• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI W-T Minimalkan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal meliputi faktor didalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai peluang dan ancaman bagi perusahaan. Adapun faktor-faktor eksternal yang dianalisis meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

a. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan.

1) Lingkungan Politik

Dalam menjalankan suatu bisnis, tidak lepas dari suatu intervensi pemerintah sebagai pembuat peraturan, undang-undang dan kebijakan lainnya. Aturan tersebut dibuat untuk mendisiplinkan cara pelaku bisnis agar tidak bertentangan dengan kepentingan dan kesejahteraan umum. Sedangkan situasi yang kondusif diharapkan oleh suatu perusahaan untuk kelancaran usaha mereka.

Peraturan pemerintah menerapkan bahwa setiap perusahaan yang didirikan harus memiliki izin pendirian usaha atau disebut dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). PB. Sugih Mukti telah memiliki izin mendirikan usahanya dari Departemen Perdagangan dan Koperasi dengan nomor SIUP: 3537/3452/PK/10/7/E/82 sehingga dengan demikian setiap tahunnya perusahaan harus membayar pajak sebesar yang telah ditentukan.

2) Lingkungan Ekonomi

Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 persen. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60 persen. dan pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 30 persen. Luas persawahan secara keseluruhan di Kabupaten Cianjur mencapai 63.299 hektar, dengan produksi 688.749 ton untuk padi unggul nasional, dan 28.307 ton untuk padi Pandan Wangi. Menjadikan Kabupaten Cianjur sebagai pemasok

penting komoditi beras untuk kota-kota besar di kawasan tersebut. Oleh karena itu Cianjur dikenal sebagai salah satu kota lumbung padi di Jawa barat.

Disamping itu keadaan ekonomi nasional pun berpengaruh terhadap perusahaan. Keadaan ekonomi yang baik akan mendorong perkembangan suatu industri, sementara keadaan ekonomi yang kacau akan berimbas pada kenaikan BBM. Jika hal itu terjadi maka akan berpengaruh terhadap kenaikan biaya operasional perusahaan dan biaya transportasi. Mengingat semua mesin yang digunakan perusahaan menggunakan BBM solar sebagai energi penggerak.

3) Lingkungan Teknologi

Teknologi merupakan faktor yang terpenting untuk kemajuan perusahaan. Hal ini harus didukung dengan pengetahuan yang mendalam mengenai penggunaan teknologi yang dipakai. Perkembangan teknologi yang dilakukan oleh PB. Sugih Mukti ini antara lain dibidang komunikasi. Perkembangan komunikasi yang telah digunakan perusahaan adalah penggunaan telepon. Telepon dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan dalam melakukan transaksi, khususnya pembelian dan pemesanan.

Perkembangan teknologi lainnya yang telah dilakukan perusahaan dalam hal produksi antara lain dengan menggunakan mesin rontogan, paddy separator, policher, dan mesin grading. Diharapkan dengan adanya beberapa mesin tersebut dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi beras perusahaan. Selain itu, kemajuan teknologi cyber yang semakin mudah untuk diakses memberikan peluang dan kemudahan bagi perusahaan untuk kegiatan promosi dengan biaya murah. Akan tetapi teknologi ini masih dalam tahap dipelajari belum dapat direalisasikan oleh perusahaan.

4) Lingkungan Sosial dan Demografi

• Lingkungan Sosial

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono dalam Harian Media Indonesia pada hari Senin, 01 Februari 2010 yang bertajuk ”Konsumsi beras Indonesia terbesar di ASEAN”. Menyatakan bahwa Indonesia masih

menjadi negara terbesar dalam mengonsumsi beras di ASEAN dengan angka 132 kilogram (Kg) perkapita pertahun. Ia mengatakan jumlah penduduk saat ini mencapai 229 juta jiwa. Dengan tingkat konsumsi beras sebanyak itu, Indonesia menempati urutan pertama mengonsumsi beras

terbanyak setidaknya di negara-negara ASEAN

(www.mediaindonesia.com.01 Februari 2010).

• Demografi

Kabupaten Cianjur, menurut sensus 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 persen. Sedangkan jika ditinjau dari angkatan kerja, Kabupaten Cianjur memiliki jumlah angkatan kerja yang sangat tinggi. Menurut Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Dinas Sosial Tenaga Kerja Kependudukan dan Catatan Sipil mengatakan,” Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Cianjur selama tahun 2005 tecatat hampir 903.334 orang.” Keadaan seperti ini sangat mempermudah perusahaan dalam mendapatkan karyawan, jika suatu saat PB. Sugih Mukti memperbesar skala usahanya (www.cianjurkab.go.id. 07 Januari 2010).

b. Lingkungan Industri

Lingkungan industri adalah lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap operasional perusahaan.

1) Ancaman Pendatang Baru

Kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan tingginya persaingan, membuka persaingan bagi produsen untuk menciptakan suatu bisnis. Didukung dengan tingginya jumlah padi yang dihasilkan akan mendorong pendatang baru dengan mudah memasuki bisnis pengolahan dan penjualan beras. Hal ini terbukti dengan banyak berdirinya penggilingan beras berskala kecil. Namun demikian hanya produsen yang mempunyai modal dan mengikuti perkembangan teknologi dengan cepat yang dapat menguasai pasar.

2) Ancaman Produk Substitusi

Terdapat ancaman produk substitusi pada bisnis pengolahan beras namun tidak besar. Hal ini disebabkan karena sebagian dari masyarakat Indonesia telah mengalami pergeseran pola konsumsi, misalnya saat ini sebagian masyarakat Indonesia sudah menggemari roti, sereal dari gandum, dan pasta sebagai makanan pokok. Sehingga jika kebiasaan ini semakin meluas akan menyebabkan pengurangan permintaan beras.

3) Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri

Persaingan dalam suatu bisnis merupakan hal yang wajar, sejauh persaingan itu dilakukan secara sehat. Setiap perusahaan menempuh berbagai cara untuk mendapatkan perhatian konsumen, salah satunya dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Pada Tabel 14 terdapat beberapa perusahaan yang menjadi pesaing bagi PB. Sugih Mukti. Tabel 14. Perusahaan-perusahaan pesaing PB. Sugih Mukti

No Nama Perusahaan Alamat Kapasitas

Produksi Ton/Bulan Merk Dagang 1. PB. Sukamulya Kp. Cisurupan Ds. Sukamulya Warungkondang 15 Citra Sawargi Xiang Mi 2. PB. Cibinong Kp. Cibinong RT. 03/07 Ds.Ciwalen Warungkondang 5 Pandanwangi 3. PB. Pusaka Ds. Bunikasih RT. 26/07 Warungkondang 6 Karya tirta 4. PB. Wangun RT. 09/03 Ds. Bunikasih Warungkondang 6 Karya Tirta

5. PB. Burung Nuri Jl. Raya Sadamaya No.160 Cibeber (0263)334343

60 Burung Nuri

Elit Super

6. PB. Hikmah Jl. Raya Cibeber km.13

(0263)334177

5 Hikmah

7. PB. Saluyu Kp. Bojong Gintung No.01.

Campaka

40 Saluyu

8. PB. Joglo Cibinong Rancagoong

(0263)265602

60 Istana Joglo

kepala 9. PB. Sd. Asih Jl. Babakan Pandan (0263)

266789

60

-

10. PB. OKH Jl. Raya Sukabumi,

Bayubud

60

- Sumber: Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Cianjur, 2005-2009.

4) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Kekuatan tawar menawar pembeli dalam industri pengolahan beras ini dapat dikatakan kuat. Hal ini dikarenakan pembeli yang umumnya perusahaan pengecer beras adalah perusahaan yang memiliki kapasitas yang besar. Mereka juga membeli dalm jumlah besar. Selain itu produk beras yang dibelinya tidak terlalu terdapat diferensiasi produk dan perusahaan pengecer ini memiliki biaya peralihan yang kecil karena pembeli dengan mudah berpindah ke pemasok lain

5) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok dalam industri pengolahan beras ini relatif kecil, hal ini karena jumlah pasokan GKG untuk Kecamatan Cibeber saat ini jumlahnya mencukupi untuk memasok sejumlah penggilingan yang ada di daerah ini seperti yang tercantum pada Tabel 15. Luas sawah di Kecamatan Cibeber adalah 3.198 Ha dengan luas panen 7.748 Ha/tahun 2009. Produktivitasnya mencapai 5,0803 ton/Ha sehingga produksi totalnya 44.961 ton/tahun. Kebutuhan GKG untuk keseluruhan pengggilingan dengan skala kecil dan besar mencapai 23.800 ton/tahun, kelebihan GKG sebanyak 21.161 ton/tahun untuk dijual ke penggilingan yang berada di luar Kecamatan Cibeber. Banyaknya pemasok gabah akan mempermudah perusahaan dalam mendapatkan bahan baku dan dapat dengan mudah memilih pemasok mana yang paling menguntungkan untuk bermitra dengan perusahaan.

Tabel 15. Produktivitas dan kebutuhan gabah kering giling Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur 2009.

PENGGILINGAN

SKALA KECIL SKALA BESAR

Luas Panen Ha Produktivitas GKG (Ton/Ha) Produksi GKG Total/tahun (Ton) Jmlh Kpsts Prdks (ton/ thn) Kebutuhan gabah (ton/ Ttn) Jmlh Kpsts Prdks (ton/ thn) Kebutuhan gabah (ton/ Ttn) Total Kebutuhan GKG (ton/thn) 7.748 5,803 44.961 151 3.624 7.248 20 8.276 16.552 23.800

Sumber: Subdive Bina Program Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, 2009 Tabel 16 merupakan analisis lingkungan eksternal perusahaan untuk dianalisis dalam matriks EFE.

Tabel 16. Analisis faktor eksternal PB. Sugih Mukti

Faktor Eksternal Peluang Ancaman

Ekonomi 1. Cianjur sebagai salah satu kota Lumbung Padi.

1. Kenaikan BBM Teknologi 1. Kemajuan teknologi cyber

Sosial budaya 1. Sebagian besar masyarakat Indonesia mengonsumsi beras sebagai bahan pangan yang pokok.

2. Tersedianya angkatan kerja.

Pemasok 1. Bahan baku mudah diperoleh.

Pesaing 1. Persaingan perusahaan

yang sejenis.

Produk subtitusi 1. Banyaknya produk

subtitusi Sumber: Data Primer PB. Sugih Mukti, 2010.

4.4. Alternatif Strategi Pemasaran PB. Sugih Mukti

Dokumen terkait