• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH :

YENNI DUDIAGUNOVIANI H 34066132

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

1 NAMA Yenni Dudiagunoviani

2

NRP H 34066132

3

ALAMAT DI BOGOR Jl. Cidangiang Wisma D-IV, Tegallega Bogor

4

ALAMAT ASAL Jl. Raya Barat Pangandaran Rt. 01 Rw. 01 No. 15 Sukamulya, Banjarsari-Ciamis

5

BEBAN STUDI SEMESTER

BERJALAN

7 Sks

6

BEBAN STUDI YANG

DISELESAIKAN

6 Sks

7

IPK SAMPAI SEMESTER

TERAKHIR

8

JUDUL Analisis Strategi Pengembangan

Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol

9

LOKASI Kel. Mulyaharja, Kec. Bogor Selatan

10

LAMA PENELITIAN 2 bulan

11

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui oleh pembimbing tanggal Oktober 2008

Pembimbing

(3)

YENNI DUDIAGUNOVIANI. Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor selatan, Kota Bogor) (Dibawah bimbingan JOKO PURWONO)

Saat ini perkembangan konsumsi masyarakat Indonesia akan beras organik semakin meningkat yaitu sekitar 230 juta jiwa. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat serta kesadaran akan pentingnya kesehatan. Saat ini telah tumbuh beberapa kelompok tani yang mengembangkan usaha beras organik, terlebih lagi pada saat beras organik dijadikan sebagai komoditas unggulan selain talas bogor. Kelompok Tani Cibeureum Jempol merupakan satu-satunya kelompok yang mengusahakan beras organik dari hulu sampai hilir di bogor selatan. Besarnya permintaan akan beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol diperkirakan kurang lebih 6.000-15.000 kg perbulan hanya untuk memenuhi para pelanggan yang datang langsung serta permintaan dari Hero.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan : 1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal Kelompok Tani Cibeureum Jempol Muyaharja; serta 2) Menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan usaha beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja. Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang dari manajemen Kelompok Tani Cibeureum Jempol sendiri.

Penelitian di Kelompok tani Cibeureum Jempol ini dilakukan secara sengaja (purposive), kasus di Kalurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Data dan informasi yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data analisis melalui perumusan strategi yang terdiri dari tahap masukan, tahap pemaduan dan tahap pemilihan strategi. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matrik SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), matriks I-E (Internal Eksternal) dan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning).

Pada faktor eksternal peluang yang paling utama dapat dimanfaatkan adalah adanya program pemerintah “Go Organic” dengan nilai skor sebesar 0,396 dan nilai rating sebesar 4,000. Sedangkan untuk ancaman terbesar yang harus diwaspadai kelompok tani Cibeureum Jempol adalah tingkat daya beli masyarakat yang masih rendah dengan nilai skor sebesar 0,337 dan nilai rating sebesar 3,333. Dari factor EFE dan IFE dihasilkan Nilai rata-rata EFE sebesar 3,300 dan IFE sebesar 2,506 sehingga menempatkan kelompok tani Cibeureum Jempol pada sel 2. Posisi ini menggambarkan bahwa kelompok tani Cibeureum Jempol berada dalam kondisi tumbuh dan harus lebih dibina lagi.

(4)

pendidikan maupun instansi terkait guna mendapatkan teknologi pertanian yang sehat, cepat dan tepat guna.

(5)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

OLEH :

YENNY DUDIAGUNOVIANI H34066132

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(6)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) adalah hasil karya saya sendiri yang dibuat sebenar-benarnya dan belum pernah diajukan sebagai skripsi pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Bogor, Januari 2009

(7)
(8)

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan berkat, rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya halangan yang berarti, skripsi dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) ini adalah prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama.

Bogor, Januari 2009

(9)

Alhamdulilahirobilalamin saya panjatkan dan mengucap syukur yang berlimpah kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah diharapkan. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalm penyusunan skripsi ini, di antaranya :

1. Kedua orang tua saya yang sangat berperan baik dalam memberikan doa ataupun dukungan dalam bentuk materi, nenekku tercinta, serta kedua kakakku dan adikku yang tak luput selalu memberikan semangat kepada penulis.

2. Ir. Joko Purwono, MS. selaku pembimbing penulis yang telah sabar dan bijaksana dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Amin Selaku ketua Kelompok Tani Cibeureum Jempol Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di kelompok tani tersebut.

4. Ir. Popong Nurhayati, Msi. Selaku dosen evaluator kolokium proposal penulis yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyusunan skripsi ini.

(10)

7. Ibu Etriya selaku Dosen Komisi Pendidikan Sidang, yang telah memberikan masukan dalam hal teknik penulisan skripsi yang baik dan benar.

8. Seluruh Dosen Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang telah mengajar penulis semasa kuliah sehingga penulis dapat mengerti materi-materi yang telah diberikan dengan baik.

9. Staff sekretariat Agribisnis yang telah rela melayani penulis pada masa kuliah hingga sekarang.

10.Rekan–rekan seperjuangan Agribisnis yang sama-sama sedang menyelesaikan penulisan skipsinya semoga kalian tetap semangat.

11.Rekan kerja di BAPPENAS IbuYanti, Bapak Anwar Sunari, Bapak Arif Haryana, Bapak Nono Rusono, Mas Jarot Indarto, Mas Ali Muharam, Mas Noor avianto, Bapak Suhada, Bapak Sunarto, Mbak Ayu dan rekan-rekan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

12.Untuk Harliyadi Bangkit Kuncoro beserta keluarga yang telah membantu penulis dalam kelancaran pembuatan bahan presentasi skripsi penulis serta memberikan support yang positif terhadap penulis.

13.Sahabat-sahabat terdekat penulis yang selalu memberikan semangat dan partisipasinya kepada penulis : Mira Apriani, De Esty, Agus, Imam Wahyudi, Firman Kamil, Desti, Ani, Mbak Yu Anita, Puteri, Chan2, Dodot, Sari dan banyak lagi sahabat-sahabatku yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. 14.Sahabat-sahabatku dikostan yang selalu berbagi berbagai hal dengan penulis:

(11)

OLEH :

YENNI DUDIAGUNOVIANI H 34066132

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

1 NAMA Yenni Dudiagunoviani

2

NRP H 34066132

3

ALAMAT DI BOGOR Jl. Cidangiang Wisma D-IV, Tegallega Bogor

4

ALAMAT ASAL Jl. Raya Barat Pangandaran Rt. 01 Rw. 01 No. 15 Sukamulya, Banjarsari-Ciamis

5

BEBAN STUDI SEMESTER

BERJALAN

7 Sks

6

BEBAN STUDI YANG

DISELESAIKAN

6 Sks

7

IPK SAMPAI SEMESTER

TERAKHIR

8

JUDUL Analisis Strategi Pengembangan

Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol

9

LOKASI Kel. Mulyaharja, Kec. Bogor Selatan

10

LAMA PENELITIAN 2 bulan

11

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui oleh pembimbing tanggal Oktober 2008

Pembimbing

(13)

YENNI DUDIAGUNOVIANI. Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor selatan, Kota Bogor) (Dibawah bimbingan JOKO PURWONO)

Saat ini perkembangan konsumsi masyarakat Indonesia akan beras organik semakin meningkat yaitu sekitar 230 juta jiwa. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat serta kesadaran akan pentingnya kesehatan. Saat ini telah tumbuh beberapa kelompok tani yang mengembangkan usaha beras organik, terlebih lagi pada saat beras organik dijadikan sebagai komoditas unggulan selain talas bogor. Kelompok Tani Cibeureum Jempol merupakan satu-satunya kelompok yang mengusahakan beras organik dari hulu sampai hilir di bogor selatan. Besarnya permintaan akan beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol diperkirakan kurang lebih 6.000-15.000 kg perbulan hanya untuk memenuhi para pelanggan yang datang langsung serta permintaan dari Hero.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan : 1) Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal Kelompok Tani Cibeureum Jempol Muyaharja; serta 2) Menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan usaha beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja. Penelitian ini hanya sampai kepada tahap formulasi dari manajemen strategis. Untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi merupakan wewenang dari manajemen Kelompok Tani Cibeureum Jempol sendiri.

Penelitian di Kelompok tani Cibeureum Jempol ini dilakukan secara sengaja (purposive), kasus di Kalurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Data dan informasi yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data analisis melalui perumusan strategi yang terdiri dari tahap masukan, tahap pemaduan dan tahap pemilihan strategi. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matrik SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats), matriks I-E (Internal Eksternal) dan matriks QSP (Quantitative Strategic Planning).

Pada faktor eksternal peluang yang paling utama dapat dimanfaatkan adalah adanya program pemerintah “Go Organic” dengan nilai skor sebesar 0,396 dan nilai rating sebesar 4,000. Sedangkan untuk ancaman terbesar yang harus diwaspadai kelompok tani Cibeureum Jempol adalah tingkat daya beli masyarakat yang masih rendah dengan nilai skor sebesar 0,337 dan nilai rating sebesar 3,333. Dari factor EFE dan IFE dihasilkan Nilai rata-rata EFE sebesar 3,300 dan IFE sebesar 2,506 sehingga menempatkan kelompok tani Cibeureum Jempol pada sel 2. Posisi ini menggambarkan bahwa kelompok tani Cibeureum Jempol berada dalam kondisi tumbuh dan harus lebih dibina lagi.

(14)

pendidikan maupun instansi terkait guna mendapatkan teknologi pertanian yang sehat, cepat dan tepat guna.

(15)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis Departemen Agribisnis

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor

OLEH :

YENNY DUDIAGUNOVIANI H34066132

PROGRAM SARJANA PENYELENGGARAAN KHUSUS AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(16)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) adalah hasil karya saya sendiri yang dibuat sebenar-benarnya dan belum pernah diajukan sebagai skripsi pada perguruan tinggi atau lembaga manapun.

Bogor, Januari 2009

(17)
(18)

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam yang telah memberikan berkat, rahmat dan hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa adanya halangan yang berarti, skripsi dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor) ini adalah prasyarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen , Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna dan berawal dari sini penulis berharap semoga tulisan kecil ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkannya. Oleh karena itu kritik dan saran sangat saya harapkan demi keberhasilan bersama.

Bogor, Januari 2009

(19)

Alhamdulilahirobilalamin saya panjatkan dan mengucap syukur yang berlimpah kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat, rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah diharapkan. Tidak lupa juga saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalm penyusunan skripsi ini, di antaranya :

1. Kedua orang tua saya yang sangat berperan baik dalam memberikan doa ataupun dukungan dalam bentuk materi, nenekku tercinta, serta kedua kakakku dan adikku yang tak luput selalu memberikan semangat kepada penulis.

2. Ir. Joko Purwono, MS. selaku pembimbing penulis yang telah sabar dan bijaksana dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Amin Selaku ketua Kelompok Tani Cibeureum Jempol Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di kelompok tani tersebut.

4. Ir. Popong Nurhayati, Msi. Selaku dosen evaluator kolokium proposal penulis yang telah memberikan masukan yang sangat bermanfaat untuk penyusunan skripsi ini.

(20)

7. Ibu Etriya selaku Dosen Komisi Pendidikan Sidang, yang telah memberikan masukan dalam hal teknik penulisan skripsi yang baik dan benar.

8. Seluruh Dosen Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen yang telah mengajar penulis semasa kuliah sehingga penulis dapat mengerti materi-materi yang telah diberikan dengan baik.

9. Staff sekretariat Agribisnis yang telah rela melayani penulis pada masa kuliah hingga sekarang.

10.Rekan–rekan seperjuangan Agribisnis yang sama-sama sedang menyelesaikan penulisan skipsinya semoga kalian tetap semangat.

11.Rekan kerja di BAPPENAS IbuYanti, Bapak Anwar Sunari, Bapak Arif Haryana, Bapak Nono Rusono, Mas Jarot Indarto, Mas Ali Muharam, Mas Noor avianto, Bapak Suhada, Bapak Sunarto, Mbak Ayu dan rekan-rekan lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

12.Untuk Harliyadi Bangkit Kuncoro beserta keluarga yang telah membantu penulis dalam kelancaran pembuatan bahan presentasi skripsi penulis serta memberikan support yang positif terhadap penulis.

13.Sahabat-sahabat terdekat penulis yang selalu memberikan semangat dan partisipasinya kepada penulis : Mira Apriani, De Esty, Agus, Imam Wahyudi, Firman Kamil, Desti, Ani, Mbak Yu Anita, Puteri, Chan2, Dodot, Sari dan banyak lagi sahabat-sahabatku yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. 14.Sahabat-sahabatku dikostan yang selalu berbagi berbagai hal dengan penulis:

(21)

Nama : Yenni Dudiagunoviani NRP : H 34066132

Judul : Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Beras Organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol (Studi Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan pada program Sarjana Penyelenggaraan Khusus Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Pembimbing

Ir. Joko Purwono, MS NIP. 131 578 844

Ketua

Depertemen Agribisnis Fakultas Ekonomi Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082

(22)
(23)

ii 4.3.3 Penentuan Bobot Setiap Variabel... 43 4.3.4 Matrix SWOT ... 45 4.3.5 Matrix QSPM ... 47 V. GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI ... 49 5.1 Gambaran Umum Kelompok Tani Cibeureum Jempol ... 49 5.2 Visi, Misi dan Tujuan... 50 5.3 Organisasi ... 51 5.4 Kegiatan Usaha Kelompok Tani Cibeureum Jempol... 52 5.5 Kegiatan Pemasaran Kelompok Tani Cibeureum Jempol ... 53 VI. ANALISIS LINGKUNGAN KELOMPOK TANI ... 55 6.1 Analisis Lingkungan Internal ... 55 6.1.1 Sumber Daya Manusia ... 55 6.1.2 Keuangan ... 56 6.1.3 Produksi dan Operasi... 57 6.1.4 Pemasaran ... 59 6.1.5 Pengembangan, Pembinaan dan Pelatihan ... 61 6.2 Analisis Faktor Eksternal ... 62 6.2.1 Lingkungan Makro ... 62 6.2.2 Analisis Lingkungan Industri... 70 6.3 Identifikasi Faktor-faktor Strategis Internal dan Eksternal Kelompok

(24)
(25)

iv

Nomor Halaman

1. Proyeksi Luas Lahan, Produktivitas, Produksi dan Pertumbuhan

Produksi Padi Nasional Pada Tahun 2004-2008* ... 1 2. Perkembangan Kelompok Tani, Luas Lahan dan Produksi Beras Organik di Bogor Pada Tahun 2004-2008 ... 5 3. Total Penjualan Beras Organik Setiap Bulan pada Tahun 2007-2008 Pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja-Bogor Selatan ... 6 4. Luasan Lahan Pertanian Oganik di Kawasan Asia Tahun 2004 ... 17 5. Bentuk Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 43 6. Bentuk Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) ... 43 7. Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Organisasi ... 44 8. Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Organisasi ... 44 9. Matriks SWOT ... 46 10. Matriks QSPM ... 48 11. Laju Pertumbuhan PDB Nasional Menurut Lapangan Usaha

(26)

v Nomor Halaman 1. Model Lima Kekuatan Porter ... 30 2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional... 34 3. Matriks IE ... 45 4. Struktur Organisasi Kelompok Tani Cibeureum Jempol

Mulyaharja (2008) ... 52 5. Saluran Distribusi Produk Pada Kelompok Tani Cibeureum

(27)

vi Nomor Halaman 1. Luas Panen, Hasil Per Hektar dan Produksi Padi Jawa Barat

Tahun 2003-2006 ... 100 2. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan serta Peluang

dan Ancaman Kelompok Tani Cibeureum Jempol ... 101 3. Penilaian Bobot Rata-rata Faktor Strategis Internal

dan Eksternal... 106 4. Rating Rata-rata Faktor Strategis Internal dan Eksternal ... 108 5. Kuisioner Matriks QSP ... 117

(28)

Peran sektor pertanian dalam perekonomian nasional masih sangat besar terhadap pembentukan PDB nasional yaitu sebesar 27 persen pada triwulan I tahun 2008. Produk-produk pertanian sangat berguna dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia terutama kebutuhan akan pangan. Indonesia memiliki beberapa komoditas pangan utama yaitu beras, jagung, kedelai, gandum dan kentang. 1.750 juta jiwa penduduk Asia, termasuk Indonesia yaitu sebanyak 230 juta jiwa penduduk Indonesia mengkonsumsi hasil olahan beras yaitu nasi sebagai pangan utamanya, sehingga dapat menjadi peluang bagi petani produsen beras untuk mengembangkan usahanya.

Untuk memenuhi kebutuhan akan beras, pemerintah selalu memantau perkembangan produksi, luas lahan dan produktivitas akan padi nasional agar tidak terjadi defisit. Pada Tabel 1 dapat dilihat proyeksi perkembangan produksi, produktivitas serta luas lahan padi (beras) dari tahun 2004 sampai Juni (triwulan II) 2008.

Tabel 1. Proyeksi Luas Lahan, Produktivitas, Produksi dan Pertumbuhan Produksi Padi Nasional Pada Tahun 2004 – 2008*

(29)

Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa proyeksi produksi padi nasional triwulan II tahun 2008 terus meningkat hingga mencapai 59.877.219 ton Gabah Kering Giling (GKG) dengan luas lahan sekitar 12.385.242 hektar. Artinya pertumbuhan produksi padi nasional pada triwulan II tahun 2008 ikut meningkat juga meskipun tidak terlalu signifikan yaitu mencapai 4,76 persen dibandingkan dengan tahun 2006 sekitar 0,56 persen yang meningkat tajam pada tahun 2007 hingga 4,96 persen. Sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat hingga 1,48 pertahun, sehingga diperkirakan pada tahun 2020 akan diperlukan beras sebanyak 40 juta ton untuk keperluan konsumsi.

Pertumbuhan akan padi nasional seiring dengan pertumbuhan akan padi di daerah bogor yang ikut berkembang dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 jumlah produksi di daerah Bogor menurun hingga angkanya mencapai 9.418.572 ton dengan luasan lahan sebesar 1.798.260 hektar sehingga tingkat produktivitasnya 4,76 ton/ha seperti yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Hal ini didukung oleh konsumsi masyarakat bogor yang masih menjadikan nasi (olahan beras) sebagai makanan pokok yang paling utama.

(30)

dapat menurunkan tingkat produksi dan produktivitas pertanian. Revolusi hijau juga akan mengakibatkan tingginya residu pestisida yang berbahaya dalam pangan atau sayuran yang dikonsumsi sehingga menjadi ancaman besar bagi kesehatan manusia. Hal tersebut mendorong diterapkannya kembali teknologi pertanian organik yaitu pertanian yang sehat dan ramah lingkungan.

Berkembangnya pertanian organik mendukung program pemerintah dalam hal keamanan pangan yaitu suatu kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia sesuai dengan UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 yang menegaskan bahwa pembangunan dan perbaikan gizi dilaksanakan secara lintas sektor meliputi produksi, pengolahan, distribusi hingga konsumsi pangan dengan kandungan gizi yang cukup, seimbang serta terjamin keamanannya.

Perkembangan pertanian organik juga didukung oleh tingkat pendidikan, dimana semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin besar pula keinginan masyarakat tersebut memenuhi gizinya dalam hal pangan. Tingkat pendidikan masyarakat Jawa Barat pada tahun 2008 ini cukup tinggi yaitu sebesar 18,67 persen. Hal ini mendukung peningkatan usaha agribisnis pertanian organik. Di Bogor khususnya, kini mulai tumbuh pengusaha pertanian organik, mulai dari sayuran, buah-buahan hingga beras organik.

(31)

Kelompok tani Cibeureum Jempol merupakan salah satu kelompok tani yang masih bertahan mengembangkan usaha beras organik dari mulai hulu sampai hilir sejak tahun 1997 hingga sekarang. Beras organik yang dihasilkan sesuai dengan SNI 01-b729-2002 dan telah diuji di laboratorium Agro Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat di Bandung dengan nomor 307.13/Ma/DN/XI/04 tanngal 1 Nopember 2004 yang hasilnya tidak terdeteksi residu zat kimia dari pupuk dan pestisida anorganik.

Dalam kegiatan pengembangan usahanya Kelompok tani Cibeureum Jempol menghadapi banyak permasalahan dari internal maupun eksternal diantaranya dalam hal usaha, organisasi dan manajemen, jumlah dan loyalitas sumber daya manusia, lahan yang terbatas, sarana dan prasarana yang masih sederhana serta permodalan yang masih terbatas. Penilaian terhadap strategi usaha beras organik yang tengah dikembangkan oleh Kelompok tani perlu dilakukan sehingga dapat diketahui faktor-faktor internal dan eksternal guna mengevaluasi perkembangan usahanya tersebut dan dapat dikombinasikan untuk dihasilkan prioritas pengembangan usaha beras organik tersebut.

1.2Perumusan Masalah

Program pemerintah ”Go Organik” merupakan salah satu pilihan program

(32)

ingin dicapai dari program ini adalah mewujudkan Indonesia sebagai salah satu produsen dan pengekspor pangan organik utama di dunia pada tahun 2010.

Program pemerintah ”Go Organic 2010” memberikan angin segar kepada

para pengusaha untuk mengembangkan pertanian organik, salah satunya adalah beras organik. Hal ini mendorong semakin meningkatkan produsen produk pertanian organik termasuk kelompok tani yang mengusahakan beras organik. Peningkatan jumlah kelompok tani beras organik yang paling tinggi terjadi pada tahun 2005. Perkembangan kelompok tani ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Kelompok Tani, Luas Lahan dan Produksi Beras Organik di Bogor pada Tahun 2004-2008

Tahun Nama Kelompok Tani

Luas Lahan

(Ha)

Produksi (GKP Ton/Ha) 2004 - Cibeureum Jempol

- Lemah Duhur

100 50

7 7 2005 - Cibeureum Jempol

- Bojong Tani

2007 - Cibeureum Jempol - Mekar Tani

40 50

7 7 2008 - Cibeureum Jempol

- Mekar Tani

40 25

7 7 Sumber : Dinas Pertanian Bogor, 2008.

Keterangan : GKP (Gabah Kering Panen)

(33)

satu-satunya kelompok tani yang mengusahakan beras organik dari mulai hulu hingga hilir dengan didukung luasan lahan yang dimiliki seluas 40 hektar. Sedangkan untuk kelompok tani Mekar tani hanya memiliki lahan seluas 25 hektar dimana pada awal berdirinya memiliki lahan seluas 50 hektar.

Penurunan luas lahan pada kelompok tani Cibeureum Jempol diakibatkan karena adanya konversi lahan pada lahan milik petani anggota. Lahan dikonversi menjadi lahan non-pertanian dimana lahan tersebut diolah untuk dijadikan tempat pariwisata non-pertanian. Petani ditawarkan harga yang tinggi pada setiap penjualan lahannya dan mereka juga dipaksa serta ditakut-takuti oleh pembeli lahan tersebut akan ketersediaan air yang akan ditutup alirannya oleh pembeli lahan tersebut. Hal ini membuat para petani ketakutan sehingga sekitar 60 hektar lahan milik petani tersebut terjual.

Tabel 3. Total Penjualan Beras Organik Setiap Bulan pada Tahun 2007-2008 Pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja-Bogor Selatan

Bulan Volume (Kg) Pendapatan (Rp)

Januari 2007 14.604 73.020.000

Pebruari 2007 9.714 48.570.000

Maret 2007 5.646 28.230.000

April 2007 3.562 19.591.000

Mei 2007 7.504 41.272.000

Juni 2007 5.185 28.517.500

Juli 2007 6.662 36.641.000

Agustus 2007 5.584 32.387.200

September 2007 6.567 38.088.600

Oktober 2007 6.295 36.511.000

November 2007 6.856 39.764.800

Desember 2007 9.391 54.467.800

Januari 2008 8.553 51.318.000

Pebruari 2008 8.924 53.556.000

Maret 2008 9.221 55.326.000

April 2008 6.192 37.152.000

Mei 2008 14.482 94.133.000

Juni 2008 15.135 98.377.500

Juli 2008 8.725 56.712.500

(34)

Permintaan akan beras organik di kelompok tani Cibeureum Jempol diperkirakan 6.000-15.000 kg perbulan. Permintaan ini berasal dari konsumen langganan kelompok tani ini, diantaranya konsumen sekitar yang langsung datang ke kelompok tani ini serta kepada para distributor tetap kelompok tani ini. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3. besarnya penjualan beras oganik pada bulan Januari-Juli tahun 2008.

Dalam perkembangan usaha beras organik, kelompok tani ini menghadapi berbagai permasalahan, seperti permasalahan internal yang saat ini tengah terjadi pada kelompok tani ini diantaranya pada penjualan, sarana dan prasarana, keterbatasan modal, ataupun keterbatasan pendidikan dan keterampilan yang dimiliki oleh petani anggota dalam memanfaatkan teknologi yang ada. Dengan keterbatasan yang ada tersebut mengakibatkan sistem manajemen yang ada pada kelompok tani tersebut masih sangat sederhana. Pada Tabel 3 dapat dilihat terjadi penurunan tingkat penjualan beras organik di bulan April dan Juli yang hanya mampu terjual sekitar 6.192 dan 8.725 kilogram saja.

Selain permasalahan internal juga ada beberapa permasalahan eksternal yang mempengaruhi perkembangan usaha kelompok tani Cibeureum Jempol ini. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor tersebut serta besar pengaruhnya terhadap perkembangan usaha pada kelompok tani Cibeureum tersebut. Setelah itu dapat diformulasikan strategi apa yang paling tepat yang dapat dikembangkan oleh kelompok tani Cibeureum Jempol ini.

(35)

peluang serta ancaman usahanya tersebut, sehingga dapat diajukan beberapa alternatif strategi yang tepat untuk diterapkan sebagai solusi masalah yang ada.

Berdasarkan uraian tersebut maka permasalahan yang akan diangkat adalah : 1. Faktor – faktor internal dan eksternal apa saja yang mempengaruhi penentuan

strategi pengembangan usaha beras organik Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja?

2. Alternatif strategi apa saja yang dapat diterapkan Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja dalam pengembangan usaha beras organik?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini bertujuan :

1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal Kelompok Tani Cibeureum Jempol Muyaharja.

2. Menganalisis strategi terbaik yang dapat diterapkan dalam rangka pengembangan usaha beras organik pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja.

1.4Manfaat Penelitian

Kegunaan penelitian ini antara lain :

1. Sebagai objek penelitian untuk mengevaluasi kegiatan di Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembilan keputusan strategi pengembangan usahanya

(36)

1.5Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian dan pembahasan skripsi ini meliputi gambaran umum perusahaan yaitu kelompok tani, analisis faktor-faktor internal dan eksternal kelompok tani, perumusan strategi dan penentuan prioritas strategi yang dapat diterapkan pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol khususnya.

(37)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pertanian Organik

Pertanian organik merupakan proses budidaya pertanian yang menyelaraskan pada keseimbangan ekologi, keanekaragaman varietas, serta keharmonisan dengan iklim dan lingkungan sekitar. Pertanian organik memiliki arti bahwa pada saat melakukan proses produksi hanya digunakan pupuk kandang atau kompos saja. Di Indonesia, pertanian organik sudah dimulai semenjak tahun 1997 pada saat harga sarana produksi pertanian (saprotan) seperrti pupuk pestisida dan pestisida kimia melambung tinggi.

(38)

diperbaharui pada sistem pertanian yang dikelola secara lokal; 6) mempromosikan penggunaan tanah, air dan udara secara sehat, serta meminimalkan semua bentuk polusi yang dihasilkan oleh praktek - praktek pertanian; 7) menangani produk pertanian dengan penekanan pada cara pengolahan yang hati - hati untuk menjaga integritas organik dan mutu produk pada seluruh tahapan; dan 8) bisa diterapkan pada seluruh lahan pertanian yang ada melalui suatu periode konversi, dimana lama waktunya ditentukan oleh faktor spesifik lokasi seperti sejarah lahan serta jenis tanaman dan hewan yang akan diproduksi.

Pertanian organik memiliki kelebihan, diantaranya : 1) tidak menggunakan pupuk maupun pestisida kimia sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah, air, maupun udara, serta produknya tidak mengandung racun; 2) tanaman organik mempunyai rasa yang lebih manis dibandingkan tanaman non organik; 3) produk tanaman organik lebih mahal sehingga lebih menguntungkan petani. Selain itu, pertanian organik juga memiliki kekurangan diantaranya : 1) kebutuhan tenaga kerja lebih banyak, terutama untuk pengendalian hama dan penyakit karena umumnya masih dilakukan secara manual; dan 2) penampilan fisik tanaman organik kurang bagus (misalnya berukuran lebih kecil dan daun berlubang-lubang) dibandingkan dengan tanaman non-organik.

2.2 Prinsip Pertanian Organik

(39)

memupuk dengan pupuk hijau; (3) memupuk dengan limbah yang berasal dari kandang ternak, rumah pemotongan hewan (RPH), septic tank; dan (4) mempertahankan dan melestarikan habitat tanaman dengan pola tanam polikultur.

Sedangkan pertanian organik menurut IFOAM, prinsip-prinsip pertanian organik terdiri dari :

1. Prinsip Kesehatan

Pada dasarnya, pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah, tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

2. Prinsip Ekologi

Pada prinsip ekologi, diartkan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang ekologis. Sehingga pada setiap kegiatan budidaya baik pertanian, peternakan dan pemanenan produk organik harus sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam.

3. Prinsip Keadilan

Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat dalam dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk memastikan adanya keadilan bagi semua pihakdi segala tingkatan : seperti petani, pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen. Pertanian organik harus memberikan kualitas hidup yang baik bagi setiap orang yang terlibat, menyumbang bagi kedaulatan pangan dan pengurangan kemiskinan.

(40)

Dalam melakukan pertanian organik, perlindungan terhadap pelaku, pengguna maupun lingkungan juga harus diperhatikan. Oleh karena itu diperlukan ilmu pengetahuan yang akan mendukung dalam pertanian organik agar produk yang dihasilkan bersifat organik dan menyehatkan, aman serta ramah terhadap lingkungan.

2.3 Tujuan Pertanian Organik

Kegunaan dari budidaya organik yaitu meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh budidaya kimiawi dan kemungkinan resiko terhadap lingkungan (Sutanto dalam Januar, 2006) adalah : 1. Menghemat penggunaan hara, berarti memperpanjang umur produktif tanah. 2. Melindungi tanah terhadap kerusakan karena erosi dan mencegah degradasi

tanah karena kerusakan struktur tanah (pemampatan tanah).

3. Meningkatnya penyediaan lengas tanah sehingga menghindarkan kemungkinan resiko kekeringan dan memperbaiki ketersediaan hara tanah dan hara yang berasal dari pupuk mineral, berarti meningkatkan kemungkinan penggunaannya, dan sekaligus menghemat penggunaan pupuk buatan yang harganya semakin mahal.

4. Menghindarkan terjadinya ketimpangan hara, bahkan dapat memperbaiki neraca hara dalam tanah.

5. Melindungi tanah terhadap cekaman (stress) oleh unsur-unsur yang ada dalam tanah atau yang masuk kedalam tanah dari bahan-bahan pencemar.

(41)

7. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, khususnya atas sunberdaya air, karena zat-zat kimia yang terkandung berkadar rendah dan berbentuk senyawa yang tidak mudah larut.

8. Dapat menekan biaya produksi karena pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yang dihasilkan dari bahan-bahan yang tersedia didalam usahatani itu sendiri dan pupuk hayati dalam jumlah yang relatif sedikit.

2.4 Pengertian Beras Organik

Beras organik merupakan beras sehat kandungan gizi dan vitamin yang tinggi karena tidak menghilangkan seluruh lapisan kulit arinya dan aman karena bebas dari kandungan Bahan Berbahaya Beracun (B3) yang dihasilkan dari padi yang ditanam tanpa menggunakan pupuk dan pestisida kimia dan telah disertifikasi oleh suatu badan mandiri. Penanamannya dilakukan menggunakan pupuk alami, hamanya dikendalikan dengan menggunakan pestisida alami yang dibuat sendiri oleh petani langsung baik padat maupun cair yang tidak membahayakan lingkungan. Beberapa tanaman yang dapat digunakan dan diolah menjadi pestisida alami yaitu tembakau, nimbi, mengkudu, mahoni, dan sebagainya (Pracaya dalam Januar, 2006). Beras organik dijamin sehat untuk dikonsumsi, rasanya lebih enak, warnanya lebih putih setelah dimasak menjadi nasi, tidak mudah basi (nasi organik tahan 24 jam sedangkan non-organik hanya 12 jam) serta aromanya lebih wangi.

(42)

1. Lokasi lahan yang akan digunakan untuk berproduksi beras organik harus jauh dari polusi seperti knalpot motor, limbah pabrik, dan lain - lain.

2. Sistem pengairan harus baik, tidak boleh bercampur dengan lahan pertanian yang belum organik (masih menggunakan pestisida).

3. Countur tanah Terasiring.

4. Lahan – lahan pertanian yang berada disekitarnya tidak boleh menggunakan pestisida.

5. Lahan yang awalnya digunakan untuk menanam tanaman an-organik, maka lahan tersebut harus diberakan (diistirahatkan) kurang lebih tiga bulan sebelum penanaman kembali.

2.5 Lahan Pertanian Organik

(43)

(Fe), dan kalsium (Ca). Luasan lahan pertanian organik kawasan Asia seluas 61.595 ha, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Pada Tabel 4 dapat dilihat luasan lahan organik yang terdapat di beberapa negara di Asia. Beberapa negara di Asia yang sudah mulai mengembangkan lahan organik yang lebih dari 1.000 ha diantaranya Srilanka, India, China, Republik Korea, Thailand dan Vietnam. Masing-masing luasan yang dimiliki yaitu 9.201 ha, 5.147 ha, 2.910 ha, 1.237 ha, 1.154 ha dan 1.022 ha. Negara Philipines, Pakistan, Israel, Azerbaijan, Bangladesh, Ukraina, Nepal, Lebanon, Jepang, Kazakstan dan Syria hanya mengembangkan lahan pertanian organik kurang dari 1.000 ha. Luasan masing-masing negara yaitu 500 ha, 405 ha, 285 ha, 100 ha, 69 ha, 26 ha, 17 ha, 4 ha, 1 ha dan 1 ha. Diantara beberapa negara di Asia yang mengembangkan lahan pertanian organik, Indonesia memiliki luasan lahan yang paling luas. Hal ini diakibatkan karena negara Indonesia merupakan negara agraris yang penghasilan utamanya bersumber dari lahan pertanian. Pada Tabel dapat dilihat bahwa begitu luasnya lahan pertanian organik yang produktif di negara Indonesia.

(44)

semakin banyak perubahan dan adopsi yang diperlukan dalam lahan pertanian, semakin tinggi pula resiko ekonomi yang ditanggung untuk perubahan – perubahan tersebut. (Prawoto, 2006).

Tabel 4. Luasan Lahan Pertanian Oganik di Kawasan Asia Tahun 2004 Country Year

2.6 Konsep Pengembangan Kelompok Tani Cibeureum Beras Organik

(45)

1. Berkelanjutan (sustainable), yaitu pada setiap berusahatani maka petani harus memperoleh keuntungan sehingga petani dapat meneruskan usahanya dalam agribisnis.

2. Berkerakyatan, yaitu setiap teknologi dapat diterapkan oleh petani untuk mengadopsi teknologi-teknologi yang diberikan oleh peneliti dengan tidak mengeluarkan biaya yang tinggi.

3. Berwawasan lingkungan, yaitu berusahatani dengan tidak merusak lingkungan dan menggunakan saprodi yang ramah lingkungan.

4. Spesifik lokal, yaitu memaksimalkan kearifan lokal (produk unggulan lokal) serta memotivasinya.

5. Usahatani yang berorientasi pada pasar, yaitu setiap petani harus mengetahui pasar mana yang akan dimasuki.

Kegiatan usaha yang dilakukan oleh Kelompok Tani Cibeureum Jempol diprioritaskan pada pengembangan produk dan usaha untuk mengenalkan dan memasarkan produk – produk beras organik. Kegiatan produksi pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol belum dilakukan secara optimal dikarenakan keterbatasan teknologi, sarana dan prasarana, lahan, ketersediaan air, sumberdaya serta sistem manajemen yang masih kurang terstruktur.

(46)

Jempol. Sedangkan faktor internal Kelompok Tani Cibeureum Jempol adalah sarana dan sumberdaya yang ada dalam kelompok tani tersebut secara langsung mempengaruhi perkembangan kemajuan usahanya.

2.7 konsep Manajemen Strategi

Setiap perusahaan atau organisasi akan selalu dihadapkan pada lingkungan yang selalu berubah dengan cepat setiap saat yang akan memberikan pengaruh positif ataupun negatif terhadap perkembangan perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus memiliki beberapa strategi untuk menghadapi segala perubahan tersebut, sehingga perubahan tersebut akan memberikan manfaat pada perkembangan perusahaan. Manajemen pada perusahaan atau organisasi pada dasranya dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan melalui pelaksanaan empat fungsi dasar yaitu : planning, organizing,

actuating, dan controlling dalam penggunaan sumberdaya perusahaan atau

organisasi.

Menurut J David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2004) Manajemen strategis merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang), implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan atau organisasi.

(47)

1. Penentuan misi perusahaan

Misi organisasi adalah tujuan atau alasan mengapa organisasi atau perusahaan tersebut berdiri.

2. Menentukan tujuan yang ingin dicapai

Tujuan adalah hasil akhir aktivitas perencanaan. Beberapa bidang dan tujuan yang perlu dibuat perusahaan diantaranya : profitabilitas (laba bersih), efisiensi biaya produksi, pertumbuhan usaha perrusahaan, kekayaan pemegang saham, penggunaan sumberdaya, reputasi perusahaan, kontribusi untuk karyawan, kontribusi untuk lingkungan, kondisi pasar, kondisi perkembangan teknologi, kelangsungan hidup perusahaan dan kebutuhan pribadi manajemen puncak.

3. Pengembangan strategi

Strategi perusahaan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya.

4. Penetapan pedoman kebijakan

Kebijakan merupakan pedoman perusahaan secara luas yang menghubungkan perumusan strategi dengan implementasi.

(48)

perusahaan untuk mengantisipasi segala kemungkinan dan memperoleh manfaat dalam pencapaian tujuan.

2.8 Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Kusumah (2004) mengenai Analisis Perbandingan Usahatani dan Pemasaran antara Padi Organik dan Padi An-Organik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor selatan). Penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang mengembangkan usahatani padi organik. Penelitian ini membandingkan usahatani padi organik dan an-organik. Pada kegiatan usahataninya, proses budidaya yang dilakukan oleh petani organik dan an-organik sama. Perbedaannya hanya pada waktu pembajakan. Input yang digunakan pada usahatani padi organik adalah benih, pupuk orgamik dan tenaga kerja, sedangkan pada usahatani padi an-organik adalah pupuk (Urea, TSP, KCL), pestisida, dan tenaga kerja. Jumlah benih yang digunakan oleh petani padi organik lebih sedikit dibandingkan dengan padi an-organik. Sedangkan untuk penggunaan pupuknya, petani padi organik menggunakan pupuk dalam jumlah yang lebih besar (1 ton/ha) dari padi an-organik, begitu pula dengan jumlah tenaga kerja (HOK) yang digunakannya.

(49)

hasil uji-z ternyata disimpulkan bahwa perubahan sistem usahatani yang dilakukan oleh petani padi di kelurahan Mulyaharja tidak berpengaruh nyata terhadap tingkat pendapatan petani.

Apabila dilihat dari imbangan penerimaan dan biaya (R/C rasio) diketahui bahwa R/C rasio atas biaya tunai yang diperoleh petani padi organik (1,95) lebih rendah dari R/C rasio yang diperoleh petani padi an-organik, yaitu 2,23. Hal ini berarti bahwa dari setiap 1 rupiah biaya yang dikeluarkan oleh petani padi organik hanya akan memberikan penerimaan sebesar Rp. 1,95 lebih rendah dari penerimaan yang diperoleh petani padi an-organik.

Dari sisi pemasarannya diketahui ternyata untuk pola pemasaran III dan IV padi organik jika dibandingkan dengan seluruh pola pemasaran padi an-organik diketahui ternyata nilai total marjin pemasarannya hampir sama dengan seluruh pola pemasaran padi an-organik. Untuk mengukur efisiensi pemasaran digunakan rasio biaya-keuntungan (п/C). Berdasarkan nilai rasio tersebut diketahui bahwa pola pemasaran padi organik lebih efisien bila dibandingkan dengan pola pemasaran padi an-organik. Adapun struktur pasar yang terbentuk untuk padi organik dan padi an-organik ini adalah sama yaitu pasar oligopsoni.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan : pendapatan atas biaya tunai yang diperoleh petani padi organik masih lebih rendah dibandingkan dengan petani padi an-organik. Sedangkan pendapatan atas biaya total petani padi organik lebih tinggi daripada petani an-organik. Dan dilihat dari efeisiensi pemasarannya maka pola pemasaran padi organik lebih efisien daripada padi an-organik.

(50)

Buncit Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil penelitian yang didasarkan pada EFE dan IFE, dimana total skor bobot hasil dari matriks EFE sebesar 2,81 dan matriks IFE sebesar 2,35 sehingga menempatkan LPS pada matriks V. Posisi ini menggambarkan posisi LPS pada respon unit-unit usaha yang ada terhadap faktor-faktor eksternal yang dihadapinya tergolong sedang.

Hasil dari matriks analisis SWOT diperoleh alternatif SO yaitu membantu proses sertifikasi kegiatan produk organik bagi petani binaan dan menjadi pengawas kegiatan pertanian organik petani dhuafa. Strategi ST yaitu meningkatkan mutu dan kemasan produk agar sulit dipalsukan. Strategi WO yaitu menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi produk. Strategi WT yaitu meningkatkan kualitas produksi beras organik dengan penambahan sarana dan prasarana yang mendukung.

Berdasarkan hasil matriks QSP diperoleh bahwa strategi menjalin kerjasama dengan kelompok tani sehat dan dinas pertanian daerah dalam sosialisasi dan promosi roduk merupakan strategi prioritas. Dengan nilai TAS terbesar yaitu 6,19.

Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan (2008) mengenai Analisis Usahatani Padi Ramah Lingkungan dan Padi An-Organik di kelurahan Situgede, kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan analisis pendapatan, diketahui bahwa penerimaan total untuk usahatani padi anorganik lebih besar dibandingkan penerimaan total usahatani padi ramah lingkungan. Hal ini disebabkan oleh produktivitas padi anorganik lebih tinggi.

(51)

yang dikeluarkan petani pemilik usahatani padi ramah lingkungan dapat menghasilkan tambahan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada penerimaan oleh petani pemilik usahatani an-organik. Untuk petani penggarap nilai R/C rasio atas biaya tunai dan nilai R/C rasio atas biaya total usahatani padi ramah lingkungan lebih besar daripada nilai R/C rasio atas biaya tunai dan nilai R/C rasio atas biaya total rasio atas biaya total usahatani an-organik artinya usahatani padi ramah lingkungan lebih layak daripada usahatani an-organik.

Untuk petani pemilik, nilai B/C rasio sebesar 1,132 artinya perubahan sistem usahatani yang dilakukan oleh petani pemilik memberikan tambahan manfaat yang lebih besar daripada tambahan biaya. Untuk petani penggarap nilai B/C rasio 0,801 artinya perubahan sistem usahatani yang dilakukan oleh petani penggarap memberikan tambahan manfaat yang lebih kecil daripada tambahan biaya sehingga perubahan usahatani yang dilakukan oleh petani penggarap akan memberikan kerugian apabila dilakukan. Dari dua faktor sensitivitas yang dianalisis, faktor penurunan harga beras lebih sensitif dibandingkan faktor kenaikan harga biaya tunai.

(52)

Perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut :

1. Kusumah (2004) : berbeda pada alat analisis yang digunakan. Sama-sama meneliti padi organik (padi ramah lingkungan)

2. Rohmiatin (2006) : berbeda tempat yang dijadikan studi kasusnya sehingga permasalahan juga berbeda. Sama-sama meneliti padi organik serta menggunakan alat yang sama.

3. Ridwan (2008) : berbeda alat analisis dan tempat yang dijadikan studi kasus penelitian. Sama-sama meneliti padi organik.

(53)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Lingkungan Organisasi

Lingkungan tempat organisasi itu berada, secara garis besar dibagi dalam dua kelompok yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal sifatnya berada dalam organisasi. Sedangkan lingkungan eksternal sifatnya berada diluar organisasi.

Lingkungan eksternal dapat dibagi dalam kelompok lingkungan makro yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi kinerja organisasi serta kelompok lingkungan industri atau persaingan bisnis yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap organisasi. Dengan mengetahui lingkungan internal dan lingkungan eksternal maka dapat dirumuskan bagaimana strategi manajemen yang dapat digunakan perusahaan untuk terus meningkatkan produksi dan memperluas usahanya.

3.1.2 Analisis Lingkungan Internal

(54)

Dalam menganalisis lingkungan internal ada beberapa unsur yang dianalisis, yaitu diantaranya :

1. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi perusahaan merupakan pola hubungan didalam perusahaan atau bentuk formal peraturan dan hubungan antar orang sehingga setiap pekerja dapat diarahkan dalam mencapai tujuan dan misi perusahaan. 2. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah sekumpulan kepercayaan, harapan dan nilai yang dipahami serta dilaksanakan oleh tiap-tiap anggota perusahaan dan akan membentuk perilaku orang-orang didalam perusahaan tersebut.

3. Sumberdaya Perusahaan

Sumberdaya perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan guna mendukung perkembangan perusahaan, diantaranya sumberdaya manusia, sumberdaya produksi, sumberdaya keuangan, pemasaran serta penelitian dan pengembangan.

3.1.3 Analisis Lingkungan Eksternal

Analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan para perencana strategi untuk memantau faktor lingkungan eksternal dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Dengan demikian perusahaan dapat memanfaatkan peluang dengan cara yang paling efektif dan dapat menangani ancaman dari luar. Lingkungan eksternal dibagi menjadi lingkungan makro dan lingkungan industri.

(55)

Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Lingkungan tersebut memberikan perusahaan peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Lingkungan eksternal makro terdiri atas faktor ekonomi, sosial budaya, politik dan kebijakan pemerintah, teknologi serta demografi.

Faktor Ekonomi

Keadaan ekonomi suatu negara akan mempengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana suatu perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Indikator kesehatan perekonomian suatu negara antara lain adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, defisit atau surplus perdagangan, ketersediaan kredit, pola konsumsi, tingkat tabungan pribadi dan bisnis serta produk domestik bruto. Misalnya jika terjadi inflasi di suatu negara maka akan berpengaruh kepada kenaikan harga-harga barang di pasar termasuk harga bahan pokok diantaranya beras sehingga akan mengancam penurunan permintaan terhadap produk perdagangan.

Faktor Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan

(56)

agen-agen), pencampuran etnis serta distribusi pendapatan. Melihat dinamisnya perubahan yang global mengikuti trend organik, bukan hanya secara domestik.

Faktor Politik dan Kebijakan Pemerintah

Arah dan stabilitas dari faktor politik merupakan pertimbangan utama dalam memformulasikan strategi perusahaan. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, perundangan gaji minimum, kebijakan polusi dan penetapan harga, batasan administratif serta banyak tindakan lain yang bertujuan untuk melindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan. Kebijakan pemerintah untuk memberi subsidi pada industri dan perusahaan tertentu akan mempengaruhi keberadaan industri atau perusahaan lain (David, 2004). Kebijakan pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu sehingga tindakan pemerintah dapat mempengaruhi pilihan strategi usaha.

Faktor Teknologi

Untuk menghindari keusangan dan meningkatkan inovasi suatu perusahaan maka harus disadari akan perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif dapat memiliki dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui pengembangan proses produksi dan pemasaran produk suatu perusahaan.

Pesaing

(57)

strategi itu menyediakan keunggulan bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Persaingan ini terjadi karena satu atau lebih pesaing melihat peluang untuk memperbaiki posisi. Intensitas persaingan cenderung meningkat kalau jumlah pesaing bertambah karena perusahaan yang bersaing menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan (David, 2004).

2. Lingkungan Industri

Dalam menganalisis suatu perusahaan, aspek persaingan industri dimana bisnis perusahaan berada menjadi hal yang sangat penting. Akibatnya, faktor- faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman pada perusahaan dan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan termasuk kondisi persaingan industri tersebut meliputi pendatang baru, produk pengganti, pembeli, pemasok dan pesaing seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Model Lima Kekuatan Porter Sumber : Kotler, 2002

Pendatang Baru Potensial (Ancamanmobilitas)

Pesaing-Pesaing Industri (Rival Segmen) Pemasok

(Kekuatan Pemasok)

Pengganti/Substitusi (Ancaman Substitusi)

(58)

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Proses manajemen strategi diawali dengan visi dan misi yang dibangun oleh Kelompok Tani Cibeureum Jempol. Selanjtnya, diidentifikasi faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi perkembangan Kelompok Tani Cibeureum Jempol. Pada tahap ini dilakukan analisis faktor eksternal dan internal untuk menetapkan strategi pengembangan kelompok tani agar dapat meningkatkan kinerja dan daya saingnya. Analisis lingkungan internal kelompok tani berguna untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki kelompok tani tersebut. Sedangkan analisis eksternal kelompok tani berguna untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi Kelompok Tani Cibeureum Jempol.

(59)

Hadirnya kelompok tani yang sejenis seperti Lemah Duhur dan Alam Lestari yang sama-sama mengembangkan usahatani beras organik merupakan kendala yang menuntut Kelompok Tani Cibeureum Jempol untuk dapat menentukan strategi pengembangan usaha yang tepat agar dapat bersaing dengan keadaan apapun. Untuk menetapkan strategi yang tepat bagi pengembangan usaha, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal khususnya kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang dimilikinya. Faktor internal ini terdiri dari struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan, dan sumberdaya perusahaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor ekonomi, sosial, politik, kebijakan pemerintah, teknologi, pendatang baru, pembeli, produk pengganti dan pesaing. Dari hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dapat diketahui apakah saat ini usaha dari Kelompok Tani Cibeureum Jempol memiliki potensi untuk dikembangkan dan terus bertahan di masa yang akan datang.

(60)

kekuatan dan ancaman, serta strategi penyesuaian kelemahan dan ancaman. Keempat alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks akan dipilih strategi yang terbaik untuk dapat diterapkan dalam manajemen Kelompok Tani Cibeureum Jempol dalam pengembangan usaha beras organik dengan analisis yang lebih objektif dengan intuisi yang baik dalam matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) dengan alat analisis ini nantinya dapat diketahui prioritas strategi yang akan diusahakan Kelompok Tani Cibeureum Jempol dilihat dari nilai/skor totalnya (Weighted Actractiveness Score/WAS).

(61)

Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional Visi dan Misi Kelompok Tani Cibeureum Jempol

Faktor Eksternal

Analisis Posisi Kelompok Tani Cibeureum Jempol dengan matriks Internal-Eksternal

Formulasi Strategi dengan matriks SWOT

Pemilihan Strategi Terbaik Untuk Kelompok Tani Cibeureum Jempol dengan matriks QSP

- Penurunan produksi beras organik - Penurunan penjualan

- Keterbatasan sarana dan prasarana - Keterbatasan pendidikan anggota dalam teknologi

- Semakin menyempitnya lahan produktif

Analisis Lingkungan Perusahaan

(62)

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelompok tani Cibeureum Jempol di Kelurahan

Muyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Penelitian di kelompok tani ini

sengaja dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa kelompok tani Cibeureum Jempol

ini merupakan salah satu kelompok tani di Kelurahan Mulyaharja yang tetap

berusahatani beras organik dari mulai hulu hingga hilir. Pengambilan data ini

dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2008.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan tiga orang responden yang terdiri dari

ketua kelompok tani, pesaing sekaligus rekanan kelompok tani Cibeureum Jempol, serta

pihak penyuluh yang merangkap agen pemasar ke swalayan-swalayan seperti Hero dan

Giant. Sejumlah responden dipilih berdasarkan tingkat pengaruhnya terhadap

perkembangan usaha kelompok tani Cibeureum Jempol. Data sekunder diperoleh dari

laporan-laporan lembaga yang erat kaitannya dengan produksi beras organik. Data

penunjang lainnya didapat dari situs internet, artikel majalah, surat kabar, dan

penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan pembanding. Data internal yang

dibutuhkan antara lain:

1) Gambaran Umum Kelompok Tani Cibeureum Jempol

Nama, sejarah, perkembangan dan keadaaan umum kelompok tani.

(63)

Nama pendiri dan jumlah anggota awal kelompok tani.

Kelengkapan untuk usaha pertanian secara organik

Struktur organisasi kelompok tani beserta tugas dan tanggungjawabnya

Tingkat keterampilan anggota kelompok tani serta karyawan

Tingkat pendidikan anggota kelompok tani serta karyawan

Jumlah anggota kelompok tani serta karyawan

Pelayanan yang diberikan kepada kelompok tani

Intensif yang diberikan untuk memotivasi karyawan

Pelatihan-pelatihan yang pernah dan sering diikuti.

2) Keuangan

Sumber dan jumlah modal awal kelompok tani Cibeureum Jempol.

Perkembangan modal hingga sekarang

Kondisi keuangan kelompok tani

Sistem manajemen keuangan kelompok tani

Biaya-biaya

3) Produksi dan Operasi

Proses produksi

Luas lahan

Sarana dan prsarana produksi on-farm dan off-farm

Bahan baku

Tenaga kerja

Kapasitas sarana dan prasarana

Perkembangan teknologi yang dimiliki

(64)

Kualitas produk yang dihasilkan

4) Pemasaran

Jenis produk yang dihasilkan beserta dengan harga pada masing-masing produk

yang dihasilkan

Jumlah penjualan produk setiap periode (perbulan atau pertahun)

Kemampuan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan mengenai pasar

Saluran distribusi

Daerah pemasaran

Strategi penetapan harga dan fleksibilitas penetapan harga

Promosi penjualan dan periklanan

Pengembangan produk-jasa atau pasar baru

Variasi kemasan

5) Penelitian dan Pengembangan

Intensitas pelaksanaan litbang

Inovasi teknologi

Pengembangan produk

Jumlah karyawan bagian litbang

Anggaran pelaksanaan litbang

Jenis data yang dikumpulkan untuk melakukan analisis faktor lingkungan

eksternal adalah :

1) Sosial, Budaya dan Demografi

Budaya daerah sekitar atas makanan pokok

Tanggung jawab sosial kelompok tani terhadap angggota dan masyarakat sekitar

(65)

Laju pertumbuhan penduduk

2) Ekonomi

Keadaan perekonomian secara umum

Tingkat pendapatan masyarakat

Perkembangan tingkat harga produk

Perkembangan tingkat bahan baku

3) Politik dan Kebijakan Pemerintah

Stabilitas politik dan keamanan

Perundang-undangan serta peraturan dalam perdagangan

Kebijakan pemerintah

4) Teknologi

Perkembangan teknologi produksi

Perkembangan teknologi informasi

Biaya aplikasi teknologi

5) Pelanggan

Loyalitas pelanggan terhadap produk perusahaan

Harga yang diterima pelanggan

Kualitas produk yang dibeli pelanggan

Kekuatan tawar menawar pelanggan

6) Pesaing

Adanya produk substitusi

Jumlah pesaing

Kekuatan pesaing

(66)

Sasaran dan strategi pesaing

7) Pemasok

Jumlah pemasok

Kemampuan pemasok memenuhi bahan baku

Keberadaan pemasok lain

Kekuatan tawar menawar pemasok

Lokasi pemasok

Bentuk kerjasama

4.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Perumusan alternatif strategi bagi Kelompok Tani Cibeureum Jempol dilakukan

dengan menggunakan matriks. Proses perumusan alternatif strategi melalui tiga tahap

yaitu : 1) Tahap pengumpulan data (Input Stage); 2) Tahap analisis (Matching Stage);

dan 3) Tahap pengambilan keputusan (Decision Stage).

4.3.1 Proses Perumusan Alternatif Strategi

1. Tahap Pengumpulan Data

Tahap ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi

juga merupakan suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analsis. Pada tahap ini data

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal. Penjelasan

mengenai data eksternal dan internal telah disebutkan pada bab kerangka pemikiran.

Dimana hal pertama yang dilakukan dalam tahap ini adalah menetapkan visi, misi dan

tujuan organisasi, selanjutnya dilakukan identifikasi data internal dan eksternal

(67)

Data eksternal dan internal organisasi yang teridentifikasi akan dirangkum dalam

suatu matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation(IFE)

dimana data-data tersebut merupakan faktor strategis. Matriks EFE digunakan untuk

mengetahui peluang terbesar dan terkecil yang dimiliki perusahaan dan ancaman

terbesar maupun ancaman yang tidak mempengaruhi perusahaan, sedangkan matriks

IFE digunakan untuk mengetahui kekuatan paling besar dan terkecil yang dimiliki

maupun kelemahan terbesar dan terkecil yang dimiliki prusahaan. Setelah diketahui

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada perusahaan maka kita dapat

mengetahui bagaimana efektivitas strategi yang dilakukan oleh perusahaan selama ini

juga dapat menentukan strategi yang dapat memanfaatkan faktor internal dan eksternal

yang ada sehingga dapat lebih meningkatkan usaha.

2. Tahap Analisis

Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh terhadap kelangsungan

perusahaan, tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam

model-model kuantitatif untuk menganalsis perumusan strategi. Model-model yang

dapat digunakan sebagai alat analisis adalah matriks SWOT (Strength, Weakness,

Opportunities, Threats) (David, 2004).

Matriks SWOT merupakan alat analisis penting yang dapat membantu manajer

dalam mengembangkan empat macam strategi, yaitu strategi kekuatan-peluang (S-O

strategies), strategi kelemahan-peluang (W-O strategies), strategi kelemahan-ancaman

(W-T strategies) dan strategi kekuatan-ancaman (S-T strategies). Masing-masing strategi

(68)

a. Strategi S-O, startegi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

b. Strategi S-T, strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan

untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi W-O, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi W-T, strategi ini berdasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

3. Tahap Pengambilan Keputusan

Tahap terakhir adalah tahap pengambilan keputusan. Setelah berhasil

mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus mampu mengevaluasi

dan kemudian memilih strategi terbaik, yang paling cocok dengan kondisi internal

perusahaan serta lingkungan eksternal. Untuk itu alat analisis yang dapat digunakan

adalah Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

4.3.2 Matrix IFE dan EFE

Menurut David (2004) tahapan dalam membuat matriks IFE/EFE adalah sebagai

berikut :

1) Tuliskan daftar semua kelemahan, kekuatan, peluang dan ancaman suatu

organisasi. Peluang dan kekuatan didaftar terlebih dahulu baru kemudian ancaman

dan kelemahan dari organisasi. Daftar dibuat secara rinci pada kolom pertama.

2) Berikan bobot terhadap daftar yang telah dibuat untuk menunjukkan relatif tingkat

Gambar

Tabel 1. Proyeksi Luas Lahan, Produktivitas, Produksi dan Pertumbuhan
Tabel 2. Perkembangan Kelompok Tani, Luas Lahan dan Produksi Beras
Tabel  3. Total Penjualan Beras Organik Setiap Bulan pada Tahun 2007-2008      Pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol Mulyaharja-Bogor Selatan
Tabel 4. Luasan Lahan Pertanian Oganik di Kawasan Asia Tahun 2004
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Factor Evaluation) , matriks Strenght- Weakness-

Matriks IFE dan EFE untuk menganalisis faktor interna dan eksternal, Matriks SWOT dan IE digunakan untuk menentukan alternatif strategi pengembangan Restoran Big

Dalam perumusan ini memiliki tahapan yaitu Matrik (Internal Faktor Evaluasi (IFE) untuk menganalisis lingkungan internal perusahaan dan Eksternal Faktor Evaluasi (EFE)

Teknik pengolahan dan analisis data menggunakan spider web untuk analisis gap, matriks IFE (Internal Factor Evaluation), matriks EFE (External Factor Evaluation),

Setelah mengetahui total skor bobot dari faktor internal (skor matriks IFE) dan total skor bobot faktor eksternal (skor matriks EFE), maka dengan menggunakan matriks IE akan

Data yang berhasil dihimpun dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE), External Factor Evaluation (EFE),

Matrik Analisis SWOT IFAS Strengths S Menentukan faktor kekuatan internal Weaknesses W Menentukan faktor kelemahan internal EFAS Oppurtunities O Strategi SO Strategi WO Menentukan

Matrik SWOT Galangan Kapal Rakyat di Kabupaten Lamongan IFAS EFAS STRENGTHS S 2,20 Faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESSES W 0,65 Faktor-faktor kelemahan internal