• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Kenaikan Upah Minimum Kota

SKPD Provinsi

C. Analisis KLHS

Tabel 2.11

Kajian KLHS Kota Makassar terhadap Implikasi Renstra Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar

No Aspek Kajian Ringkasan KLHS Implikasi Terhadap Pelayanan SKPD Catatan bagi Program /Kegiatan SKPD (1) (2) (3) (4) (5) 1 Aspek Sosial Budaya

Sebagai kota yang menjadi pusat kegiatan, investasi yang berkembang sangatlah tinggi. Hal ini berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga kerja lokal. Namun jika dilihat dari data Tingkat Paritisipasi Angkatan Kerja (TPAK), masih menyisakan jumlah yang cukup besar yang tidak terserap atau tidak bisa bekerja. a. Pengemban gan lapangan kerja dan lapangan usaha Program Peningkatan Kesempatan Kerja b. Peng hantaran kompetensi tenaga kerja sesuai tuntutan pasar Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan kompetensi adalah rendahnya kualifikasi pencari kerja yang terindikasi pada komposisi angkatan kerja menurut pendidikan. Sebagai gambaran kita lihat kondisi angkatan kerja di Kota Makassar menurut data Survey Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dari Badan Pusat Statistik tahun 2015 angkatan kerja berjumlah 593.160 orang. Dari total angkatan kerja tersebut, sekitar 87,98% (521.854 orang) adalah penduduk yang bekerja dan sekitar 12,02% (71.306 orang) adalah pengangguran. Dengan

demikian TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Kota Makassar tahun 2015 menjadi 12,02%.

Dari jumlah angkatan kerja tahun 2015, didominasi oleh angkatan kerja berpendidikan SMTA (40,33%), Universitas (28,52%) dan <SD (15,06%). Penduduk yang bekerja pada tahun 2015, sebagian besar pekerja bekerja pada sektor perdagangan (34,68%), sektor jasa kemasyarakatan (29,42%) dan sektor keuangan (9,30%).

Walaupun didominasi oleh angkatan kerja berpendidikan SMTA ke atas namun kondisi tenaga kerja Kota Makassar masih tetap sulit untuk bersaing dengan tenaga kerja dari kota besar di pulau Jawa dan dari tenaga kerja asing, khususnya pada jenis pekerjaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan tinggi. Apabila dilihat dari trend pergerakan pendidikan, dunia ketenagakerjaan sekarang ini dihadapkan pada kecenderungan baru yaitu adanya pergeseran pengangguran terbuka dari angkatan kerja berpendidikan rendah menuju kearah angkatan kerja berpendidikan yang lebih tinggi.

Adanya fenomena dunia usaha harus melaksanakan efisiensi dan peningkatan produktivitas yang ditandai oleh adanya pengalihan tenaga kerja dengan teknologi mesin, sehingga life circle hasil produksi menjadi sangat pendek. Untuk dapat melakukan efisiensi, maka dunia usaha perlu melaksanakan perubahan [change] melalui reengineering. Untuk mengantisipasi perubahan dunia usaha dunia pendidikan pun harus melakukan reengineering dari yang bersifat umum menjadi kejuruan dan keterampilan, khususnya untuk jangka pendek dan menengah. Pembaharuan bentuk pelatihan dari yang umum menjadi aplikasi teknologi, merupakan terobosan untuk mengimbangi percepatan laju perkembangan teknologi, elektronika dan manajemen. Tetapi perlu dipahami juga, bahwa adanya perubahan teknologi, untuk jangka panjang tidak lagi diperlukan tenaga kerja dengan persyaratan keterampilan [skill

requirement] yang tinggi. Sistem mesin yang dioperasikan tentunya semakin canggih, sehingga hanya memerlukan keterampilan ”tekan tombol”. Integrated Manufacturing systems, merupakan suatu contoh dimana untuk mengoperasikan mesin tidak diperlukan keterampilan yang tinggi, tetapi dituntut untuk memiliki pengetahuan yang semakin meningkat, terutama untuk menghadapi kompleksitas sistem mesin-mesin yang semakin canggih.

Perubahan yang terjadi di dunia kerja, perlu diikuti dengan perubahan sikap, perilaku dan peningkatan keterampilan tenaga kerja, yang secara tidak langsung berkaitan dengan perubahan sistem pendidikan dan pelatihan kerja. Selanjutnya, lembaga pendidikan sebagai salah satu institusi penghasil tenaga kerja terdidik yang masuk pasar kerja, harus memperhatikan proses pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar mempunyai daya saing di pasar kerja global. Dunia pendidikan harus lebih banyak melihat perkembangan yang terjadi di dalam dunia usaha. Dengan demikian, kurikulum yang digunakan paling tidak harus dapat mencerminkan apa yang diinginkan oleh dunia kerja yang harus mengandung unsur knowledge, skills dan attitudes.

Rendahnya penyerapan angkatan kerja antara lain juga dipengaruhi oleh ketidakpastian kualitas pencari kerja itu sendiri dalam mengisi peluang atau kesempatan kerja. Berdasarkan laporan penempatan ketenagakerjaan diketahui bahwa terdapat lowongan-lowongan pada sektor-sektor industri pengolahan, yang tidak sepenuhnya dapat terisi oleh para pencari kerja yang dikarenakan kriteria kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan tidak memenuhi persyaratan. Dalam upaya mempertemukan para pencari kerja dan pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja secara cepat dan tepat sesuai perkembangan teknologi, perlu dibangun Bursa Kerja On Line yang merupakan pengembangan model Bursa Kerja Konvensional. Melalui BKOL para pencari

kerja dan pengusaha dapat mendaftarkan secara langsung kebutuhan dengan menggunakan akses internet.

Pemerintah Kota Makassar perlu untuk mempersiapkan SDM yang kompetitif di pasar global, dengan persiapan SDM yang baik, khususnya untuk Tenaga Kerja sektor formal yang akan ditempatkan di luar negeri agar dapat memperkuat posisi tawar [bargaining position] dengan negara pengguna. Di samping itu, kemajuan teknologi yang semakin cepat terutama di bidang komunikasi, transportasi dan teknologi telah mempercepat proses globalisasi itu sendiri. Sebagai akibatnya hubungan antar negara semakin dekat, terutama terkait dengan kegiatan pertukaran barang dan jasa, khususnya tenaga kerja. Dengan demikian, pasar kerja antar negara menjadi semakin marak dan intensif di masa yang akan datang. Sementara itu, globalisasi pasar kerja juga mengakibatkan banyaknya tenaga kerja asing yang bekerja di Kota Makassar, tidak hanya pada jabatan manajerial dan tenaga ahli, tetapi sampai tingkat teknisi dan operator yang jumlahnya tidak sedikit. Kehadiran tenaga kerja asing dirasai sangat mengancam kesempatan kerja di pasar dalam negeri, khususnya untuk tenaga kerja Indonesia pada tingkat menengah ke bawah yang jumlahnya sangat banyak. Mobilitas tenaga kerja, baik penempatan dalam daerah, antar daerah maupun antar negara yang bertumpu pada kualitas SDM menjadi faktor penentu keberhasilan dalam persaingan global. Menghadapi tantangan yang berat demikian, kita perlu melakukan reposisi dengan meningkatkan keunggulan komparatif dan kompetitif SDM. Reposisi ini penting untuk mengetahui posisi yang tepat yang selanjutnya dapat digunakan pijakan dalam menetapkan kebijakan dan strategi di bidang ketenagakerjaan, khususnya penempatan tenaga kerja baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Era globalisasi di satu pihak membuka peluang bisnis dan kesempatan kerja di dalam dan di luar negeri. Tetapi di pihak lain, globalisasi menuntut

peningkatan SDM terutama kemampuan untuk memanfaatkan teknologi maju untuk produksi; peningkatan kemampuan memanfaatkan teknologi informasi serta peningkatan pemahaman mengenai hubungan internasional termasuk kemampuan bernegosiasi bisnis dengan negara-negara maju. Sementara itu, untuk meningkatkan kualitas SDM diperlukan strategi pengembangan ketenagakerjaan paling tidak dilakukan melalui 4 [empat] jalur yaitu; jalur pendidikan, pelatihan kerja, pengembangan karier dan perbaikan gizi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Akhirnya dengan peningkatan kualitas SDM tenaga kerja yang kompetitif akan dapat merubah tantangan menjadi peluang yang terbuka lebar.

Dengan memperhatikan perkembangan internal dan dinamika ekonomi global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini, perkembangan ekonomi Kota Makassar akan dihadapkan pada berbagai tantangan yang perlu segera direspon secara komprehensif melalui aksi nyata, yang mencakup; Pertama, peningkatan dan pemerataan pelayanan kesehatan dan pendidikan sebagai langkah awal dalam pemberian pelayanan dasar kebijakan publik, Pemerintah Kota Makassar telah melakukan penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas kesehatan, disamping itu pula perlu diiringi tumbuhnya peran serta swasta dalam penyediaan sarana kesehatan yang diharapkan dapat medukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat Kota Makassar.

Masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan tidak dapat menikmati pemulihan ekonomi, karena mereka tidak memiliki pendapatan untuk dibelanjakan. Karena itu, lapangan kerja bukan hanya merupakan mesin penggerak pembaruan ekonomi, tetapi juga sebuah hasil dari proses pemulihan ekonomi. Tingkat pengangguran yang masih cukup tinggi di Kota Makassar pada saat ini mencerminkan bahwa kegiatan ekonomi yang berkembang kemampuannya belum optimal

dalam mendayagunakan angkatan kerja lokal, atau sebaliknya angkatan kerja lokal tersebut memiliki kemampuan yanglemah untuk mengakses peluang kerja yang berkembang.

Di pihak lain, perkembangan lapangan usaha baru, baik yang digerakan oleh investasi maupuan kebijakan pembangunan, pada gilirannya menuntut kualitas SDM yang memadai. Bila kualitas SDM tidak sesuai dengan perkembangan dunia usaha, hasilnya adalah pengangguran yang menjadi salah satu sumber timbulnya kemiskinan. Apalagi kedepan berbagai pembangunan strategis akan berdampak secara signifikan kepada Kota Makassar, diantaranya Pembangunan Kawasan Centre Point of Indonesia serta Kawasan Mamminasata. Perubahan struktur mata pencaharian penduduk di daerah yang terkena megaproyek tersebut kalau tidak diantisipasi akan berujung pada peningkatan pengangguran dan kemiskinan. Menciptakan iklim investasi yang kondusif mengingat investasi merupakan salah satu penggerak kegiatan ekonomi daerah. Berdirinya perusahaan-perusahaan baru melalui investasi domestik maupun asing sangat berpotensi untuk mendayagunakan angkatan kerja lokal dan meningkatkan intensitas kegiatan ekonomi dengan lapangan usaha lainnya, ditempuh melalui berbagai aktivitas promosi investasi dan perbaikan-perbaikan layanan dengan orientasi biaya murah dalam menopang investasi. Dalam hal investasi ini, maka berbagai pembangunan strategis yang akan dibangun di Kota Makassar bisa menjadi peluang yang cukup baik dalam upaya peningkatan investasi di Kota Makassar. Dengan adanya tren pertumbuhan investasi di Sulawesi Selatan yang semakin baik, maka Kota Makassar sebagai Ibukota Provinsi harus mampu menangkap berbagai peluang tersebut.

Tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar dalam 5 (lima) tahun kedepan

untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai salah satu instansi pemerintah daerah Kota Makassar, antara lain :

1. Meningkatnya jumlah pencari kerja/penganggur di bursa kerja 2. Pertumbuhan angkatan kerja lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan lapangan kerja baru 3. Rendahnya kualitas pencari kerja ;

4. Adanya perselisihan Hubungan Industrial , unjuk rasa dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ;

5. Semakin besarnya jumlah penduduk miskin

6. Rendahnya pemahaman terhadap regulasi ketenagakerjaan dan penerapan K3.

7. Masih rendahnya kompetensi lulusan perguruan tinggi sehingga daya saing tenaga kerja rendah

Dalam menjawab tantangan tersebut, dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya setiap tahunnya selalu berupaya untuk lebih bersinergi baik internal antar bidang dan sub bidang maupun eksternal dengan SKPD lain di tingkat daerah. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan pelatihan dan pengembangan profesi pekerja social masyarakat untuk dapat menangani penyandang masalah dengan profesionali.

Selain berbagai tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pembangunan ketenagakerjaan, juga terdapat berbagai potensi yang dapat dimaksimalkan dalam rangka mendukung keberhasilan pelaksanaan tugas, yaitu :

1. Peraturan Perundang-undangan

Penyusunan rencana pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian dari sistem manajemen pembangunan tidak terlepas dari landasan hukum yang berlaku baik berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan/Keputusan Menteri terkait, dan Peraturan Daerah, Surat Keputusan Walikota.

Dalam lingkup internal Dinas Ketenagakerjaan regulasi yang menjadi kerangka dasar pelaksanaan program dan kegiatan adalah Rencana Strategis yang berisi acuan lima tahunan, dan Rencana Kerja yang disusun setiap tahun. Dengan sasaran umum yang ingin dicapai adalah terciptanya mekanisme (sistem) perencanaan orientasi pada keluaran (output), hasil (outcome) dan dampak (impact).

2. Sumber Daya

Keberadaan sumber daya yang meliputi sumber daya manusia (sdm), anggaran, sarana dan prasarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan, menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas dan peran Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan strategis.

Sebagaimana telah diuraikan di atas pada sub bab 2.2. bahwa potensi sumber daya manusia dilihat pendidikan formal dari jumlah 115 orang pegawai, 83 orang berpendidikan DIII/S1/S2, berarti 72,17% sdm sudah mumpuni. Dari sisi pengalaman lebih dari 63,48% adalah Golongan III dan Golongan IV, dan sebanyak 16 orang adalah pejabat fungsional yang menjadi ujung tombak pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar.

Pendukung kelancaran kinerja lainnya yang tidak kalah penting, yaitu aspek sarana, prasarana, dan anggaran setiap tahun mengalami peningkatan sesuai dengan dana yang tersedia. Terletak sebagai “main gate” dari Kawasan Barat Indonesia ke kawasan Timur Indonesia atau sebaliknya memberikan kemungkinan adanya peningkatan investasi dan tentunya penyerapan tenaga kerja pun memiliki peluang. Terbukanya kesempatan kerja dengan melalui sektor informal

Dengan melihat tantangan dan peluang di atas maka kedepannya Dinas Ketenagakerjaan Kota Makassar akan mengembangkan pelayanan dasar sebagai berikut :

1. Pelayanan Pelatihan Kerja

2. Pelayanan Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja

3. Pelayanan Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja 4. Pelayanan Informasi Pasar Kerja

5. Pelayanan Peningkatan Produktifitas Tenaga Kerja 6. Pelayanan Pemagangan

7. Pelayanan Sertifikasi Kompetensi

8. Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 9. Pelayanan Kepesertaan Jamsostek/BPJS

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS

Dokumen terkait