• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Rantai Pasok Pengembangan Industri Konstruksi Perumahan

Pelaku-pelaku yang terlibat pada pelaksanaan konstruksi saling

berhubungan dan membentuk suatu pola hubungan yang menempatkan satu

pihak sebagai salah satu mata rantai dalam suatu rangkaian rantai proses produksi

yang menghasilkan produk konstruksi, yang disebut rantai pasok konstruksi

(Capo, dkk,2004). Selanjutnya menurut Suraji (2012), rantai pasok konstruksi

merupakan rangkaian permintaan dan pemasokan, produksi dan distribusi

barang dan jasa dari berbagai pihak yang berhubungan, seperti designer,

contractors, subcontractors dan suppliers dalam menghasilkan suatu bangunan

berbasis proyek untuk owner atau client.

Keterlibatan berbagai pelaku dalam rantai pasok konstruksi berkaitan

dengan aliran informasi serta aliran barang dan jasa dari pemasok paling

awal hingga pemilik produk konstruksi yang menjadi konsumen paling

akhir.Sifat proyek konstruksi, khususnya konstruksi perumahan, yang

membutuhkan keahlian- keahlian khusus dan memiliki tingkat kompleksitas

yang tinggi menyebabkan adanya keterlibatan berbagai pihak yang membentuk

suatu rantai pasokan barang dan jasa yang pada umumnya sering disebut dengan

rantai pasok.

Rantai pasok proyek konstruksi pengembangan perumahan memiliki

berbagai karakteristik yang relatif sama dengan rantai pasok pada industri

konstruksi pada umumnya. Karakteristik rantai pasok ini meliputi (Susilawati,

2005):

Karakteristik produknya unik ;

• produk proyek konstruksi pada umumnya dibuat berdasarkan

permintaan tertentu (custom made product). Dengan demikian tidak ada

satu pun produk proyek konstruksi yang sama - walaupun hal ini

tergantung pada tingkatan mana kita melihatnya.

Dilakukan oleh organisasi yang bersifat sementara (temporary

organization). Suatu rangkaian rantai pasok yang terbentuk yang

menghasilkan produk proyek konstruksi, akan berakhir ketika selesai masa

produksi.

Produknya terikat pada tempat tertentu, sehingga proses produksinya

berlangsung di site konstruksi (in site production). Hal ini juga

memberikan kontribusi terhadap keunikan produk proyek konstruksi,

karena pada proyek yang sama, baik kondisi fisik (kondisi tanah, pengaruh

cuaca, dll) maupun non fisik (regulasi yang berlaku, kondisi lalulintas, dll)

yang mempengaruhinya tidak akan pernah sama.

In site production dan off site production. Terjadinya produksi didalam

site konstruksi (in site production), telah membagi dua batasan proses

yang terjadi dalam produksi proyek konstruksi .

Diproduksi dalam lingkungan alam yang tidak terkendali, sehingga

terdapat ketidakpastian yang tinggi dalam proyek konstruksi.

Karakteristik lainnya adalah bahwa dalam rantai pasok proyek konstruksi

yang umumnya membutuhkan keahlian-keahlian khusus yang memiliki

kecenderungan proyek konstruksi terbagi-bagi menjadi paket-paket,

mempengaruhi bentuk rantai pasok yang relatif panjang dan kompleks.

Sehingga proses koordinasi dan arus informasi sangat menentukan mutu produk

proyek konstruksi. Pada rantai pasok manufaktur, meskipun kadangkala juga

rantai pasoknya relatif panjang dan memiliki kompleksitas yang sama, namun

dengan karakteristik produk keluaran yang relatif tetap dan organisasi rantai

pasok yang juga relatif tetap, manajemen koordinasi dan informasi akan dapat

lebih mudah dikembangkan ke tingkat yang diinginkan oleh masing-masing

pihak.

Rantai pasok sendiri didefinisikan sebagai keterlibatan jaringan organisasi

mulai dari hulu (upstream) hingga ke hilir (downstream), dalam proses dan

kegiatan yang berbeda untuk menghasilkan layanan dan jasa yang bernilai

hingga sampai kepada pelanggan terakhir (Vrijhoef et. al., 1999). Gambaran

konseptual rantai pasok pengadaan barang dan jasa untuk pelaksanaan suatu

kegiatan konstruksi dapat digambarkan seperti Gambar II.3.

Gambar 2.3. Gambaran Konseptual Rantai Pasok Konstruksi

(Sumber: O’Brien dkk, 2002 dalam Betty, 2007)

Gambar tersebut menunjukkan kompleksitas dari rantai pasok yang terjadi pada

pelaksanaan konstruksi, dimana rantai pasok konstruksi terbentuk dari banyak

pelaku atau organisasi yang saling memiliki ketergantungan dalam pengadaan

barang dan jasa untuk pelaksanaan konstruksi. Pada pelaksanaan pekerjaan

konstruksi, aliran barang dan jasa terpusat kepada kontraktor, karena kontraktor

bertindak sebagai pelaku utama pelaksana pekerjaan konstruksi sesuai dengan

spesifikasi yang telah ditetapkan oleh pemilik.Para pelaku yang terlibat dalam

pengadaan barang dan jasa bagi kontraktor untuk pelaksanaan konstruksi dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

(Toruan, 2005) dalam (Yandi,2008)

Susilawati (2005), mengambarkan hubungan dan konsep pelaku-pelaku

yang terlibat dalam rantai pasok konstruksi tersebut sejalan dengan hubungan

dan konsep pelaku-pelaku yang terlibat dalam rantai pasok konstruksi.

Didalam proyek konstruksi pengembang perumahan pemberi tugas proyek

adalah pengembang perumahan, sebagai pelaku hilir, kontraktor berperan

sebagai pelaku utama, dan subkontraktor, penyedia tenaga kerja, pemasok

material, serta penyedia peralatan konstruksi adalah pelaku hulu dalam rantai

pasok proyek konstruksi perumahan.

Gambar 2.5. Pola Umum Supply Chain Konstruksi oleh Susilawati

(2005), dalam Yandi( 2008).

2.2.1. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi Perumahan

Dengan sifat pelaksanaan konstruksi perumahan yang membutuhkan

keahlian khusus, maka dalam proyek konstruksi pengembangan perumahan

umumnya pengembang membagi-bagi bagian-bagian kegiatan yang ada

dengan melibatkan berbagai penyedia jasa konstruksi yang memiliki keahlian

yang sesuai. Beberapa pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi

perumahan antara lain:

1. Pemilik Proyek

Pengembang perumahan sebagai organisasi perusahaan yang berperan

menjadi inisiator proyek konstruksi perumahan berperan sebagai pemilik proyek.

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi perumahan, pengembang dapat menunjuk

organisasi perusahaan lainnya yang berperan menjadi pengelola proyek

konstruksi perumahan, misalnya dengan melibatkan konsultan manajemen

konstruksi.

2. Kontraktor

Dalam proyek pelaksanaan konstruksi, pada umumnya pengembang

perumahan bekerjasama dengan kontraktor. Tugas yang dibebankan oleh

pengembang kepada kontraktor yaitu tugas untuk melaksanakan konstruksi

rumah dengan sarana dan prasarananya dengan berpegang kepada kontrak,

gambar desain, spesifikasi teknis, dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah

disepakati.Berdasarkan lingkup tugasnya, kontraktor yang terlibat dalam

pengembangan perumahan dapat sebagai kontraktor umum (general

contractor), subkontraktor, maupun kontraktor spesialis. Kontraktor umum

adalah kontraktor yang berperan sebagai kontraktor utama yang memiliki

hubungan kontraktual secara langsung dengan pengembang dan bertugas untuk

mengkoordinasikan keseluruhan pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi.

Subkontraktor adalah kontraktor yang mengerjakan satu atau beberapa bagian

pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi dan tidak memiliki hubungan

kontraktual langsung kepada pengembang perumahan, hubungan kontraktual

subkontraktor adalah dengan kontraktor umum. Sedangkan kontraktor spesialis

adalah kontraktor yang memiliki keahlian khusus. Kontraktor spesialis dapat

memiliki hubungan kontraktual langsung kepada pengembang, maupun

hubungan kontraktual kepada kontraktor umum. Dengan penerapan manajemen

rantai pasok, hubungan kontraktual antara kontraktor spesialis secara langsung

dengan pengembang, akan berpotensi meningkatkan profitabilitas dan

memudahkan pengendalian mutu yang dilakukan oleh pengembang.

3. Konsultan perencana

Konsultan perencana merupakan penyedia jasa konstruksi yang bertugas

untuk menerjemahkan kriteria-kriteria desain yang ditetapkan oleh pengembang

menjadi suatu desain perumahan yang akan dilaksanakan oleh kontraktor.

Konsultan perencana berperan penting dalam menginterpretasikan kriteria

menjadi suatu desain yang cukup jelas, sehingga kontraktor sebagai pelaksana

konstruksi yang akan menginterpretasikan desain dari konsultan perencana

memiliki arah tujuan yang sama seperti yang telah ditetapkan oleh pengembang

sebelumnya.

4. Supplier dan Manufaktur Konstruksi

Terdapat dua jenis pihak yang terlibat dalam aliran material-material

yang dibutuhkan dalam proyek konstruksi bangunan (Susilawati, 2005):

a.

Manufaktur konstruksi, yang memproduksi material-material konstruksi

dengan mengolah material-material alam hingga menghasilkan komponen

bangunan tertentu.

b.

Supplier, yang mendistribusikan material yang diperoleh kepada

penggunanya. Dari jenis material yang didistribusikan maka supplier ini

dapat dibedakan menjadi supplier material alam dan supplier komponen

bangunan.

5. Pengawas

Pengawas merupakan pihak yang mewakili owner dalam proyek

pelaksanaan konstruksi perumahan. Tugas utama dari pengawas adalah untuk

memastikan bahwa proses dan hasil kerja kontraktor sesuai dengan kontrak,

gambar, spesifikasi, dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah disepakati.

6. Lembaga Keuangan

Lembaga keuangan merupakan lembaga yang berperan penting dalam

membantu penyediaan sumber dana yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang

telah disebutkan sebelumnya untuk kelancaran pelaksanaan proyek. Sumber dana

yang dapat dikucurkan oleh lembaga keuangan dapat berupa kredit investasi

maupun kredit modal kerja.

Pemilik rumah sebagai pengguna terakhir dari sebuah produk industri

konstruksi perumahan memiliki peran penentu dari mutu dan keberlansungan

industri konstruksi perumahan.

2.3. Pola Umum Rantai Pasok Proyek ( Industri Konstruksi ) Perumahan

Dokumen terkait