• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia. Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia. Skripsi"

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PRO

CURM

DI P

CLA

D

FAKULT

INS

OMOSI PR

MA (TEMU

T BIOFAR

ARA LARA H

EPARTE

TAS EKON

STITUT P

RODUK M

ULAWAK

RMAKA

SKRIPSI

ASATI SIM H34052739

MEN AG

NOMI DA

ERTANIA

BOGOR

MINUMAN

K DAN MA

INDONES

MORANGKI

RIBISNIS

AN MANA

AN BOGO

N KESEH

ADU)

SIA

IR

S

AJEMEN

OR

(2)

RINGKASAN

CLARA LARASATI SIMORANGKIR. Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ETRIYA).

Perkembangan gaya hidup back to nature menarik masyarakat untuk memanfaatkan keanekaragamaan hayati yang dimiliki Indonesia. Potensi back to nature ini telah mengangkat kembali budaya Indonesia yaitu meracik jamu dan ramuan obat-obatan tradisional dari beragam tumbuhan, akar-akaran, dan bahan alami, termasuk diantaranya tanaman obat (biofarmaka). Produksi Tanaman obat di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Jahe adalah komoditas terbesar yang diproduksi yang mengalami peningkatan sebesar 39,58 persen dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Potensi tanaman obat yang dimiliki Indonesia ini telah dimanfaatkan sebagai komoditas ekspor dan bahan baku industri obat, jamu dan kosmetik dalam negeri seperti industri obat tradisional (IOT) dan industri kecil obat tradisional (IKOT). Menurut Deptan (2007), jumlah IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) dan IOT (Industri Obat Tradisional) yang tercatat dari tahun 1993 sampai tahun 2003 sudah mencapai 1100 perusahaan. Perkembangan jumlah industri ini dapat menimbulkan persaingan antar perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasarnya. PT Biofarmaka Indonesia, merupakan salah satu perusahaan yang berada dalam industri kecil obat tradisional (IKOT), meluncurkan produk minuman kesehatan Curma pada tahun 2008 dengan sasaran konsumen remaja pada usia 16-17 tahun. Oleh sebab itu, perusahaan memerlukan strategi promosi yang tepat untuk mengkomunikasikan produk Curma tersebut kepada konsumen.

Penelitian yang dilakukan di PT Biofarmaka Indonesia, Bogor pada bulan Maret sampai Mei 2009 ini bertujuan (1) Mengkaji bentuk kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia, (2) Menganalisis faktor-faktor yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi pada produk minuman kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia, (3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma yang paling tepat bagi PT Biofarmaka Indonesia sesuai dengan peluang dan kendala yang dihadapi. Responden penelitian adalah manajer pemasaran PT Biofarmaka Indonesia sebanyak 2 responden. Penelitian ini menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menganalisis hirarki keputusan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi melalui matriks banding berpasangan di kuisioner. Data yang diperoleh melalui kuisioner diolah dengan menggunakan program komputer expert choice 2000.

(3)

Humas/Publisitas (public relation) dilakukan perusahaan sebagai kegiatan promosi dengan memberikan konsultasi gratis di kios herbal PT Biofarmaka Indonesia dan pemberitaan mengenai produk Curma di website perusahaan. Pemasaran Langsung (direct marketing) di mall Botani Square Bogor, kios herbal Taman Kencana, Agrimart IPB, dan pemasaran online (di website dan space iklan) telah dilakukan sebagai kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma.

(4)

STRATEGI PROMOSI PRODUK MINUMAN KESEHATAN

CURMA (TEMULAWAK DAN MADU)

DI PT BIOFARMAKA INDONESIA

CLARA LARASATI SIMORANGKIR H34052739

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia

Nama : Clara Larasati Simorangkir

NIM : H34052739

Disetujui, Pembimbing

Etriya, SP. MM NIP. 19780805 200501 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 28 Maret 1987. Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Bapak A. Simorangkir dan Ibunda M. Lumban Tobing. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 122360 P. Siantar pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTPN 7 P. Siantar. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 2 P. Siantar diselesaikan pada tahun 2004.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia dan alternatif strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Etriya, SP. MM atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juni 2009

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pertama-tama penulis hendak mengucapkan syukur kepada Allah Bapa di Surga, atas penyertaan dan perlindungan-Nya dari awal penelitian hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjunya, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Ayahanda A. Simorangkir, Ibunda M. L. Tobing, Abang (Windy dan Roy), Adik (Jojo, Ayu, Gita), dan William untuk setiap dukungan, cinta kasih, dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 2. Etriya, SP. MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu,

dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen penguji utama atas masukan dan saran yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. 4. Ir. Narni Farmayanti, Msc selaku dosen penguji komisi akademik atas

masukan dan saran yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

5. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribsisnis.

6. Andhika Yudisthira selaku manajer pemasaran dan seluruh staf karyawan PT Biofarmaka Indonesia atas dukungan dan informasi yang telah diberikan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman agribisnis 42 (Grace, Manda, Lenny, Ivan, Sandro, Desy N, Vica, Yusda, Tiara, Rina, dan ita), teman-teman komisi Literatur UKM PMK IPB, dan teman hidup di Bogor (Ava, Thesa, Esther, Wenny, Jane, Demak, dan Ninuk) untuk setiap dukungan, diskusi, kebersamaan, dan doa yang diberikan untuk membantu penyelesaian skripsi.

8. Institut Pertanian Bogor atas beasiswa PPA yang telah diberikan kepada penulis selama dua tahun terakhir ini.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 8

1.4 Manfaat ... 8

1.5 Ruang Lingkup ... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Biofarmaka ... 10

2.1.2 Temulawak ... 11

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 18

3.1 Kerangka Teoritis ... 18

3.1.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran ... 18

3.1.2 Strategi Bauran Pemasaran (marketing mix) .... 20

3.1.3 Sistem Komunikasi Pemasaran ... 22

3.1.4 Definisi Promosi dan Bauran Promosi ... 23

3.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Bauran Promosi ... 32

3.1.6 Metode Proses hirarki analitik (PHA) ... 35

3.2 Kerangka Operasional ... 37

IV METODOLOGI PENELITIAN ... 40

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

4.2 Jenis Data ... 40

4.3 Metode Pengumpulan Data ... 40

4.4 Metode Pengolahan Data ... 41

4.4.1 Analisis Deskriptif ... 41

4.4.2 Analisis Hirarki Keputusan ... 42

4.5 Defenisi Operasional ... 48

4.5.1 Hirarki Pertama ... 48

4.5.2 Hirarki Kedua ... 49

4.5.3 Alternatif Strategi Promosi ... 50

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 52

5.1 Sejarah, Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia ... 52

5.1.1 Sejarah PT Biofarmaka Indonesia ... 52

5.1.2 Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia ... 53

(11)

STRATEGI PRO

CURM

DI P

CLA

D

FAKULT

INS

OMOSI PR

MA (TEMU

T BIOFAR

ARA LARA H

EPARTE

TAS EKON

STITUT P

RODUK M

ULAWAK

RMAKA

SKRIPSI

ASATI SIM H34052739

MEN AG

NOMI DA

ERTANIA

BOGOR

MINUMAN

K DAN MA

INDONES

MORANGKI

RIBISNIS

AN MANA

AN BOGO

N KESEH

ADU)

SIA

IR

S

AJEMEN

OR

(12)

RINGKASAN

CLARA LARASATI SIMORANGKIR. Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan ETRIYA).

Perkembangan gaya hidup back to nature menarik masyarakat untuk memanfaatkan keanekaragamaan hayati yang dimiliki Indonesia. Potensi back to nature ini telah mengangkat kembali budaya Indonesia yaitu meracik jamu dan ramuan obat-obatan tradisional dari beragam tumbuhan, akar-akaran, dan bahan alami, termasuk diantaranya tanaman obat (biofarmaka). Produksi Tanaman obat di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2003 sampai tahun 2007. Jahe adalah komoditas terbesar yang diproduksi yang mengalami peningkatan sebesar 39,58 persen dari tahun 2005 sampai tahun 2007. Potensi tanaman obat yang dimiliki Indonesia ini telah dimanfaatkan sebagai komoditas ekspor dan bahan baku industri obat, jamu dan kosmetik dalam negeri seperti industri obat tradisional (IOT) dan industri kecil obat tradisional (IKOT). Menurut Deptan (2007), jumlah IKOT (Industri Kecil Obat Tradisional) dan IOT (Industri Obat Tradisional) yang tercatat dari tahun 1993 sampai tahun 2003 sudah mencapai 1100 perusahaan. Perkembangan jumlah industri ini dapat menimbulkan persaingan antar perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasarnya. PT Biofarmaka Indonesia, merupakan salah satu perusahaan yang berada dalam industri kecil obat tradisional (IKOT), meluncurkan produk minuman kesehatan Curma pada tahun 2008 dengan sasaran konsumen remaja pada usia 16-17 tahun. Oleh sebab itu, perusahaan memerlukan strategi promosi yang tepat untuk mengkomunikasikan produk Curma tersebut kepada konsumen.

Penelitian yang dilakukan di PT Biofarmaka Indonesia, Bogor pada bulan Maret sampai Mei 2009 ini bertujuan (1) Mengkaji bentuk kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia, (2) Menganalisis faktor-faktor yang paling mempengaruhi penyusunan strategi promosi pada produk minuman kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia, (3) Menyusun rekomendasi alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma yang paling tepat bagi PT Biofarmaka Indonesia sesuai dengan peluang dan kendala yang dihadapi. Responden penelitian adalah manajer pemasaran PT Biofarmaka Indonesia sebanyak 2 responden. Penelitian ini menggunakan Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menganalisis hirarki keputusan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi melalui matriks banding berpasangan di kuisioner. Data yang diperoleh melalui kuisioner diolah dengan menggunakan program komputer expert choice 2000.

(13)

Humas/Publisitas (public relation) dilakukan perusahaan sebagai kegiatan promosi dengan memberikan konsultasi gratis di kios herbal PT Biofarmaka Indonesia dan pemberitaan mengenai produk Curma di website perusahaan. Pemasaran Langsung (direct marketing) di mall Botani Square Bogor, kios herbal Taman Kencana, Agrimart IPB, dan pemasaran online (di website dan space iklan) telah dilakukan sebagai kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma.

(14)

STRATEGI PROMOSI PRODUK MINUMAN KESEHATAN

CURMA (TEMULAWAK DAN MADU)

DI PT BIOFARMAKA INDONESIA

CLARA LARASATI SIMORANGKIR H34052739

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(15)

Judul Skripsi : Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia

Nama : Clara Larasati Simorangkir

NIM : H34052739

Disetujui, Pembimbing

Etriya, SP. MM NIP. 19780805 200501 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juni 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 28 Maret 1987. Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara dari pasangan Bapak A. Simorangkir dan Ibunda M. Lumban Tobing. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 122360 P. Siantar pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2001 di SLTPN 7 P. Siantar. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 2 P. Siantar diselesaikan pada tahun 2004.

(18)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma (Temulawak dan Madu) di PT Biofarmaka Indonesia”.

Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia dan alternatif strategi promosi yang tepat untuk produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia sesuai dengan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki. Penulis mengucapkan terimakasih kepada Etriya, SP. MM atas bimbingan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi. Penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Juni 2009

(19)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Pertama-tama penulis hendak mengucapkan syukur kepada Allah Bapa di Surga, atas penyertaan dan perlindungan-Nya dari awal penelitian hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjunya, penulis ingin menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada:

1. Ayahanda A. Simorangkir, Ibunda M. L. Tobing, Abang (Windy dan Roy), Adik (Jojo, Ayu, Gita), dan William untuk setiap dukungan, cinta kasih, dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 2. Etriya, SP. MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu,

dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

3. Ir. Burhanudin, MM selaku dosen penguji utama atas masukan dan saran yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. 4. Ir. Narni Farmayanti, Msc selaku dosen penguji komisi akademik atas

masukan dan saran yang diberikan kepada penulis dalam rangka penyempurnaan skripsi ini.

5. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS yang telah menjadi pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribsisnis.

6. Andhika Yudisthira selaku manajer pemasaran dan seluruh staf karyawan PT Biofarmaka Indonesia atas dukungan dan informasi yang telah diberikan untuk membantu menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman agribisnis 42 (Grace, Manda, Lenny, Ivan, Sandro, Desy N, Vica, Yusda, Tiara, Rina, dan ita), teman-teman komisi Literatur UKM PMK IPB, dan teman hidup di Bogor (Ava, Thesa, Esther, Wenny, Jane, Demak, dan Ninuk) untuk setiap dukungan, diskusi, kebersamaan, dan doa yang diberikan untuk membantu penyelesaian skripsi.

8. Institut Pertanian Bogor atas beasiswa PPA yang telah diberikan kepada penulis selama dua tahun terakhir ini.

(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan ... 8

1.4 Manfaat ... 8

1.5 Ruang Lingkup ... 9

II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Biofarmaka ... 10

2.1.2 Temulawak ... 11

2.2 Hasil Penelitian Terdahulu ... 12

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 18

3.1 Kerangka Teoritis ... 18

3.1.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran ... 18

3.1.2 Strategi Bauran Pemasaran (marketing mix) .... 20

3.1.3 Sistem Komunikasi Pemasaran ... 22

3.1.4 Definisi Promosi dan Bauran Promosi ... 23

3.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Bauran Promosi ... 32

3.1.6 Metode Proses hirarki analitik (PHA) ... 35

3.2 Kerangka Operasional ... 37

IV METODOLOGI PENELITIAN ... 40

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40

4.2 Jenis Data ... 40

4.3 Metode Pengumpulan Data ... 40

4.4 Metode Pengolahan Data ... 41

4.4.1 Analisis Deskriptif ... 41

4.4.2 Analisis Hirarki Keputusan ... 42

4.5 Defenisi Operasional ... 48

4.5.1 Hirarki Pertama ... 48

4.5.2 Hirarki Kedua ... 49

4.5.3 Alternatif Strategi Promosi ... 50

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 52

5.1 Sejarah, Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia ... 52

5.1.1 Sejarah PT Biofarmaka Indonesia ... 52

5.1.2 Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia ... 53

(21)

5.4 Produk-Produk PT Biofarmaka Indonesia ... 56

5.5 Operasional Kegiatan PT Biofarmaka Indonesia ... 58

5.5.1 Pengadaan Bahan Baku ... 58

5.5.2 Proses Produksi ... 58

5.5.3 Penjualan Produk ... 60

5.6 Produk Minuman Kesehatan Curma ... 61

VI STRATEGI PROMOSI PRODUK CURMA ... 63

6.1 Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma Oleh PT Biofarmaka Indonesia ... 63

6.2 Analisis Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi Produk Curma ... 65

6.2.1 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi ... 66

6.2.2. Analisis Model Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi . 68 6.3 Analisis Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma ... 78

6.3.1 Kendala yang Dihadapi dan Pendukung yang Dimiliki oleh PT Biofarmaka Indonesia ... 78

6.3.2. Analisis Model Pemilihan Alternatif Strategi Promosi Produk Curma ... 83

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 97

7.1 Kesimpulan ... 97

7.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(22)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Produksi Tanaman Obat di Indonesia 2003 – 2007 ... 2 2. Nilai dan Volume Ekspor Biofarmaka Indonesia

(Januari 2002 – Agustus 2007) ... 3 3. Tingkat Penjualan Produk Minuman Kesehatan Curma

PT Biofarmaka Indonesia bulan September 2008-Mei 2009 ... 7 4. Judul, Tujuan, dan Alat Analisis Penelitian Terdahulu ... 17 5. Nilai Skala Banding Berpasangan ... 44 6. Nilai Indeks Acak (RI) Matriks Berorde 2 sampai 8 ... 47 7. Daftar Produk PT Biofarmaka Indonesia ... 57 8. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar

elemen pada tingkat 2 (Hirarki Pertama) ... 70 9. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar

elemen pada tingkat 3(Hirarki Pertama) ... 72 10. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar

elemen pada tingkat 4 (Hirarki Pertama) ... 73 11. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar

elemen pada tingkat 2 (Hirarki Kedua) ... 85 12. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar

elemen pada tingkat 3(Hirarki Kedua) ... 85 13. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar

elemen pada tingkat 4 (Hirarki Kedua) ... 87 14. Bobot dan Prioritas Hasil Pengolahan Horizontal antar

elemen pada tingkat 5 (Hirarki Kedua) ... 88 15. Program dan Waktu Pelaksanaan Strategi Promosi

(23)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman 1. Perkembangan IKOT/IOT di Indonesia 1993-2003 ... 4 2. Lima M dalam Periklanan ... 25 3. Perbandingan Antara Strategi Dorong (Push Strategy)

dengan Strategi Tarik (Pull Strategy) ... 33 4. Kerangka Operasional Penelitian ... 39 5. Model Struktur Proses Hierarki Analitik ... 43 6. Matriks Pendapat Individu ... 45 7. Matriks Pendapat Gabungan ... 46 8. Model Hirarki Keputusan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penyusunan Strategi Promosi Produk Curma ... 69 9. Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan Faktor

yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Promosi ... 76 10. Model Hirarki Keputusan Pemilihan Alternatif Stratetegi

Promosi yang Tepat Untuk Produk Curma ... 83 11. Hasil Pengolahan Vertikal Model Hirarki Keputusan Pemilihan

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

(25)

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, obat-obatan, dan bahan kosmetik. Gaya hidup back to nature, yang berkembang saat ini, menarik masyarakat Indonesia untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati tersebut. Hal ini dapat mengangkat kembali budaya Indonesia yaitu meracik jamu dan ramuan obat-obatan tradisional. Jamu dan obat-obatan tersebut diracik dengan menggunakan beragam tumbuhan, akar-akaran, dan bahan alami lainnya, termasuk diantaranya tanaman obat (biofarmaka). Potensi back to nature juga mengisyaratkan bahwa tanaman obat semakin penting peranannya dalam pola konsumsi makanan, minuman, dan obat-obatan masyarakat.

Biofarmaka (tanaman obat) didefinisikan sebagai sumber daya alam (bioresources) yang mempunyai manfaat obat, makanan fungsional dan suplemen diet (obat dan nutraceuticals) untuk manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungannya. Berdasarkan hasil kajian yang pernah dilakukan sampai tahun 2000, ditemukan sebanyak 1.845 jenis tumbuhan biofarmaka yang tersebar di berbagai formasi hutan Indonesia dan ekosistem alam lainnya (Pusat Studi Biofarmaka IPB 2005). Potensi ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat tanaman obat (biofarmaka) di dunia.

(26)

Tabel 1. Produksi Tanaman Obat di Indonesia Periode 2003 - 2007

Komoditi Produksi (Kg)

2003 2004 2005 2006 2007

Jahe 125.386.480 104.788.634 125.827.413 177.137.949 178.502.542

Lengkuas 24.588.226 24.298.854 36.292.530 44.369.523 41.619.147

Kencur 19.527.111 22.609.057 35.478.405 47.081.020 48.366.947

Kunyit 30.707.451 40.467.232 82.107.401 112.897.776 117.463.680

Lempuyang 4.684.297 6.025.358 8.896.585 5.773.432 6.308.391

Temulawak 11.761.984 16.666.504 22.582.041 21.359.086 40.800.834

Temuireng 4.490.430 6.174.186 7.724.957 5.607.046 8.186.185

Kejibeling 710.998 699.695 1.348.438 1.902.692 869.599

Dringo 495.277 257.380 417.566 610.103 507.667

Kapulaga 3.563.118 4.218.038 7.179.325 13.144.127 14.526.505

Temukunci 654.864 1.438.138 2.562.532 2.034.690 2.445.674

Mengkudu 1.910.000 3.509.087 9.820.799 12.983.957 14.015.795

Sambiloto 231.024 566.956 2.150.885 2.656.234 1.298.974

Jumlah 228.711.260 231.719.119 342.388.877 447.557.634 474.911.940 Perubahan Peningkatan 1,32 % 47,76 % 30,72 % 6,11 %

Sumber : Direktorat Jendral Hortikultura (2008)

Pemutakhiran Terakhir ( Selasa, 23 September 2008 )

Perkembangan produksi tanaman obat di Indonesia meningkatkan perkembangan penelitian untuk menciptakan produk baru yang berbahan baku alami dari tanaman obat. Peningkatan produksi ini juga menjadikan tanaman obat sebagai salah satu komoditas ekspor di Indonesia. Tanaman obat Indonesia telah diekspor ke berbagai negara seperti Jepang, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand, Saudi Arabia, dan United State. Tabel 2 menunjukkan nilai dan volume ekspor tanaman obat Indonesia dari Januari 2002 sampai Agustus 2007.

(27)

menjaga kontinuitas ekspor sehingga nilai dan volume ekspor yang dihasilkan tidak ada.

Tabel 2. Nilai dan Volume Ekspor Tanaman Obat (Biofarmaka) Indonesia [Januari 2002 – Agustus 2007]

N

o Komoditi

Nilai (US $ 000) Volume (Ton)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2005 2006 2007

1 Daun Salam 0 2 2 3 8 294 2 10 243

2 Jahe Segar 3578 2880 6840 2175 1898 740 2399 1714 1498

3 Jahe kering 352 996 409 0 0 0 0 0 0

4 Kunyit segar 96 556 41 12 6 2 30 15 4

5 Kunyit lainnya 64 145 1 0 0 0 0 0 0

6 Kunir (curcuma) segar

26 17 8 0 0 0 0 0 0

7

Campuran rempah-rempah

29 241 577 749 748 252 47 53 139

8 Bumbu kare

(curry) 255 34 84 77 61 43 50 83 28

9

Rempah-rempah lainnya

965 1489 1947 3821 3854 2084 7922 4404 1398

10 Akar

Gingseng 0 23 113 118 7 71 523 48 446

11 Other turmeric (curcuma)

86 304 268 1090 1255 482 1329 2647 763

12 Liquorice

roots 54 55 423 469 225 648 572 286 236

13 Temulawak 38 103 12 0 0 0 0 0 0

14 Lada (Cubeb

pepper) 186 128 47 0 0 0 0 0 0

Sumber : Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka (2009)

(28)

G k b o e i m p d p m p m S a p p Gambar 1. Perk keanekaraga bahan kecan obat-obatan ekonomi ya industri ters menimbulka pangsa pasa dituntut unt persaingan. mengemban produk unt mengkomun Strategi pro antara peru perusahaan. persaingan y Perkemba 1993-200 Sumber: Ba embangan aman hayati

ntikan. Per tradisional ang mengun sebut. Per an terjadiny

arnya. Ole tuk memili Strategi ngkan kualita

tuk pelangg nikasikan p omosi yang sahaan dan Strategi pr yang timbul, angan IKOT 03 adan Penelitian industri ini lainnya tela rkembangan , dan keca ntungkan ba rkembangan ya persainga eh sebab itu iki strategi

pemasaran as produk, p gan sasaran produk kepa dijalankan konsumen omosi sang terutama ba

T/IOT di In n dan Pengemb

i menunjuk ah dimanfaat industri yan antikan men agi perusaha n IKOT dan

an antar per u, setiap pe

pemasaran yang dila enetapan ha n saja. N

ada konsum perusahaan untuk men at dibutuhka agi perusaha donesia yan bangan Pertani kkan bahwa tkan untuk o ng bergerak nunjukkan a aan yang he

n IOT di rusahaan da erusahaan da yang tepa akukan peru arga yang me

Namun, pe men melalu n merupakan nyampaikan

an perusaha aan yang baru

ng tercatat p an, Deptan (20

a tanaman obat-obatan, k di bidang

adanya sua endak berge Indonesia j alam memp alam indust at untuk m

usahaan tid enarik, dan p erusahaan ju ui kegiatan

n saluran k tawaran pr aan untuk m

(29)

Strategi promosi dapat mempertahankan pangsa pasar yang ada dan bahkan mampu meningkatkan pangsa pasar serta memperkuat merek perusahaan di pasar. Bagi perusahaan yang baru, strategi promosi dapat menjadi alat untuk memperkenalkan produk ke dalam pasar sehingga konsumen tertarik untuk melakukan pembelian terhadap produknya. Selain itu, promosi yang dilakukan perusahaan dapat merangsang konsumen untuk menyadari kebutuhan akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Keberhasilan strategi promosi akan menentukan besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan dan posisi produk dibenak konsumen. Oleh karena itu, penelitian mengenai strategi promosi perlu dilakukan di perusahaan yang bergerak dalam industri obat tradisional untuk menghadapi persaingan.

1.2. Perumusan Masalah

PT Biofarmaka Indonesia (Biofarindo) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran produk-produk biofarmaka (tanaman obat) dan layanan jasa untuk produk herbal. PT Biofarmaka Indonesia (Biofarindo) merupakan Satuan Usaha Akademik (SUA) yang berada dibawah Pusat Studi Biofarmaka-Institut Pertanian Bogor. PT Biofarmaka Indonesia didirikan pada tahun 2005 sebagai Badan Usaha Komersial berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang merupakan pengembangan dari Divisi Produk PSB (Pusat Studi Biofarmaka). PT Biofarmaka Indonesia (Biofarindo) mengembangkan bibit tanaman obat, simplisia, serbuk, ekstrak dan produk olahan lain dalam bentuk minuman instant, kapsul obat-obatan, rebusan dan permen herbal.  Semua produk PT Biofarmaka Indonesia mendapat pengawasan penuh dari Pusat Studi Biofarmaka-IPB dengan kelengkapan laboratorium pendukung untuk uji kualitas.

(30)

mampu bersaing dengan perusahaan lain di Bogor seperti Dr. Liza, PT Lisna Agung, CV Taman Syifa, dan CV Fatimah. PT Biofarmaka Indonesia juga bersaing dengan perusahaan yang menjadi market leader di pasar obat, jamu, dan minuman kesehatan seperti PT Sidomuncul, PT Nyonya Meneer, PT Mustika Ratu dan lain sebagainya.

Persaingan yang dihadapi PT Biofarmaka Indonesia mengakibatkan terjadinya kesulitan dalam memasarkan produk-produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia ke konsumen. Hal ini terjadi karena belum banyak konsumen yang mengenal produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia dengan baik. Selain itu, karakteristik produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia bersifat obat-obatan berkala mengakibatkan perputaran produk berlangsung dalam jangka waktu lama. Kendala tersebut menyebabkan PT Biofarmaka Indonesia sulit memilih saluran distribusi yang tepat untuk produk-produknya.

PT Biofarmaka Indonesia berusaha mengatasi masalah tersebut dengan meluncurkan produk baru pada September 2008 yaitu produk minuman kesehatan Curma dengan konsumen sasaran remaja (16-17 tahun) dari kalangan menengah ke atas. Minuman kesehatan Curma terbuat dari ekstrak temulawak dan madu murni yang secara khusus diformulasikan untuk menjaga kesehatan hati dan pencernaan, menambah nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh, baik untuk panas dalam dan sariawan. PT Biofarmaka Indonesia juga meluncurkan produk minuman kesehatan Curma ini sebagai perwujudan simposium internasional temulawak 2008 yang mengangkat temulawak sebagai ikon jamu Indonesia. Hal ini akan mendukung perkembangan produk minuman kesehatan Curma di masa yang akan datang. Dimana, produk Curma memiliki peluang sebagai salah satu produk yang dihasilkan dari ikon jamu Indonesia.

(31)

Curma ini diharapkan dapat menembus pasar sehingga penjualan perusahaan meningkat. Selain itu, perusahaan berharap produk Curma dapat membawa produk-produk PT Biofarmaka Indonesia yang telah ada selama ini semakin dikenal oleh masyarakat.

PT Biofarmaka Indonesia telah melakukan kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk minuman kesehatan Curma kepada konsumen pada saat peluncuran produk. Akan tetapi, sebesar 96,67 persen konsumen sasaran (remaja usia 16-17 tahun) produk minuman kesehatan Curma yang diwawancarai belum mengetahui keberadaan produk tersebut (wawancara pada 30 orang responden, Maret 2009). Berdasarkan wawancara pada Maret 2009 diketahui bahwa 80,33 persen konsumen sasaran menyukai rasa produk Curma. Hal ini membuktikan bahwa produk Curma dapat diterima oleh konsumen sasaran produk tersebut.

[image:31.612.131.510.550.671.2]

Tabel 3 menunjukkan bahwa kondisi penjualan produk minuman kesehatan Curma pada bulan September 2008-Mei 2009 sangat berfluktuasi. Penjualan produk Curma terbesar adalah pada bulan Januari 2009 yaitu sebesar 269 botol. Hal ini juga menunjukkan bahwa penjualan produk Curma belum stabil sehingga PT Biofarmaka Indonesia perlu melakukan kegiatan promosi yang tepat agar konsumen sasaran (remaja usia 16-17 tahun) mengetahui keberadaan produk minuman kesehatan Curma. Strategi promosi yang akan dijalankan tidak terlepas dari unsur-unsur marketing mix (bauran pemasaran) lainnya yaitu produk, harga, dan distribusi. Pelaksanaan promosi juga perlu mempertimbangkan anggaran yang dimiliki perusahaan dan kemampuan perusahaan mengidentifikasi kriteria produk yang diinginkan konsumen.

Tabel 3. Tingkat Penjualan Produk Minuman Kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia bulan September 2008-Mei 2009

Waktu Penjualan (Botol)

2008

September 138 Oktober 193 November 81 Desember 215

2009

(32)

Strategi promosi yang dapat diterapkan melipusti bauran promosi antara lain periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation), penjualan pribadi (personal selling) serta pemasaran langsung (direct marketing). Penyusunan strategi promosi yang akan diterapkan PT Biofarmaka Indonesia dipengaruhi oleh anggaran promosi yang disediakan perusahaan, karakteristik produk, keadaan pasar, karakteristik konsumen, dan bauran pemasaran lainnya. Melalui analisis strategi promosi dan faktor yang mempengaruhinya, diharapkan PT Biofarmaka Indonesia dapat menentukan strategi promosi yang tepat bagi produk Curma untuk mencapai tujuan perusahaan dan sesuai dengan kendala yang dihadapi serta pendukung yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan hal di atas dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana bentuk kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia ?

2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia ?

3. Bagaimana alternatif strategi promosi yang tepat untuk diterapkan oleh PT Biofarmaka Indonesia terhadap produk minuman kesehatan Curma ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengidentifikasi bentuk kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan PT Biofarmaka Indonesia

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi pada produk minuman kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia

3. Menyusun alternatif strategi promosi produk minuman kesehatan Curma yang tepat bagi PT Biofarmaka Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

(33)

1. Menentukan strategi kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia

2. Penerapan ilmu yang diperoleh penulis selama masa perkuliahan

3. Sumber informasi bagi pembaca mengenai strategi promosi di perusahaan obat tradisional dan sebagai masukan bagi penelitian selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

(34)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Biofarmaka

Biofarmaka didefinisikan sebagai sumber daya alam (bioresources) yang mempunyai manfaat obat, makanan fungsional dan suplemen diet (obat dan nutraceuticals) untuk manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungannya. Sehingga berdasarkan definisi tersebut, jika dilihat dari kelompok komoditasnya, biofarmaka sangat bervariasi dan kaya akan keragaman, yaitu dapat berupa hewan, mikroorganisme, tumbuhan liar hutan, tanaman pangan, tanaman perkebunan, tanaman hortikultura, atau organisme yang terdapat di lautan, seperti terumbu karang, dan sebagainya (PSB IPB 2005).

Biofarmaka yang banyak digunakan saat ini adalah berupa tumbuhan yang memiliki khasiat dan manfaat bagi manusia, dalam bentuk obat tradisional (jamu) serta makanan dan minuman sebagai pangan fungsional maupun obat luar. Biofarmaka yang biasa digunakan sebagai ramuan jamu dan obat-obatan adalah dari famili Zingiberaceae seperti kunyit, temulawak, jahe, kencur, lempuyang, lengkuas, dan temu-temuan lainnya. Disamping itu, ada beberapa jenis tanaman rempah famili Piperaceae, Apiaceae, Liliaceae, dan Solanoceae (Darusman et al 2003, diacu dalam Yuliawati 2008).

(35)

khasiatnya; (5) Komitmen dan dorongan dari pemerintah dalam pengembangan biofarmaka masih rendah; (6) Pengujian biofarmaka pada manusia masih sulit mendapat legalitas, dan (7) masih mahalnya biaya pengujian biofarmaka hingga menjadi fitofarmaka yang terbukti secara klinis berkhasiat dan terjamin keamanannya (Furnawanthi 2002, diacu dalam Yuliawati 2008).

2.1.2 Temulawak

Temulawak merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dari familia (jenis) Zingiberaceae. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutama pada tanah gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herbal yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang. Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut (Ditjen Hortikultura 2006).

(36)

kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal. Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6% - 2,22% dihitung berdasarkan berat kering.

Secara empirik dan ilmiah zat aktif uji klinik, temulawak mempunyai 7 manfaat yaitu memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara kesehatan fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak darah, antioksidan, membantu memelihara kesehatan, dan membantu menghambat penggumpalan darah. Menurut ahli jamu, temulawak dapat dipakai untuk penyakit ginjal, demam, penyakit kuning, gangguan pada getah empedu, dan beberapa masalah lain.

Menurut Prof. Dr. Suwijiyo Pramono, Apt dari fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada temulawak ampuh mengatasi kolesterol. Pada uji klinis yang melibatkan 80 pasien kolesterol tinggi hiperlipidemia, pemberian 2 kapsul ekstrak temulawak selama 2 kali sehari dalam 4 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol 18,25%. Doktor Fitokimia dari Universitas Toulouse Perancis itu juga mendapati kadar LDL (low density lipoprotein) dikenal sebagai kolesterol jahat turun 25,98% (PT Biofarmaka Indonesia 2008).

2. 2. Hasil Penelitian Terdahulu

Simamora S (2005) menganalisis promosi produk mahkota dewa di PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta dengan menggunakan proses hirarki analitik (PHA). Peneliti menyatakan promosi perusahaan PT Mahkota Dewa Indonesia bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek sehingga konsumen dapat mengenal produk-produk PT Mahkota Dewa Indonesia dan tidak beralih kepada produk kesehatan tradisional pesaing. Dari hasil penelitian dirumuskan alternatif strategi yang tepat bagi PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta adalah menitikberatkan promosi pada periklanan (advertising).

(37)

subfaktor merek produk pesaing. Alternatif strategi promosi yang disarankan adalah meningkatkan aktivitas promosi yang dilakukan saat ini, menitikberatkan pada hubungan masyarakat dan publisitas, menitikberatkan pada personal selling dan pemasaran langsung.

Rachmat E (2008) menganalisis strategi promosi susu formula lanjutan (follow up infant) Morinaga Chilmil pada PT Sanghiang Perkasa menggunakan alat proses hirarki analitik (PHA). Dari penelitian yang dilakukan oleh Rachmat pada susu formula lanjutan Morinaga Chilmil ditemukan bahwa strategi promosi yang telah dijalankan oleh PT Sanghiang Perkasa adalah periklanan strategi above the line (secara langsung) dan below the line (secara tidak langsung). Strategi yang dijalankan dititikberatkan pada periklanan strategi below the line karena lebih tepat sasaran serta anggaran yang dikeluarkan dapat seminimal mungkin atau jauh lebih kecil dibandingkan strategi above the line. Faktor anggaran merupakan bagian yang penting bagi PT Sanghiang Perkasa dalam pengambilan keputusan promosi. Hal ini disebabkan oleh perhitungan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan pada setiap kegiatan promosi yang dilakukan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, alternatif strategi yang disarankan untuk dilaksanakan perusahaan adalah strategi promosi penjualan dimana anggaran biaya yang akan dikeluarkan kecil dan tidak melanggar peraturan pemerintah. Selain itu, PT Sanghiang Perkasa berpendapat bahwa strategi promosi penjualan merupakan saluran promosi yang paling efektif dan efisien.

(38)

murni. PT Interbat memilih alternatif strategi promosi melalui hubungan masyarakat dan publisitas karena adanya sistem pemasaran perusahaan yang lebih diarahkan kepada konsumen perantara yaitu dokter yang menangani kasus medis pada anak. Berbeda dengan kedua perusahaan tersebut, PT Sanghiang Perkasa berpendapat bahwa strategi promosi penjualan merupakan saluran promosi yang paling efektif dan efisien. PT Sanghiang Perkasa merupakan perusahaan yang telah menggunakan saluran iklan above the line untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Hal ini akan mendukung strategi promosi yang dipilih oleh PT Sanghiang Perkasa yaitu promosi penjualan. Strategi promosi penjualan ini dilakukan karena PT Sanghiang Perkasa mengetahui bahwa produk yang dihasilkan perusahaan telah dikenal oleh masyarakat sehingga dilakukan promosi penjualan agar konsumen lebih memilih membeli produknya dibandingkan produk pesaing.

Abdulloh A (2008) melakukan analisis strategi pemasaran minuman jamu instant Langsing Ramping PT Biofarmaka Indonesia dengan menggunakan proses hirarki analitik (PHA). Peneliti mengidentifikasi bahwa PT Biofarmaka Indonesia telah melakukan strategi pemasaran yaitu; strategi produk, yang masih menyentuh manfaat inti dari produk; strategi harga, dengan menetapkan harga dibawah harga pesaing; strategi promosi, melalui media cetak, pameran, dan penjualan dengan pemberian discount; strategi distribusi, langsung di kios herbal dan bekerjasama dengan perusahaan distributor. Prioritas strategi pemasaran secara berurutan yang dipilih perusahaan adalah distribusi karena secara simultan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar secara langsung, harga merupakan indikator yang akan dapat memposisikan produk diantara pesaing, promosi merupakan alat komunikasi keberadaan dan keunggulan produk, produk yang baik akan dipilih pelanggan.

(39)

Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa kualitas produk yang dihasilkan sub divisi PSB (Pusat Studi Biofarmaka) IPB bermutu karena bahan baku yang digunakan memiliki kualitas dan kuantitas yang baik serta telah menjadi stakeholder dalam pengembangan minuman instant berbahan baku biofarmaka. Akan tetapi, inovasi program pemasaran dan kegiatan promosi masih rendah.

Analisis pengembangan usaha minuman instant berbahan baku biofarmaka pada home industri Lisna Agung Kabupaten Bogor dilakukan oleh Widia Apriani pada tahun 2007. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa produk Lisna Agung berbahan baku biofarmaka yang telah mendapatkan sertifikat produk dan harga produk sama untuk semua jenis produk yang dihasilkan dan relatif murah. Kelemahan Lisna agung adalah kualitas sumberdaya manusianya masih rendah, belum memiliki karyawan khusus di pemasaran dan Reseach and Development, proses produksi sederhana, pemasaran dan promosi masih pasif. Alternatif strategi yang terbaik untuk dilakukan Lisna Agung adalah memperluas jaringan distribusi dan pemasaran.

Berdasarkan penelitian Abdulloh A (2008) dan Prasetiawan E (2005), dapat disimpulkan bahwa PT Biofarmaka Indonesia yang merupakan pengembangan sub divisi produk PSB (Pusat Studi Biofarmaka) IPB memiliki kualitas produk yang bermutu dan berkualitas dengan harga yang relatif murah serta memiliki kekuatan instansi yang berada di bawah Pusat Studi Biofarmaka IPB. Akan tetapi, pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia belum terdistribusi dengan baik. Oleh sebab itu, alternatif strategi pemasaran yang disarankan adalah pendistribusian yang secara simultan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar secara langsung serta diferensiasi produk pada pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka.

(40)

Lisna Agung masih pasif. Hal ini berbeda dengan PT Biofarmaka Indonesia yang telah melakukan beberapa kegiatan promosi seperti pameran, dan penjualan dengan pemberian discount. Sehingga PT Biofarmaka Indonesia harus mampu meningkatkan pemasaran dan promosi agar Lisna Agung tidak merebut pasarnya dengan melakukan pemasaran dan promosi yang gencar.

(41)
[image:41.612.130.517.96.665.2]

Tabel 4. Judul, Tujuan, dan Alat Analisis Penelitian Terdahulu

Nama Judul Tujuan Penelitian Alat

Saur Contanius Simamora (2005) Analisis Promosi Produk Mahkota Dewa di PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta

1. Menganalisis tujuan utama kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT mahkota Dewa Indonesia

2. Mengkaji bentuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Mahkota Dewa Indonesia 3. Menganalisis faktor-faktor yang paling

berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi promosi PT Mahkota Dewa Indonesia 4. Menyusun rekomendasi alternative strategi

promosi yang paling tepat bagi PT Mahkota Dewa Indonesia sesuai dengan peluang dan kendala yang dihadapi

- PHA M. Zulhiyardi (2007) Analisis Strategi Promosi Suplemen Kesehatan Curfos Pada PT Interbat

1. Mengidentifikasi faktor penyusun strategi promosi pada PT Interbat

2. Merumuskan strategi alternatif promosi PT Interbat -PHA M. Aliy Abdulloh (2008) Analisis Strategi Pemasaran Minuman Jamu Instan ‘Langsing Ramping’ PT Biofarmaka Indonesia

1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh PT Biofarmaka Indonesia untuk minuman jamu instan ‘Langsing Ramping’ 2. Menentukan prioritas strategi pemasaran yang

tepat untuk dijalankan PT Biofarmaka Indonesia untuk minuman jamu instan ‘Langsing Ramping’ - PHA Eko Rachmat (2008) Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan

(Follow Up

Infant) Morinaga

Chilmil Pada PT Sanghiang

Perkasa

1. Mengetahui startegi promosi Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil yang dilakukan oleh PT Sanghiang Perkasa

2. Mengidentifikasikan factor-faktor yang menjadi penyusun strategi promosi yang akan dilakukan 3. Merumuskan alternatif strategi promosi Susu

Formula Lanjutan Morinaga Chilmil yang efektif dan efisien di PT Sanghiang Perkasa

-PHA Eko Prasetiawan (2005) Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan (Studi Kasus Pada Sub Divisi Produk Pusat Studi Biofarmaka IPB)

1. Mengkaji kondisi kegiatan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka pada sub divisi produk PSB (Pusat Studi Biofarmaka) 2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan;

peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka

3. Menentukan alternatif strategi perusahaan dan prioritas strategi usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka

- IFE -EFE -IE - SWOT - QSPM Widia Apriani (2007) Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kesehatan Instan Berbahan Baku Biofarmaka pada Home Industri Lisna Agung Kab. Bogor

1. Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas LIsna Agung

2. Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan Lisna Agung dalam mencapai tujuannya.

(42)

III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis

3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran 3.1.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler 1997). Tujuan pemasaran adalah membuat penjualan berlebihan dengan melakukan pendekatan konsep inti pemasaran seperti kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai, kepuasan dan mutu; pertukaran, transaksi, dan hubungan; dan pasar.

Menurut Boyd dan Harper W (2000), pemasaran adalah suatu proses sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain untuk mengembangkan hubungan pertukaran. Pemasaran yang baik dapat pula membantu pertukaran antara orang, perusahaan, dan Negara. Salah satu karakteristik penting dari pemasaran adalah fokus pada pelanggan dan kebutuhan mereka. Apabila pemasaran dilakukan dengan tepat, pemusatan perhatian semacam itu memungkinkan perusahaan menikmati keberhasilan sepanjang waktu dengan mengeksploitasi perubahan-perubahan pasar, dengan mengembangkan produk yang lebih unggul dibandingkan dengan apa yang ada saat ini.

(43)

pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan (Boyd & Harper W 2000).

3.1.1.2 Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran merupakan falsafah manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien daripada pesaing. Konsep pemasaran memiliki perspektif dari luar ke dalam berbeda dengan konsep penjualan yang memiliki perspektif dari dalam ke luar. Konsep pemasaran dimulai dengan memusatkan perhatian penuh dengan baik, memfokuskan pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas pemasaran yang mempengaruhi pelanggan, dan memperoleh laba dengan menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan berdasarkan pada nilai bagi dan kepuasan pelanggan. Konsep pemasaran tidak berarti bahwa sebuah perusahaan harus mencoba memberikan kepada semua pelanggan segala sesuatu yang mereka inginkan. Akan tetapi, pemasar harus mampu menyeimbangkan penciptaan nilai lebih bagi pelanggan dengan penciptaan laba bagi perusahaan. Dimana, tujuan pemasaran adalah menghasilkan nilai bagi pelanggan (dengan laba) [Kotler & Amstrong 1997].

Menurut Lee dan Carla (2007), terdapat tiga komponen utama yang menyusun konsep pemasaran yaitu :

1. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen. Sebuah perusahaan harus menemukan apa yang akan memuaskan para konsumen dan menggunakan informasi ini untuk menciptakan produk yang tepat. Perusahaan harus terus mengubah, mengadaptasi, dan mengembangkan produk agar bisa mengikuti perubahan selera para pelanggan.

2. Upaya pemasaran terkoordinasi di seluruh organisasi. Pemasaran hanya salah satu fungsi yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen. Peneliti dan pengembangan, manufaktur, keuangan, dan fungsi-fungsi lain juga penting, sehingga meningkatkan peluang-peluang sukses sebuah perusahaan. 3. Pencapaian tujuan-tujuan jangka panjang. Sebuah perusahaan yang

(44)

konsumen, namun juga mencapai tujuan-tujuannya sendiri, jika tidak ia tidak akan bertahan lama di dalam bisnis.

3.1.2. Strategi Bauran Pemasaran (marketing mix) 3.1.2.1 Strategi Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler & Amstrong 1997). Menurut Tjiptono F (1997), secara konseptual, produk merupakan pemahaman subyektif dari produsen atas ‘sesuatu’ yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Produk mencakup obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan ide. Pengusaha dapat mempengaruhi konsumen melalui produk yang ditawarkan dengan membuat produk menarik dan berbeda dari produk sejenis lainnya. Strategi produk dalam pemasaran perlu memperhatikan konsep produk yang akan dipasarkan dan siklus hidup produk (product life cycle) tersebut.

Konsep produk merupakan suatu pengertian atau pandangan konsumen terhadap suatu produk yang dibutuhkan dan diinginkannya. Konsumen tidak hanya membeli sekumpulan atribut fisik dari suatu produk saja melainkan konsumen membayar sesuatu yang memuaskan keinginan mereka. Oleh sebab itu, strategi produk sebaiknya tidak hanya memasarkan produk itu sendiri tetapi menjual manfaat, citra (brand image), dan faktor-faktor intangible lain.

(45)

merubah atau mengganti produknya agar laba, pangsa pasar, volume penjualan yang akan terus berkurang tidak menjadikan perusahaan tutup.

3.1.2.2 Strategi Harga

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa (Kotler & Amstrong 1997). Dalam sejarahnya, harga ditentukan oleh tawar-menawar antara pembeli dan penjual. Selain itu, harga juga akan mempengaruhi pilihan pembeli. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, elemen lainnnya mewakili biaya. Harga adalah salah satu elemen yang paling fleksibel dari bauran pemasaran dan berubah dengan cepat. Harga juga merupakan faktor pemosisian sangat penting yang menetapkan pasar, pesaing, dan rancangan produk. Keputusan pembuatan harga harus memperhatikan rancangan produk, distribusi, dan promosi sehingga membentuk program pemasaran yang konsisten dan efektif. Dalam penetapan harga, perusahaan harus menentukan terlebih dahulu sasaran pasar yang akan dimasuki.

Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu alokasi dan peranan informasi (Tjiptono F 1997). Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga akan membantu pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Sehingga harga membantu pembeli memutuskan alokasi dana yang dimiliki pada berbagai alternatif yang tersedia sesuai dengan daya belinya. Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam ‘mendidik’ konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terkait dengan adanya presperktif bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

3.1.2.3 Strategi Tempat/Distribusi

(46)

produk dari produsen ke para konsumen. Kegitaan-kegiatan distribusi menyertakan pengelolaan pengangkutan dan penyimpanan produk, pemrosesan pesanan, dan pencatatan stok (Lee & Carla 2007).

Proses distribusi merupakan aktivitas yang mampu menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan. Selain itu, proses distribusi juga mampu memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-fisik. Arus pemasaran yang dimaksud adalah aliran kegiatan yang terjadi diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran yang meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi, arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggung resiko, dan arus pemesanan. Dalam pelaksanaan distribusi, perusahaan dapat berkerjasama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produk ke pasar. 3.1.2.4 Strategi Promosi

Promosi –komunikasi pemasaran- mencakup berbagai teknik komunikasi yang digunakan dengan para konsumen dan calon potensial konsumen (Lee & Carla 2007). Menurut Kotler dan Amstrong (1997), promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk mengkonsumsikan manfaat dari produknya, membujuk dan mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Tjiptono F (1997) menyatakan tujuan promosi dari sudut pandang ekonomi adalah menggeser kurva permintaan akan produk perusahaan ke kanan dan membuat permintaan menjadi inelastis (dalam kasus harga naik) dan elastis (dalam kasus harga turun). Promosi berkaitan dengan upaya untuk mengarahkan seseorang agar dapat mengenal produk perusahaan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin, kemudian akhirnya membeli dan selalu ingat akan produk tersebut.

3.1.3. Sistem Komunikasi Pemasaran

(47)

mempengaruhi/membujuk dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono F 1997). Bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi; iklan, tenaga penjualan, papan nama, toko, display di tempat pembelian, kemasan produk, direct-mail, sampel produk gratis, kupon, publisitas, dan alat-alat komunikasi lainnya.

Menurut Tjiptono F (1997), terdapat tiga unsur pokok komunikasi pemasaran yaitu pelaku komunikasi, media komunikasi, dan proses komunikasi. Pelaku komunikasi terdiri dari pengirim (sender) atau komunikator yang menyampaikan pesan dari penerima (receiver) atau komunikan pesan. Dalam hal ini, komunikatornya adalah produsen/perusahaan, sedangkan komunikannya adalah khalayak (pasar pribadi, pasar organisasi, masyarakat umum). Media komunikasi pemasaran yang digunakan adalah gagasan (materi pokok pengirim), pesan (message), media (pembawa pesan komunikasi), response (reaksi pemahaman pesan oleh penerima), feedback (umpan balik), gangguan/noise (hambatan dalam penyampaian pesan). Proses komunikasi merupakan proses penyampaian pesan (dari pengirim ke penerima) maupun pengiriman kembali respon (dari penerima ke pengirim) yang memerlukan dua kegiatan yaitu encoding (fungsi mengirim) dan decoding (fungsi menerima).

3.1.4. Defenisi Promosi dan Bauran Promosi 3.1.4.1 Promosi

(48)

menginformasikan, mempengaruhi, membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaran.

3.1.4.2 Bauran Promosi

Dalam bauran promosi dikenal lima cara komunikasi yang utama yaitu : 1. Periklanan (Advertising)

Periklanan adalah semua bentuk penyajian nonpersonal, promosi, dan ide tentang barang atau jasa yang dibayar oleh satu sponsor (Durianto et al. 2003). Menurut Terence (2003), iklan terdiri dari komunikasi massa melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, dan media lain (billboards, internet, dan sebagainya); atau komunikasi langsung yang didesain khusus untuk pelanggan antar bisnis (business to business) maupun pemakai akhir. Lee dan Carla (2007) menyatakan bahwa periklanan merupakan komunikasi komersil dan nonpersonal yang ditransmisikan ke suatu khalayak, target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct email (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum.

Tujuan periklanan adalah untuk meningkatkan reaksi pembeli berpotensi terhadap organisasi dan barang tawarannya. Periklanan mencoba melaksanakannya dengan cara memberi keterangan, dengan menyalurkan keinginan-keinginan, dan memberi alasan-alasan untuk lebih menyukai tawaran tertentu suatu organisasi (Kotler 2005). Tujuan periklanan dapat digolongkan berdasarkan sasarannya, yaitu, apakah untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan. Periklanan juga dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk. Periklanan dapat secara efisien menjangkau berbagai pembeli yang tersebar secara geografis.

(49)
[image:49.612.135.525.124.412.2]

digunakan?; Measurement (pengukuran): bagaimana mengevaluasi hasilnya?. Gambar 2 menggambarkan hubungan antara kelima M tersebut.

Gambar 2. Lima M dalam Periklanan Sumber: Kotler (2005)

Misi yang telah ditetapkan membutuhkan anggaran (uang) untuk membiayai program periklanan yang akan dilakukan. Uang menentukan berapa banyak yang dapat dibelanjakan, dan ini mempengaruhi pemilihan media yang akan digunakan dan pesan yang akan disampaikan. Kemudian diukur dampak komunikasi dan dampak penjualan atas pesan dan media yang telah ditentukan pada iklan yang diterapkan.

Ada lima faktor spesifik (Gambar 2) yang perlu dipertimbangkan saat menetapkan anggaran periklanan (money) (Kotler 2005), yaitu:

1. Tahap daur hidup produk: Produk baru umumnya mendapat anggaran iklan yang besar guna membangun kesadaran dan membuat pelanggan mencoba produk tersebut. Merek yang sudah mapan biasanya didukung oleh anggaran periklanan yang lebih rendah sebagai ratio terhadap penjualannya.

MISI (MISSION): • Sasaran

penjualan

• Tujuan periklanan

UANG (MONEY):

Faktor-faktor yang dipertimbangkan:

• Tahap PLC (siklus hidup produk)

• Pangsa pasar dan basis konsumen

• Persaingan dan gangguan • Frekuensi periklanan • Kemungkinan substitusi produk MEDIA: Langkah-langkah dalam menentukan media:

• Dampak, frekuensi, jangkauan

• Jenis media utama

• Wahana media tertentu

• Penentuan waktu media

• Alokasi media secara geografis

PESAN (MESSAGE): • Pembuatan pesan

• Evaluasi dan pemilihan pesan

• Pelaksanaan produk

• Kajian ulang tanggung jawab

sosial PENGUKURAN

(MEASUREMENT): • Dampak

komunikasi

(50)

2. Pangsa pasar dan basis konsumen: Merek dengan pangsa pasar yang tinggi biasanya membutuhkan lebih sedikit biaya iklan sebagai persentase terhadap penjualan guna mempertahankan pangsanya. Berdasarkan biaya per-kesan, diperlukan lebih sedikit biaya untuk mencapai konsumen dari merek yang pangsa pasarnya kecil.

3. Persaingan dan gangguan: Dalam pasar dengan banyak pesaing dan pengeluaran yang tinggi, suatu merek harus diiklankan secara besar-besaran agar terdengar di tengah kegaduhan pasar. Bahkan gangguan sederhana dari iklan yang tidak bersaing secara langsung dengan merek tersebut sudah menyebabkan perlunya periklanan yang lebih besar.

4. Frekuensi penjualan: Jumlah pengulangan yang diperlukan untuk menyampaikan pesan kepada konsumen juga sangat menentukan anggaran periklanan.

5. Kemungkinan substitusi produk: Merek-merek dalam suatu kelas komoditas (misalnya rokok, bir, minuman ringan) memerlukan iklan besar-besaran untuk membangun citra yang berbeda. Periklanan juga penting jika suatu merek dapat memberikan manfaat atau tampilan fisik yang unik.

Tiga media iklan yang relatif baru, yaitu:

1. Advertorial adalah iklan cetak yang menawarkan isi editorial dan dirancang sedemikian rupa sehingga sulit dibedakan dengan isi surat kabar atau majalah. 2. Infocomercial adalah iklan TV yang tampak seperti acara televisi selama 30

menit yang mendemonstrasikan atau membahas sebuah produk.

3. Banner adalah tanda kecil pada halaman web yang mengiklankan suatu tawaran atau perusahaan yang dapat dicapai dengan meng-klik banner tersebut.

Jefkins (1997) membagi iklan menjadi dua klasifikasi, yaitu: a. Iklan lini atas (above the line/ATL)

(51)

iklan, yaitu: pers (koran dan majalah), radio, televisi, lembaga jasa iklan luar-ruang (outdoor) dan bioskop/cinema.

b. Iklan lini bawah (below the line/BTL)

Iklan lini bawah adalah jenis-jenis iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi seperti iklan pada pameran, brosur, lembar informasi, dan sebagainya. Iklan melalui media ini termasuk media iklan yang banyak istilah dan jenisnya.

Ada berbagai macam jenis media iklan lini bawah menurut Jefkins (1997), beberapa diantaranya, antara lain:

1. Literatur penjualan

Banyak barang dan jasa bisa dijual dengan lebih mudah bila diberi tulisan atau literatur yang secara lebih rinci menjelaskan kegunaan, karakteristik, dan berbagai aspek lainnya dari produk yang bersangkutan. Tulisan yang membuat aneka informasi mengenai produk disebut sebagai literature penjualan. Bentuk-bentuk literatur penjualan cukup bervariasi, yaitu seperti: leaflet, folder, brosur/booklet, broadsheet, katalog, kartu pos berwarna, peralatan tulis menulis, agenda, formulir sayembara, dan lain-lain. Bentuk-bentuk literatur penjualan tersebut dapat dibagi-bagikan di tempat penjualan (point of scale).

2. Benda-benda pajangan di tempat penjualan

Benda-benda pajangan tersebut dirancang untuk dapat menarik perhatian pengunjung, serta mempertinggi terjadinya penjualan. Pajangan tersebut bisa juga menjadi pertanda bahwa suatu tempat atau pihak atau perusahaan tertentu merupakan pemasok produk tersebut. Benda-benda pajangan tersebut antara lain: poster (berukuran crown atau double crown), stiker, contoh, kemasan, kartu pajangan, stand kasa, kotak-kotak dispenser, jam dinding, tokoh-tokoh iklan, pajangan berlampu, tutup botol, tatakan gelas atau botol, asbak rokok, iklan dalam toko, daftar menu, dan lain-lain.

3. Iklan di udara

(52)

tulisan di langit, spanduk di langit, pesawat, balon udara, atau balon bercahaya, dan proyeksi iklan di langit.

4. Kalender

Kalender merupakan media yang sudah tua sekali umurnya, kalender merupakan perpaduan antara maksud baik humas dan nilai pengingat iklan. Bentuk-bentuk utama kalender, antara lain: bergambar, blok, digital, gulung, dan lain-lain.

5. Tas-tas iklan

Selain dapat membawa berbagai macam barang, tas-tas iklan juga dapat membawa pesan perusahaan yang membuatnya.

6. Iklan tubuh

Iklan yang tertera pada t-shirt,atau pakaian sehari-hari. Kini banyak perusahaan yang telah memanfaatkan t-shirt, jaket, topi, ikat kepala, dan lain-lain.

7. Bendera

Bendera merupakan media yang sangat popular disejumlah Negara seperti Jerman. Bendera bisa berfungsi lebih jauh daripada sekedar hiasan, yakni sebagai simbol atau identitas pembeda dari perusahaan lain. 8. Cindera mata

Bentuknya sangat bervariatif, dan akan semakin efektif jika bendanya sendiri dapat berguna dan awet. Cindera mata yang paling popular adalah pena, gantungan kunci, pensil, cangkir, dan lain-lain.

9. Media video

Video menjadi media komunikasi yang tersebar luas, menyaingi program-program acara televisi, sehingga video dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan iklan.

10. Stiker

(53)

2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah berbagai bentuk insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan konsumen untuk mencoba atau membeli suatu produk atau jasa (Durianto et al. 2003). Promosi penjualan merupakan bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono F 1997). Menurut Shimp T (2003), promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya pembelian dalam waktu yang singkat.

(54)

3. Hubungan Masyarakat dan Publisitas (Public Relations)

Public relations (hubungan masyarakat) merupakan berbagai macam program untuk memelihara, menciptakan, dan mengembangkan citra perusahaan atau merek sebuah produk (Durianto et al. 2003). Menurut Jefkins (1992), humas (public relations) adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. Publisitas dapat diartikan sebagai upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaan tersebut. Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non-personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan tidak membayar untuk itu. Publisitas merupakan pemanfaatan nilai-nilai berita yang terkandung dalam satu produk untuk membentuk citra produk yang bersangkutan (Tjiptono F 1997).

Kegiatan-kegiatan public relations meliputi; press relations, yaitu untuk memberikan informasi yang layak dimuat disurat kabar agar menarik perhatian publik; product publicity, yaitu untuk mempublikasikan produk-produk tertentu; corporate communication, yaitu komunikasi internal dan eksternal, serta mempromosikan pemahaman tentang organisasi; lobbying, yaitu usaha untuk bekerjasama dengan pembuat undang-undang dan pejabat pemerintah sehingga perusahaan mendapatkan informasi-informasi penting yang berharga; counseling, yaitu untuk memberi saran dan pendapat kepada masyarakat mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan public dan mengenai posisi dan citra perusahaan. Menurut T

Gambar

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN   ................................
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN   ................................
Tabel 1.  Produksi Tanaman Obat di Indonesia Periode 2003 - 2007
Tabel 2.  Nilai dan Volume Ekspor Tanaman Obat (Biofarmaka) Indonesia
+7

Referensi

Dokumen terkait