Penelitian ini bertujuan untuk memetakan profil investasi dan perkembangan usaha kecil/menengah (UKM) galangan kapal rakyat di Jawa Timur. Alternatif strategi pengembangan UKM galangan kapal komunitas terdiri dari strategi jangka pendek (ST), strategi jangka menengah (WT, SO) dan strategi jangka panjang (WO).
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Subjek penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Balitbangda Jawa Timur (Aruan, 2005), Santosa (2006) dan Baso (2007). Dari segi potensi, pokok bahasan penelitian ini sangat relevan dengan kebutuhan Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk terus meningkatkan peran usaha kecil dan menengah dalam galangan kapal masyarakat dalam mendukung peningkatan penangkapan ikan. hasil tangkapan khususnya di perairan Selat Bali dan pesisir selatan Jawa Timur.
DEFINISI JUDUL
Dalam upaya pengembangan UKM galangan kapal komunitas di Jawa Timur agar berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian daerah dan nasional, maka diperlukan kajian khusus untuk memperoleh informasi status UKM galangan kapal komunitas sebagai landasan kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pemerintah. Galangan kapal umum diartikan sebagai tempat dilakukannya pekerjaan yang berhubungan dengan pelayaran dan mempunyai front perairan.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Penentuan letak kabupaten di pesisir Jawa Timur didasarkan pada survei forum kuno yang membagi kontribusi koridor perekonomian di Jawa Timur menjadi 4 koridor yaitu: Utara Selatan, Barat Daya, Timur dan Utara. 1-7 Penelitian dan manfaat penelitian baik secara teoritis akademis maupun praktis secara manajerial diperoleh dari hasil penelitian Model Pengembangan UKM Galangan Kapal Rakyat di Jawa Timur.
TINJAUAN PUSTAKA
POTRET INDUSTRI NASIONAL
Pertama, memberikan Kredit Usaha Kecil (KUK), atau bagi yang bergerak di bidang pertanian mendapatkan Kredit Usaha Pertanian (KUT). Persoalan peraturan yang melindungi pengusaha kecil menjadi penting, karena usaha kecil secara ekonomi termasuk dalam kelompok ekonomi lemah.
GALANGAN KAPAL RAKYAT
- Fasilitas Galangan Kapal
 
2-10 Berdasarkan hasil penelitian Azhar (2004) mengenai dampak krisis ekonomi dan politik terhadap industri perkapalan di Indonesia, ditemukan bahwa faktor yang memberikan dampak dominan terhadap industri perkapalan adalah melemahnya nilai tukar rupiah. terhadap dolar, tingginya suku bunga perbankan, tingginya tingkat inflasi, naiknya harga material, naiknya harga sewa peralatan, naiknya biaya transportasi, bermasalahnya keuangan pemilik proyek, dan upah minimum regional. Lokasi galangan kapal kayu pada umumnya terletak di wilayah perairan, baik di sepanjang pantai, selat, teluk atau sungai, serta mempunyai kedalaman yang luas dengan perairan yang cukup.
PROSES HIRARKI ANALITIK
- Bentuk Hirarki
 - Matriks Perbandingan
 - Kemantapan (Consistency)
 
Rasio konsistensi (CR) dapat diterima jika nilainya sekitar 10% atau kurang, dan dalam beberapa kasus 20% dapat diterima, namun tidak boleh lebih. Nilai max adalah jumlah elemen kolom pertama dikalikan vektor prioritas pertama, banyaknya elemen kolom kedua dikalikan prioritas kedua, dan banyaknya elemen kolom ke-n dikali prioritas ke-n yang dinormalisasi.
ANALISIS SWOT (STRENGTHS, WEAKNESSES, OPPORTUNITIES, THREATS) (Rangkuti, 2005)
- Cara Membuat Analisis SWOT
 - Tahapan Perencanaan Strategis
 
Hitung peringkat (di kolom 3) untuk setiap faktor untuk memberikan skala awal dari 4 (belum terselesaikan) hingga 1 (lemah) berdasarkan dampak faktor tersebut terhadap keadaan perusahaan yang bersangkutan. Setelah manajer strategis menyelesaikan analisis faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor strategis eksternal (kekuatan dan kelemahan).
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
TUJUAN PENELITIAN
MANFAAT PENELITIAN
- Manfaat Teoritis/Akademik
 - Manfaat Praktis/Manajerial
 
3-2 Prioritas pembangunan dan rekomendasi strategi pengembangan usaha kecil dan menengah bidang perkapalan di Jawa Timur, pemerintah sebagai pengambil kebijakan dapat merumuskan program yang berpihak pada usaha kecil dan menengah. Bagi investor dan masyarakat nelayan di Jawa Timur dapat menjadi referensi dalam mengembangkan UKM Galangan Kapal Rakyat di Jawa Timur agar lebih efektif dan efisien.
METODE PENELITIAN
- DESAIN PENELITIAN
 - JENIS DATA DAN VARIABEL
 - RESPONDEN
 - ALAT PENGUMPULAN DATA
 - Metode SWOT 1. Tahap Pengumpulan Data
 - Metode AHP
 
Data tersebut terdiri dari: potensi perikanan lestari, kapasitas produksi, jumlah dan prakiraan armada penangkapan ikan, biaya investasi dan tenaga kerja pada galangan kapal rakyat di Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Trenggalek. Dalam penelitian ini digunakan variabel ordinal untuk mewakili derajat intensitas kepentingan dari perbandingan antar elemen pada setiap tingkatan model hierarki mengenai kebijakan makro, sektoral, potensi, permasalahan, saran, analisis internal dan eksternal dalam pengembangan usaha kecil dan menengah. perusahaan galangan kapal skala menengah. . Responden kuesioner dalam penentuan bobot adalah pemerintah sebagai pengambil kebijakan, UKM pemilik galangan kapal rakyat dan kelompok nelayan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh UKM galangan kapal komunitas yang dibedakan berdasarkan kategori jumlah tenaga kerja, besaran investasi dan lapangan usaha. Untuk mengetahui profil investasi dan perkembangan usaha kecil/menengah (UKM) galangan kapal rakyat di Jawa Timur, diperlukan analisis deskriptif kuantitatif dan menggambarkannya dalam bentuk diagram yang mudah dipahami. Metode SWOT digunakan untuk mengetahui potensi pengembangan dengan menganalisis faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi investasi pada UKM galangan kapal komunitas di Jawa Timur.
Hasil dari analisis sensitivitas adalah persentase prioritas masing-masing aktor dan alternatif yang mempunyai bobot tertinggi yang dipilih sebagai prioritas pengembangan UKM komunitas galangan kapal di Jawa Timur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
KABUPATEN LAMONGAN 1. Kondisi Umum
- Potensi Maritim
 - Potensi Maritim
 - Potensi SDM, Sarana dan Prasarana Perikanan dan Kelautan 1. Jumlah Nelayan
 
Pegawai tetap pada umumnya diambil dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) yang ada di Lamongan, hal ini dikarenakan pengoperasian mesin bengkel memerlukan keahlian dan pemahaman. Sedangkan perkembangan jumlah produksi kapal di Lamongan dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Karena fasilitas yang dimiliki seluruh galangan kapal di Lamongan pada umumnya hampir sama, maka perbedaan kemampuan dan ketangkasan proses perbaikan di galangan kapal sangat ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Bahan baku kayu yang diperoleh pekarangan di Lamongan diperoleh dari Dinas Kehutanan Kabupaten Lamongan dan beberapa supplier di daerah tersebut, namun ada juga beberapa galangan kapal yang memperoleh kayu dari luar Lamongan yaitu dari daerah Tuban, Kalimantan dan Sumatera, yaitu . Dari tabel di atas, rata-rata armada kapal ikan yang beroperasi di Lamongan per tahun adalah 5004 unit. Di Lamongan banyak terdapat industri pengolahan ikan, mulai dari pengeringan, penggaraman, pengasapan, dan lain-lain.
Produksi ikan hasil tangkapan menurut Dinas Perikanan, Kelautan dan Peternakan Daerah Lamongan berdasarkan Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI) dari tahun 2005 sampai dengan bulan Februari 2008 di Lamongan adalah. Hal ini menandakan bahwa sumber daya perikanan laut di wilayah Lamongan belum dapat dikelola secara optimal. Dari kondisi potensi sumber daya lokal yang ada, maka elemen klaster industri maritim di Lamongan dapat diciptakan dengan skema sebagai berikut.
KABUPATEN BANYUWANGI
- Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Dan Kelautan Serta Pengelolaannya
 
Potensi sumber daya perikanan laut di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari potensi sumber daya perikanan di Selat Bali dan Samudera Indonesia beserta tingkat pemanfaatannya. Selat Bali yang luasnya ± 960 mil persegi dengan potensi lestari maksimum 46.400 ton/tahun dengan basis utama Muncar sangat potensial karena sumber daya perikanan utamanya adalah kukang dengan potensi tangkapan lestari maksimum 25.256 ton/tahun. ikan lemur. sedangkan produksi perikanannya ton/tahun sehingga pemanfaatannya mencapai 103,44% dan tergolong sangat padat penangkapannya. Potensi tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan di perairan laut Indonesia berdasarkan penangkapan ikan di Grajagan, Pancer, Rajegwesi dan Lampon, sedangkan produksi penangkapannya sebesar 1.364.724 kg sehingga tingkat pemanfaatannya hanya mencapai  0,068% sehingga sangat diperlukan peningkatan lebih lanjut.
Pemanfaatan perairan umum sebagai sumber daya perikanan pada umumnya dilakukan melalui penangkapan ikan dan budidaya. Pemanfaatan potensi sumber daya perikanan di perairan umum Kabupaten Banyuwangi masih tergolong rendah dengan jumlah alat tangkap yang digunakan sebanyak 676 unit dan melibatkan 1.386 orang nelayan. Pada tahun 2005 produksi perikanan hasil penangkapan ikan di Kabupaten Banyuwangi sebesar Kg, dibandingkan dengan produksi perikanan tahun 2004 sebesar Kg, maka produksi perikanan tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 35,02.
5-47 Dari uraian di atas terlihat bahwa pada kurun waktu tahun 2005, produksi perikanan laut yang berasal dari penangkapan ikan di laut masih memberikan porsi terbesar yaitu sekitar 83,55% dari total produksi perikanan, hal ini didukung oleh adanya potensi sumber daya perikanan laut yang cukup memadai, khususnya di perairan Samudera Indonesia, sedangkan overfishing terjadi di Selat Bali, perkembangan produksinya dapat dilihat pada Tabel 5.22.
KABUPATEN TRENGGALEK
- Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Trenggalek
 - Frekuensi Kunjungan Kapal
 - Kegiatan Usaha Perikanan
 - Nelayan
 - Metode SWOT 1. Tahap Pengumpulan Data
 - Analisa Sensitifitas
 
Pengembangan model pemilihan alternatif strategis bagi pengembangan usaha galangan kapal kecil dan menengah berdasarkan metode AHP terdiri dari tiga tingkatan. 5-70 merupakan pemilihan alternatif strategis pengembangan UKM galangan kapal komunitas yang sesuai dengan kriteria sosial budaya, ekonomi, dan teknologi. Tingkatan ini merupakan kriteria yang relevan untuk pemilihan alternatif strategis bagi pengembangan usaha galangan kapal kecil dan menengah di masyarakat, dan didasarkan pada hasil survei berbagai literatur.
Model yang dikembangkan untuk alternatif strategis pengembangan UKM di Galangan Kapal Rakyat ditunjukkan pada Gambar 5.9 yang terdiri dari tiga tingkatan (hierarki). Tingkat pertama (fokus/T1) merupakan tujuan yang ingin dicapai yaitu pemilihan alternatif strategis bagi pengembangan UKM galangan kapal di masyarakat. Tingkat kedua (kriteria/T2) merupakan kriteria yang relevan dengan pemilihan alternatif strategis bagi pengembangan UKM galangan kapal di masyarakat.
Studi lapangan dengan melakukan audiensi dan kuisioner pada lokasi-lokasi yang berkompeten dalam memilih alternatif strategi pengembangan UKM galangan kapal rakyat. Dalam studi lapangan ini, responden (aktor) yang ahli dan mempunyai kompetensi di bidangnya memilih strategi pengembangan UKM galangan kapal rakyat. galangan kapal Jumlah responden yang diambil dari setiap klien yang diwakili oleh lembaga yang dianggap profesional dan kompeten di bidangnya. Pemilihan strategi pengembangan UKM galangan kapal komunitas dilakukan dengan menggunakan Expert Choice Version 9.0, dan hasil perhitungan evaluasi berpasangan menghasilkan prioritas lokal dan rasio inkonsistensi pada masing-masing kelompok pembanding. Tingkatan ini merupakan maksud/tujuan yang ingin dicapai yaitu strategi pengembangan usaha kecil dan menengah komunitas perkapalan di Jawa Timur dengan memperhatikan kriteria sosial budaya, ekonomi, politik dan ekologi-teknologi.
PEMBAHASAN
Melakukan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman investasi dan pengembangan UKM galangan kapal komunitas di Jawa Timur. Melakukan analisis AHP untuk menentukan sektor prioritas pengembangan dan memberikan rekomendasi strategi pengembangan UKM komunitas galangan kapal di Jawa Timur. Profil investasi UKM Karya Rakyat dengan lokasi penelitian di empat kabupaten/kota yaitu Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Trenggalek.
Analisis AHP dalam menentukan sektor prioritas pengembangan dan memberikan rekomendasi strategi pengembangan usaha galangan kapal kecil dan menengah di Jawa Timur. Analisis dilakukan dengan membuat model hierarki untuk memilih alternatif strategis bagi pengembangan usaha galangan kapal kecil dan menengah (SO, WO, ST dan WT). Model hierarki ini dapat dijadikan acuan dalam memilih strategi pengembangan usaha perkapalan kecil dan menengah di masyarakat secara terpadu dan komprehensif.
Pengembangan galangan kapal rakyat di Jawa Timur akan difokuskan di Kabupaten Lamongan yang merupakan salah satu pilot project Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia (Industri di Republik Indonesia, 2007).
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
SARAN
Pembentukan kelompok UKM galangan kapal komunitas di Jawa Timur sebaiknya dilakukan agar potensi masing-masing daerah dapat bersinergi. Khusus untuk Kabupaten Lamongan yang merupakan salah satu pilot project kawasan ekonomi khusus (KEK), industri perkapalan di Indonesia harus segera diwujudkan, sehingga industri perkapalan tradisional dapat meningkatkan keterampilan, kapasitas dan kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
6-4 Naamin, N, dkk, 1998, dalam Rosana, Nurul, Viv Djanat P, 2004, Potensi Sebaran Sumber Daya Ikan Laut di Perairan Indonesia, Komnas Kajian Stok Sumber Daya Ikan LIPI, Jakarta. Rosana, N, Viv Djanat, P, 2004, Analisis Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan di Jawa Timur Bagian Selatan, Majalah Neptune Artikel Vol 10 No 2, Januari, Penerbit, Lembaga Penelitian Universitas Hang Tuah, Surabaya. Sandjaja, I.E, Rizal, Nandiko, 2008, Konsep Upaya Efektif Membangun Armada Perikanan Lokal, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Produksi dan Manajemen Perkapalan di Indonesia, Kampus ITATS Surabaya, 10 Desember.
Strategi Investasi Pengadaan Kapal Perikanan Untuk Menunjang Kebutuhan Armada Kapal Perikanan Nasional, Tesis Magister Teknik Manufaktur dan Material Kelautan, ITS Surabaya. Identifikasi kesenjangan dan titik kritis dalam transfer dan pengelolaan teknologi dalam pemberdayaan masyarakat nelayan Klungkung Bali melalui aspek usaha mandiri.