• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 METODOLOGI PENELITIAN

5.3 Analisis Data 1 Analisis Biofisik

5.3.4 Analisis Prioritas Pemanfaatan Pulau Kecil

Penelitian ini menggunakan sistem informasi geografis (SIG) dan metode analisa multi criteria decision making (MCDM). Pendekatan analisis spasial lebih ditekankan pada luas wilayah atau lahan yang sesuai dan sangat sesuai peruntukannya bagi pemukiman, perkebunan/pertanian, konservasi, pariwisata dan budidaya laut. Sedangkan analisa MCDM diarahkan pada relevansi keputusan jenis pemanfaatan lahan di pulau kecil yang akan lebih tepat, cocok, dan representatif sebagai skala prioritas bagi pengembangan pulau Talise melalui urutan rangking.

Pada analisis pemilihan prioritas dengan MCDM, pembobotan suatu alternatif dan kriteria yang diambil, disusun berdasarkan matriks pembobotan kriteria dalam penentuan prioritas pemanfaatan lahan seperti Tabel 17 di bawah ini.

Tabel 17. Contoh matriks Pembobotan Kriteria dalam Penentuan Prioritas Pemanfaatan Lahan di Pulau Talise

Kriteria

C1 C2 ... Cn

Alternatif W1 W2 ... Wn

A1 A11 A21 ... A1n

A2 A12 A22 ... A2n

... ... ... ... ... Am Am1 Am2 ... Amn Sumber : Diadaptasi dari Subandar (1999)

Dimana :

A, (i = 1,2,3,m) = menunjukkan pilihan alternatif yang ada Cj, (j = 1,2,3,n) = merujuk pada kriteria dengan bobot Wj

Aij, (i = 1, ...m,j = 1...n) = adalah pengukuran keragaan dari suatu alternatif Ai berdasarkan kriteria Cj.

Sedangkan teknik analisa data yang digunakan adalah teknik simple multi atribute rating technique (SMART) dan visual interactive sensitivity analysis (VISA). Teknik SMART merupakan keseluruhan proses dari peratingan alternatif-alternatif dan pembobotan atribut-atribut. Proses ini terdiri dari dua

atribut mulai dari atribut terburuk (peringkat terendah) sampai atribut terbaik (peringkat tertinggi) serta (ii) melakukan estimasi rasio kepentingan relatif dan ranking setiap atribut terhadap atribut yang paling rendah tingkat kepentingannya.

Analisa selanjutnya adalah penggabungan kedua hasil analisis data di atas menjadi satu. Untuk itu digunakan persamaan agregasi sebagai berikut :

γ = Si 1/n ... ... (9) dimana : γ = rata-rata geometrik

Si = Nilai skor akhir hasil analisis prioritas berdasarkan kelompok kriteria analisis dan n = 2

Sehingga persamaan menjadi :

γ = √ S1 x S2 ... (10)

Berdasarkan hasil analisa di atas maka diperoleh hasil akhir untuk peringkat dalam menentukan prioritas pemanfaatan lahan yang perlu dikembangkan di Pulau Talise.

Seperti halnya teknik SMART, VISA juga merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung analisis multi kriteria. Keputusan dalam bentuk model dengan menggunakan fungsi nilai pembobotan suatu hierarki. Adapun gambaran yang khusus dari VISA adalah fasilitas yang mampu membuat keputusan dengan maksud yang mendalam terhadap perubahan atau perbedaan prioritas dan nilai.

Untuk menyusun peringkat jenis pemanfaatan lahan yang dikembangkan, maka dilakukan penentuan kriteria/sub kriteria yang telah disesuaikan dengan kondisi lokasi penelitian Pulau Talise. Hal ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis SMART bantuan perangkat lunak Criterium Decision Plus (Criplus) version 3.04.S dan VISA sehingga pengukuran terhadap kriteria ekologi, ekonomi dan sosial budaya dapat dilakukan. Masing-masing kriteria dapat dikembangkan lagi menjadi sub kriteria. Sub kriteria diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan juga bersumber dari data sekunder (penelitian sebelumnya, informasi dari Kabupaten, BPS Propinsi dan lain-lain).

Kriteria ekologi, ekonomi dan sosial budaya dapat diuraikan seperti berikut : 1. Kriteria Ekologi

a. Potensi lahan (kesesuaian lahan dan luas lahan) yang didasarkan pada indeks yang diperoleh dari hasil overlay peta tematik untuk pemukiman, konservasi, pariwisata (bahari dan pantai) dan budidaya laut (kerang mutiara). Kriteria indeks yang dimaksud untuk pemanfaatan lahan adalah sangat sesuai, sesuai , sesuai bersyarat dan tidak sesuai

b. Daya dukung untuk pemanfaatan pulau kecil meliputi daya dukung ekologis (tingkat maksimum pemanfaatan), daya dukung fisik (jumlah maksimum pemanfaatan), daya dukung sosial (tingkat kenyamanan) dan daya dukung ekonomi (skala usaha pemanfaatan sumberdaya yang memberikan keuntungan ekonomi maksimum) dimana nilai yang didapat yaitu tinggi, sedang atau rendah untuk pemanfaatan pemukiman, konservasi, pariwisata dan budidaya laut

c. Potensi sumberdaya pesisir adalah nilai dari sumberdaya alam di pulau kecil seperti mangrove, terumbu karang, ikan serta air tawar. Sumberdaya alam pesisir ini memiliki nilai yang dapat menggambarkan apakah pengembangan pulau kecil untuk pemukiman, konservasi, dan pariwisata masih dapat berlanjut atau tidak

d. Pengaruh dampak terhadap lingkungan, adalah akibat yang ditimbulkan dari perkembangan pemukiman, kegiatan konservasi, adanya pariwisata serta kegiatan budidaya laut terhadap sumberdaya alam pesisir

2.Kriteria Ekonomi

a. Manfaat langsung, merupakan manfaat masyarakat yang didapat secara langsung dari keberadaan sumberdaya alam pesisir, manfaat dari kegiatan budidaya laut (kerang mutiara) ataupun manfaat langsung dari kegiatan pariwisata yang ada

b. Tingkat pendapatan masyarakat, nilai ini menunjukkan berapa besar pendapatan masyarakat Pulau Talise pada kondisi sekarang ini. Hal ini mungkin akan berpengaruh pada tingkat pendidikan, tingkat kepadatan penduduk/pemukiman, dan lahan kerja.

c. Kontribusi terhadap PAD, tentunya jenis pemanfaatan lahan untuk kegiatan apa di Pulau Talise yang dapat memberikan sumbangan materil terhadap anggaran daerah, apakah pemanfaatan budidaya laut atau kegiatan pariwisata atau bahkan konservasi

d. Jumlah bantuan, dalam pengembangan Pulau Talise baik itu untuk pemukiman, konservasi, pariwisata atau budidaya laut apakah sudah pernah menerima fasilitas bantuan baik itu dari pemerintah maupun dari lembaga lain

3. Kriteria Kelembagaan

a. Adanya aturan, dalam pengembangan Pulau Talise baik itu untuk pemukiman, konservasi, pariwisata dan budidaya laut seharusnya memiliki peraturan tersendiri. Hal ini untuk memudahkan bagi pengelola atau pengambil kebijakan dalam mengembangkan pulau. Aturan ini nantinya memiliki nilai yang tinggi, sedang atau rendah untuk kepentingan pengembangan pulau.

b. Tingkat keamanan, pulau kecil seperti Talise sebenarnya akan mudah menjaga keamanannya dari pengaruh luar karena areal pantauannya kecil. Masalah akan muncul jika rasa tidak aman timbul dari dalam dan hal ini dapat terjadi dalam pengembangan pemukiman, pariwisata maupun kegiatan budidaya laut, sehingga nilainya hanya rasa aman atau tidak aman.

c. Konflik pemanfaatan, akan timbul jika dua faktor di atas tidak mendapat perhatian atau dilaksanakan oleh semua pengguna pulau kecil termasuk Talise. Karena itu indeks kesesuaian lahan berupa sangat sesuai, sesuai, sesuai bersyarat ataupun tidak sesuai bagi pemanfaatan lahan untuk pemukiman, konservasi, pariwisata dan budidaya laut dapat mengurangi ataupun menghilangkan konflik pemanfaatan.

4. Kriteria Sosial Budaya

a. Jumlah RTP (rumah tangga perikanan), didasarkan pada banyak atau tidaknya jumlah masyarakat yang beraktifitas langsung sebagai nelayan perikanan pesisir

b. Tingkat pendidikan, dapat menunjukkan seberapa besar sumberdaya manusia yang ada di Pulau Talise. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan akan berpengaruh terhadap laju perkembangan pemukiman, pemahaman terhadap konservasi lingkungan dan kegiatan pariwisata

c. Peran masyarakat dalam pemanfaatan SD pesisir, merupakan suatu model pembangunaan wilayah pesisir dengan berbasis masyarakat. Sejauh apa pelibatan masyarakat dalam pengembangan pulau Talise apakah tinggi, sedang atau rendah.

d. Upaya perbaikan lingkungan, adanya dampak yang ditimbulkan akibat pengembangan pulau Talise, mengharuskan adanya upaya perbaikan kembali sumberdaya yang terdegradasi

e. Keterlibatan stakeholders, didasarkan pada ada tidaknya pelibatan pihak- pihak yang berkepentingan dalam pemanfaatan pulau Talise seperti LSM, investor, akademisi maupun pemerintah.

Dokumen terkait