• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembagan Usaha Beras (Studi Kasus PB. Sugih Mukti, Kabupaten Cianjur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pengembagan Usaha Beras (Studi Kasus PB. Sugih Mukti, Kabupaten Cianjur)"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BERAS

(STUDI KASUS PB. SUGIH MUKTI, KABUPATEN CIANJUR)

Oleh

ANA SALASTINA H24076010

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Ana Salastina. H24076010. Strategi Pengembangan Usaha Beras (Studi Kasus PB. Sugih Mukti, Kabupaten Cianjur). Di bawah bimbingan Ma’mun Sarma.

Kecukupan akan pangan dan gizi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia. Beras merupakan salah satu komoditas pangan yang utama karena merupakan makanan pokok hampir bagi seluruh masyarakat Indonesia. Kebutuhan pangan tidak hanya menyangkut persoalan kuantitas, namun perlu pula kualitas produk yang dapat memenuhi sisi selera konsumen. Salah satu perusahaan beras yang dapat menyediakan produk beras yang berkualitas adalah PB. Sugih Mukti yang berlokasi di Kabupaten Cianjur. Untuk mengembangkan usaha beras PB. Sugih Mukti maka dilakukan penelitian tentang strategi pengembangan usaha beras PB. Sugih Mukti. Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh PB. Sugih Mukti, dan (2) Merumuskan alternatif strategi dan prioritas strategi yang tepat untuk PB. Sugih Mukti.

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yang diperoleh dari hasil wawancara, laporan tahunan perusahaan, dan studi pustaka. Kuesioner diberikan kepada tiga responden, yaitu pemilik perusahaan (pimpinan perusahaan), dan supervisor dari bagian internal perusahaan, serta Staf Pelaksana Perum Bulog Subdive Cianjur dari bagian eksternal perusahaan. Pengisian ini melibatkan pihak eksternal perusahaan karena agar hasil pengisian kuesioner lebih bersifat objektif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis IFE dan EFE, Analisis IE, analisis SWOT dan analisis QSPM.

(3)

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BERAS

(STUDI KASUS PB. SUGIH MUKTI, KABUPATEN CIANJUR)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemenen Manajemen,

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANA SALASTINA H24076010

PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripsi : Strategi Pengembagan Usaha Beras

(Studi Kasus PB. Sugih Mukti, Kabupaten Cianjur)

Nama : Ana Salastina

NIM : H24076010

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec)

NIP. 19581122 198503 1 002

Mengetahui

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc) NIP. 19610123 198601 1 002

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Cianjur, Jawa Barat pada tanggal 19 April 1986. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan H. Yayan Sopiandi dan Hj. Enung Wijaya.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TPA Yaspi Al-Falah Cianjur pada tahun 1992, kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar Negeri Hanjawar III dan lulus pada tahun 1998. Tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama I Negeri Cibeber, Kabupaten Cianjur dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menegah Umum Terpadu Krida Nusantara Bandung dan lulus pada tahun 2004.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Pengembangan Usaha Beras, Studi Kasus PB. Sugih Mukti di Kabupaten Cianjur. Industri beras merupakan industri yang potensial hal ini dikarenakan beras adalah bahan pangan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.

Seiring dengan bertambahnya industri dan banyak perusahaan beras, maka pemasaran akan mengalami persaingan yang ketat. PB. Sugih Mukti sebagai produsen beras dituntut untuk melaksanakan pemasaran dengan berorientasi pada kebutuhan konsumen. Oleh karena itu diperlukan penerapan strategi pemasaran yang tepat untuk mengkomunikasikan produk yang dijualnya kepada konsumen dan dapat bersaing untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

Bogor, Juni 2010

Penulis

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada ALLAH SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ir. Abdul Basith MS, dan Farida Ratna Dewi SE, MM selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan untuk penelitian ini.

3. Pemilik dan seluruh karyawan PB. Sugih Mukti yang telah memberikan arahan, bimbingan dan informasi selama penelitian kepada penulis.

4. Staf pelaksana Perum Bulog Subdive Cianjur atas partisipasinya dalam penelitian ini.

5. Seluruh staf pengajar dan pengelola Program Sarjana Manajemen Penyelenggara Khusus IPB yang telah memberikan bantuan dan dukungan.

6. Orang tua tercinta yang telah memberikan motivasi, semangat cinta kasih dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Suami tercinta (Sansan Tsanaullah) dan kakak tercinta (Suci Fitriani) yang telah memberikan motivasi, semangat dan doanya.

8. Sahabat-sahabat penulis (Leni, Okti, Dhamayana, Reni, dan Nora) yang selalu memberikan semangat dan sharing selama perkuliahan.

9. Serta kepada semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa skripsi masih terdapat kekurangan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan dan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juni 2010

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Usahatani Beras di Indonesia ... 5

2.1.1 Anatomi beras ... 5

2.1.2 Kandungan beras ... 5

2.1.3 Macam dan Warna Beras ... ... 6

2.1.4 Kegunaan beras ... 6

2.2. Bauran Pemasaran ... 7

2.3. Perusahaan ... 8

2.3.1 Jenis Perusahaan ... 8

2.3.2 Indikator Usaha yang Sehat ... 9

2.4. Manajemen Strategis ... 9

2.4.1 Proses Manajemen Strategi ... 10

2.4.2 Jenis-jenis Strategi ... 10

2.5. Analisis Lingkungan Perusahaan ... 11

2.5.1 Lingkungan Internal ... 11

2.5.2 Lingkungan Eksternal ………. 12

2.6. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE).Matriks External Factor Evaluation (EFE), Matriks Internal-External (IE)……… 15

2.7. Matriks Strength, Weaknes, Opportunity and Threat (SWOT)…. 16 2.8. Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM) ………. 16

2.9. Penelitian Terdahulu ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 19

3.1. Kerangka Pemikiran ... 19

3.2. Metode Penelitian ... 21

3.2.1 Lokasi penelitian ... 21

(9)

3.2.2 Pengumpulan Data ... 21

3.3 Metode Pengolahan Data ... 22

3.3.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ………. 22

3.3.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE) ……… 24

3.3.3 Matiks IE ……… 25

3.3.4 Analisis SWOT ……… 26

3.3.5 Analisis QSPM... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1. Gambaran Umum PB. Sugih Mukti ... 30

4.1.1 Sejarah Perkembangan PB. Sugih Mukti ... 30

4.1.2 Visi dan Misi PB. Sugih Mukti ... 30

4.1.3 Lokasi Perusahaan ... 31

4.1.4 Struktur Organisasi ... 31

4.1.5 Produk Perusahaan Beras Sugih Mukti ... 32

4.1.6 Proses Produksi ... 33

4.1.7 Pemanfaatan Limbah ... 35

4.2. Segmentation,Targetting,Poositioning PB. Sugih Mukti ... 35

4.2.1 Segmentasi (Segmetation) Perusahaan ... 35

4.2.2 Sasaran (Targetting) Perusahaan ... 35

4.2.3 Posisi (Potioning) Perusahaan ... 35

4.3. Analisis Lingkungan Perusahaan ... 36

4.3.1 Analisis Lingkungan Internal ... 36

4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal ... 42

4.4. Alternatif Strategi Pemasaran PB. Sugih Mukti ... 47

4.4.1 Analisis Matriks IFE ... 47

4.4.2 Analisis Matriks EFE ... 49

4.4.3 Analisis Matriks IE ... 50

4.5. Analisis Strategi Pengembangan Usaha PB. Sugih Mukti ... 51

4.5.1 Analisis Matriks SWOT ... 51

4.6. Analisis Matriks QSPM ... 54

4.7. Implikasi Manajerial ... 57

4.8. Rencana Lima Tahun PB. Sugih Mukti ... 58

KESIMPULAN DAN SARAN... 59

1. Kesimpulan ... 59

2. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 63

(10)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Impor beras nasional 1994-2009... 2

2. Daftar harga, kualitas dan jenis beras ... 3

3. Pembobotan IFE... 22

4. Matriks IFE ... 24

5. Matriks EFE ... 25

6. Matriks SWOT ... 27

7. Matriks QSPM ... 29

8. Jenis-jenis gabah dan beras yang dihasilkan ... 32

9. Jenis-jenis beras yang diproduksi PB. Sugih Mukti ... 33

10.Daftar harga produk beras PB. Sugih Mukti 2010 ... 37

11.Investasi awal PB.Sugih Mukti Tahun 1995 ... 39

12.Data keuangan PB. Sugih Mukti ... 40

13.Analisis IFE PB. Sugih Mukti ... 41

14.Perusahaan-perusahaan pesaing PB. Sugih Mukti... 45

15.Produktivitas dan kebutuhan gabah kering giling Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur 2009... 46

16.Analisis faktor eksternal PB. Sugih Mukti ... 47

17.Analisis matriks IFE PB. Sugih Mukti ... 48

18.Analisis matriks EFE PB. Sugih Mukti ... 49

19.Hasil analisis Matriks SWOT ... 54

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Kerangka pemikiran operasional ...20

2. Matriks IE ...26

3. Struktur organisasi PB. Sugih Mukti ...31

4. Tahap-tahap pengolahan beras PB. Sugih Mukti ...34

5. Logo kemasan beras PB. Sugih Mukti ...38

6. Anaisis matriks IE PB. Sugih Mukti ...51

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuisioner penentuan rating dan bobot matriks IFE dan EFE...64

2. Kuisioner untuk Attractive Score ……….…67

3. Matriks rata-rata bobot dan ratting IFE ... 69

4. Matriks rata-rata bobot dan ratting EFE ...69

5. Attractrive Score untuk masing-masing responden ……… 70

6. Analisis Matriks QSPM ……….…..….71

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kecukupan akan pangan dan gizi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam menentukan kualitas sumber daya manusia. Di sisi lain, kualitas sumber daya manusia juga sangat menentukan dalam peningkatan produktivitas dan daya saing bangsa dalam era persaingan global seperti saat ini. Oleh karena itu, ketahanan pangan menjadi isu yang sangat strategis dan fundamental dalam perencanaan pembangunan yang berkesinambungan.

Beras merupakan salah satu komoditas pangan yang utama karena merupakan makanan pokok bagi hampir seluruh masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, masyarakat Indonesia sangat bergantung kepada beras sebagai pemenuhan kebutuhan pangan yang utama. Indonesia merupakan negara konsumen beras terbesar ketiga setelah China dan India. Apabila salah satu dari negara tersebut mengalami penurunan produksi dan harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan domestiknya, maka harga beras dunia akan segera mengalami kenaikan secara signifikan.

(14)

Tabel 1. Impor beras nasional 1994-2009

Tahun

Import Beras

(ribuan kiloton) Tahun

Import Beras (ribuan kiloton)

1994 643 2002 3.703

1995 3.104 2003 550

1996 1.090 2004 0 (import dilarang)

1997 406 2005 0 (surplus 16 ton)

1998 6.077 2006 150

1999 4.183 2007 500

2000 1.512 2008 0

2001 1.404 2009 0 (diperkirakan)

Sumber : BPS dan The Rice Report, 2008.

Penduduk Indonesia rata-rata mengkonsumsi sekitar 132 kilogram beras per kapita per tahun. Bila penduduk indonesia saat ini 229 juta jiwa maka dalam satu tahun Indonesia mengkonsumsi beras sebanyak 30.3 juta ton (www.mediaindonesia.com, 01 Februari 2010). Oleh karena itu upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas beras dianggap masih relevan untuk mengatasi masalah peningkatan permintaan beras dan tingginya impor beras Indonesia.

Pemenuhan kebutuhan pangan tidak hanya menyangkut tentang persoalan kuantitas, namun perlu pula kualitas produk yang dapat memenuhi sisi selera konsumen. Tingkat pendapatan penduduk Indonesia akan cukup mempengaruhi permintaan pangan terutama dari sisi kualitas dan jenis pangan tersebut. Dikarenakan semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang maka kecenderungan untuk mengkonsumsi barang-barang yang secara kualitas lebih baik akan meningkat pula. Khususnya bagi konsumen dengan pendapatan dari kalangan menengah ke atas.

(15)

Tabel 2. Daftar harga, kualitas dan jenis beras Kualitas

No.

Jenis Beras Harga/kg

1 Kepala Pandan Wangi Asli Rp 11.000,-

2 Super Pandan Wangi Asli Rp 10.000,-

3 Kepala Pandan Wangi Campur Rp 9.000,-

4 Super Pandan Wangi Campur Rp 8.500,-

5 Kepala Setra Ramos Rp 6.500,-

6 Super Setra Ramos Rp 6.200,-

Sumber : PB. Sugih Mukti, 2010.

Salah satu perusahaan beras yang dapat menyediakan produk yang berkualitas seperti dalam Tabel 2 di atas adalah Perusahaan Beras Sugih Mukti, pabrik ini sudah berdiri sejak tahun 1995. Perusahaan ini berlokasi di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Perusahaan beras ini melakukan pengolahan terhadap padi yang diperoleh dari beberapa tengkulak dengan padi kualitas pilihan, sehingga menghasilkan beras yang berkualiatas pula.

(16)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh Perusahaan Beras Sugih Mukti?

2. Bagaimana alternatif strategi pengembangan usaha dan prioritas strategi yang tepat untuk Perusahaan Beras Sugih Mukti?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Perusahaan Beras Sugih Mukti.

2. Merumuskan alternatif strategi dan prioritas strategi yang tepat untuk PB. Sugih Mukti.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Usahatani Beras di Indonesia

Kata beras mengacu pada bagian bulir padi atau (gabah) yang telah dipisahkan dari sekam. Sekam (jawa merang) secara anatomi disebut palea (bagian yang ditutupi) dan lema (bagian yang menutupi) pada salah satu tahap pemrosesan panen padi, gabah ditumbuk dengan lisung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam yang disebut beras (www.wikipedia.com, 28 Desember 2009 ).

2.1.1 Anatomi beras

Beras sendiri secara biologi adalah bagian biji padi yang terdiri dari:

1) Aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit.

2) Endospermia, tempat sebagian besar pati dan protein beras berada. 3) Embrio, yang merupakan calon tanaman baru (dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan). Dalam bahasa sehari-hari, embrio disebut sebagai mata beras. 2.1.2 Kandungan beras

Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.

Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat: 1) Amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang.

2) Amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket.

(18)

melebihi 20 persen yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras.

2.1.3 Macam dan Warna Beras

Warna beras yang berbeda-beda diatur secara genetik akibat perbedaan gen yang mengatur warna aleuron, warna endospemia, dan komposisi pati pada endospermia.

1) Beras ”biasa” yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan aminosa umumnya sekitar 20 persen. Beras ini mendominasi pasar beras.

2) Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosiamin yang merupakan sumber berwarna merah atau ungu. 3) Beras hitam, sangat langka disebabkan aleuron dan endospermia

diproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.

4) Ketan (beras ketan), berwarna putih tidak transparan seluruh atau hampir seluruh patiya merupakan amilopetin.

5) Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.

Beberapa jenis beras mengeluarkan aroma wangi bila ditanak (misalnya Cianjur pandanwangi atau rojolele). Bau ini disebabkan beras melepaskan senyawa aromatik yang memberikan efek wangi. Sifat ini diatur secara genetik dan menjadi objek rekayasa genetika beras.

2.1.4 Kegunaan beras

Beras dimanfaatkan terutama diolah untuk menjadi nasi, makanan pokok tertentu warga dunia. Selain itu, beras merupakan komponen penting beras kencur dan param. Minuman yang populer dari olahan beras adalah arak dan air tajin.

(19)

berwarna merah atau beras merah diyakini memiliki khasiat sebagai obat. Oleh para tabib dipercaya memiliki nilai medis yang dapat memulihkan kembali rasa tenang dan damai.

2.2 Bauran Pemasaran

Pengertian pemasaran menurut Kotler (2000), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk dengan pihak lain. Dalam hal ini pemasaran merupakan proses pertemuan antara individu dan kelompok di mana masing-masing pihak ingin mendapatkan apa yang mereka butuhkan/inginkan melalui tahap menciptakan, menawarkan, dan pertukaran.

Menurut Kotler (2005) menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Konsep Marketing Mix yang pertama kali dikenalkan oleh Jerome Mc Carthy mempunyai empat variabel yang biasa dikenal dengan 4 P, yaitu product, price, promotion dan place.

1) Produk (Product)

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan ide.

2) Harga (Price)

Harga merupakan unsur terpenting dalam bauran pemasaran setelah produk dan merupakan satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan penjualan, sedangkan unsur-unsur lainnya merupakan biaya saja.

3) Tempat atau distribusi (Place)

(20)

produk atau jasa untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis.

4) Promosi (Promotion)

Promosi pada dasarnya adalah bentuk komunikasi pemasaran. Promosi meliputi semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya pada pasar sasaran.

2.3. Perusahaan

Menurut Umar (2005), perusahaan diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi produk dan atau jasa untuk memuaskan atau memenuhi kebutuhan para pembeli, dengan harapan memberikan memberikan laba bagi para pemiliknya.

2.3.1 Jenis Perusahaan

Menurut peranannya di pasar sasaran, perusahaan dapat dibedakan menjadi empat klasifikasi yaitu sebagai pemimpin pasar, penantang pasar, pengikut atau penceruk. Keempat klasifikasi tersebut memiliki tantangan yang berbeda sehingga strategi pemasaran yang dihadapinya pun berbeda (Kotler, 2000).

• Pemimpin pasar

Perusahaan pemimpin pasar memiliki pangsa pasar yang terbesar biasanya memimpin dalam perubahan harga, peluncuran produk baru, cakupan distribusi dan intensitas promosi. Dominasi pesaing ini diakui oleh pesaingnya dan menjadi acuan pesaing untuk ditantang, ditiru atau dihindari.

• Penantang pasar

Penantang pasar menyerang pemimpin pasar secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar. Pada umumnya sasaran strategis penantang pasar adalah menambah pangsa pasarnya.

• Pengikut pasar

(21)

yang padat modal dan produknya homogen dengan kemungkinan membedakan produk dan pembedaan citra kecil, pelayanan biasanya sama dan sensitivitas tinggi.

• Penceruk pasar

Perusahaan umumnya menghindari persaingan perusahaan besar dengan mengarah pasar kecil yang tidak menarik perusahaan besar. Ide dasar penceruk adalah spesialisasi. Penceruk dapat menarik harga lebih tinggi karena ada nilai tambahnya.

2.3.2 Indikator Usaha yang Sehat

Sehat adalah kata yang normatif dan ideal. Siapapun merindukan kondisi yang sehat. Bukan hanya itu, organisasi dan atau lembaga juga membutuhkan sebuah kondisi yang disebut sehat. Karena itu muncul istilah perusahaan yang sehat, organisasi yang sehat, pasar yang sehat, dan sebagainya.

Setiap perusahaan, lembaga, dan juga organisasi memiliki indikator sendiri-sendiri tentang sebuah kondisi yang disebut sehat. Untuk perusahaan misalnya, secara umum disebut sehat jika modalnya positif, penjualannya bagus, likuiditas keuangannya baik dan mengalami pertumbuhan yang stabil (www.economy.okezone.com/read/09Januari 2010).

2.4. Manajemen Strategis

(22)

2.4.1 Proses Manajemen Strategi

Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap, yaitu perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi. Ketiga tahap ini akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Perumusan strategi, mencakup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.

2) Pelaksanaan strategi, mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

3) Evaluasi strategi, adalah tahap final dalam manajemen strategis. Manajemen sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Evaluasi strategi merupakan alat utama untuk mendapatkan informasi ini. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi adalah meninjau ulang esternal dan internal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan melakukan tindakan-tindakan korektif .

2.4.2 Jenis-jenis Strategi

(23)

2.5. Analisis Lingkungan Perusahaan

Keunggulan yang dicapai suatu perusahaan tergantung bagaimana perusahaan tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut. Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri, serta lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan.

2.5.1 Lingkungan Internal

Lingkungan internal adalah segala hal yang dimiliki oleh perusahaan yang berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (strength) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (weaknes) adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki perusahaan dan harus terus diperbaiki agar mampu bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional lingkungan internal perusahaan terdiri dari: Pasar dan Pemasaran, Keuangan dan Akuntansi, Kegiatan Produksi dan Operasi, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Informasi.

1) Pasar dan Permasaran

Agar posisi produk di pasar sesuai dengan yang diharapkan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain: pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, promosi, harga produk, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru.

2) Keuangan dan Akuntansi

(24)

3) Kegiatan Produksi Operasi

Kegiatan Produksi Operasi perusahaan dapat dilihat dari penerapan prinsip efisiensi dan produktivitas. Fungsi produksi suatu perusahaan dilihat dari segala aktivitas perusahaan dalam mengubah input menjadi output. Aktivitas produksi dan operasi merupakan bagian terbesar dari asset dan modal. Faktor-faktor yang perlu dipehatikan adalah hubungan dengan pemasok, sistem logistik yang baik, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi, pengendalian mutu.

4) Sumber Daya Manusia

Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan perusahaan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai asset yang berharga bagi perusahaan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah: keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas dan sistem imbalan.

5) Sumber Informasi Manajemen

Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu kesatuan sehingga menjadi satu dasar dari semua keputusan manajerial. Tujuan dari informasi komputer adalah memperbaiki mutu keputusan manajerial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Sistem Informasi Manajemen yaitu aspek software, hardware dan brainware.

2.5.2 Lingkungan Eksternal A. Lingkungan Jauh

(25)

1) Faktor politik

Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Faktor politik yang perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan, tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem pajak.

2) Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan, semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk pula iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis perekonomian adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi, harga, produktivitas dan tenaga kerja.

3) Sosial

Kondisi sosial masyarakat berubah-ubah. Hendaknya perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan, budaya, demografi, religius, dan etnis.

4) Teknologi

Dewasa ini perkembangan teknologi menalami kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis. Teknologi tidak hanya mencakup penemuan-penemuan saja, tetapi juga meliputi pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

B. Lingkungan Industri

(26)

1) Ancaman Pendatang Baru

Masuknya perusahaan sebagai penantang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang sudah ada.

2) Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri

Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kesempatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam harga.

3) Ancaman Produk Pengganti

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam satu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Ancaman produk subtitusi kuat jika konsumen dihadapkan pada switchig cost sedikit dan jika produk subtitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri.

4) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki, mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu service, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya.

5) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

(27)

2.6. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE), Matriks External Factor Evaluation ( EFE), Matriks Internal-External (IE)

Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) menurut Umar (2005), matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek intenal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, sistem informasi dan produksi operasi.

Matriks External Factor Evaluation ( EFE) menurut David (2006), Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri, di mana perusahaan berada dan data yang relevan lainnya. Hal ini penting, karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.

Matriks Internal-External (IE) Menurut David (2006), matriks IE bermanfaatkan untuk memposisikan suatui Strategic Business Unit (SBU) perusahaan ke dalam matriks yang terdiri dari 9 sel. Matriks IE serupa dengan matriks Boston Consulting Group (BCG), terutama pada kedua alat yang berperan dalam memetakan sumbu perusahaan dalam suatu diagram sistematis, dimana ukuran dari lingkaran memperlihatkan presentasi kontribusi pendapatan (sales) dan pie slice memperlihatkan presentase kontribusi keuntungan. Akan tetapi, ada perbedaan yang pokok diantara matrik BCG dan matriks IE, yaitu:

1) Ukuran sumbu X dan sumbu Y.

2) Matriks IE membutuhkan informasi lebih banyak mengenai SBU tersebut.

(28)

2.7. Matriks Strength, Weaknes, Opportunity and Threat (SWOT) Menurut David (2006), matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi. Keempat tipe strategi yang dimaksud adalah:

1) Strategi SO (Strength-Oportunity).

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan.

2) Strategi WO (Weaknes-Opportunity)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

3) Strategi ST (Strength-Threat)

Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman–ancaman eksternal eksternal. 4) Strategi WT (Weaknes-Threat)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.

2.8. Quantitative Strategies Planning Matrix (QSPM)

Menurut David (2002), QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strtegi alternatif secara obyektif, berdasarkan key sucsses factor internal-eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Jadi, secara konseptual, tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relative (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang telah dipilih, yaitu untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplimentasikan. Seperti alat analisis untuk memformulasikan strategi lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitive judgement yang baik.

2.9. Penelitian Terdahulu

(29)

perusahaan serta mengetahui peluang dan ancaman yang dimiliki serta dihadapi. Lingkungan internal yang mempengaruhinya antara lain sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan, dan produksi. Sedangkan lingkungan eksternal antara lain pemasok, pelanggan, pesaing, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan politik. Di bawah ini terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan referensi dalam membahas strategi pemasaran.

Berdasarkan penelitian Defieta (2009) dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Restoran Lasagna Gulung Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan analisis lingkungan dan eksternal perusahaan dengan menggunakan matriks IFE dan EFE, maka diperoleh faktor-faktor yang menjadi kekuatan di Restoran Lasagna Gulung Bogor yaitu lokasi restoran yang strategis, produknya yang unik, kecepatan dalam penyajian, pelayanan yang ramah, hubungan yang terjalin baik antara seluruh pihak restoran, tidak menggunakan bahan pengawet, restoran sebagai market leader yang menawarkan menu utama lasagna. Faktor kelemahannya yaitu lokasi parkir yang sempit, tidak terdapat papan nama yang jelas, sistem promosi yang masih minim, serta sistem keuangan yang masih dikelola dengan sederhana.

Sedangkan menurut penelitian Anggraeni dengan judul Analisis Pemasaran Kecap Maja Mejangan Majalengka, Jawa Barat dengan menggunakan metode AHP. Diketahui bahwa tujuan yang diprioritaskan adalah untuk meningkatkan penjualan (bobot 0,573) untuk mencapai tujuan ini maka stategi bauran pemasran yang diprioritaskan adalah strategi produk (bobot 0,307) strategi produk yang menjadi prioritas utama adalah kualitas produk dengan menekankan pada kualitas yang baik (bobot 0,161) kemasan menjadi prioritas kedua dengan bobot 0,052 dan kuantitas menjadi prioritas ketiga (bobot 0,049).

(30)
(31)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi pemasaran bersifat dinamis dan dapat berubah-ubah tergantung faktor yang mempengaruhinya.

Perkembangan yang pesat pada bisnis beras yang relatif memiliki banyak pesaing mengharuskan perusahaan untuk memilih dan melakukan perbaikan terhadap proses strategi yang telah dijalankannya selama ini. Pemilihan strategi tersebut dapat dilakukan dengan identifikasi lingkungan. Perusahaan harus dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan zaman dan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Analisis lingkungan tersebut dilakukan dengan dua tahap yaitu lingkungan internal dengan pendekatan fungsional dan lingkungan eksternal dengan menggunakan analisis lingkungan makro yang terdiri dari lingkungan jauh dan lingkunga industri. Analisis lingkungan internal dan eksternal tersebut selanjutnya akan dianalisis dengan matriks IFE dan matriks EFE.

Kemudian tahap selanjutnya memadukan faktor internal dan eksternal menggunakan matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Tahap selanjutnya adalah tahap formulasi strategi dengan menggunakan matriks SWOT yang menghasilkan empat strategi yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Tahap terakhir, merupakan tahap pengambilan keputusan alternatif strategi terbaik dengan menggunakan matriks QSPM. Sehingga PB. Sugih Mukti dapat berkembang sesuai dengan tujuan perusahaan.

(32)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Matriks IFE PB. SUGIH MUKTI

VISI, MISI DAN TUJUAN PB.SUGIH MUKTI

Strategi Perusahaan

Bauran Pemasaran Lingkungan Perusahaan

Analisis Lingkungan

Internal

Analisis lingkungan

Eksternal

Matriks EFE

Matriks IE

SWOT

QSPM

Alternatif Strategi Pemasaran 1. Product

(33)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Beras Sugih Mukti Jalan Siliwangi No.08 Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan petimbangan perusahaan ini merupakan salah satu UKM yang seharusnya dikembangkan, sehingga suatu strategi pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan perusahaan. Pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Desember 2009-Maret 2010.

3.2.2 Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan (observasi) di lokasi perusahaan dan memiliki kontribusi dalam merumuskan strategi perusahaan. Wawancara menggunakan kuesioner (Lampiran 1), yang cara pengisiannya dipandu oleh peneliti. Penentuan sample dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive Sampling, di mana metode ini dilakukan dengan mengambil orang-orang terpilih oleh peniliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh contoh itu.

Oleh karena itu, manajemen puncak yaitu pimpinan perusahaan dianggap mewakili perusahaan, serta memiliki pengetahuan dan wewenang terkait dengan penelitian ini untuk menjadi responden dalam pengisian kuesioner. Kuesioner diberikan kepada tiga responden, yaitu pemilik perusahaan (pimpinan perusahaan), supervisor dari bagian internal perusahaan, serta Staf Pelaksana Perum Bulog Subdive Cianjur dari bagian eksternal perusahaan. Pengisian ini melibatkan pihak eksternal perusahaan karena agar hasil pengisian kuesioner lebih bersifat objektif.

(34)

3.3. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan dan analisis yang digunakan adalah pendekatan manajemen strategis dan pemasaran dengan mempertimbangkan perubahan faktor-faktor internal dan eksternal. Data kuantitatif diolah dan disajikan dalam bentuk tabel. Berikut ini merupakan analisis data yang digunakan dalam penelitian.

3.3.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE)

Setelah mengetahui faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, maka dilakukan pembobotan terlebih dahulu. Penentuan bobot dilakukan dengan cara mengajukan identifikasi faktor-faktor strategis internal yang telah dirumuskan bersama kepada pihak perusahaan. Tabel 3 merupakan penentuan bobot dilakukan dengan menggunakan metode paired comparison.

Tabel 3. Pembobotan matriks IFE Faktor Strategis

Internal

A B C D .... TOTAL

A B C D ... TOTAL

Sumber : David, 2006.

Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal perusahaan. Setiap variabel menggunakan skala 1, 2, dan 3 dalam menentukan bobot. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah :

1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = jika indikator horisontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal

Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

ai = Xi n

∑ Xi ………. (1)

(35)

Keterangan = ai = bobot variabel ke-i Xi = nilai variabel ke-i i = 1,2,3,...n

n = jumlah variabel

Kemudian setelah melakukan pembobotan dilakukan perhitungan matriks IFE. Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi/operasi. Langkah-langkah pembuatan matriks Internal Factor Evaluation (IFE):

1. Membuat daftar critical succes factor (CSF) untuk aspek internal yaitu kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknes).

2. Menentukan bobot (weight) dari critical success factor di atas dengan skala yang lebih tinggi dan sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

3. Memberi nilai (rating) anatara 1-4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai:

1 = kelemahan utama 2 = kelemahan minor 3 = kekuatan minor 4 = kekuatan utama

Ratting mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri di mana perusahaan berada.

4. Mengalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai faktor untuk menentukan nilai skornya. 5. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi

(36)

Data internal yang diperoleh diklasifikasikan secara kualitatif untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan (IFE), Tabel 4 merupakan tabel perhitungan matriks IFE.

Tabel 4 . Matriks IFE Faktor Strategis

Internal

Bobot (A) Rating (B) Skor (AxB) Kekuatan:

1 : n

Kelemahan: 1

: n Total

Sumber : David, 2006.

3.3.2 Matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE)

Sama seperti matriks IFE, pada matriks EFE pun setelah mengetahui faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman. Maka dilakukan pembobotan terlebih dahulu. Penentuan bobot yang dilakukan pada matriks EFE langkahnya sama seperti pada pembobotan pada matriks IFE. Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri, di mana perusahaan berada dan data yang relevan lainnya. Hal ini penting, karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Langkah pembuatan matriks EFE:

1. Membuat daftar Critical Succses Factor (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek eksternal yang mencakup perihal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) bagi perusahaan.

2. Menentukan bobot (weight) dari CSF di atas, dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot haris 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya.

(37)

a. 1 = respons perusahaan jelek b. 2 = respons perusahaan rata-rata c. 3 = respons perusahaan di atas rata-rata d. 4 = respons perusahaan superior

Rating ditentukan berdasarkan afektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaan.

4. Mengalikan nilai bobot dengan nilai ratingnya untuk mendapatkan skor semua CSF.

5. Menjumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total 4,0 yang mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara luar biasa terhadap pelang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor total 1,0 menunjukan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal.

Matriks EFE digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal dan mengklasifikasikannya menjadi peluang dan ancaman perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal juga dilakukan secara interaktif kepada pihak perusahaan, sehingga dapat diperoleh faktor-faktor yang dapat menjadi peluang maupun ancaman dari perusahaan. Data disajikan seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks EFE Faktor Strategis

Eksternal

Bobot (A) Rating (B) Skor (AxB) Peluang:

1 : n

Ancaman: 1

: n Total

Sumber: David,2006. 3.3.3 Matiks IE

(38)

2,99 menunjukan kondisi internal rata-rata, 3,0 – 4,0 menunjukan kondisi internal yang kuat. Begitu pula skor total EFE dibagi menjadi tiga kategori. Total skor 1,0 – 1,99 menunjukan respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan rendah; 2,0 – 2,99 menunjukan respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan sedang; 3,0 – 4,0 menunjukan respon perusahaan terhadap kondisi eksternal perusahaan tinggi.

Menurut David (2006), matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang mempunyai implikasi strategi yang berbeda (Gambar 2). Tiga daerah utama tersebut adalah:

1. Daerah 1 meliputi sel I, II, atau IV, termasuk dalam grow and build strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk dan strategi integratif, misalnya integrasi horizontal dan vertikal.

2. Daerah 2 meliputi sel III, V, atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk dalam strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk.

3. Daerah 3 meliputi sel VI, VIII, IX, adalah daerah harvest and divest. Strategi yang sesuai untuk daerah ini adalah strategi divestiture (pengurangan usaha).

Total Nilai IFE Yang Diberi Bobot

Kuat Rataan Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99

4,0 3,0 2,0 1,0

Tinggi Total 3,0-4,0 Nilai

EFE 3,0

Yang Sedang Diberi 2,0-3,0 Bobot 2,0

Rendah 1,0-2,0

1,0

Gambar 2. Matriks IE (David,2006)

3.3.4 Analisis SWOT

Tahap berikutnya membuat matriks SWOT dengan menggunakan faktor strategi (eksternal maupun internal) sebagaimana telah dilakukan pada tahap sebelumnya, yakni penjelasan yang terdapat dalam matriks IFE

(39)

dan EFE. Peluang dan ancaman yang terdapat dalam matriks EFE serta kekuatan dan kelemahan yang terdapat matriks IFE dipindahkan dalam sel yang sesuai dalam matriks SWOT (Tabel 6). Berdasarkan pendekatan tersebut, dapat dibuat berbagai kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, WT).

Tabel 6. Analisis matriks SWOT

Sumber : David,2006. 3.3.5 Analisis QSPM

Setelah melewati tahap input dan pencocokan, maka selanjutnya adalah tahap keputusan untuk menentukan strategi terbaik yang akan dipilih dari berbagai alternatif strategi yang didapatkan dari tahap sebelumnya. Tabel 7 merupakan tabel perhitungan analisis QSPM yaitu alat yang digunakan untuk menentukan prioritas strategi terbaik.

QSPM merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor kritis sukses eksternal dan internal yang telah dikenali sebelumnya. Secara konsep QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan pada sejauh mana faktor-faktor sukses kritis eksternal dan internal dimanfaatkan atau diperbaiki (David, 2006).

Faktor Internal Faktor

Eksternal

KEKUATAN – S Daftar Kekuatan

KELEMAHAN -0057

Daftar Kelemahan

(40)

Langkah-langkah pembuatan QSPM adalah:

1. Mendaftar peluang dan ancaman kunci eksternal serta kekuatan dan kelemahan kunci internal dari perusahaan ke dalam kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini diambil dari matriks EFE dan IFE.

2. Memberi bobot untuk setiap faktor sukses kritis eksternal dan internal. Bobot ini identik dengan yang dipakai dalam matriks IFE dan EFE.

3. Memeriksa tahap 2 (pencocokan), dengan cara mengidentifikasi strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan. Catat semua alternatif strategi dalam analisis hasil dari matriks IE pada baris atas dari QSPM.

4. Menentukan Nilai Daya Tarik (Attractive Score atau AS). Tentukan nilai numerik yang menunjukan daya tarik dari setiap strategi untuk menunjukan daya tarik relatif dari suatu strategi dalam kumpulan alternatif tertentu. Secara spesifik, nilai daya tarik harus diberikan pada setiap strategi untuk menunjukan daya tarik relatif dari suatu strategi lain yang dapat menunjukan daya tarik dari suatu strategi atas strategi yang alain dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Nilai daya tarik itu adalah nilai 1 jika tidak menarik, 2 jika agak menarik, 3 jika cukup menarik dan 4 jika amat menarik.

5. Menghitung Total Daya Tarik (Total Attractive Score atau TAS). Total nilai daya tarik sebagai hasil nilai perkalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam setiap baris. Semakin tinggi total nilai daya tarik, maka semakin menarik alternatif strategi itu (hanya mempetimbangkan faktor sukses kritis dibais itu).

(41)

Tabel 7. Matriks QSPM

ALTERNATIF STRATEGI

Strategi I Strategi II Strategi III

Faktor-faktor Sukses Kritis

BOBOT

AS TAS AS TAS AS TAS

(42)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum PB. Sugih Mukti 4.1.1 Sejarah Perkembangan PB. Sugih Mukti

Perusahaan Beras Sugih Mukti merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan beras Cianjur. Aktivitasnya yaitu mengolah gabah kering menjadi beras yang siap untuk menjadi panganan pokok. Usaha jual dan beli beras sudah dijalani Bapak H. Yayan sebagai seorang pendiri perusahaan ini sejak 30 tahun yang lalu. Awal dirintisnya usaha ini, pendiri belum memiliki pabrik pengolahan pribadi. Produksi dilakukan dengan cara membayar jasa penggilingan pada pabrik beras milik orang lain. Hasilnya kemudian dijual kepada pengecer dan konsumen akhir.

Seiring dengan berkembangnya usaha dan permintaan konsumen semakin meningkat, serta mengingat biaya penggilingan yang semakin mahal. Maka untuk memperkecil biaya produksi Bapak H. Yayan berinisiatif untuk mendirikan pabrik penggilingan beras sendiri kemudian pada tahun 1995 berdirilah sebuah pabrik beras yang diberi nama Perusahaan Beras Sugih Mukti dengan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Departemen Perdagangan dan Koperasi dengan nomor SIUP: 3537/3452/PK/10/7/E/82.

Di tengah banyaknya perusahaan yang sejenis di bidang ini, berkat kerja keras pemiliknya perusahaan sampai saat ini masih berproduksi dengan baik. Omset yang diperoleh dalam satu bulan mencapai Rp 250.000.000,- sampai dengan Rp 340.000.000,- atau setara dengan 40.000 kilogram beras dalam setiap bulannya.

4.1.2 Visi dan Misi PB. Sugih Mukti

Visi PB. Sugih Mukti yaitu memproduksi beras yang bermutu dan berkualitas tinggi.

Sedangkan Misi perusahaan adalah:

(43)

4.1.3 Lokasi Perusahaan

Perusahaan Beras Sugih Mukti berlokasi di Desa Cikondang, Kecamatan Cibeber, Kabupten Cianjur. Kecamatan Cibeber adalah salah satu kawasan di Kabupaten Cianjur yang sebagian besar lahannya dipergunakan untuk pesawahan. Luas lahan persawahannya sekitar 3.198 ha, kedua terbesar adalah Kecamatan Warung Kondang 2.985 ha (www.cianjurkab.go.id. 07 Januari 2010). Keadaan seperti ini sangat mendukung perusahaan dalam mendapatkan gabah yang diperlukan sebagai bahan utama untuk diolah menjadi beras.

Letak perusahaan yang berlokasi tidak jauh dari pusat kota Cianjur akan mempermudah perusahaan dalam menditsribusikan berasnya dan mudah dijangkau oleh konsmuen yang tidak tahu di mana perusahaan ini berada.

4.1.4 Struktur Organisasi

Perusahan Beras Sugih Mukti tidak memiliki struktur organisasi secara baku dan resmi. Pembagian tugasnya belum jelas, karyawan bekerja sesuai perintah pemilik perusahaan atau supervisor. Jika digambarkan struktur organisasinya dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini.

Gambar 3. Strkutur Oganisasi (Sumber PB. Sugih Mukti, 2010)

Jika dilihat dari struktur organisasi di atas, kekuasaan tertinggi dipegang oleh pemilik perusahaan. Pemilik perusahaan melakukan beberapa tugas yang penting dalam perusahaan, seperti memutuskan keputusan yang penting bagi perusahaan, pencatatan keuangan mengenai

Pemilik Perusahaan

Supervisor

Bagian Pengeringan

Bagian Penggilingan

Grading dan Pembersihan

Bagian Pengepakan

Pembelian & Penjualan

(44)

pemasukan dan pengeluaran perusahaan, melakukan pembelian padi kepada para tengkulak padi dan petani, transaksi penjualan dengan para pengecer, sampai kegiatan pemasaran yang masih dilakukan secara sederhana. Dalam mengelola perusahaan, pemilik dibantu oleh seorang supervisor yang bertugas untuk mengawasi dan mengontrol jalannya atau aktivitas perusahaan

PB Sugih Mukti memiliki 10 orang karyawan yang keseluruhannya merupakan karyawan tetap, yang terdiri dari 4 orang karyawan perempuan dan 6 orang karyawan laki-laki. Pengeringan dilakukan oleh 4 orang tugasnya yaitu mengeringkan gabah yang akan digiling. Penggilingan biasanya dilakukan oleh 3 orang, kegiatan yang dilakukunnya adalah perontokan padi, pembersihan gabah kotor, pemecahan kulit, pemisahan pesak, pemisahan gabah dan penyosohan. Semua kegiatan tersebut dilakukan dengan alat. Grading dilakukan oleh satu orang, memisahkan beras kepala, beras patah dan menir dengan menggunakan alat ayakan. Setelah itu beras dipilih kembali untuk dibersihkan dari kotoran-kotoran yang masuk ke dalam beras.kegiatan ini dilakukan secara manual oleh karyawan perempuan. Setelah beras bersih kemudian beras dikemas dan didistribusikan hingga sampai ditangan konsumen. Spesialisasi kerja belum ada sehingga para karyawan bekerja sesuai dengan perintah pemilik perusahaan.

4.1.5 Produk Perusahaan Beras Sugih Mukti

Perusahaan beras Sugih Mukti menggiling beberapa jenis gabah yang akan menghasilkan beberapa varietas beras yang berbeda pula. Dalam Tabel 8 dijelaskan jenis gabah dan beras yang dihasilkan PB. Sugih Mukti.

Tabel 8. Jenis-jenis gabah dan beras yang dihasilkan Jenis Gabah Beras yang Dihasilkan Kapasitas Produksi

Perusahaan (ton per bulan)

Padi Bulu Pandan Wangi 10

Padi Segon Setra Ramos 30

(45)

Kualitas gabah sangat menentukan kualitas beras yang dihasilkan dari proses penggilingan. Gabah yang kering dan berkualitas akan menghasilkan beras yang berkualitas dan menguntungkan perusahaan. Gabah yang berkualitas baik untuk setiap 100 kilogram gabah akan menghasilkan sebanyak 65 kilogram beras. Sedangkan gabah yang kurang baik untuk setiap 100 kilogram gabah akan hanya menghasilkan 50 kilogram beras bahkan kurang. Oleh karena itu perusahaan harus teliti dalam memilih gabah yang dibeli dari para tengkulak dan petani.

Setelah gabah melalui beberapa proses produksi, maka akan menghasilkan jenis-jenis beras yang akan dijual ke para pengecer dan konsumen langsung. Diantara beras yang dihasilkan PB. Sugih Mukti terdapat pada Tabel 9.

Tabel 9. Jenis-jenis beras yang diproduksi PB. Sugih Mukti

Kualitas No. Nama Beras

1 Kepala Pandan Wangi Asli 2 Super Pandan Wangi Asli 3 Kepala Pandan Wangi Campur 4 Super Pandan Wangi Campur 5 Kepala Setra Ramos

6 Super Setra Ramos 7 Gitai/menir

Sumber: PB. Sugih Mukti, 2010. 4.1.6 Proses Produksi

(46)

Proses Keterangan

Gambar 4. Tahap-tahap Pengolahan Beras (Sumber: PB. Sugih Mukti, 2010)

Pengeringan Proses mengurangi kadar gabah hasil panen untuk keperluan simpan atau giling. Pengeringan dilakukan di pelataran pabrik selama 1 sampai 2 hari.

Perontokan padi Alat yang digunakan adalah rontogan; bahannya gabah, padi gedengan, “hencak”; sehingga dihasilkan gabah kotor (kotoran: potongan merang, kerikil, bubuk jenteng, pasir, paku/logam, dan lain-lain).

Pembersihan gabah kotor

Alat yang digunakan adalah ayakan goyang (paddy cleaner/ hongkwl gabah), saringan kasar (batu, kerkil, paku, dan lain-lain), saringan halus (pasir) serta penarik logam; bahannya gabah kotor; sehinggadihasilkan gabah bersih.

Pemecahan kulit (husking)

Alat yang digunakan adalah pemecah kulit tipe silinder; bahannya gabah; sehingga dihasilkan beras pecah kulit, sebagian kecil gabah utuh yang lolos, lolosan (pesak halus bercampur dedak dan menir), serta sekam.

Pemisahan pesak Alat yang digunakan adalah husk separator (hongkwl pesak), saringan pesak, dan saringan lolosan; bahannya beras pecah kulit, sekam, lolosan; sehingga dihasilkan beras pecah kulit bersih, dan gabah.

Pemisahan gabah (paddy separation).

Alat yang digunakan adalah paddy separator atau disebut gedongan; prinsipnya adalah perbedaan bobot jenis antara beras pecah kulit dan gabah, serta kehalusan permukaan gabah dan beras pecah kulit. Pada permukaan miring, beras pecah kulit akan cepat turun, sementara gabah terdesak ke atas; dibuat kamar-kamar.

Penyosohan

Alatnya adalah mesin penyosoh (rice polisher), mesin I (penyosohan I), mesin II (penyosohan II), alat terdiri dari batu penyosoh (batu amaril) dan lempengan karet, karena ada gesekan antara beras dengan batu, lempengan karet, dan antara sesama beras maka beras akan tersosoh; bahannya adalah beras pecah kulit; sehingga dihasilkan beras sosoh, dedak (mesin sosoh I),bekatul (mesin sosoh II); dedak dan bekatul langsung dipisahkan dengan aspirator.

Grading Alat yang digunakan adalah ayakan beras (honkwl beras); untuk memisahkan beras kepala, beras patah dan menir.

Pembersihan Setelah proses pengayakan (grading) beras dibersihkan dari berbagai kotoran seperti batu, kutu, dan gabah yang tidak tergiling. Proses ini dilakukan secara manual.

(47)

4.1.7 Pemanfaatan Limbah

Limbah yang dihasilkan dari proses produksi terdri dari dua jenis yakni sekam dan dedak. Limbah ini dapat dimanfaatkan untuk industri lain. Perusahaan biasanya menjual kedua limbah ini kepada peternakan ayam yang sudah menjalin kerjasama. Sekam digunakan sebagai pelindung agar telur dalam peti tidak mudah pecah. Sedangkan dedak digunakan untuk pakan ayam.

4.2. Segmentation, Targetting, Poositioning PB. Sugih Mukti 4.2.1 Segmentasi (Segmetation) Perusahaan

Untuk menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaingnya, perusahaan perlu memilih pasar sasaran yang akan dilayaninya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki perusahaan. Dalam memasarkan produknya PB. Sugih Mukti memilih segmen pemasarannya yaitu mayarakat dari kalangan menengah ke atas dengan penghasilan minimal Rp 1-2 juta ke atas. Mengingat kualitas dan harga beras yang dijual di atas harga beras curah.

4.2.2 Sasaran (Targetting) Perusahaan

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasarnya, tahap selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen dan memutuskan berapa banyak yang akan dibidik. Sasaran perusahaan dalam memasarkan produknya yaitu konsumen langsung yaitu untuk konsumsi rumah tangga dan perusahaan penggecer beras.

4.2.3 Posisi (Potioning) Perusahaan

(48)

4.3. Analisis Lingkungan Perusahaan

Analisis lingkungan perusahaan bertujuan untuk mengidentifikasi lingkungan perusahaan baik secara internal maupunn secara eksternal. Hasil dari analisis lingkungan perusahaan ini akan menghasilkan faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh dalam perumusan strategi.

4.3.1 Analisis Lingkungan Internal

Lingkungan internal meliputi faktor-faktor di dalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan. Adapun faktor-faktor internal yang dianalisis meliputi aspek pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan operasi, dan sumber daya manusia.

4.3.1.1 Pemasaran

Aspek pemasaran terkait dengan bauran pemasaran, yaitu aspek produk, harga, distribusi, dan promosi. Berikut merupakan analisis bauran pemasaran Perusahaan Beras Sugih Mukti:

a) Produk

(49)

b) Harga

Penetapan harga yang dilakukan perusahaan berdasarkan penetapan harga sesuai harga berlaku di pasar beras. Hal ini dilakukan karena harga beras mengikuti harga pasar yang berlaku yang cukup bersaing. Sistem pembayaran yang digunakan adalah dengan dua cara yakni, pertama pembayaran secara langsung tunai. Dibayar bersamaan ketika barang dikirim. Kedua pembayaran secara kredit yaitu pembayaran yang hanya dilakukan pada pelanggan tertentu yang mempunyai hubungan kerabat yang dekat dengan pemilik perusahaan. Pada Tabel 10 di bawah ini adalah penetapan harga beras pada PB. Sugih Mukti. Tabel 10. Daftar harga produk beras PB. Sugih Mukti 2010

Kualitas No.

Jenis Beras Harga/kg

1 Kepala Pandan Wangi Asli Rp 11.000,-

2 Super Pandan Wangi Asli Rp 10.000,-

3 Kepala Pandan Wangi Campur Rp 9.000,-

4 Super Pandan Wangi Campur Rp 8.500,-

5 Kepala Setra Ramos Rp 5.800,-

6 Super Setra Ramos Rp 5.600,-

Sumber: PB. Sugih Mukti, Desember 2009. c) Distribusi

(50)

yang berada di lintasan Kota Jakarta dan Bandung memberikan kemudahan dalam mendistribusikan produknya.

d) Promosi

Sampai saat ini perusahaan belum melakukan suatu kegiatan promosi yang signifikan. Selama ini perusahaan dikenal hanya melalui mulut ke mulut Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran perusahaan untuk alokasi promosi. Kegiatan promosi yang dilakukan hanya sebatas menggunakan logo pada kemasan beras seperti pada Gambar 5.

Gambar 5. Logo Kemasan Beras PB. Sugih Mukti 4.3.1.2 Keuangan dan Akuntansi

(51)

Tabel 11. Investasi awal PB. Sugih Mukti Tahun 1995

No Jenis Investasi Harga (Rp)

1. Penggerak mesin Rp 9.700.000,-

2. Rontogan Rp 4.500.000,-

3. Mesin pemecah kulit padi (husking) Rp 1.750.000,-

4. Mesin pemisah pesak Rp 500.000,-

4. Mesin penyosoh padi (rice polisher) Rp 1.750.000,-

5. Mesin Grading Rp 500.000,-

6. Alat-alat pembantu Rp 3.000.000,-

7. Tanah dan Bangunan Rp 83.300.000,-

8. Alat transportasi (truk dan pick-up) Rp 230.000.000,-

TOTAL Rp 335.000.000,-

Sumber: PB Sugih Mukti, 1995.

Untuk memantau keuangan maka perusahaan melakukan pencatatan akuntansi mengenai laporan keuangan PB. Sugih Mukti. pencatatan dilakukan langsung oleh pemilik perusahaan dan dilakukan dengan sangat sederhana. Pencatatan dengan menggunakan komputer belum dilakukan perusahaan. Adapun alat-alat yang digunakan dalam proses pencatatan ini berupa buku keuangan yang berisi data pengeluaran dan pemasukan perusahaan, faktur penjualan, dan kalkulator.

(52)

Tabel 12. Data keuangan PB. Sugih Mukti bulan April 2009 – Februari 2010

Bulan Penerimaan

(Rp)

Kuantitas Beras

(ton)

Pembelian Gabah

(Rp)

Kuantitas Gabah

(ton)

Biaya Operasional

(Rp)

April 248.800.000 40 192.000.000 80 6.920.000

Mei 248.800.000 40 192.000.000 80 6.920.000

Juni 248.800.000 40 192.000.000 80 6.920.000

Juli 248.800.000 40 192.000.000 80 6.920.000

Agustus 340.000.000 57 309.000.000 6.920.000

September 248.800.000 40 206.920.000 80 6.920.000

Oktober 248.800.000 40 206.920.000 80 6.920.000

November 248.800.000 40 206.920.000 80 6.920.000

Desember 255.200.000 40 214.920.000 80 6.920.000

Januari 292.800.000 40 248.000.000 80 7.920.000

Februari 292.800.000 40 248.000.000 80 7.920.000

Sumber: PB. Sugih Mukti, 2009-2010. 4.3.1.3 Produksi dan Operasi

Kegiatan produksi dan operasi berjalan efektif dan efisien sehingga dapat menciptakan dan menambah kegunaan barang dan jasa yang dikonsumsi serta untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan perusahaan. Adapun proses produksi untuk mengolah gabah menjadi beras yang berkualitas ada beberapa tahap yakni proses pengeringan, perontokan padi, pembersihan gabah kotor, pemecahan kulit (husking), pemisahan gabah (paddy separation), penyosohan, grading, pembersihan dan pengepakan.

Tempat untuk kegiatan operasi telah ditata dengan baik sehingga proses produksi dari satu tahap ke tahap selanjutnya lebih efisien. Perusahaan telah memiliki mesin dan peralatan yang menunjang kegiatan operasionalnya yakni berupa mesin rontogan, sosohan, grading, dan sebagainya. Semua mesin tersebut beroperasi dengan menggunakan Bahan Bakar Minyak Solar. Perusahaan melakukan berbagai perawatan secara rutin setiap satu bulan sekali. Sehingga walaupun sudah berusia belasan tahun, mesin masih dapat bekerja dengan baik. Saat ini kapasitas produksi perusahaan mencapai 2000 kg beras perhari.

4.3.1.4 Sumber Daya Manusia

(53)

karyawan dan 1 orang supervisor. Karyawan ini umumnya adalah warga di sekitar lokasi perusahaan. Perekrutan karyawan tidak memerlukan syarat yang sulit, meskipun demikian sebagian besar karyawan sudah berpengalaman minimal 20 tahun bekerja dalam bidang pengolahan beras.

Jam kerja karyawan adalah mulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.30 dengan hari kerja 6 hari dalam satu minggu, libur pada hari Jum’at. Dalam menjalankan tugas seorang karyawan, perusahaan belum melakukan pembagian kerja yang jelas. Setiap pekerjaan dapat dilakukan oleh karyawan mana saja sesuai dengan perintah pemilik perusahaan.

Upah untuk seluruh karyawan dibayarkan setiap satu minggu sekali yakni pada hari Kamis dengan tingkat upah Rp 50.000,-/hari untuk seorang supervisor dan Rp 25.000,-/ hari untuk karyawan laki-laki dan Rp 16.000,-/hari untuk karyawan perempuan. Disamping itu karyawan diberikan biaya transport sebesar Rp 4.000,-/hari serta pemberian makan siang dari perusahaan. Selain upah karyawan yang rutin perusahaan pun memberikan beberapa bonus tambahan, diantaranya: THR pada hari raya Idul Fitri dan berwisata bersama pemilik perusahaan setiap satu tahun sekali.kegiatan ini dilakukan agar tercipta hubungan yang baik antara pemilik perusahaan dan karyawan.

Berdasarkan analisis internal dapat disimpulkan beberapa poin penting yang menjadi faktor sukses untuk dianalisis dalam matriks IFE. Seperti yang terdapat dalam Tabel 13 di bawah ini.

Tabel 13. Analisis IFE PB. Sugih Mukti

Faktor Internal Kekuatan kelemahan

Pemasaran 1. Lokasi yang strategis. 2. Kualitas beras terjaga.

1.Tidak terdapat papan nama yang jelas. 2.Sistem promosi masih

kurang.

Keuangan dan

akuntansi

1.Sistem keuangan masih

dilakukan secara

manual. Produksi dan Operasi 1.Teknologi yang digunakan

sudah canggih.

Sumber Daya

Manusia

1.Hubungan yang terjalin baik antara seluruh pihak yang berkepentingan.

1.Belum tedapat

pembagian kerja

(54)

4.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal

Lingkungan eksternal meliputi faktor didalam perusahaan yang dapat memberikan informasi mengenai peluang dan ancaman bagi perusahaan. Adapun faktor-faktor eksternal yang dianalisis meliputi lingkungan jauh dan lingkungan industri.

a. Lingkungan Jauh

Lingkungan jauh merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perusahaan.

1) Lingkungan Politik

Dalam menjalankan suatu bisnis, tidak lepas dari suatu intervensi pemerintah sebagai pembuat peraturan, undang-undang dan kebijakan lainnya. Aturan tersebut dibuat untuk me

Gambar

Tabel 1. Impor beras nasional  1994-2009
Tabel 2. Daftar harga, kualitas  dan jenis beras
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
Tabel 3. Pembobotan matriks IFE
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2014) melaporkan bahwa bakteri endofit yang diisolasi dari tanaman kacang tanah mampu menghambat pertumbuhan Sclerotium sp., mampu meningkatkan tinggi, jumlah daun,

Model Pembelajaran Gallery Walk menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Selain itu, pembelajaran berlangsung dalam kelompok. Dalam pembelajaran tersebut,

Malware DNSChanger diam-diam akan mengubah setting-an DNS pada komputer yang terkena, mengarahkan ke DNS server yang dibuat oleh kelompok pelaku cyber crime agar mereka bisa

Kanula khusus yang mengalirkan darah arteri langsung ke vena yang berdekatan. Kanula arteri dan vena dihubungan dengan konektor sehingga pada saat dialisa konektor

178 MENTENG DALAM, TEBET JAKARTA SELATAN, TELP.. DANAU

Pada kondisi pengendalian kecepatan referensi yang variasi, kecepatan yang dihasilkan kendali JST lebih cepat menyesuaikan dan lebih stabil bila dibandingkan dengan dengan kendali

Dengan mengambil kira akta, persekitaran bermain, bantuan yang sesuai, perkhidmatan intervensi, masa bagi aktiviti dan perkhidmatan susulan daripada bahan pembelajaran interaktif,

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa konsep tanggung jawab mempunyai mempunyai hubungan dengan konsep keimanan, oleh karena itu, maka segala aktivitas yang dilakukan