• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

5) Penelitian dan Pengembangan Intensitas pelaksanaan litbang

6.2 Analisis Faktor Eksternal

6.2.2 Analisis Lingkungan Industr

Lingkungan industri adalah lingkungan yang berada di sekitar usaha yang mempengaruhi secara langsung terhadap usaha tersebut. Sifat dan tingkat persaingan dalam suatu industri dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu : 1) Potensi dan ancaman masuknya pendatang baru; 2) Kekuatan tawar menawar pemasok; 3) Kekuatan tawar-menawar pembeli; 4) Daya substitusi; dan 5) Persaingan diantara perusahaan yang ada dalam industri.

6.2.2.1 Potensi dan Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Ancaman pendatang baru bagi industri beras orgamik dapat dianalisis sebagai berikut :

1. Skala Ekonomis

banyaknya pendatang baru dalam usaha beras organik seperti tumbuh kembangnya para kelompok tani beras organik dengan skala kecil. Pendatang baru yang berproduksi dengan skala kecil akan menghasilkan biaya per unit yang lebih besar. Hal ini akan membuat pendatang baru berskala kecil tersebut sulit untuk masuk ke dalam industri beras organik. 2. Differensisiasi Produk

differensiasi produk menciptakan identifikasi merek yang untuk hal itu akan memaksa para pendatang baru untuk mengeluarkan biaya yang besar guna mendapatkan atau merebut perhatian pelanggan yang sudah loyal terhadap merek tertentu. Kelompok tani Cibeureum Jempol telah memiliki merek pada produknya yang sudah cukup loyal di telinga konsumennya untuk selalu diingat. Komoditas beras organik memiliki karakteristik yang berbeda dengan beras anorganik yaitu lebih ramah lingkungan karena diproduksi tanpa menggunakan pupuk kimia ataupun pestisida yang dapat membahayakan kesehatan konsumennya.

3. Kebutuhan Modal

Pendatang baru yang akan bersaing tidak harus memiliki modal yang terlalu besar karena skala usaha kelompok tani Cibeureum Jempol juga masih tergolong sederhana. Modal besar yang dimiliki kelompok tani ini adalah semangat yang besar pada pendiri kelompok tani ini, sehingga ia

mampu menjalin koordinasi yang baik dengan berbagai pihak baik itu pemerintah, swasta, ataupun sesama kelompok tani guna mendukung kelancaran usahanya tersebut. Hal ini yang harus menjadi bahan pertimbangan besar bagi para pendatang baru tersebut.

4. Hambatan Biaya Bukan Karena Skala

Kelompok tani Cibeureum jempol memiliki hubungan kerjasama yang baik dengan pemerintah, swasta, maupun kelompok tani yang menjadi bimbingan dari pihak pemerintah. Bentuk kerjasama ini tidak hanya dalam bentuk bantuan modal tetapi juga dalam hal perkembangan tekonologi, pemasaran, dan peningkatan keterampilan dalam hal bududaya beras organik secara tepat. Dan hal ini tentunya akan sulit didapat oleh para pendatang baru

5. Akses Ke Saluran Distribusi

Akses ke saluran distribusi pada kelompok tani Cibeureum Jempol sangatlah mudah karena banyaknya pihak yang mendukung pada perkembangan kelompok tani ini. Para distributor datang langsung ke kelompok tani Cibeureum Jempol. Akses ke saluran distribusi bagi para pendatang baru masih sangat rendah.

6. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah dapat membatasi atau bahkan melarang masuknya para pendatang baru ke dalam industri, melalui tindakan-tindakan seperti keharusan adanya ijin dan pembatasan akses ke bahan baku, sehingga jika pemerintah mulai menetapkan dan merealisasikan hal ini, akan sulit dan cukup lama bagi pendatang baru untuk mengurus perijinan dan

sebagainya. Hal ini mengakibatkan terhambatnya para pendatang baru dalam usaha beras organik.

6.2.2.2 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Keberadaan pemasok mempunyai peranan yang penting dalam kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Para pemasok dan produsen seringkali bekerjasama dengan menetapkan harga yang terjangkau, mutu barang yang lebih baik, penyerahan barang tepat waktu, dan mengurangi biaya sediaan. Adapun bentuk lain yaitu tanpa adanya perjanjian kerjasama terlebih dahulu sehingga memberikan kebebasan pada pihak perusahaan untuk memilih pemasoknya.

Pada bisnis beras organik kelompok tani Cibeureum Jempol ini, pemasok memiliki kekuatan tawar menawar yang tidak terlalu kuat karena kelompok tani ini tidak hanya bergantung pada hanya satu pemasok, tetapi juga pada pemasok lain. Artinya, jika pasokan yang dibeli dari satu pemasok kurang memenuhi standar baik dari segi harga, kualitas, maupun kuantitas maka kelompok tani ini dapat membelinya dari pemasok lain seperti dari daerah cianjur maupun kelompok tani sejenis. Namun demikian kelompok tani ini juga tetap melindungi anggota kelompok tani dengan cara membeli beras yang dipanen oleh petani anggota dengan harga yang cukup tinggi sekitar Rp. 2500 perkilogram untuk gabah kering dan Rp. 1700 perkilogram untuk gabah basah. Dengan demikian, dalam usaha beras organik sampai saat ini tidak terlalu sulit untuk mendapat pemasok.

6.2.2.3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli.

Kualitas produk dan pelayanan, informasi produk, jumlah pembeli, serta kemudahan konsumen beralih ke produk pesaing yang sejenis maupun

substitusinya adalah faktor-faktor yang berpengaruh kuat terhadap kekuatan tawar-menawar pembeli. Tingkat penjualan beras organik bermerek beras sehat setiap bulannya mengalami peningkatan. Tingkat penjualan tertinggi pada kelompok tani Cibeurem Jempol yaitu pada bulan Juni 2008 sebanyak 15.135 kilogram seperti yang dapat dilihat bab I. Pembelinya berada di sekitar wilayah Bogor, Jakarta dan sekitarnya sesuai tempat distributor yang menjual beras sehat tersebut.

Posisi tawar menawar yang kuat ini merupakan peluang bagi kelompok tani Cibeureum Jempol, dengan asumsi bahwa semakin banyak distributor dan pembeli yang membeli beras sehat ini, maka harga yang terjadi akan semakin tinggi. Hal ini mengingat akan keterbatasan stok beras organik yang tersedia sedangkan permintaan akan beras organik tersebut semakin meningkat.

6.2.2.4. Potensi Pengembangan Produk Pengganti atau Produk Substitusi

Produk substitusi merupakan produk-produk yang memiliki manfaat serta kegunaan yang sama sehingga dapat menggantikan fungsi produk lain yang bertujuan memenuhi kebutuhan konsumen. Komoditas beras organik secara umum memiliki produk subtitusi pangan yang mengandung karbohidrat setara dengan beras, misalnya jagung, ubi, singkong, sorgum, roti dan lain sebagainya. Sifat produk subtitusi ini memberikan pengaruh secara langsung kelompok tani Cibeureum Jempol karena dapat mengurangi konsumsi terhadap beras. Keadaan yang saling menggantikan dalam pengkonsumsian komoditas beras akan mempengaruhi permintaan terhadap beras sehat.

Apabila suatu saat didapatkan adanya kecenderungan masyarakat secara umum untuk beralih mengkonsumsi komoditas beras seperti yang diharapkan oleh

pemerintah saat ini, maka konsumsi masyarakat akan komoditas beras akan mengalami penurunan. Penurunan tingkat konsumsi masyarakat akan menurunkan tingkat permintaan beras. Penurunan permintaan terhadap beras akan berpengaruh terhadap minat membeli beras sehat. Hal ini akan menjadi ancaman bagi kelompok tani Cibeureum Jempol bagi kegiatan usahanya.

6.2.2.5 Pesaing Dalam Industri Serta Tingkat Persaingannya

Tingkat persaingan pada usaha beras organik dalam suatu industri dipengaruhi oleh jumlah pesaing. Saat ini jumlah pesaing kelompok tani Cibeureum Jempol semakin meluas dimulai dari perusahaan perorangan maupun kelompok tani yang turut memproduksi beras organik. Namun keberadaan mereka tidak dapat dirasakan secara langsung sebagai pesaing oleh kelompok tani cibeureum Jempol ini. Adanya kelompok tani sejenis serta perusahaan yang memproduksi beras organik, dijadikan peluang bagi perkembangan kelompok tani Cibeuruem Jempol. Dalam arti, mereka dijadikan rekanan kerja dalam pemenuhan kebutuhan masyarakan atas beras organik.

6.3. Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Internal Dan Eksternal Kelompok

Dokumen terkait