaian setiap kegiatan yang ada di Pulau Talise, (3) memberikan pembobotan dan pengharkatan dan (4) melakukan analisis spasial untuk mengetahui kesesuaian setiap kegiatan yang ada di kawasan Pulau Talise.

1) Penyusunan Peta Kawasan

Penyusunan peta dilakukan dengan mengoverlaykan berbagai peta Pulau Talise dari berbagai sumber. Penentuan kategori penggunaan kawasan didasarkan pada jenis penggunaan yang dominan pada kawasan tersebut. Kegiatan yang memiliki kesamaan karakteristik digolongkan ke dalam satu kategori dan diperhitungkan sebagai satu jenis dalam penentuan dominasinya. Dengan penyusunan peta kawasan secara SIG, maka informasi spasial dapat diketahui berupa :

• Kawasan mana saja yang tersedia bagi kegiatan pembangunan, konservasi atau pariwisata

• Kegiatan penggunaan kawasan apa saja yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan

• Konflik yang terjadi seperti kesesuaian lahan dan peruntukkannya dan penggunaan lahan dengan peruntukannya

• Hasil penyusunan peta yang sudah sesuai dapat saja berbeda dengan penggunaannya saat sekarang

Pengumpulan data dasar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam SIG. Jenis dan sumber data seperti kondisi oseanografi perairan, kondisi fisik- kimia perairan, kondisi sumberdaya mangrove dan terumbu karang, data administrasi desa, sosial ekonomi masyarakat. Pemasukan data sering menjadi masalah khusus dalam penerapan suatu SIG dan juga keterbatasan data yang menjadi kendala dalam tahapan analisis. Apabila mencakup wilayah yang luas dan masalah yang kompleks maka penyusunan basis data akan lama dan membutuhkan biaya yang sangat besar.

Untuk itu maka tujuan dari pembuatan SIG ini harus dibuat sederhana dan berdasarkan data yang ada namun memberikan informasi yang lengkap. Untuk pengolahan data spasial digunakan software Arcview versi 3.2 dan tahapan pengolahan basis data seperti di bawah ini:

2) Penyusunan Matriks Kesesuaian

Kegiatan pemanfaatan wilayah pesisir Pulau Talise seperti pemukiman, konservasi, kegiatan perikanan dan pariwisata, didasarkan pada kriteria kesesuaian untuk setiap kegiatan. Kriteria ini disusun berdasarkan parameter biofisik yang relevan untuk setiap kegiatan. Dengan matriks ini akan dapat diketahui parameter data dan cara analisisnya sampai dengan hasil akhir dimana didapat setiap kegiatan sesuai dengan peruntukkannya.

Matriks kesesuaian yang digunakan dengan berpedoman sebagaimana Tabel-tabel no 11, 12, 13, 13, 14 dan 16 sebagai berikut berikut :

Tabel 11. Kesesuaian Lahan untuk Pemukiman

Kategori dan Skor No. Parameter Bobot

Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor

1 Kemiringan(%) 5 3-8 4 9-15 3 0-2 2 > 16 1

2 Ketersediaan

air tawar (l/det) 6 > 20 4 15-20 3 10-15 2 < 10 1 3 Ketinggian (m) 4 6-20 4 > 20 3 0-5 2 - 1 4 Jarak dari Pantai (m) 7 > 200 4 100-200 3 50-100 2 < 50 1 5 Jarak dari prasarana dan sarana jalan (m) 3 0-200 4 200-500 3 > 500 2 - 1 Sumber : Sugiarti (2000) Evaluasi Kelayakan:

81,25-100 % = Bagus (Sangat sesuai) 62,49-81,24 % = Sesuai

43,73-62,48 % = Sesuai bersyarat < 43,73 % = Tidak sesuai

Tabel 12. Pembobotan dan Skor Untuk Kesesuaian Konservasi Kategori dan Skor No. Parameter Bobot

S1 Skor S2 Skor S3 Skor N Skor 1 Kemiringan 0,10 0-2 4 3-5 3 =6 2 >6 1 2 Jarak pantai 0.30 <200 4 200-300 3 300-400 2 >400 1 3 Jenis tanah 0,15 Aluvial

pantai 4 Hidromof 3 Riigosol, Gleihumus 2 Gleihumus, rigosol 1 4 Ketinggian 0,10 0-5 4 6-15 3 16-20 2 >21 1

5 Drainase 0,15 Tergenang 4 Tergenang 3 Tidak Tergenang 2

Tidak Tergenang 1 6 Bervegetasi 0,20 Mangrove 4 Mangrove 3 Non

mangrove 2

Non mangrove 1

Tabel 13. Kesesuaian Lahan Untuk Pariwisata Bahari

Kategori dan Skor No. Parameter Bobot

Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor 1 Kecerahan perairan (%) 4 > 75 4 >50-75 3 >25-50 2 <25 1 2 Tutupan karang hidup (%) 7 > 75 4 >50-75 3 >25-50 2 < 25 1 3 Jenis karang 4 > 100 4 > 75-100 3 >20-50 2 < 20 1 4 Jenis ikan karang 4 > 70 4 > 50-70 3 >20-50 2 < 20 1 5 Kecepatan arus (m/dt) 3 0-0,17 4 > 0,17- 0,34 3 > 0,34- 0,51 2 >0,51 1 6 Kedalaman dasar perairan (m) 3 > 10-25 4 > 5-10 3 > 2-5 2 < 2 1 Sumber : Bakosurtanal (1996) Evaluasi Kelayakan:

81,25-100 % = Bagus (Sangat sesuai) 62,49-81,24 % = Sesuai

43,73-62,48 % = Sesuai bersyarat < 43,73 % = Tidak sesuai

Tabel 14. Kesesuaian Lahan Untuk Pariwisata Pantai

Kategori dan Skor No. Parameter Bobot

Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor 1 Kedalaman dasar perairan (m) 4 0-5 4 5-10 3 > 10 2 - 1 2 Material dasar perairan 4 Pasir 4 Karang berpasir 3 Pasir berlumpur 2 lumpur 1 3 Kec. arus (m/dt) 4 0-0,17 4 > 0,17- 0,34 3 >0,34- 0,51 2 > 0,51 1 4 Kecerahan perairan (%) 4 > 75 4 > 50-75 3 >25-50 2 < 25 1 5 Tipe pantai 5 Berpasir 4

Berpasir sedikit karang 3 Pasir & berkarang terjal 2 Lumpur, karang, mangrove, terjal 1 6 Penutupan lahan pantai 2 Kelapa, lahan terbuka 4 Semak, belukar rendah, savana 3 Belukar tinggi 2 Hutan bakau, Pelabuh -an 1 7 Ketersediaan air tawar (jarak/km) 2 <0,5 4 > 0,5-1 3 > 1-2 2 > 2 1

Sumber : Bakosurtanal (1996) dan Arsyad (1999) Evaluasi Kelayakan:

81,25-100 % = Bagus (Sangat sesuai) 62,49-81,24 % = Sesuai

43,73-62,48 % = Sesuai bersyarat < 43,73 % = Tidak sesuai

Tabel 15. Kesesuaian Lahan Untuk Budidaya Rumput laut Kategori dan Skor No. Parameter Bobot

Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor 1

Tinggi gelombang (cm)

4 0-15 4 15-25 3 25-35 2 >35 1

2 Material dasar perairan 3 karang & Pasir, lamun 4 Pasir, karang & lamun 3 Pasir halus, karang 2 - 1 3 PH perairan 3 7.5-8 4 7-7.5 & 8-8.5 3 - 2 < 7 & > 8.50 1 4 Salinitas (ppt) 3 32-34 4 30-32 3 28-30 2 < 28 & >34 1 5 Kecepatan arus (cm/dt) 3 20 –30 4 30 –40 3 - 2 <20 & >40 1 6 Kedalaman perairan (m) 3 1-2.5 4 2.5 –2.7 3 2.7 – 10 2 > 10 1 7 Suhu perairan (0C) 3 24-28 4 24-28 3 20-24 & 28-30 2 <20 & >30 1 8 Ketersediaan

benih 3 Banyak 4 Cukup 3 Kurang 2

Tidak ada 1

Sumber : Bakosurtanal (1996) Evaluasi Kelayakan:

81,25-100 % = Bagus (Sangat sesuai) 62,49-81,24 % = Sesuai

43,73-62,48 % = Sesuai bersyarat < 43,73 % = Tidak sesuai

Tabel 16. Kesesuaian Lahan Budidaya Kerang Mutiara Kategori dan Skor No. Parameter Bobot

Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor Kategori Skor

1 Terlindung dari pengaruh angin dan musim 3 Sangat

baik 4 Baik 3 Sedang 2 Kurang 1

2 Kondisi

gelombang 3

Sangat

tenang 4 Tenang 3 Sedang 2 Kurang 1

3 Kecepatan arus (cm/dt) 2 15 – 20 4 20 – 25 3 10 –15 & 25 – 30 2 < 10 & >30 1 4 Kedalamam air (m) 2 15 –20 4 20 – 25 3 > 25 2 < 15 1 5 Dasar perairan 2 Berka-rang 4 berpasir Karang 3 Pasir 2 lumpur Pasir/ 1 6 Salinitas 3 32 4 32 – 35 3 28 – 31 & 36 – 40 2 <27 & >40 1 7 Suhu perairan (0C) 2 28 – 30 4 31 – 32 3 32 – 34 2 <22 & >32 1

8 Kecerahan 2 4.5-5.0 4 5.0-6.5 3 3.5 – 4.4 & 6.6 – 7.7 2 < 3.5 & >7.7 1 9 Sumber benih dan induk 3 Sangat

banyak 4 Banyak 3 Sedang 2 Kurang 1

10 Sarana

penunjang 1

Sangat

baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1

11 Pencemaran 2 Tidak ada 4 Rendah 3 Sedang 2 Tinggi 1

Sumber : Modifikasi dari Winanto dalam DKP (2002) Evaluasi Kelayakan:

81,25-100 % = Bagus (Sangat sesuai) 62,49-81,24 % = Sesuai

43,73-62,48 % = Sesuai bersyarat < 43,73 % = Tidak sesuai

Kelas kesesuaian dibagi menjadi empat (4) kelas sebagai berikut :

1) Kelas S1 : Sangat sesuai (Highly Suitable) : lahan tidak mempunyai pembatas yang berat untuk suatu penggunaan tertentu secara lestari, atau hanya mempunyai faktor pembatas yang kurang berarti dan tidak berpengaruh secara nyata terhadap produksi lahan tersebut, serta tidak menambah masukan (input) dari pengusahaan lahan tersebut.

2) Kelas S2 : Sesuai (Suitable) : lahan yang mempunyai pembatas agak berat untuk suatu penggunaan tertentu yang lestari. Faktor pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas lahan dan keuntungan yang diperoleh serta meningkatkan masukan untuk mengusahakan lahan tersebut.

3) Kelas S3: Sesuai bersyarat (Currently Not Suitable) : lahan yang mempunyai faktor pembatas dengan tingkat sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diperbaiki, artinya masih dapat ditingkatkan menjadi sesuai, jika dilakukan perbaikan dengan tingkat introduksi teknologi tinggi atau dengan tambahan perlakuan dengan biaya yang rasional.

4) Kelas N : Tidak sesuai permanen (Permanently Not Suitable) : lahan yang mempunyai faktor pembatas yang sangat berat/permanen, sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan terhadap suatu pemanfaatan tertentu yang lestari.

Pembobotan pada setiap faktor pembatas/parameter ditentukan berdasarkan pada dominannya parameter tersebut terhadap suatu peruntukan. Besarnya pembobotan ditunjukkan pada suatu parameter untuk seluruh evaluasi lahan, sebagai contoh : kemiringan/kelerengan mempunyai bobot yang lebih tinggi untuk pemukiman dibandingkan dengan budidaya. Pemberian nilai (skoring) ditujukan untuk menilai beberapa faktor pembatas/parameter ataupun kriteria terhadap suatu evaluasi kesesuaian.

Analisis spasial dilakukan pada semua tahapan evaluasi kesesuaian lahan seperti (a) analisis kesesuaian lahan untuk pemukiman, (b) analisis kesesuaian lahan untuk konservasi, (c) analisis kesesuaian lahan untuk pariwisata, (d) analisis kesesuaian lahan untuk kegiatan perikanan (KJA, budidaya rumput laut dan budidaya moluska). Untuk melaksanakan analisis spasial ini digunakan metode

tumpang susun (overlay) seperti dalam Gambar 4, dan pengharkatan (scoring) untuk menentukan kesesuaian peruntukan lahan atau macam aktivitas yang dapat dilakukan di Pulau Talise.

Analisis Biofisik Analisis Sosial

Ekonomi

Kesesuaian Biofisik/ Daya Dukung

Pemanfaatan untuk: Pemukiman, Konservasi Hutan, Wisata Bahari, Wisata Pantai, Budidaya Mutiara, Budidaya Rumput laut, dan Konservasi Mangrove

Analisis Kesesuaian Lahan (Overlay)

Pemanfaatan untuk: Pemukiman, Konservasi Hutan, Wisata Bahari, Wisata Pantai, Budidaya Mutiara, Budidaya Rumput laut, dan Konservasi Mangrove

Analisis SMART

Arahan Pemanfaatan

Gambar 4. Proses Penyusunan Kesesuaian Lahan dan Tumpang Susun (Overlay) untuk Berbagai Pemanfatan di Pulau Talise.

Dokumen terkait