• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.10. Indikator Kinerja SCOR®

Secara umum disampaikan bahwa Atribut indicator kinerja tingkat 1

sampai dengan indikator kinerja tingkat 2 SCOR dapat dilihat pada

tabel II.6. Indikator kinerja SCOR tidak selalu berhubungan dengan suatu

proses SCOR (Rencana, Sumber, Buat, Kirim dan Kembali).

Tabel 2.8. Indikator Kinerja SCOR(Supply Chain Council, 2008)

No

.

Atribut Definisi Atribut Indikator Kinerja Tingkat 1

Indikator Kinerja Tingkat 2

1 Keandalan Rantai Pasok

(Reliability)

Kinerja rantai pasok dalam pengiriman: produk yang tepat, ke tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam kondisi dan pengepakan yang tepat, dalam kuantitas yang tepat, dengan dokumentasi yang tepat, ke pelanggan yang tepat.

Pemenuhan Pesanan yang Sempurna

(Perfect Order Fulfillment)

% Pesanan Dikirim Penuh

(% of Orders Delivered in Full)

Kinerja Pengiriman terhadap Tanggal Komitmen dengan Pelanggan (Delivery Performance to Customer

Commit Date)

Keakuratan Dokumen

(Documentation Accuracy)

Kondisi Sempurna (Perfect Condition)

2 Ketanggapan Rantai Pasok

(Responsiveness) Kecepatan rantai pasok menyediakan produk ke pelanggan.

Waktu Siklus Pemenuhan Pesanan (Order

Fulfillment Cycle Time)

Waktu Siklus Sumber / Pengadaan

(Source Cycle Time)

Waktu Siklus Buat (Make Cycle Time)

Waktu Siklus Kirim (Deliver

Cycle Time)

3 Agilitas Rantai Pasok

(Agilility)

Agilitas

(ketangkasan/kegesitan) rantai pasok dalam menanggapi perubahan pasar untuk mendapatkan atau memelihara keunggulan kompetitif.

Fleksibilitas Rantai Pasok Bagian Atas (Hulu) (Upside Supply

Chain Flexibility)

Fleksibilitas Sumber / Pengadaan Hulu

(Upside Source Flexibility)

Fleksibilitas Buat Hulu (Upside

Make Flexibility)

Fleksibilitas Kirim Hulu

(Upside Deliver Flexibility)

Fleksibilitas Pengembalian Sumber / Pengadaan Hulu

(Upside Source Return Flexibility)

Fleksibilitas Pengembalian Pengiriman Hulu (Upside Deliver

Return Flexibility)

Adaptabilitas Rantai Pasok Bagian Atas (Hulu) (Upside Supply

Chain Adaptability)

Adaptabilitas Sumber / Pengadaan Hulu

(Upside Source Adaptability)

Adaptabilitas Buat Hulu (Upside

Make Adaptability)

Adaptabilitas Kirim Hulu

Adaptabilitas Pengembalian Sumber / Pengadaan Hulu

(Upside Source Return Adaptability)

Adaptabilitas Pengembalian Pengiriman Hulu (Upside Deliver

Return Adaptability)

Adaptabilitas Rantai Pasok Bagian Bawah (Hilir)(Downside Supply

Chain Adaptability)

Adaptabilitas Sumber Pengadaan Hilir

(Downside Source Adaptability)

Adaptabilitas Buat Hilir

(Downside Make Adaptability)

Adaptabilitas Kirim Hilir

(Downside Deliver Adaptability)

Tabel 2.8. (Lanjutan)

No. Atribut Definisi Atribut Indikator Kinerja Tingkat 1

Indikator Kinerja Tingkat 2

4 Biaya Rantai Pasok

(Supply Chain Costs)

Biaya sehubungan dengan pengoperasian rantai pasok. Biaya Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management Cost)

Biaya Manajemen untuk Rencana

(Management Cost to Plan)

Biaya Manajemen untuk Sumber / Pengadaan

(Management Cost to Source)

Biaya Manajemen untuk Buat

(Management Cost to Make)

Biaya Manajemen untuk Kirim

(Management Cost to Deliver)

Biaya Manajemen untuk Pengembalian (Management

Cost to Return)

Harga Pokok Penjualan (Cost

of Goods Sold)

Biaya untuk Buat (Cost to Make)

5 Manajemen Aset Rantai Pasok (Supply Chain Asset Management) Efektivitas organisasi dalam mengelola aset untuk mendukung pemenuhan kebutuhan. Hal ini mencakup manajemen dari semua aset: aset tidak bergerak dan modal kerja.

Waktu Siklus Kas- ke-Kas

(Cash-to- Cash Cycle Time)

Jumlah Hari Penjualan Belum Dibayar (Days Sales

Outstanding)

Jumlah Hari Persediaan untuk Suplai (Inventory

Days of Supply)

Jumlah Hari Pengadaan Belum Dibayar (Days

Payable Outstanding) Imbalan terhadap Aset Tidak Bergerak Rantai Pasok (Return on Supply Chain Fixed Assets)

Pendapatan Rantai Pasok

(Supply Chain Revenue)

Harga Pokok Penjualan

(Cost of Goods Sold)

Aset Tetap Rantai Pasok

(Supply Chain Fixed Assets)

Biaya Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain

Management Costs)

Imbalan terhadap Modal Kerja

(Return on Working Capital)

Uang yang dapat Diterima atau Penjualan yang Belum Dibayar (Accounts

Receivable atau Sales Outstanding)

Uang yang Harus Dibayarkan atau Pembayaran yang Harus Dilakukan (Accounts Payable Atau Payables Outstanding)

Persediaan (Inventory)

Biaya Manajemen Rntai Pasok

(Supply Chain Management Costs)

Pendapatan Rantai Pasok

(Supply Chain Revenue)

Harga Pokok Penjualan

Indikator kinerja tingkat 1 dan 2 di atas dapat didefinisikan lebih lanjut

sebagai berikut:

Pemenuhan Pesanan yang Sempurna (Perfect Order Fulfillment)

Pemenuhan Pesanan yang Sempurna merupakan persentasi pesanan yang

memenuhi kinerja penyerahan produk dengan dokumentasi lengkap dan

akurat dan tidak ada kerusakan. Bagian-bagiannya termasuk semua item dengan

kuantitasnya adalah tepat waktu berdasarkan definisi tepat waktu menurut

pelanggan, dan demikian pula dokumentasi – packing slips, bills of lading,

invoices, dan lain-lain.

Pemenuhan Pesanan yang Sempurna =

(Pesanan Total yang Sempurna) : (Jumlah Total Pesanan) X 100 %.

Suatu Pesanan adalah Sempurna jika setiap item dalam pesanan adalah

sempurna dalam hal kuantitas, kualitas maupun ketepatan waktu beserta

dokumentasinya.

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 % Pesanan Dikirim Penuh (% of Orders Delivered in Full)

Suatu pesanan dianggap dikirim “sepenuhnya” bila kuantitas yang diterima

pelanggan sesuai dengan kuantitas pesanan (dalam toleransi yang disetujui

bersama).

[Jumlah pesanan yang dikirim penuh] = [Jumlah pesanan yang

dikirim] x 100%

 Kinerja Pengiriman terhadap Tanggal Komitmen dengan Pelanggan

(Delivery Performance to Customer Commit Date)

Suatu pesanan dianggap dikirim sesuai dengan tanggal komitmen semula

dengan pelanggan bila:

• Pesanan diterima tepat waktu sebagaimana ditetapkan pelanggan

• Pengiriman dibuat ke lokasi dan entitas yang benar dari pelanggan

[Jumlah pesanan yang dikirim sesuai dengan tanggal komitmen

semula dengan pelanggan] = [Jumlah pesanan yang dikirim] x 100%

 Keakuratan Dokumen (Documentation Accuracy)

Suatu pesanan dianggap mempunyai dokumentasi yang akurat ketika yang

berikut diterima oleh pelanggan:

• Dokumen pengapalan

• Dokumen pembayaran

• Dokumen kesesuaian

• Dokumen lain yang dipersyaratkan

[Jumlah pesanan yang dikirim dengan dokumentasi akurat] =

[Jumlah pesanan yang dikirim] x 100%

Dokumen pendukung pesanan mencakup:

 Dokumen pengapalan:

o Slip pengepakan (Pelanggan)

o Daftar Muatan - Bill of lading (Pengangkut)

o Dokumentasi / Formulir Pemerintah atau Bea Cukai

 Dokumentasi

Pembayaran:

o Faktur (Invoice)

o Perjanjian / Kontrak

 Dokumen Pemenuhan

Persyaratan

o Lembar Data Keamanan

Material

 Dokumen lain yang

diperlukan

o Sertifikasi Kualitas

 Kondisi Sempurna (Perfect Condition)

Suatu pesanan dianggap dikirim dalam kondisi sempurna bila semua item

memenuhi kriteria berikut:

• Tidak rusak

• Memenuhi spesifikasi dan mempunyai konfigurasi benar (sebagaimana

berlaku)

• Dipasang tanpa kesalahan (sebagaimana berlaku) dan disetujui oleh

pelanggan.

• Tidak dikembalikan untuk perbaikan atau penggantian (dalam masa

garansi)

[Jumlah Pesanan Dikirim dengan Kondisi Sempurna] = [Jumlah

Pesanan Dikirim] x 100%

Waktu Siklus Pemenuhan Pesanan (Order Fulfillment Cycle Time)

Waktu Siklus Pemenuhan Pesanan merupakan waktu siklus aktual yang

dicapai secara konsisten untuk memenuhi pesanan pelanggan. Untuk setiap

pesanan, waktu siklus ini mulai dari penerimaan pesanan oleh perusahaan

dan berakhir dengan penerimaan pesanan oleh pelanggan.

Waktu Siklus Pemenuhan Pesanan = Waktu Siklus Sumber + Waktu

Siklus Buat + Waktu Siklus Kirim.

Indikator Tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 Waktu Siklus Sumber / Pengadaan (Source Cycle Time)

Waktu Siklus Sumber / Pengadaan ≈ (Waktu Siklus untuk Identifikasi

Sumber Pengadaan + Pilih Pemasok dan Negosiasi) + Waktu Siklus Penjadwalan

Pengiriman Produk + Waktu Siklus Penerimaan Produk + Waktu Siklus

Verifikasi Produk + Waktu Siklus Transfer Produk + Waktu Siklus Otorisasi

Pembayaran Pemasok.

 Waktu Siklus Buat (Make Cycle Time)

Waktu Siklus Bua≈ t (Waktu Siklus Finalisasi Rekayasa Produksi)

+Waktu Siklus Penjadwalan Kegiatan Produksi + Waktu Siklus Pengeluaran

Material/Produk + Waktu Siklus Produksi dan Test

 Waktu Siklus Kirim (Deliver Cycle Time)

Waktu Siklus Pengiriman ≈ {[Waktu Siklus Penerimaan, Mengatur,

Memasukkan dan Validasi Pesanan + Waktu Siklus Pencadangan

Sumberdaya dan Menentukan Tanggal Pengiriman + (Waktu Siklus

Konsolidasi Pesanan + Waktu Siklus Penjadwalan Instalasi) + Waktu Siklus

Penyiapan Beban (Build Loads Cycle Time) + Waktu Siklus Menyiapkan Rute

Pengangkutan + Waktu Siklus Pilih Pengangkut dan Penilaian Angkutan], Waktu

Siklus Penerimaan Produk dari Buat/Sumber}

+ Waktu Siklus Pengambilan Produk + Waktu Siklus Pengepakan Produk

+ Waktu Siklus Muat Kendaraan dan Pembuatan Dokumentasi Pengiriman

+ Waktu Siklus Kirim Produk + (Waktu Siklus Penerimaan & Verifikasi

Produk) + (Waktu Siklus Instalasi Produk)

Fleksibilitas Rantai Pasok Bagian Atas/Hulu (Upside Supply Chain

Flexibility)

Fleksibilitas Rantai Pasok Bagian Atas (Hulu) adalah jumlah hari yang

diperlukan untuk mencapai peningkatan kuantitas sebesar 20% yang tidak

terencana dalam kuantitas yang dikirim. 20% adalah suatu angka yang diberikan

untuk keperluan tolok ukur. Untuk beberapa industri 20% mungkin dalam

beberapa kasus tidak dapat dicapai, atau pada industri lain malahan terlalu

konservatif.

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 Fleksibilitas Sumber/Pengadaan Hulu (Upside Source Flexibility) Jumlah

hari yang diperlukan untuk mencapai penambahan tanpa rencana pada

kuantitas bahan baku. sebesar 20%.

 Fleksibilitas Buat Hulu (Upside Make Flexibility)

Jumlah hari yang diperlukan untuk mencapai penambahan tanpa rencana

sebesar 20% pada produksi, dengan asumsi tidak ada keterbatasan bahan

baku.

 Fleksibilitas Kirim Hulu (Upside Deliver Flexibility)

Jumlah hari yang diperlukan untuk mencapai penambahan tanpa rencana

sebesar 20% dalam kuantitas yang dikirim, dengan asumsi tidak ada

keterbatasan lain.

 Fleksibilitas Pengembalian Sumber/Pengadaan Hulu (Upside Source Return

Flexibility)

sebesar 20% pada pengembalian bahan baku ke pemasok.

 Fleksibilitas Pengembalian PengirimanHulu (Upside Deliver Return

Flexibility)

Jumlah hari yang diperlukan untuk mencapai penambahan tanpa rencana

sebesar 20% pada pengembalian produk jadi dari pelanggan.

Adaptabilitas Rantai Pasok Bagian Atas/Hulu (Upside Supply Chain

Adaptability)

Adaptabilitas Rantai Pasok Bagian Atas (Hulu) adalah maksimum

peningkatan persentase dalam kuantitas yang dikirim yang dapat dicapai dalam

30 hari. 30 hari adalah sembarang angka yang diberikan untuk keperluan tolok

ukur. Untuk beberapa industri/organisasi mungkin dalam beberapa kasus

peningkatan kuantitas tersebut tidak dapat tercapai dalam 30 hari, atau di yang

lainnya malahan terlalu lama.

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 Adaptabilitas Sumber/Pengadaan Hulu (Upside Source Adaptability)

Penambahan dalam kuantitas pengadaan (dalam persentase) yang dapat

didukung perusahaan, dalam 30 hari.

 Adaptabilitas Buat Hulu (Upside Make Adaptability)

Penambahan dalam kuantitas produksi (dalam persentase) yang dapat

didukung perusahaan, dalam 30 hari.

 Adaptabilitas Kirim Hulu (Upside Deliver Adaptability)

Penambahan dalam kuantitas yang dikirim (dalam persentase) yang dapat

didukung perusahaan, dalam 30 hari. Adaptabilitas Pengembalian Sumber /

Pengadaan Hulu (Upside Source Return Adaptability)

Penambahan dalam kuantitas yang dikembalikan ke pemasok (dalam

persentase), dalam 30 hari.

 Adaptabilitas Pengembalian Pengiriman Hulu (Upside Deliver Return

Adaptability)

Penambahan dalam kuantitas yang dikembalikan dari pelanggan (dalam

persentase), dalam 30 hari.

Adaptabilitas Rantai Pasok Bagian Bawah/Hilir (Downside Supply

Chain Adaptability)

Adaptabilitas Rantai Pasok Bagian Bawah (Hilir) adalah pengurangan

dalam kuantitas pesanan (dalam persentase) pada 30 hari sebelum pengiriman

dengan tanpa kerugian persediaan atau biaya. 30 hari adalah sembarang angka

yang diberikan untuk keperluan tolok ukur. Untuk beberapa industri/organisasi

mungkin dalam beberapa kasus tidak dapat tercapai dalam 30 hari, atau di

yang lainnya malahan terlalu lama.

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 Adaptabilitas Sumber/Pengadaan Hilir (Downside Source Adaptability)

Pengurangan kuantitas bahan baku (dalam persentase) yang dapat

ditanggung perusahaan pada 30 hari sebelum pengiriman, tanpa kerugian

dalam persediaan atau biaya.

 Adaptabilitas Buat Hilir (Downside Make Adaptability)

Pengurangan produksi (dalam persentase) yang dapat ditanggung

perusahaan pada 30 hari sebelum pengiriman, tanpa kerugian dalam

persediaan atau biaya.

 Adaptabilitas Kirim Hilir (Downside Deliver Adaptability)

Pengurangan kuantitas (dalam persentase) yang dikirim yang dapat

ditanggung perusahaan pada 30 hari sebelum pengiriman, tanpa kerugian

dalam persediaan atau biaya.

Biaya Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management Cost)

Biaya Manajemen Rantai Pasok adalah seluruh pengeluaran langsung dan

tidak langsung yang berhubungan dengan operasi bisnis SCOR dalam rantai

pasok.

Biaya Manajemen Rantai Pasok = Biaya Pelayanan (a.l. pemasaran,

penjualan, administrasi).

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 Biaya untuk Rencana (Management Cost to Plan)

Sumber/Pengadaan + Buat + Kirim + Kembali)

 Biaya Manajemen untuk Sumber / Pengadaan (Management Cost to Source)

Biaya untuk Sumber/Pengadaan = Jumlah Biaya dari (Manajemen Pemasok

+ Manajemen Pengadaan Material)

- Manajemen Pemasok = perencanaan material + staf perencanaan

material + negosiasi dan kualifikasi pemasok + dll.

- Manajemen Pengadaan Material = permintaan penawaran dan

penawaran + pemesanan + penerimaan + pemeriksaan material yang

datang + penyimpanan material + otorisasi pembayaran + aturan dan

persyaratan pengadaan + pengangkutan masuk dan bea + dll.

 Biaya Manajemen untuk Buat (Management Cost to Make)

Jumlah biaya yang berhubungan dengan Buat.

 Biaya Manajemen untuk Kirim (Management Cost to Deliver)

Biaya untuk Kirim = Jumlah biaya dari (manajemen pesanan penjualan +

manajemen pelanggan)

- Manajemen pesanan penjualan = permintaan penawaran & penawaran

+ pencatatan dan pemeliharaan pesanan + manajemen hubungan +

pemenuhan pesanan + distribusi + transportasi + pengangkutan keluar

dan bea + instalasi + akuntansi / penagihan pelanggan + pengenalan

produk baru + dll.

- Manajemen pelanggan = pembiayaan + layanan pelanggan purna jual

+ penanganan perselisihan + perbaikan di lapangan + teknologi

pendukung + dll.

 Biaya Manajemen untuk Pengembalian (Management Cost to Return) Biaya

untuk pengembalian =Jumlah biaya pengembalian (ke Sumber/Pemasok +

dari Pelanggan)

- Biaya Pengembalian ke Sumber = Biaya verifikasi produk cacat + Biaya

disposisi produk cacat + Identifikasi kondisi biaya pemeliharaan,

perbaikan, pemeriksaan berat (Maintenance, Repair, Overhaul - MRO)

+ Biaya permintaan otorisasi untuk MRO + Biaya penjadwalan

pengangkutan MRO + Biaya pengembalian produk MRO

+ dll.

- Biaya untuk Pengembalian dari Pelanggan = Biaya otorisasi + Biaya

penjadwalan pengembalian + Biaya penerimaan + Biaya otorisasi

pengembalian MRO + Biaya penjadwalan pengembalian MRO + Biaya

Penerimaan MRO yang dikembalikan + Biaya transfer produk MRO +

dll.

Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)

Biaya ini sehubungan dengan pengadaan bahan baku dan produksi

barang jadi. Biaya ini termasuk biaya langsung (tenaga kerja, material) dan

biaya tidak langsung (overhead).

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

Biaya untuk Buat (Cost to Make)

Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold - COGS) = Biaya untuk

Buat (Cost to Make).

COGS = biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya

tidak langsung yang berkaitan dengan pembuatan produk.

 Waktu Siklus Kas-ke-Kas (Cash-to-Cash Cycle Time)

Waktu ini adalah yang diperlukan suatu investasi untuk mengalir kembali

ke dalam perusahaan setelah dibelanjakan untuk bahan baku. Untuk jasa, ini

merupakan waktu dari titik di mana perusahaan membayar untuk

sumberdaya yang dipakainya dalam pelaksanaan suatu jasa sampai waktu

perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan untuk jasa tersebut.

Waktu Siklus Kas-ke-Kas = Jumlah Hari Suplai Persediaan + Jumlah Hari

Penjualan Belum Dibayar – Jumlah Hari Pengadaan Belum Dibayar.

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 Jumlah Hari Penjualan Belum Dibayar (Days Sales Outstanding)

dari pelanggan. Nilai penjualan yang belum dibayar dihitung dalam hari.

Contoh: Bila penjualan senilai $5000 dilakukan per hari dan penjualan

senilai $50,000 belum dibayar, ini akan mewakili penjualan yang belum

dibayar sebesar 10 hari ($50,000/$5000).

Nama lain: Jumlah Hari Pembayaran yang akan Diterima (Days Sales in

Accounts Receivables)

 Jumlah Hari Suplai Persediaan (Inventory Days of Supply) Jumlah

persediaan (stok) dihitung dalam hari dari penjualan. Hari

Persediaan = (Persediaan : Harga Pokok Penjualan ) x 365

Nama lain: Hari Biaya-Penjualan Dalam Persediaan., (Days Cost-of- Sales

in Inventory), Hari Penjualan Dalam Persediaan (Days’ Sales in Inventory)

 Jumlah Hari Pengadaan Belum Dibayar (Days Payable Outstanding) Lama

waktu dari pengadaan material, tenaga kerja dan/atau sumber daya

konversi sampai dengan pembayaran tunai harus dilakukan dihitung dalam

hari.

Jumlah Hari Pengadaan Belum Dibayar = [Pembayaran bruto yang harus

dilakukan (gross accounts payable) : Jumlah pengadaan tahunan bruto dari

material] x 365

Nama lain: Periode rata-rata pembayaran untuk material (Average payment

period for materials), Hari Pengadaan dalam Pembayaran yang harus

dilakukan (Days purchases in accounts payable), Hari dari Pembayaran

Terhutang dalam Pembayaran yang harus dibayar (Days’ outstanding in

accounts payable).

Imbalan terhadap Aset Tidak Bergerak Rantai Pasok (Return on

Supply Chain Fixed Assets)

Indikator ini mengukur imbalan yang diterima perusahaan/organisasi untuk

modal yang diinvestasikan dalam aset tidak bergerak rantai pasok. Ini

termasuk aset tidak bergerak dalam Rencana, Sumber, Buat, Kirim dan Kembali.

Imbalan terhadap Aset Tidak Bergerak Rantai Pasok = (Pendapatan Rantai Pasok

- Harga Pokok Penjualan - Biaya Manajemen Rantai Pasok) : Aset Tidak

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 Pendapatan Rantai Pasok (Supply Chain Revenue)

Pendapatan operasional yang diperoleh dari rantai pasok. Ini tidak termasuk

pendapatan non-operasional seperti menyewakan real estate, investasi,

putusan pengadilan, penjualan gedung kantor, dan lain lain.

 Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)

COGS = biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya

tidak langsung yang berkaitan dengan pembuatan produk

 Aset Tetap Rantai Pasok (Supply Chain Fixed Assets)

Nilai Aset Tetap Sumber/Pengadaan + Nilai Aset Tetap Buat + Nilai Aset

Tetap Kirim + Nilai Aset Tetap Kembali + Nilai Aset Tetap Rencana

 Biaya Manajemen Rantai Pasok

Biaya Manajemen Rantai Pasok adalah seluruh pengeluaran langsung dan

tidak langsung yang berhubungan dengan operasi bisnis SCOR dalam rantai

pasok.

Biaya Manajemen Rantai Pasok = Biaya Pelayanan (a.l. pemasaran,

penjualan, administrasi).

Imbalan terhadap Modal Kerja (Return on Working Capital)

Imbalan terhadap Modal Kerja (Return on Working Capital) merupakan

laba yang diperoleh sebagai hasil investasi dalam bentuk modal kerja.

Imbalan terhadap modal kerja = (Pendapatan Rantai Pasok - Harga Pokok

Penjualan - Biaya Manajemen Rantai Pasok) : (Persediaan + Penjualan yang

belum Dibayar – Pembayaran yang harus dilakukan)

Indikator tingkat 2 didefinisikan sebagai berikut:

 Uang yang dapat Diterima atau Penjualan yang Belum Dibayar

(Accounts Receivable atau Sales Outstanding)

Jumlah dari Pembayaran yang akan diterima (accounts receivable) yang

belum diselesaikan dihitung dalam dollar.

(Accounts Payable Atau Payables Outstanding)

Dihitung dalam dollar, jumlah dari material, tenaga kerja dan/atau sumber

daya konversi yang dibeli, yang harus dibayar (accounts payable).

 Persediaan (Inventory) Nilai persediaan.

 Pendapatan Rantai Pasok (Supply Chain Revenue)

Pendapatan operasional yang diperoleh dari rantai pasok. Ini tidak termasuk

pendapatan non-operasional seperti menyewakan real estate, investasi,

putusan pengadilan, penjualan gedung kantor, dan lain lain.

 Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)

COGS = biaya material langsung + biaya tenaga kerja langsung + biaya

tidak langsung yang berkaitan dengan pembuatan produk.

 Biaya Manajemen Rantai Pasok

Biaya Manajemen Rantai Pasok adalah seluruh pengeluaran langsung dan

tidak langsung yang berhubungan dengan operasi bisnis SCOR dalam rantai

pasok.

Biaya Manajemen Rantai Pasok = Biaya Pelayanan (a.l. pemasaran,

penjualan, administrasi).

Indikator-indikator kinerja tersebut berhubungan dengan sudut pandang dari

sisi pelanggan dan dari sisi internal sebagai berikut:

Tabel 2.9. Atribut SCOR dari Sisi Pelanggan dan Internal

(Supply Chain Council, 2008)

Ukuran Tingkat 1

Atribut

Sisi Pelanggan Sisi Internal Keandalan (Reliability) Ketanggapan (Responsiveness) Ketangkasan (Agility) Biaya (Costs) Aset (Asset) Pemenuhan Pesanan yang

Sempurna (Perfect Order Fulfillment)

V

Waktu Siklus Pemenuhan Pesanan

(Order Fulfillment Cycle Time)

V

Fleksibilitas Rantai Pasok Bagian Atas /Hulu (Upside Supply Chain Flexibility)

V

Adaptabilitas (Kemampuan

Penyesuaian) Rantai Pasok Bagian Atas /Hulu (Upside Supply Chain

Adaptability)

Adaptabilitas (Kemampuan Penyesuaian) Rantai Pasok Bagian Bawah /Hilir (Downside Supply Chain

Adaptability)

V

Biaya Manajemen Rantai Pasok

(Supply Chain Management Cost)

V

Harga Pokok Penjualan (Cost of

Goods Sold) V

Waktu Siklus Kas-ke-Kas (Cash-

to-Cash Cycle Time) V

Imbalan terhadap Aset Tidak Bergerak Rantai Pasok (Return on Supply Chain

Fixed Assets)

V

Imbalan terhadap Modal Kerja

(Return on Working Capital) V

Dokumen terkait