• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

5) Penelitian dan Pengembangan Intensitas pelaksanaan litbang

5.5 Kegiatan Pemasaran Kelompok Tani Cibeureum Jempol

6.1.1 Sumber Daya Manusia

Kelompok tani Cibeureum Jempol terdiri dari seorang ketua sekaligus pendiri yaitu Bapak Amin. Tugas dari Bapak Amin ini selaku ketua diantaranya membina petani anggota, mengajak petani untuk tetap bersemangat memproduksi beras organik, memantau harga pasar serta memberdayakan pupuk organik subsidi agar dapat digunakan oleh petani anggota yang memerlukan. Bapak Amin dibantu oleh sekretaris yaitu bapak Mulyadi dan bendahara yang tidak lain adalah istrinya sendiri yaitu Ibu Acih.

Kelompok tani Cibeureum Jempol terdiri dari beberapa seksi diantaranya humas, pembelian, saprodi, pengolahan hasil dan panen (PH/P) serta bagian

pemasaran. Kelompok tani ini memiliki 40 anggota. Berdasarkan status kepemilikan lahan, petani anggota tersebut terdiri atas empat orang petani pemilik lahan dan 36 orang petani penggarap lahan. Sedangkan jumlah karyawan yang dipekerjakan Bapak Amin di tempat penggilingan sejumlah lima orang dengan satu orang mandor yang berasal dari Sukabumi dan empat orang karyawan biasa yang berasal dari Mulyaharja. Keempat karyawan tersebut bertugas menjemur, menggiling, memoles hingga mengemas beras organik.

Karyawan dan petani anggota kelompok tani Cibeureum Jempol direkruit tanpa melalui test tetapi hanya didasarkan pada kepercayaan Bapak Amin terhadap mereka yang benar-benar mau bergabung dan memajukan agribisnis beras organik di Mulyaharja. Sistem kerja di kelompok tani Mulyaharja ini adalah sistem padat karya, sehingga keharmonisan didalamnya sangat diperlukan dalam proses kerjanya. Keharmonisan tersebut dicapai dengan adanya suasana akrab dan kekeluargaan yang sampai saat ini masih dijadikan budaya kerja pada kelompok tani Cibeureum Jempol ini.

6.1.2 Keuangan

Keuangan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam setiap usaha, begitu juga bagi kelompok tani Cibeureum Jempol. Modal awal kelompok tani Cibeureum Jempol berasal dari milik Bapak Amin selaku pendiri yaitu sebesar Rp. 4,5 juta. Dengan modal tersebut Bapak Amin membeli mesin giling dengan kapasitas tiga ton perhari. Mesin giling ini diperuntukkan membantu petani anggota agar para petani tidak kasulitan menggiling gabah kering mereka dengan biaya yang murah.

Dalam perkembangannya, Bapak Amin melihat kelompok tani ini semakin maju dengan semangat petani anggota yang tinggi. Kondisi tersebut mendorong pak Amin untuk ingin menambah modal usahanya. Untuk itu, pak Amin meminta bantuan Dinas Pertanian kota Bogor agar memberi pinjaman dana. Pada tahun 2005 permohonan dikabulkan dan modal bertambah Rp. 90 juta. Dana ini berasal dari dana tuna jual dan dikembalikan dengan cara diangsur sebanyak enam kali sebesar Rp. 15 juta per angsuran. Modal tambahan tersebut dibelikan kelengkapan sarana dan prasarana produksi.

Pada sistem keuangannya, kelompok tani ini masih digunakan sistem keuangan yang sederhana. Kelompok tani ini tidak memiliki komputer untuk mendukung sistem pencatatannya, sehingga hanya digunakan buku dan pensil biasa saja. Sedangkan untuk perhitungannya hanya digunakan kalkulator biasa saja.

6.1.3 Produksi dan Operasi

Kelompok tani Cibeureum Jempol, memiliki kelompok tani yang terdiri dari petani penggarap dan petani pemilik sekaligus penggarap. Kelompok tani ini mempunyai teknologi penggilingan yang ditempatkan di sekretariat kelompok tani ini. Pada kegiatan proses produksi di kelompok tani Cibeureum Jempol ini, dimulai pada saat para petani panen dari lahan yang digarapnya. Panen dilaksanakan tepat waktu sesuai umur tanaman dengan alat yang digunakan berupa sabit gerigi. Setelah panen, para petani menjual padi mereka ke kelompok tani dengan harga Rp 1.700 perkilogram untuk gabah basah dan Rp 2.500 untuk padi kering yaitu pada kadar 18-21 persen.

Setelah itu, padi para petani tersebut diproses lebih lanjut di kelompok tani mulai dari penjemuran, penggilingan hingga pengemasan. Setelah gabah padi tersebut di beli oleh kelompok tani, Bapak Amin menjemur kembali gabah tersebut hingga kadar airnya sebesar 14 persen dan layak untuk digiling dan diayak hingga terkumpul beras organik yang cukup berkualitas. Beras organik kelompok tani Cibeureum Jempol memiliki kualitas grade A seperti beras organik yang dihasilkan di daerah Cianjur, sehingga apabila terjadi kelebihan permintaan maka untuk menutupinya diambil dari kelompok tani beras organik di daerah Cianjur.

Tahap selanjutnya adalah pengemasan dengan menggunakan mesin sederhana. Bentuk kemasan yang digunakan kelompok tani ini adalah plastik dengan ukuran 5 kilogram serta karung yang berisi 20 kilogram. Untuk menutup kemasan dalam bentuk plastik digunakan mesin pres, sedangkan untuk kemasan dalam karung penutupannya dilakukan dengan cara menjahit karung tersebut. Untuk konsumen eceran juga disediakan beras organik kiloan, yang disimpan diatas baskom (wadah yang lebih besar dan lebar ukurannya daripada ember).

Untuk mendukung kegiatan petani on-farm kelompok tani cibeureum jempol melakukan penelitian terlebih dahulu terhadap bibit unggul yang akan dikembangkan dan diproduksi oleh petani anggota tersebut. Bibit yang dikembangkan adalah bibit yang berasal dari saran pemerintah (Dinas Agribisnis Bogor). Setelah diketahui bahwa bibit tersebut layak untuk dikembangkan maka bibit tersebut dijual kepada petani anggota dengan harga yang relatif murah. Kelompok tani juga menyediakan pupuk organik yang diproduksi sendiri oleh ketua kelompok tani yaitu bapak Amin. Hal ini juga guna membantu petani

anggota dalam proses budidaya beras organik. Selain itu, kelompok tani Cibeureum Jempol juga mengusahakan meminjamkan sarana produksi seperti apabila ada petani anggota yang membutuhkan traktor ataupun kerbau untuk proses pengolahan lahan.

6.1.4 Pemasaran

Pemasaran merupakan kegiatan distribusi produk dari tangan produsen ke tangan konsumen. Pada proses pemasaran ini ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Produk yang dihasilkan kelompok tani ini yaitu beras organik dengan harga Rp 6.500-12.000 per kg. hanya saja kelompok tani ini juga tidak menutup kemungkinan untuk menerima produk dari non anggota untuk membantu menjual produk mereka ke konsumen akhir. Sehingga kelompok tani ini juga menjual biasa dan beras sayur. Untuk memanfaatkan limbah beras organik ini, kelompok petani Cibeureum Jempol juga menjual sekam ke peternak tikus dan tanaman hias. Adapun produk yang dijual kelompok tani ini meliputi :

Beras organik IR maupun jepang dikemas dalam plastik dan karung bermerk Unggul Jaya. Adapun ukuran dari beras organik dengan kemasan plastik yaitu 5 kg dan pada karung berukuran 20 kg dengan harga Rp 6.500 per kg dan beras organik jepang dengan harga Rp 12.000 per kg. Beras jepang ini baru mulai diteliti dan ternyata tingkat produktifitasnya lebih besar dengan selisih sekitar 3 kg per hektar dibandingkan dengan beras organik IR.

Beras merah yang dijual dengan harga Rp 7.500 perkilogramnya dengan mengunakan kemasan plastik kapasitas lima kilogram.

Beras biasa dijual dengan harga Rp. 5.000 tanpa diberi kemasan khusus dan merk

Beras sayur dijual dengan harga Rp. 4.500 - 4.800 perkilogram yang dijual tanpa kemasan.

Sistem penetapan harga didasarkan pada harga pasar sehingga produk yang dihasilkan kelompok tani ini dapat bersaing dengan sehat dengan produk yang ada di pasar. Saluran distribusi kelompok tani ini pendek karena dari kelompok tani langsung ke swalayan kemudian ke konsumen akhir atau dari kelompok tani langsung ke konsumen akhir. Saluran distribusi dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Saluran Distribusi Produk Pada Kelompok Tani Cibeureum Jempol

Alat distribusi yang digunakan untuk penjualan dalam jumlah besar dengan jarak yang agak jauh berupa mobil bak. Mobil bak tersebut merupakan keuntungan dari hasil penjualan sekam. Dalam kegiatan ini pak Amin terlibat langsung membantu bagian pemasaran.

Kegiatan promosi yang dilkukan oleh kelompok tani ini dalam mengembangkan penjualan produknya berupa diikutinya pameran–pameran baik

Petani Kelompok tani Cibeureum

Jempol

Konsumen akhir : penikmat organik, dokter-dokter, dinas kesehatan, dosen IPB dan karyawan dinas pertanian kota Bogor

Swalayan, took-toko kecil : Giant, Carefour, PT. Amico, PT. Shafira, Nursery Tajur

yang bersifat rutin satu bulan sekali di Dinas Agribisnis Bogor serta pameran- pamera umum biasa yang berbasis agribisnis. Selain itu, kelompok tani ini juga melakukan promosi dengan membagikan brosur serta dari mulut ke mulut melalui para konsumennya.

Dokumen terkait