• Tidak ada hasil yang ditemukan

aNalisis DaN PEmBahasaN maNaJEmEN

hendi pRio sanToso

Direktur Utama

mochTaR Riza pahLeVi TabRani

Direktur Keuangan

djoKo sapuTRo

Direktur Teknologi dan Pengembangan

muhammad wahid suTopo

Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko

jobi TRiananda hasjim

Direktur Pengusahaan

hendi Kusnadi

Laporan tahunan ini memuat pernyataan-pernyataan yang merupakan dan bersifat

“pernyataan prospektif” yang terkait dengan kejadian di masa mendatang dalam makna yang terdapat pada Undang-Undang pasar modal. Informasi kejadian di masa depan umumnya mengandung pernyataan dengan kalimat yang diawali atau mengandung makna “antisipasi”, “yakin”, “mengharapkan”, “merencanakan”, “bermaksud”, “memperkirakan”, “mengusulkan”, atau kata-kata serupa yang mengisyaratkan hasil di masa mendatang atau pernyataan mengenai suatu pandangan. Setiap pernyataan, selain pernyataan yang bersifat fakta historis yang terkandung dalam Laporan Tahunan ini, meliputi namun tidak terbatas pada hal-hal mengenai posisi keuangan di masa depan dan hasil operasi, strategi, rencana, tujuan, sasaran dan target, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan atau ekspansi, pembagian dividen, serta kalimat-kalimat yang diawali, diikuti, atau yang mengandung makna “yakin,” “mengharapkan,” “tujuan,” “bermaksud,” “akan,” “kemungkinan,” “proyek,” “memperkirakan,” “target”, “antisipasi,” “memprediksi,” “mencari,” “seharusnya” atau kata-kata yang serupa dengam kata-kata tersebut merupakan pernyataan yang terkait dengan kejadian di masa mendatang.

Kejadian di masa mendatang yang merupakan penyataan prospektif mencakup risiko-risiko baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui, ketidakpastian dan faktor lainnya, yang berada di luar kuasa Perusahaan, yang dapat berdampak pada hasil aktual, kinerja, pencapaian atau hasil usaha, dimana hal-hal tersebut secara material berbeda dengan rencana di masa mendatang, kinerja, pencapaian Perusahaan yang disebutkan dalam pernyataan prospektif dalam Laporan Tahunan ini.

Pernyataan prospektif dalam laporan tahunan ini disusun berdasarkan berbagai asumsi mengenai strategi bisnis terkini atau strategi bisnis di masa depan serta lingkungan dimana Perusahaan beroperasi di masa mendatang. Pembaca Laporan Tahunan diingatkan berhati-hati dan memperhatikan bahwa pernyataan prospektif bukan jaminan akan kinerja Perusahaan yang akan diperoleh di masa mendatang karena hasil aktual dari kinerja dan kondisi Perusahaan di masa mendatang dapat berbeda secara material dengan hal-hal yang dinyatakan, diproyeksikan atau diasumsikan dalam pernyataan prospektif.

Faktor penting yang dapat menyebabkan kondisi aktual, kinerja atau pencapaian

Perusahaan dapat berbeda secara material dalam pernyataan prospektif antara lain tetapi tidak terbatas pada:

• Perubahan perundang-undangan di Indonesia, yang baik secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap operasional Perusahaan;

• Perubahan di kebijakan-kebijakan Pemerintah di bidang minyak dan gas bumi;

• Kondisi ekonomi nasional, regional, atau global yang mempengaruhi aktivitas ekonomi atau gangguan terhadap pasar karena faktor global;

• Perubahan-perubahan karena inflasi, perubahan karena perbedaan suku bunga, atau perubahan karena adanya perbedaan nilai tukar mata uang;

• Hal-hal lainnya (jika terdapat hal-hal lain yang berkaitan dengan usaha PGN yang dapat mempengaruhi pernyataan prospektif dalam laporan tahunan ini).

GamBaraN UmUm PErUsahaaN

PGN, suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bergerak di bidang distribusi dan transmisi gas bumi, sesuai dengan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22, Tahun 2001, yang mengharuskan adanya pemisahan entitas yang bergerak di bidang hulu dan hilir kegiatan usaha minyak dan gas bumi. Kegiatan usaha PGN berfokus di sektor hilir, yang menghubungkan produsen atau pemasok gas bumi dengan pengguna atau pelanggan gas bumi.

Sebagai penyedia gas, PGN menyalurkan gas bumi dari titik terima (receipt point) ke titik serah (delivery point). Sistem jaringan transmisi merupakan satu atau lebih segmen jaringan pipa, biasanya saling berhubungan membentuk jaringan, yang menyalurkan gas dari sistem pengumpulan (gathering system), outlet plant pengolahan gas atau dari sistem penyimpanan (storage system) menuju ke sistem distribusi, pelanggan bervolume besar atau menuju ke sistem penyimpanan lainnya. Sistem jaringan distribusi merupakan satu atau lebih segmen jaringan pipa yang menyalurkan gas dari titik serah jaringan pipa transmisi (delivery point), sistem penyimpanan atau outlet plant pemasok menuju ke pelanggan, baik itu pembangkit listrik, industri, komersial atau rumah tangga.

Saat ini, PGN mengoperasikan tiga Unit Bisnis Strategis (SBUs), di usaha distribusi (SBU Distribusi Wilayah I, II dan III) serta satu SBU Transmisi Sumatera-Jawa di usaha transmisi.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Akta No.11 tanggal 6 April 2011, kegiatan operasional PGN dibagi menjadi tiga segmen usaha/bisnis, yaitu distribusi gas, transmisi gas dan usaha lainnya.

Berdasarkan PSAK No. 5 (revisi tahun 2009) mengenai segmen usaha operasional (dan untuk tujuan penilaian serta pelaporan manajemen) mulai tahun 2013 Perusahaan juga melaporkan kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi sebagai segmen bisnis Perusahaan. Hal ini sejalan dengan strategi bisnis di sektor hulu yang telah dijalankan sejak tahun 2011.

Analisis dan Pembahasan Manajemen berikut ini dimaksudkan untuk menjelaskan kinerja Perusahaan dan mengacu kepada Laporan Keuangan Konsolidasian PGN tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja member firm Ernst & Young Global Limited yang dilampirkan dan menjadi satu kesatuan dalam buku Laporan Tahunan ini.

1. Distribusi dan Niaga Gas

Perencanaan, pembangunan dan pengembangan produksi, penyediaan, penyaluran dan distribusi gas buatan (gas hidrokarbon).

Kegiatan usaha distribusi PGN meliputi pulau Jawa, Sumatera dan Batam. Untuk mengembangkan efektivitas dan efisiensi distribusi gas, PGN membagi wilayah distribusi menjadi (3) tiga SBU di tahun 2002. Melalui tiga SBU tersebut, PGN meningkatkan pelayanan kepada pelanggan sekaligus mempercepat penetrasi dan ekspansi pasar.

PGN saat ini memiliki tiga SBU distribusi, yaitu: a) SBU Distribusi Wilayah I

Mencakup Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera Selatan dan Lampung. b) SBU Distribusi Wilayah II.

Mencakup Jawa Timur dan Jawa Tengah. c) SBU Distribusi Wilayah III.

Mencakup Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau.

2. transmisi Gas

Perencanaan, pembangunan dan

pengembangan usaha hilir gas bumi yang meliputi kegiatan pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga.

Kegiatan usaha transmisi PGN mencakup wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Lampung, Banten dan Jawa Barat.

Saat ini, kegiatan usaha transmisi Perusahaan terutama dilakukan oleh:

a. PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), entitas anak yang mengelola transmisi gas melalui jalur Grissik – Duri dan Grissik – Singapura. b. SBU Transmisi Sumatera Jawa (SBU TSJ),

PGN juga membentuk Unit Bisnis Strategis yang mengelola transmisi gas melalui jalur Sumatera Selatan - Jawa.

3. minyak dan Gas

PT Saka Energi Indonesia (SEI) didirikan pada tanggal 27 Juni 2011 dan melaksanakan usaha dan investasi di bidang kegiatan usaha hulu, yang meliputi kegiatan eksplorasi, eksploitasi, pengembangan usaha-usaha di bidang minyak dan gas bumi, panas bumi, gas metana batubara (CBM). Saat ini SEI telah melakukan akuisisi atas kepemilikan Participating Interest di beberapa blok minyak dan gas di Indonesia dan di luar negeri.

Beberapa blok yang sudah diakuisisi :

No Blok Persentase

Kepemilikan Status

1 Pangkah PSC 100% Produksi 2 South Sesulu PSC 100% Eksplorasi 3 Ketapang PSC 20% Pengembangan 4 Bangkanai PSC 30% Pengembangan 5 Fasken 36% Produksi 6 West Bangkanai PSC 30% Eksplorasi 7 South East Sumatera

PSC 8,91% Produksi 8 Muriah PSC 20% Pengembangan

4. segmen Usaha lainnya

Selain kegiatan usaha utama, Perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha lain yang berkaitan langsung dan atau mendukung usaha utama sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk regasifikasi LNG, penyewaan kapasitas serat optik, jasa konstruksi dan pemeliharaan serta pengelolaan aset dan servis. Dalam bisnis LNG, PGN melakukan kegiatan

usaha di bidang pengadaan pasokan, regasifikasi (pengolahan) LNG menjadi gas bumi, pengangkutan, penyimpanan, niaga, serta kegiatan usaha terkait lainnya melalui entitas anak yaitu PGN LNG. Pada November 2014, PGN LNG telah selesai melakukan commissioning FSRU Lampung dan mulai melakukan komersialisasi.

Walaupun diakhir tahun 2014, perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh turunnya harga minyak dunia, namun secara keseluruhan, selama tahun 2014, perekonomian Indonesia masih mengalami pertumbuhan. Hal ini terlihat dari indikator ekonomi seperti Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat sebesar 5,02%. Disisi lain tingkat inflasi mencapai 8,36% dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat melemah dari Rp12.189 ke Rp12.440 (kurs tengah BI) serta nilai tukar Yen melemah terhadap Dolar Amerika Serikat dari ¥104,92 menjadi ¥119,33.

Perekonomian yang masih tumbuh tersebut berdampak terhadap peningkatan penggunaan energi termasuk energi gas bumi. Hal ini tercermin dari peningkatan volume pengusahaan gas

Perusahaan sebesar 5%.

Hal tersebut didukung dengan peningkatan alokasi energi gas bumi untuk industri sebesar 3,25% (Indonesia energy outlook 2014). Peningkatan alokasi energi tersebut, secara tidak langsung berdampak terhadap peningkatan pasokan gas bumi PGN. Kehandalan pasokan gas bumi juga dilakukan PGN melalui investasi pada sektor hulu melalui Entitas Anak SEI.

Kebutuhan gas bumi sebagai energi yang murah dan ramah lingkungan masih sangat tinggi. Selama tahun 2014, Perusahaan mencatatkan peningkatan volume penyaluran sebesar 5% dari 823,83 mmscfd tahun 2013 menjadi 865,27 mmscfd.

Pertumbuhan tersebut seiring dengan upaya PGN untuk tetap meningkatkan pengembangan infrastruktur jaringan pipa dan fasilitas

lainnya. Salah satu pencapaian pengembangan infrastruktur tahun 2014 adalah dengan pengoperasian FSRU Lampung sejak November 2014.

Pada tahun 2014, PGN memiliki 95% jaringan pipa distribusi gas bumi nasional dan 56% jaringan pipa transmisi gas bumi nasional. Kepemilikan jaringan pipa ini berdampak terhadap penguasaan pangsa pasar gas bumi nasional yaitu sebesar 81% untuk distribusi dan 49% untuk transmisi.

Grafik Jaringan Pipa dan Pangsa Pasar Gas Bumi di Indonesia (diolah dari berbagai sumber).

PaNGsa Pasar Gas BUmi Di iNDoNEsia

0% 20% 40% 60% 80% 100% 51% 49% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 5% 95% 44% 56% Lainnya PGN Lainnya PGN

JariNGaN PiPa Gas BUmi Di iNDoNEsia

Distribusi Transmisi

19%

Distribusi 81%

wawancaRa dengan