BAB V. ANALISA DAN PEMBAHASAN
5.4. Analisa Kinerja
5.4.1. Analisis Kinerja ditinjau dari Sisi Kepentingan
Atribut dari sisi kepentingan pelangan adalah :
o Reliability
o Responsiveness, dan
o Agility
dengan analisa masing-masing kinerja adalah sebagai berikut :
5.4.1.1. Reliability
Atribut Reliability mempunyai indikator kinerja tingkat 1
yaitu Perfect Order Fulfilment yang mempersentasekan
kinerja yang sama dengan Reliability
Atribut Reliability mempunyai indikator kinerja tingkat 2
yaitu:
Total delivery, dan
On Time delivery
Tabel 5.80. Kinerja Reliability
Atribut Perumahan
Mewah
Perumahan
Menegah
Perumahan
Sederhana
Reliability 0.31 0.09 0.205
Sumber : Pengolahan data
Perumahan mewah memiliki nilai kinerja Reliability
tertinggi (0.31), diikuti dengan Perumahan Sederhana
(0.205) dan yang paling rendah adalah Perumahan
Menengah (0.09). Nilai Reliabilty menjelaskan tentang
kemampuan Pengembang Perumahan memenuhi kebutuhan
konsumen secara cepat dan tepat, dengan kondisi yang
tepat.
Pengembang perumahan mewah di Kota Padang
dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen
terlebih dahulu menyiapkan unit-unit rumah yang ada
(ready stok) meskipun belum ada pesanan dari konsumen,
sehingga konsumen bisa dengan lebih mudah untuk
memilih dan melihat secara utuh produk perumahan yang
akan mereka beli. Kondisi ini membuat nilai Relialibility
perumahan mewah menjadi tinggi (0.31).
Sedangkan pada perumahan sederhana yang
ditujukan untuk kalangan masyarakat berpenghasilan
rendah dan dalam proses pengadaannya di bantu oleh
pemerintah, membuat pengembang lebih mudah dalam
mengembangkan lahannya. Ketersediaan konsumen yang
menjadi prasyarat utama untuk mendapatkan bantuan
pemerintah membuat pengembang rumah sederhana
memiliki kepastian unit-unit rumah yang akan mereka
bangun. Berdasarkan kapasitas jumlah konsumen yang
telah ada pengembang perumahan sederhana baru
menyiapkan unit-unit rumahnya. Kondisi ini membuat nilai
Reliability perumahan sederhana cukup tinggi (0.205).
Sebaliknya pada perumahan menengah yang
memiliki segmen pasar yang belum pasti sehingga dalam
membangun unit-unit rumah yang mereka tawarkan
menunggu konsumen yang berminat baru kemudian
membangunkhan unit-unit rumahnya sistem ini lebih
dikenal dengan sistem indent. Kondisi ini berpengaruh
besar terhadap nilai Reliability yang rendah(0.09).
Nilai Reliability pada rantai pasok industri
konstruksi perumahan dipengaruhi oleh kemampuan untuk
menyelesaikan produk (unit-unit rumah ) terhadap jumlah
pesanan (perfect order fulfillment ) waktu pelaksanaan (
total delivery time) dan ketepatan waktu penyelesaian (on
time delivery).
5.4.1.2. Responsiveness
Atribut Responsiveness mempunyai indikator kinerja
tingkat 1 yaitu Order Fulfilment Cycle Time yang
mempersentasekan kinerja yang sama dengan
Responsiveness
Atribut Responsiveness mempunyai indikator kinerja
tingkat 2 yaitu :
Source Cycle Time
Make Cycle Time
Delivery Cycle Time
Tabel 5.81. Kinerja Responsiveness
Atribut Perumahan
Mewah
Perumahan
Menegah
Perumahan
Sederhana
Responsiveness 0.133 0.133 0.107
Sumber : Pengolahan data
Pengembang perumahan di kota padang dalam
menyediakan unit-unit rumah baik itu untuk perumahan
mewah, perumahan menengah dan perumahan sederhana
menggunakan metode konstruksi dan spesifikasi teknik
yang umum dan juga memanfaatkan teknologi dan bahan
material bangunan yang standar ,hal ini membuat waktu
penyelesaian setiap unit rumah untuk tipe yang sama
mempunyai rentang waktu yang hampir sama.
Kinerja Responsiveness Perumahan Mewah (0.133),
Perumahan Menengah (0.133), dan Perumahan Sederhana
(0.107), menunjukan nilai yang hampir sama. Hal ini
menggambarkan kemampuan pengembang perumahan di
Kota Padang, baik itu pengembang perumahan mewah,
menengah dan pengembang perumahan sederhana dalam
menyediakan produk ke pelanggan memiliki waktu yang
sama dalam hal pengadaan (Source Cycle Time), kemudian
pembuatan unit-unit rumah (make cycle time ) dan waktu
untuk mendelivery ( menjual unit-unit rumah ) untuk tipe
rumah yang sama.
Nilai Responsiveness pada rantai pasok industri
konstruksi perumahan dipengaruhi oleh waktu pengadaan
produk (source cycle time), pembuatan/pelaksanaan
konstruksi (make cycle time) dan waktu penjualan (delivery
cycle time).
5.4.1.3. Agility
Atribut Agility mempunyai indikator kinerja tingkat 1 yaitu
Available Capacity yang mempersentasekan kinerja yang
sama dengan Agility
Indikator kinerja tingkat 2 Atribut Agility adalah :
Available Assembly Capacity
Available Fabrication Capacity
Tabel 5.82. Kinerja Agility
Atribut Perumahan
Mewah
Perumahan
Menegah
Perumahan
Sederhana
Agility 0.08 0.069 0.130
Perumahan kelas mewah memiliki kapasitas
ketersediaan unit rumah yang besar ( unit ready stok) dan
kapasitas pembangunan unit rumahnya juga tinggi terhadap
ketersediaan unit yang ditawarkan. Perumahan kelas
menengah mempunyai kapasitas ketersediaan unit rumah
yang relative tidak ada ( unit indent) dan kapasitas
pembangunan unit-unit rumahnya sangat bergantung
kepada ketersediaan/pemesanan konsumen. Perumahan
kelas sederhana memiliki kapasitas ketersediaan unit
rumahnya juga rendah (unit indent) tetapi mempunyai nilai
kapasitan pembangunan unit-unit rumahnya yang tinggi
,karena telah memiliki konsumen yang telah pasti.
Nilai Kinerja Ketangkasan (Agility) pengembang
perumahan kelas mewah dalam menghadapi perubahan
pasar adalah rendah (0.08), sehingga sulit untuk merespon
perubahan dari keinginan konsumen (pasar). Pengembang
perumahan mewah tidak dapat dengan mudah menerima
keinginan konsumen untuk mengubah produk dan
spesifikasi unit rumahnya. Hal ini disebabkan karena
pengembang telah membangun unit-unit rumah (ready stok)
dan pengembang memiliki kontrak yang terpisah antara
kontraktor dan pemilik rumah. Sehingga apabila konsumen
ingin mengubah spesifikasi rumah ataupun bentuk unit
rumahnya tidak bisa lansung kepada kontraktor tetapi haru
melalui pengembang .Spesifikasi yang telah disetujui antara
kontraktor dengan pengembang tidak dapat dibatalkan oleh
konsumen.
Indikator kinerja yang mempengaruhi nilai ini
adalah Kapasitas ketersediaan unit-unit (available
Assembly Capacity) yang telah tersedia (ready stok) besar
dan kapasitas pembangunan unit-unit rumah yang juga
Sebaliknya Pengembang Perumahan kelas
sederhana memiliki nilai Agility yang tinggi terhadap
perubahan pasar,(0.130). Hal ini disebabkan pada Indikator
kinerja kapasitas ketersediaan unit-unit rumah yang rendah
(available Assembly capacity) dan kapasitas unit-unit
rumah yang dibangun tinggi (Available Fabrication
Capacity) sehingga pengembang mempunyai kavling yang
cukup untuk dapat dikembangkan lagi .
Proses pembangunan unit-unit rumah yang
berdasarkan ketersediaan konsumen (sistem Indent)
membuat pengembang perumahan kelas sederhana dapat
dengan mudah memenuhi keinginan konsumen ( pasar)
terhadap perubahan bentuk dari produknya ( unit-unit
rumah ) .
Pengembang perumahan kelas menengah memiliki
kemampuan (Agilty) yang berada antara nilai pengembang
perumahan menengah dan mewah,(0.069). Hal ini
disebabkan karena pengembang perumahan menengah juga
menganut sistem indent tetapi memiliki pangsa pasar yang
belum pasti.
5.4.2. Analisis Kinerja Ditinjau dari Sisi kepentingan
Perusahaan
Atribut dari sisi kepentingan perusahaan adalah :
o Supply Chain Cost, dan
o Supply Chain Asset management
Dengan Analisa masing-masing kinerja adalah sebagai berikut
5.4.2.1. Supply Chain Cost
Atribut Supply Chain Cost mempunyai indikator kinerja
tingkat 1 yaitu :
o Cost of Goods Sold
o Operating Expenses
Indikator kinerja tingkat 2 Atribut Supply Chain Cost
adalah :
a. Cost of Goods Sold (indikator kinerja tingkat 1)
Rejection Rate of Part/Component
Production Efficiency
b. Operating Expenses ( indikator kinerja tingkat 1)
Marketing and Sales expenses
General and admimistration expenses
Tabel 5.83. Kinerja Supply Chain Costs
Atribut Perumahan
Mewah
Perumahan
Menegah
Perumahan
Sederhana
Supply Chain
Costs 0.031 0.036 0.040
Sumber : Pengolahan data
Nilai kinerja supply chain costs pengembang perumahan
mewah, menengah dan sederhana memiliki nilai yang
berdekatan, dimana Pengembang perumahan Sederhana
yang memiliki nilai tertinggi . Pengembang perumahan
kelas sederhana memiliki nilai kinerja tertinggi (0.040)
disebabkan karena memiliki konsumen yang telah pasti dan
juga mendapatkan bantuan subsidi dari pemerintah, (
Peraturan Mentri Nomor 20/PRT/M/2014) tentang FLPP (
fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan) dalam rangka
perolehan rumah melalui kredit/pembiayaan pemilikan
rumah sejahtera bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Indikator kinerja yang mempengaruhi nilai ini
adalah Harga pokok penjualan ( Cost of Goods Sold) telah
memenuhi kriteria masing-masing kelas perumahan
terhadap kemampuan dan daya beli masyarakat.
5.4.2.2. Supply Chain Asset Management
Atribut Supply Chain asset management mempunyai
indikator kinerja tingkat 1 adalah :
o cash to cash cycle time
o Return on Supply Chain Fixed Asset,dan
o Return on working Capital
Indikator kinerja Tingkat 2 Supply Chain Asset
Management adalah :
a. Cash to Cash cycle time ( indikator kinerja tingkat 1)
Days Sales Outstanding
Inventory days of Supply
Days Payable Outstanding
b. Return on suplly Chain Fixed Asset ( indikator kinerja
tingkat 1 )
Supply Chain Revenue
Cost of Good Sold
c. Return on Working Capital ( indikator kinerja tingkat 1)
Account Receivable
Account Payable
Inventory
Tabel 5.84. Kinerja Supply Chain Asset Management
Atribut Perumahan
Mewah
Perumahan
Menegah
Perumahan
Sederhana
Supply Chain
Asset
Management
0.046 0.014 0.015
Sumber : Pengolahan data
Nilai kinerja Supply Chain Asset Management ( manajemen
aset rantai pasok ) pengembang perumahan mewah
memiliki nilai tertinggi ,(0.046) dibandingkan dengan nilai
kinerja dari pengembang perumahan menengah,(0.014) dan
sederhana (0.015), yang memiliki nilai hampir sama dengan
kelas menengah (Tabel V.32).
Indikator kinerja yang mempengaruhi hal ini adalah
kemampuan pengembang perumahan kelas mewah untuk
mengelola asetnya lebih baik dibandingkan dengan
pengembang perumahan kelas menengah dan sederhana.
Pengembang perumahan kelas mewah memiliki nilai
inventori terhadap produk (unit-unit rumah) yang tinggi .
Nilai piutang yang tinggi (account Recievable/nilai jual)
dibandingkan dengan nilai hutang yang ada (Account
payable/biaya modal konstruksi).
Dalam dokumen
PENGEMBANGAN MODEL PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK PADA INDUSTRI KONSTRUKSI PERUMAHAN TESIS. Oleh : PUTRANESIA THAHA NIM.
(Halaman 165-173)