pengukuran hasil)
HASIL DAN PEMBAHASAN
C. Analisis Data Kuantitatif Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Swamedikasi Penyakit Infeksi Jamur Kulit Oleh Responden
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
1. Hasil uji normalitas kuisioner
Tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan akan dihubungkan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan dari responden pelaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit dengan menggunakan analisis chi square dengan taraf kepercayaan 95%. Sebelum data diuji secara Chi-Square, data lebih dulu diuji normalitasnya untuk melihat apakah distribusi data tersebut normal atau tidak. Distribusi data tidak normal apabila didapatkan angka signifikansi untuk masing-masing pengetahuan, sikap, dan tindakan lebih kecil dari 0,05. Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan bahwa distribusi data tidak normal sehingga digunakan median dalam mengelompokkan variabel-variabel bebas seperti tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan.
Tabel XXXIII. Tabel Normalitas Hasil Uji Kuisioner Pada Responden Pelaku Swamedikasi Infeksi Jamur Kulit di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pengetahuan .091 97 .048 .983 97 .227
sikap .115 97 .003 .972 97 .036
tindakan .147 97 .000 .937 97 .000
a Lilliefors Significance Correction
Dari tabel normalitas di atas, dapat dilihat pada hasil Kolmogorov-Smirnov didapatkan bahwa nilai signifikansi untuk pengetahuan 0.048, sikap 0.003, dan tindakan 0.000, sehingga distribusi data tidak normal, sehingga digunakan median. Nilai median untuk pengetahuan 46.0000, sikap 39.0000, dan tindakan 35.0000.
2. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit pada responden pelaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit dapat dilihat dengan hipotesis nol (H0) yang digunakan yaitu tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan swamedikasi infeksi jamur kulit, dan hipotesis alternatif (H1) terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan swamedikasi infeksi jamur kulit.
Tabel XXXIV. Tabel Crosstabs Hasil Uji Kuisioner Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Pada Responden Pelaku Swamedikasi Infeksi Jamur Kulit di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
pengetahuan Total rendah tinggi rendah
Pendidikan rendah Count 23 30 53
Expected Count 21.3 31.7 53.0
tinggi Count 16 28 44
Expected Count 17.7 26.3 44.0
Total Count 39 58 97
Expected Count 39.0 58.0 97.0
Dari hasil analisis data, didapatkan angka signifikansi yang diperoleh dari
continuity correction yaitu sebesar 0,620 sehingga dapat dikatakan bahwa signifikansi > 0,05. H0 akan diterima apabila angka signifikansi > 0,05 dan ditolak bila angka signifikansi < 0,05, sehingga dari data di atas dapat dikatakan bahwa Ho diterima, dan berarti tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan responden mengenai swamedikasi infeksi jamur kulit.
Tabel XXXV. Tabel Chi-Square Hasil Uji Kuisioner Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Pada Responden Pelaku Swamedikasi Infeksi Jamur Kulit di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
NIlai df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square .495(b) 1 .482 Continuity Correction(a) .245 1 .620 Likelihood Ratio .496 1 .481
Fisher's Exact Test .536 .311
Linear-by-Linear
Association .489 1 .484
N of Valid Cases 97
a komputasi untuk table 2x2
b tidak ada sel yang mempunyai expected count kurang dari 5. Expected count yang paling rendah adalah 17,69
3. Hubungan tingkat pendidikan dengan sikap swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit pada responden pelaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Hasil perhitungan statistik dengan Chi-Square Test menghasilkan nilai
continuity correction untuk p value adalah 0,075. sehingga dapat dikatakan bahwa signifikansi > 0,05. H0 akan diterima apabila angka signifikansi > 0,05 dan ditolak bila angka signifikansi < 0,05, sehingga dari data di atas dapat dikatakan bahwa Ho diterima, dan berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap responden mengenai swamedikasi infeksi jamur kulit.
Dari hasil analisis Chi-Square antara tingkat pendidikan dengan sikap dari responden pelaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel XXXVI. Tabel Crosstabs Hasil Uji Kuisioner Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Pada Responden Pelaku Swamedikasi Infeksi Jamur Kulit
di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
sikap Total
rendah tinggi rendah
Pendidikan Rendah Count 30 23 53
Expected Count 25.1 27.9 53.0
Tinggi Count 16 28 44
Expected Count 20.9 23.1 44.0
Total Count 46 51 97
Expected Count 46.0 51.0 97.0
Tabel XXXVII. Tabel Chi-Square Hasil Uji Kuisioner Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Sikap Pada Responden Pelaku Swamedikasi Infeksi Jamur Kulit di Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta
NIlai df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 3.950(b) 1 .047 Continuity Correction(a) 3.180 1 .075 Likelihood Ratio 3.984 1 .046
Fisher's Exact Test .066 .037
Linear-by-Linear
Association 3.909 1 .048
N of Valid Cases 97
a komputasi untuk table 2x2
b tidak ada sel yang mempunyai expected count kurang dari 5. Expected count yang paling rendah adalah 20,87.
4. Hubungan tingkat pendidikan dengan tindakan swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit pada responden pelaku swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan swamedikasi penyakit infeksi jamur kulit dapat dilihat dengan hipotesis nol (H0) yang digunakan yaitu tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan swamedikasi infeksi jamur kulit, dan hipotesis alternatif (H1) terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan swamedikasi infeksi jamur kulit.
Tabel XXXVIII. Tabel Crosstabs Hasil Uji Kuisioner Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tindakan Pada Responden Pelaku Swamedikasi Infeksi Jamur
Kulit di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tindakan Total
rendah tinggi rendah
pendidikan Rendah Count 26 27 53
Expected Count 21.3 31.7 53.0
Tinggi Count 13 31 44
Expected Count 17.7 26.3 44.0
Total Count 39 58 97
Expected Count 39.0 58.0 97.0
Tabel XXXIX. Tabel Chi-Square Hasil Uji Kuisioner Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Tindakan Pada Responden Pelaku Swamedikasi Infeksi Jamur Kulit di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Nilai df Asymp. Sig. (2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Pearson Chi-Square 3.807(b) 1 .051 Continuity Correction(a) 3.039 1 .081 Likelihood Ratio 3.857 1 .050
Fisher's Exact Test .063 .040
Linear-by-Linear
Association 3.768 1 .052
N of Valid Cases 97
a komputasi untuk table 2x2
b tidak ada sel yang mempunyai expected count kurang dari 5. Expected count yang paling rendah adalah 17,69.
Dari hasil analisis data, didapatkan angka signifikansi yang diperoleh dari
continuity correction yaitu sebesar 0,081, sehingga dapat dikatakan bahwa signifikansi > 0,05. H0 akan diterima apabila angka signifikansi > 0,05 dan ditolak bila angka signifikansi < 0,05, sehingga dari data di atas dapat dikatakan bahwa Ho diterima, dan berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan responden mengenai swamedikasi infeksi jamur kulit.
D. Analisis Data Kuantitatif Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Perilaku