• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.2 Analisis Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruh

6.3.2. Analisis Model Pemilihan Alternatif Strateg

Alternatif strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan dipilih berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki PT Biofarmaka Indonesia. Faktor kendala yang dihadapi perusahaan dijadikan sebagai dasar pemilihan alternatif strategi promosi produk Curma agar PT Biofarmaka Indonesia mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan promosi produk Curma. Sedangkan faktor pendukung yang dimiliki perusahaan menjadi dasar pemilihan juga agar perusahaan mampu menonjolkan keunggulan yang dimiliki perusahaan untuk dimanfaatkan dalam meminimalkan hambatan yang dihadapi perusahaan.

Gambar 10. Model Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Stratetegi Promosi yang Tepat Untuk Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia

Keterangan:

Tingkat 1 : Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarindo

Tingkat 2 : Dasar Pemilihan 

Kendala: Segala sesuatu yang datang dari dalam (internal) perusahaan atau ancaman dari pihak luar (eksternal) yang menyulitkan perusahaan dalam pemilihan strategi promosi.

Pendukung: Segala sesuatu yang mendukung perusahaan dalam pemilihan strategi promosi.

Tingkat 3 : Kendala dan pendukung

SDM : Sumber daya Manusia

Tingkat 2 Dasar Pemilihan Tingkat 3 Faktor Tingkat 4 Sub Faktor

Alt 3 Alt 4 Alt 5

StrOrg Mutu

Skill Ktnu Mitra Smbr

Prsh Produk Tekno LP Alternatif Strategi Promosi yang Tepat Produk Minuman Kesehatan

Curma di PT Biofarmaka Indonesia

SDM MjProd Dstrbsi Psaing

Fslts Hrga Pmrt Jmlh Kpsts Jardis Promo PntD Merek TPP Sifat SQC TS Swst Kendala Dana Alt 2 Alt 1 Tingkat 1 Fokus Tingkat 5 Alternatif Pendukung

Psaing : Pesaing

Dana : Dana yang tersedia untuk melakukan promosi

Prsh : Perusahaan 

Produk : Keunggulan yang terdapat dalam produk 

Tekno : Teknologi yang dimiliki perusahaan dalam hal proses produksi 

LP : Lembaga Pendukung

Tingkat 4 : Sub Kendala dan Pendukung

Jmlh : Jumlah Sumberdaya Manusia yang dimiliki perusahaan untuk melakukan kegiatan promosi

Skill : Kemampuan atau kompetensi karyawan dalam hal promosi di lapangan

Kpsts : Kapasitas atau jumlah produk dalam satu kali produksi

Kntinu : Kontinuitas produksi untuk menjaga keberadaan produk di pasar Jardis : Jaringan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan

Mitra : Jumlah mitra usaha yang memasarkan produk Curma Promo : Promosi yang dilakukan oleh pesaing

Merek : Merek yang dimiliki oleh pesaing terutama minuman kesehatan herbal PntD : Penetapan jumlah dana promosi

Smbr : Sumber dana untuk melakukan promosi

Fslts : Fasilitas yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan promosi StrOrg : Struktur Organisasi yang jelas dalam pembagian tugas

TPP : Target penjualan perusahaan berkaitan dengan anggaran promosi Hrga : Harga produk yang terjangkau

Mutu : Mutu produk yang dijamin dengan menggunakan bahan biofarmaka Sifat : Sifat produk yang dapat dikonsumsi

SQC : Sistem quality control produksi perusahaan

TS : Tools Support (peralatan dan perlengkapan pendukung) Pmrt : Lembaga pemerintah yang mendukung perusahaan Swst : Lembaga swasta yang mendukung perusahaan

Tingkat 5 : Alternatif Strategi Promosi

Alt 1 : Alternatif 1, menitikberatkan pada periklanan (advertising)

Alt 2 : Alternatif 2, menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) Alt 3 : Alternatif 3, menitikberatkan pada public relations (humas dan publisitas) Alt 4 : Alternatif 4, menitikberatkan pada pemasaran langsung (direcet marketing) Alt 5 : Alternatif 5, menitikberatkan pada penjualan secara probadi (personal selling)

Pemilihan alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma dilakukan dengan membuat hirarki keputusan 5 tingkat (Gambar 10). Tingkat 1 merupakan fokus yang ingin dicapai dari hirarki keputusan yaitu alternatif strategi promosi yang tepat bagi produk Curma. Pada tingkat 2, terdapat dasar pemilihan alternatif strategi promosi tersebut yaitu kendala dan pendukung. Kemudian tingkat 3 menggambarkan faktor kendala yang dihadapi dan faktor pendukung yang dimiliki perusahaan. Tingkat 4 adalah Sub kendala dan Sub pendukung yang menjadi pertimbangan pemilihan alternatif strategi promosi. Sedangkan tingkat 5 merupakan alternatif-alternatif strategi promosi yang akan dipilih perusahaan.

6.3.2.1 Analisis Pengolahan Horizontal

tingkat 2 pada Tabel 11 menunjukkan bahwa faktor kendala yang dihadapi perusahaan merupakan prioritas utama yang menjadi dasar pemilihan strategi promosi dengan bobot 0,821. Sedangkan faktor pendukung yang dimiliki perusahaan merupakan prioritas kedua dengan bobot 0,179. Hal ini menunjukkan bahwa PT Biofarmaka Indonesia lebih memperhatikan kendala yang dihadapi daripada faktor pendukung yang dimiliki perusahaan untuk menentukan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma. Kendala menjadi faktor utama perhatian PT Biofarmaka Indonesia karena dengan memperhatikan hambatan yang dihadapi maka perusahaan dapat memilih strategi promosi yang tepat.

Tabel 11. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 2 (Elemen dasar pemilihan)

Dasar Pemilihan Bobot Prioritas

Kendala 0,821 1

Pendukung 0,179 2

Rasio Inkonsistensi (RI) 0,00

Hasil pengolahan horizontal pada elemen tingkat 3 yaitu elemen kendala dan pendukung (Tabel 12) menunjukkan bahwa elemen dana menjadi kendala utama dalam pemilihan strategi promosi produk Curma dengan bobot 0,577 dan elemen produk menjadi pendukung utama dengan bobot 0,503. Kendala yang dihadapi perusahaan meliputi kendala dana, manajemen produksi (0,161), distribusi (0,104), pesaing (0,097), dan sumberdaya manusia (0,061).

Tabel 12. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 3 (Elemen Kendala dan Pendukung)

Dasar Pemilihan Elemen Bobot Prioritas RI

Kendala Sumberdaya Manusia 0,061 5 0,01 Manajemen Produksi 0,161 2 Distribusi 0,104 3 Pesaing 0,097 4 Dana 0,577 1 Pendukung Perusahaan 0,110 3 0,03 Produk 0,503 1 Teknologi 0,333 2 Lembaga Pemerintahan 0,054 4

Kendala dana menjadi kendala utama disebabkan oleh belum adanya alokasi anggaran promosi yang ditetapkan perusahaan untuk produk Curma sehingga perusahaan sulit memilih kegiatan promosi yang sesuai dengan dana

yang terbatas. Kendala manejemen produksi yang dihadapi perusahaan juga sangat dipertimbangkan dalam memilih alternatif strategi promosi yang tepat. Perusahaan tidak dapat dengan leluasa melakukan promosi apabila produk Curma tidak diproduksi secara kontinu dan jumlah produk yang dihasilkan sangat kecil. Selain itu, PT Biofarmaka Indonesia sangat mempertimbangkan promosi yang dilakukan pesaing dan kekuatan merek pesaing agar perusahaan mampu memilih kegiatan promosi yang lebih menarik dari pesaing. Ketersedian sumberdaya manusia dalam melakukan promosi produk Curma yang dimiliki perusahaan sangat terbatas sehingga perusahaan mengalokasikan tenaga kerja pemasaran untuk melakukan kegiatan promosi

Pendukung yang dimiliki perusahaan dalam memilih strategi promosi yang tepat adalah produk, teknologi yang dimiliki (0,333), perusahaan (0,110), dan lembaga pendukung perusahaan (0,054). Produk merupakan pendukung utama yang membantu pemilihan strategi promosi yang tepat. Hal ini disebabkan oleh mutu produk yang baik, harga yang relatif murah, dan bahan baku produk dari tanaman obat dapat membantu perusahaan untuk menentukan strategi promosi. Keunggulan produk Curma juga dapat dimanfaatkan pada pemilihan strategi promosi sehingga dapat menarik perhatian konsumen.

Hasil pengolahan horizontal pada tingkat 4 (Tabel 13) menunjukkan bahwa elemen sub kendala jumlah SDM dengan bobot 0,634 menghambat perusahaan dalam memilih strategi pormosi yang tepat untuk produk Curma. Sedangkan skill SDM yang dimiliki perusahaan memiliki bobot yang lebih kecil sebesar 0,366. Kontinuitas produksi (0,634) produk Curma dalam kendala manajemen produksi juga menjadi hambatan utama pemilihan strategi promosi. Hal ini disebabkan oleh produksi Curma yang tidak menentu dan tidak berkelanjutan sehingga perusahaan sulit melakukan kegiatan promosi apabila produk tidak ada di pasar atau produk belum diproduksi.

Jaringan distribusi (0,750) dalam kendala distribusi merupakan hambatan utama dalam memilih strategi promosi karena distribusi produk Curma masih dilakukan secara langsung. Promosi yang gencar dan merek pesaing yang dipercaya konsumen merupakan hambatan yang perlu diperhatikan perusahaan

menarik konsumen dan membujuk konsumen beralih ke produk minuman kesehatan Curma. Kendala dana yang menjadi hambatan utama dalam pemilihan strategi promosi menempatkan sumber dana promosi sebagai prioritas pertama dengan bobot 0,795. Sumber dana promosi yang terbatas berasal dari perputaran kas (cash) dan penjualan produk sebelumnya (sale) menjadi hambatan dalam pemilihan strategi promosi produk Curma.

Tabel 13. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 4 (Elemen Sub Kendala dan Sub Pendukung)

Elemen Sub Elemen Bobot Prioritas RI

Sumberdaya Manusia Jumlah SDM 0,634 1 0,000

Skill SDM 0,366 2

Manajemen Produksi Kapasitas Produksi 0,366 2 0,00 Kontinuitas Produksi 0,634 1

Distribusi Jaringan Distribusi 0,750 1 0,00 Mitra Distribusi 0,250 2

Pesaing Promosi Pesaing 0,500 1 0,00

Merek Pesaing 0,500 1

Dana Penetapan Dana 0,205 2 0,00

Sumber Dana 0,795 1 Perusahaan Fasilitas Perusahaan 0,564 1 0,01 Struktur Organisasi 0,207 3 Target Penjualan 0,229 2 Produk Harga 0,312 2 0,01 Mutu Produk 0,490 1 Sifat Produk 0,199 3

Teknologi Sistem Quality Control 0,634 1 0,00

Tools Support 0,366 2 Lembaga Pemerintahan Pemerintah 0,750 1 0,00 Swasta 0,250 2

Fasilitas perusahaan (0,564) untuk kegiatan promosi seperti stand kasa Curma, space iklan di internet, website dan kios herbal PT Biofarmaka Indonesia menjadi pendukung utama dalam elemen perusahaan untuk memilih strategi promosi produk Curma. Selain itu, mutu produk (0,490) yang baik dengan bahan baku tanaman obat dapat diandalkan untuk membantu perusahaan dalam memilih strategi promosi yang tepat sehingga konsumen lebih mengenal mutu produk PT Biofarmaka Indonesia. Kemudian sistem quality control produksi yang sangat baik dan terjamin memberikan dukungan utama untuk perusahaan dalam memilih strategi promosi. Lembaga pemerintahan seperti PSB (Pusat Studi Biofarmaka)

IPB juga memberikan dukungan kepada perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan dalam pemilihan strategi promosi.

Pengolahan horizontal juga dilakukan pada tingkat 5 (Tabel 14) yang menunjukan alternatif strategi promosi yang dianggap paling sesuai untuk masing-masing sub kendala yang dihadapi dan sub pendukung yang dimiliki oleh PT Biofarmaka Indonesia. Berdasarkan Tabel 14, PT Biofarmaka Indonesia memilih alternatif strategi promosi yang menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) untuk sub kendala jumlah SDM dengan bobot 0,513, sub kendala kapasitas produksi (0,514), sub kendala jaringan distribusi (0,391), sub kendala mitra distribusi (0,419), penetapan dana (0,248), sub kendala sumber dana (0,288), sub pendukung fasilitas perusahaan (0,380), dan struktur organisasi (0,473).

Tabel 14. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar elemen pada tingkat 5 (Elemen Alternatif Strategi Promosi)

Faktor Alternatif Strategi Promosi RI 1 2 3 4 5 Jumlah SDM 0,063 0,513 0,129 0,033 0,261 0,05 Skill SDM 0,513 0,261 0,129 0,033 0,063 0,05 Kapasitas Produksi 0,035 0,514 0,263 0,065 0,123 0,05 Kontinuitas Produksi 0,094 0,242 0,283 0,252 0,130 0,05 Jaringan Distribusi 0,383 0,391 0,103 0,051 0,066 0,03 Mitra Distribusi 0,293 0,419 0,147 0,038 0,104 0,03 Promosi Pesaing 0,515 0,257 0,065 0,130 0,033 0,05 Merek Pesaing 0,514 0,256 0,064 0,131 0,035 0,06 Penetapan Dana 0,216 0,248 0,234 0,260 0,042 0,00 Sumber Dana 0,182 0,288 0,227 0,256 0,047 0,00 Fasilitas Perusahaan 0,137 0,380 0,380 0,035 0,067 0,04 Struktur Organisasi 0,145 0,473 0,269 0,037 0,076 0,06 Target Penjualan 0,409 0,215 0,074 0,266 0,036 0,04 Harga 0,164 0,236 0,089 0,287 0,244 0,03 Mutu Produk 0,514 0,123 0,065 0,263 0,035 0,05 Sifat Produk 0,511 0,129 0,066 0,261 0,033 0,06 Sistem Quality Control 0,508 0,130 0,064 0,263 0,035 0,06 Tools Support 0,552 0,138 0,132 0,141 0,036 0,02 Pemerintah 0,129 0,261 0,513 0,063 0,033 0,05 Swasta 0,513 0,261 0.129 0.063 0.033 0,05 Keterangan:

Alternatif 1 : menitikberatkan pada periklanan (advertising)

Alternatif 2 : menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) Alternatif 3 : menitikberatkan pada public relation (humas dan publisitas)

Promosi penjualan menjadi prioritas utama alternatif strategi promosi karena jumlah SDM yang dibutuhkan untuk kegiatan ini tidak terlalu banyak. Kegiatan promosi penjualan yang meliputi pemberian discount atau potongan harga pembelian pada konsumen, mengikuti pameran, pemberian hadiah pada konsumen yang membeli dalam jumlah besar (alat tulis bergambarkan produk Curma atau logo perusahaam dan stiker dengan gambar produk Curma atau produk perusahaan), pekan raya, dan pemberian sampel produk dapat dilaksanakan dengan menggunakan SDM yang tersedia di perusahaan saat ini. Kegiatan promosi penjualan juga dapat dilakukan dengan optimal oleh perusahaan dengan kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan sehingga setiap produk yang diproduksi dapat terjual sebelum masa kadaluarsa produk tiba. Kemudian promosi penjualan juga dapat dilakukan pada jaringan distribusi yang telah ada dan sekaligus dapat menarik mitra usaha yang ingin memasarkan produk Curma dengan tawaran discount pembelian yang diberikan perusahaan. Dengan kegiatan promosi penjualan, sub kendala penetapan dana dan sumber dana promosi dapat diatasi karena dana yang dikeluarkan dapat digunakan untuk pemasaran sekaligus promosi.

Fasilitas perusahaan yang dimiliki seperti stand kasa, website, space iklan di internet dan kios herbal untuk penjualan produk dapat digunakan untuk mendukung kegiatan promosi penjualan. Begitu juga struktur organisasi yang telah tertata dengan baik, dimana terdapat divisi pemasaran yang dapat melakukan kegiatan promosi penjualan. Selain itu, kegiatan promosi penjualan dapat menarik konsumen secara langsung untuk melakukan pembelian sehingga penjualan perusahaan meningkat.

Alternatif strategi periklanan dipilih sebagai prioritas pertama dalam sub kendala skill SDM dengan bobot 0,513, sub kendala promosi (0,515) dan merek pesaing (0,514), sub pendukung target penjualan (0,409), sub pendukung mutu (0,514) dan sifat produk (0,511), sub pendukung sistem quality control (0,508) dan tools supports (0,552), dan sub lembaga pendukung swasta (0,513). Alternatif strategi periklanan dapat berupa above the line (pemasangan spanduk dan iklan di radio) dan below the line (leaflet, brosur/booklet, peralatan tulis

Bentuk kegiatan promosi periklanan below the line dapat dilakukan dengan pemanfaatan SDM untuk pembuatan leaflet, brosur/booklet, peralatan tulis menulis, stiker, kalender pada akhir tahun, dan penggunaan stand kasa/counter. Mutu dan kualitas produk yang baik, sistem quality control dan tools support yang terjamin, dan keberadaan produk dibawah pengawasan Pusat Studi Biofarmaka IPB dapat disampaikan dalam kegiatan periklanan below the line. Dengan demikian, kegiatan promosi produk Curma dapat mengimbangi kegiatan promosi dan merek yang dimiliki oleh pesaing. Oleh sebab itu, alternatif strategi periklanan dipilih sebagai prioritas strategi promosi untuk elemen sub kendala dan sub pendukung tersebut.

Sub kendala kontinuitas produksi (0,283), sub pendukung fasilitas perusahaan (0,380), dan lembaga pendukung permerintahan (0,513) menitikberatkan pada alternatif strategi promosi humas/publisitas (public relation). Kegiatan promosi humas/publisitas seperti menjadi narasumber dalam talkshow mengenai kesehatan atau tanaman obat, menampilkan berita mengenai produk maupun profil perusahaan yang diliput oleh media cetak atau elektronik, atau menjadi sponsor dalam satu kegiatan kesehatan dapat membantu perusahaan dalam mempromosikan produknya kepada konsumen. Kontinuitas produk yang belum stabil tidak akan menghambat kegiatan promosi humas/publisitas. Selain itu, fasilitas yang dimiliki perusahaan (website) dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan pemberitaan produk Curma sehingga profil produk dan perusahaan semakin dikenal dengan baik oleh konsumen. Kerjasama dengan pihak pemerintahan (Pusat Studi Biofarmaka IPB) dapat semakin mendukung kegiatan promosi humas/publisitas. Dimana, promosi dapat dilakukan seiring dengan kegiatan seminar atau talksow, pemberitaan lainnya, dan menjadi bagian dalam kegiatan biofarmaka yang dilakukan oleh PSB IPB.

Alternatif promosi pemasaran langsung merupakan prioritas utama dari sub pendukung harga produk dengan bobot 0,287. Kegiatan promosi pemasaran langsung dapat dilakukan karena harga produk Curma yang relatif lebih murah dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produk. Dengan kegiatan pemasaran langsung, perusahaan juga dapat langsung menjual produk

dapat mendukung peningkatan penjualan produk Curma. Selain itu, kegiatan promosi pemasaran secara langsung tidak menyerap dana yang besar, sumberdaya yang digunakan tidak banyak, dan dapat menarik konsumen untuk berpindah dari merek pesaing ke merek Curma. Oleh karena itu, strategi promosi pemasaran langsung sangat tepat dilakukan dengan sub pendukung harga produk.

Alternatif strategi promosi penjualan pribadi tidak dipilih sebagai prioritas strategi promosi untuk sub kendala yang dihadapi dan sub pendukung yang dimiliki perusahaan. Hal ini disebabkan oleh strategi promosi penjualan secara pribadi membutuhkan sumberdaya dan dana yang sangat besar untuk menjalin hubungan intim dengan konsumen. Akan tetapi, kegiatan promosi penjualan secara pribadi menjadi alternatif kedua untuk sub kendala jumlah SDM dan sub pendukung harga. Hal ini menunjukkan bahwa PT Biofarmaka Indonesia dapat melakukan kegiatan promosi ini untuk menjaga preferensi konsumen terhadap produk dan kelangsungan produk dalam jangka panjang.

6.3.2.2 Analisis Pengolahan Vertikal

Pengolahan secara vertikal pada hirarki kedua adalah analisis pemilihan strategi promosi yang tepat dilakukan pada tingkat 2, tingkat 3, tingkat 4, dan tingkat 5 (Gambar 11). Hasil pengolahan vertikal pada tingkat 2 memberikan hasil yang sama dengan hasil pengolahan secara horizontal, yaitu faktor kendala menempati dasar pemilihan prioritas pertama dengan bobot 0,821 dan faktor pendukung (0,179) sebagai prioritas kedua. Hasil pengolahan vertikal pada tingkat 3 menunjukkan bahwa kendala dana (0,473) merupakan pertimbangan pertama bagi perusahaan dalam menentukan strategi promosi yang tepat untuk produk Curma. Selanjutnya, urutan prioritas faktor kendala lainnya adalah manajemen produksi menempati prioritas kedua dengan bobot 0,132; kendala distribusi dengan bobot 0,085; kendala pesaing (0,080); dan kendala sumberdaya manusia dengan bobot 0,050. Sedangkan faktor pendukung utama yang dimiliki perusahaan dalam menentukan strategi promosi adalah produk dengan bobot 0,090. Kemudian tekonologi (0,060) yang dimiliki perusahaan menjadi prioritas pendukung kedua, kondisi perusahaan (0,020) menjadi prioritas ketiga, dan lembaga pendukung memiliki bobot terkecil sebesar 0,010.

Tingkat 1

Tingkat 2

Tingkat 3

Tingkat 4

Tingkat 5

Rasio Inkonsistensi Keseluruhan = 0,02

Gambar 11. Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Stratetegi Promosi yang Tepat Untuk Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia

Hasil pengolahan sub pendukung dan sub kendala secara keseluruhan pada tingkat 4 menunjukkan bahwa sumber dana promosi (0,376) menjadi kendala utama yang harus dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan strategi promosi yang tepat dan efektif untuk produk Curma. Kemudian penetapan besarnya dana promosi untuk produk Curma menjadi prioritas kedua yang perlu dipertimbangkan perusahaan. Setelah kedua hal tersebut, urutan hal yang dipertimbangkan dari kendala dan pendukung adalah kendala kontinuitas produk (0,084); kendala jaringan distribusi (0,064); kendala kapasitas produksi (0,048); mutu produk (0,044) sebagai pendukung; promosi dan merek pesaing (0,040); sistem quality control produksi; jumlah SDM (0,032); Harga (0,028); tools support (0,022); kendala mitra distribusi (0,021); kendala skill SDM (0,018); Sifat produk (0,018); fasilitas perusahaan sebagai pendukung (0,011); lembaga pendukung pemerintahan (0,007); pendukung target penjualan perusahaan (0,005); struktur organisasi yang dimiliki perusahaan (0,004); dan lembaga

Alt 1 0,249 Alt 2 0,263 Alt 3 0,205 Alt 4 0,218 Alt 5 0,065 StrOrg 0,004 Mutu 0,044 Skill 0,018 Ktnu 0,084 Mitra 0,021 Smbr 0,376 Prsh 0,020 Produk 0,090 Tekno 0,060 LP 0,010 Pendukung 0,179 SDM 0,050 Dstrbsi 0,085 MjProd 0,132 Psaing 0,080 Fslts 0,011 Hrga 0,028 Pmrt 0,007 Jmlh 0,032 Kpsts 0,048 Jardis 0,064 PntD 0,097 Promo 0,040 Merek 0,040 TPP 0,005 Sifat 0,018 SQC 0,038 TS 0,022 Swst 0,002 Kendala 0,821 Dana 0,473

Alternatif Strategi Promosi yang Tepat Produk Minuman Kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia

Hasil pengolahan vertikal pada tingkat 5 menyatakan bahwa prioritas utama strategi promosi produk Curma yang dipilih PT Biofarmaka Indonesia adalah alternatif 2 (0,263) yaitu menitikberatkan pada strategi promosi penjualan (sales promotion). Kegiatan promosi penjualan seperti pemberian potongan harga pembelian (discount) untuk pembelian tertentu dapat menarik perhatian konsumen dan mitra usaha untuk melakukan pembelian. Hal ini juga dapat menarik mitra usaha untuk bergabung menjadi penyalur produk Curma. PT Biofarmaka Indonesia juga dapat memberikan contoh produk, mengikuti pameran penjualan, dan pekan raya untuk menarik konsumen melakukan pembelian pada saat itu. Selain itu, pemberian hadiah berupa stiker produk Curma yang menarik dan alat tulis yang berlogokan Curma bagi pembelian dalam jumlah besar dapat merangsang konsumen melakukan pembelian produk. Kegiatan promosi penjualan sesuai dengan karakteristik sasaran konsumen produk Curma yaitu para remaja yang lebih senang dengan sesuatu yang baru/tidak statis dan meriah.

Pemilihan strategi promosi yang menitikberatkan pada promosi penjualan (sales promotion) ini dapat membantu perusahaan untuk membujuk konsumen melakukan pembelian pada saat itu juga dalam jumlah yang besar. Hal ini seiring dengan tujuan promosi yang ingin dicapai oleh PT Biofarmaka Indonesia yaitu meningkatkan penjualan. Kegiatan promosi penjualan juga dapat disesuaikan dengan anggaran, jumlah SDM yang terbatas, kontinuitas produk, kondisi produk dan perusahaan. Akan tetapi, promosi penjualan bersifat sementara atau jangka pendek sehingga untuk mencapai tujuan promosi lainnya perlu diperhatikan prioritas strategi promosi berikutnya.

Prioritas kedua strategi promosi produk Curma menitikberatkan pada periklanan (advertising) dengan bobot 0,249. Strategi promosi periklanan dapat dilakukan perusahaan dengan periklanan below the line (leaflet, brosur, stiker, kalender pada akhir tahun, penggunaan stand kasa dan alat tulis) dan above the line (iklan di radio dan spanduk media luar ruang). Periklanan juga dapat dilakukan perusahaan dengan memanfaatkan fasilitas dan Skill SDM yang dimiliki perusahaan sehingga mampu bersaing dengan promosi dan merek pesaing. Kegiatan periklanan below the line diatas dapat dilakukan dengan merancang

above the line dengan membuat iklan produk Curma di radio merupakan media yang bersifat massal dengan biaya yang relatif murah (Tjiptono F 1997). Selain itu, pemasangan spanduk/baliho di area perusahaan (Taman Kencana, Bogor) sangat tepat dilakukan mengingat kawasan taman kencana merupakan taman bermain bagi remaja, anak-anak, dan keluarga. Perusahaan dapat menciptakan pesan melalui periklanan, seperti keunggulan produk Curma, proses produksi produk yang berada di bawah pengawasan Pusat Studi Biofarmaka (PSB IPB), dan produk Curma merupakan minuman tradisional.

Alternatif ketiga menitikberatkan pada strategi promosi pemasaran langsung (direct marketing) dengan bobot 0,218. PT Biofarmaka Indonesia dapat menggunakan saluran-saluran pemasaran langsung untuk menjangkau konsumen atau dapat menyerahkan produk kepada konsumen tanpa perantara. Strategi pemasaran secara langsung ini tidak memerlukan biaya promosi yang besar, dapat mengefisienkan SDM yang dimiliki perusahaan, dan memanfaaatkan fasilitas perusahaan seperti website, space iklan di internet, serta memanfaatkan kios herbal yang dimiliki PT Biofarmaka Indonesia.

Humas atau publisitas (public relation) merupakan prioritas keempat alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma dengan bobot 0,263. Kegiatan promosi humas/publisitas ini meliputi menjadi sponsor pada acara kesehatan atau kegiatan biofarmaka, menjadi narasumber dalam talkshow yang meninggalkan pesan bercirikan produk Curma, menampilkan berita mengenai produk Curma maupun produk lainnya yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia di website. Kegiatan humas/publisitas dapat bekerjasama dengan pihak Pusat Studi Biofarmaka (PSB IPB). Kegiatan humas/publisitas juga dapat dilakukan perusahaan melalui media komunikasi internet yang sedang diminati oleh remaja dengan memberikan informasi mengenai produk Curma. Kegiatan ini dapat menginformasikan keunggulan produk Curma, keunggulan sistem produksi, dan keunggulan perusahaan sehingga konsumen mengenal dengan baik produk Curma dan PT Biofarmaka Indonesia. Selain itu, kegiatan humas/publisitas ini juga dapat dilakukan dengan lembaga pendukung yang dimiliki perusahaan dalam hal menjadi sponsor acara, menjadi narasumber talkshow atau turut serta dalam

Strategi promosi penjualan secara pribadi (personal selling) merupakan alternatif terakhir yang dipilih perusahaan. Hal ini disebabkan oleh dana yang dimiliki perusahaan terbatas sehingga belum mampu menjangkau konsumen secara intim. Selain itu, jumlah SDM dan skill SDM terbatas membuat strategi promosi penjualan secara pribadi menjadi pilihan terakhir. Akan tetapi, strategi promosi penjualan secara pribadi dibutuhkan perusahaan untuk kegiatan promosi jangka panjang. Kegiatan promosi secara pribadi dibutuhkan untuk menjaga preferensi dan keinginan konsumen dalam jangka panjang. Kegiatan strategi promosi penjualan secara pribadi dapat dilakukan melalui penyediaan sumberdaya manusia sebagai driver sales person (pengantar produk ke tempat konsumen), order getter (pencari konsumen di luar), order taker (pelayan dalam kios herbal), dan demand creator (penjual produk dengan kreativitas tinggi).

Analisis Pengolahan vertikal model hirarki keputusan alternatif strategi promosi yang tepat ini secara keseluruhan memiliki rasio inkonsistensi sebesar 0,02 atau 2 persen. Hal ini membuktikan bahwa informasi yang diperoleh untuk

Dokumen terkait