• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE

3.7 Analisis Data

Data kualitas perairan yang meliputi suhu, salinitas, kecerahan, arus, phospat, nitrat, nitrit, silikat, amonium, oksigen terlarut (DO), pH, dan sedimen dianalisis secara ekologis deskriptif. Penghitungan luas koloni karang rekrut dengan software ImageJ 1,42q dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. foto koloni yang akan dihitung luasnya dibuka dari software ImageJ; 2. menentukan panjang skala yang diketahui dari penggaris referensi

(Gambar 10);

3. melingkari batas tepi koloni karang dengan Freehand selections atau Polygon selections pada Tool Bar, kemudian menuliskan nama koloni dan mengukur uas dengan memilih Plugins, Analyze, kemudian Measure And Set Label.

4. Hasil pengukuran akan ditampilkan pada Results secara otomatis (Gambar 11).

Gambar 10 Contoh tampilan penentuan skala pada software ImageJ.

Gambar 11 Contoh tampilan hasil pengukuran luas dengan software ImageJ. Data koloni karang rekrut kemudian diolah dengan menghitung:

Persen tutupan karang batu hidup digunakan sebagai acuan dalam menentukan kondisi terumbu karang, karena karang batu merupakan unsur paling dominan di dalam ekosistem terumbu karang (Sukarno 1995). Persen tutupan karang pada permukaan terumbu buatan dihitung dengan membandingkan luas tutupan karang hidup dengan luas permukaan bagian luar terumbu buatan. Persen tutupan karang hidup ditentukan dengan rumus (modifikasi dari English et al. 1997):

Keterangan:

Tk = Persen tutupan koloni karang hidup (%) A = Luas total jenis/genus karang hidup (cm2) B = Luas total permukaan luar terumbu buatan (cm2)

Persen tutupan substrat dasar di terumbu karang alami disekitar terumbu buatan dihitung dengan membandingkan luas total kategori substrat dasar dengan luas transek kuadrat (modifikasi dari English et al. 1997):

Keterangan:

Ts = Persen tutupan substrat dasar kategori ke-i (%) li = Luas total substrat dasar kategori ke-i (cm2) L = Luas total transek kuadrat (cm2)

2) Kepadatan koloni karang rekrut

Kepadatan karang di terumbu buatan diperoleh dari penghitungan koloni karang hidup pada permukaan luar terumbu buatan di setiap unit sampel dengan rumus (modifikasi dari English et al. 1997):

Keterangan:

N = Kepadatan karang rekrut (koloni/cm2) ni = jumlah koloni karang genus ke-i

A = luas permukaan luar terumbu buatan (cm2) 3) Indeks mortalitas karang (IMK)

Nilai indeks mortalitas karang pada terumbu buatan dan terumbu karang alami dihitung dari persen tutupan karang mati dibagi dengan persentase karang hidup (modifikasi dari Gomez & Yap 1988, in Madduppa 2006):

Keterangan:

IMK = Indeks mortalitas karang

Am = Persentase karang mati dan patahan karang A = Persentase karang hidup

4) Kelimpahan ikan

Kelimpahan ikan di terumbu buatan dan terumbu karang alami diperoleh dari pendataan dengan visual sensus. Kelimpahan ikan di terumbu buatan dihitung dalam radius 1 meter dari terumbu buatan dengan dimensi panjang 3 meter, lebar 3 meter (3 x 3 = 9 m2). Untuk kelimpahan ikan di terumbu karang alami dihitung sepanjang garis transek 50 meter dengan lebar 2,5 meter di sebelah kanan dan kiri transek (50 x 5 = 250 m2). Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut (English et al. 1997):

Keterangan :

N = Kelimpahan (individu/m2) ni = Jumlah individu ikan jenis ke-i A = Luas area sensus ikan 5) Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)

Dihitung menurut rumus indeks Shannon-Wienner (Odum 1993):

Keterangan: H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner ni = jumlah individu karang jenis ke-i

N = jumlah total individu seluruh jenis

Untuk organisme bentik, digunakan log2 pi, sedangkan untuk komunitas ikan

karang digunakan ln pi.

6) Indeks Keseragaman Jenis (E)

Indeks ini bertujuan mengetahui keseimbangan individu dalam keseluruhan populasi, dihitung menggunakan rumus (Odum 1993):

Keterangan:

H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner H’maks = keanekaragaman maksimum (log2 S) S = jumlah spesies

7) Indeks Dominansi Jenis (C)

Dihitung menurut rumus indeks dominansi Simpson untuk ikan karang. Indeks dominansi digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu kelompok biota mendominasi kelompok lain. Rumus yang dipergunakan adalah (Odum 1993):

Keterangan: C = indeks dominansi ni = jumlah individu jenis ke-i

N = jumlah total individu seluruh jenis

Semakin besar jumlah spesies maka semakin kaya dan seimbang distribusi diantara spesies yang diukur dengan indeks keragaman. Sebaliknya semakin kecil nilai C, maka komunitas tersebut didominasi oleh sedikit spesies. 8) Indeks Kesamaan (Similarity)

Untuk melihat kemiripan jenis karang rekrut di stasiun 1 dan stasiun 2 dianalisis dengan Indeks Kesamaan (Similarity) (Odum 1993).

Keterangan:

A = jumlah spesies dalam stasiun A B = jumlah spesies dalam stasiun B

C = jumlah spesies yang sama pada kedua stasiun

Analisis statistika

Hasil pengolahan data penelitian akan diuji dengan analisis statistika menggunakan software Microsoft Excel 2007. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan nyata antara kelimpahan ikan, kelimpahan karang rekrut, dan persentase tutupan karang pada terumbu buatan di kedua stasiun penelitian, dilakukan analisis ragam dua arah (Two Way ANOVA with replication) dengan bulan pengamatan sebagai ulangan. Uji lanjutan untuk mengetahui perbedaan rerata kelimpahan ikan, kelimpahan karang rekrut dan persentase tutupan karang pada terumbu buatan di kedua stasiun dilakukan ’uji t’ pada taraf α 0,05 dan 0,01. Untuk mengetahui keterkaitan antara kelimpahan ikan dan tutupan

karang di terumbu buatan, dilakukan regresi antara kelimpahan ikan karang di terumbu buatan (Y) dan persentase tutupan karang keras di terumbu buatan (X). Hipotesis yang akan diuji dalam analisis ragam adalah:

Ho = µ1 - µ = 0

I. Ho = Tidak terdapat perbedaan komposisi substrat pada terumbu buatan beton di kedua stasiun penelitian

II. Ho = Tidak terdapat perbedaan komposisi ikan pada terumbu buatan di kedua stasiun penelitian

Penghitungan rerata (mean) dari sampel (Walpole 1993):

Keterangan: = rerata dari suatu sampel

xi= nilai data ke-i

n = jumlah data dari sampel

Penghitungan simpangan baku (standard deviation) sampel (Walpole 1993):

Keterangan: s = simpangan baku (standar deviasi) dari sampel = rerata dari suatu sampel

xi= nilai data ke-i

n = jumlah data dari sampel Koefisien korelasi (r) dan determinasi (r2)

Nilai r menunjukkan ukuran hubungan antara dua peubah acak X dan Y berkisar -1 sampai +1, dengan interpretasi sebagai berikut (Walpole 1993):

r = 0 artinya tidak ada hubungan r > 0 artinya memiliki hubungan positif r < 0 artinya memiliki hubungan negatif

Jika nilai r mendekati +1 atau -1, hubungan antara dua peubah kuat (korelasi tinggi) dan jika nilai r mendekati nol, hubungan antara dua peubah tersebut sangat lemah atau tidak ada. Untuk menyatakan proporsi keragaman total nilai- nilai peubah Y yang dapat dijelaskan oleh nilai-nilai peubah X, digunakan Koefisien determinasi (r2).

Data penelitian yang diperoleh akan disusun seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Contoh struktur data penelitian.

No. Modul Karang rekrut di terumbu buatan Kelimpahan Ikan Sta. I Jumlah koloni Persen tutupan Jumlah jenis Jumlah individu Jumlah jenis 1. 2. 3. 4. 5. Sta. II 1. 2. 3. 4. 5.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait