• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMBERDAYAAN DANA ZAKAT BAITUL QIRADH BAZNAS MELALUI PROGRAM USAHA KECIL MENENGAH

Perangkat Organisasi Baitul Qiradh Baznas

ANALISIS PEMBERDAYAAN DANA ZAKAT BAITUL QIRADH BAZNAS MELALUI PROGRAM USAHA KECIL MENENGAH

A. Pemberdayaan Dana Zakat Baitul Qiradh Baznas Melalui Program

Usaha Kecil Menengah

Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu

empowerment. Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar “power”

yang berarti kemampuan berbuat, mencapai melakukan atau memungkinkan. Awalan “em”berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yang berarti didalam diri manusia, suatu sumber aktivitas. Menurut T. Hani Handoko, sebagaimana yang dikutip oleh Diana dalam buku perencanaan sosial Negara berkembang, mendefinisikan pemberdayaan adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan melakukan pembauran.1

Bentuk pemberdayaan dana zakat menjadi sebuah program pemberdayaan ekonomi yang mampu mewujudkan kesejahteraan umat.

Bagi penerima dana zakat dalam hal ini pelaku usaha mikro di berbagai sektor usaha seperti di pedesaan dan perkotaan, dengan adanya dana zakat yang di salurkan dengan bentuk pembiayaan, pendampingan, secara intensif mereka menyadari untuk memperbaiki hidup mereka dengan sikap pengetahuan, dan keterampilan untuk kehidupan yang lebih baik.

1

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Zakat dan Wakaf (Jakarta : Universitaas Indonesia, 2006 ).

50

Maka dari itu dengan adanya pemberdayaan dana zakat melalui program usaha kecil menengah adalah kemampuan berbuat untuk melakukan usaha dalam jangka waktu panjang untuk menyelesaikan masalah dalam memberikan dampak positif bagi para mustahik yang ingin mendirikan usaha kecil dan mengentaskan kemiskinan yang berlarut-larut. Jadi Pemberdayaan dana zakat pada Baitul Qiradh Baznas adalah dana zakat tersebut akan di berdayakan untuk mendirikan usaha para mustahik, karena begitu banyak para mustahik yang ingin mendirikan usaha tapi mereka kekurangan biaya dan dana zakat tersebut di berikan kepada sumber zakatnya, yaitu fakir dan miskin. Yang di maksud oleh fakir dan miskin adalah orang miskin di samping tidak mampu dibidang financial, mereka juga tidak memiliki pengetahuan dan akses. Untuk mencapai tujuan tujuan zakat sebagai upaya membantu masyarakat miskin keluar dari krisis yang menghimpit mereka, maka disamping dana zakat yang diberikan bersifat konsumtif, dan produktif, juga dapat dipergunakan untuk program yang mengarah pada upaya mendapatkan hak kaum miskin, seperti pendampingan kaum miskin ( advokasi ), HAM, dan sejenisnya.

Bantuan financial saja mungkin tidak akan meningkatkan taraf hidup mereka, apabila penyebab dari ketidakmampuan dan ketidakberdayaan mereka tidak diatasi. Oleh sebab itu, semua upaya atau kegiatan untuk membantu

pendidikan. Karena bantuan tersebut juga dapat dinikmati secara langsung oleh mereka.2

Dana zakat tersebut dalam bantuan pemberdayaannya adalah dana bergulir, yaitu dana yang diberikan berupa oleh pengelola kepada mustahik dengan catatan harus qardhul hasan, yang artinya tidak boleh ada kelebihan yang harus diberikan oleh mustahik kepada pengelola Dan pemanfaatan dana zakat tersebut adalah pemberdayaan produktif kreatif, yaitu pemberdayaan ini mewujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan untuk menambah modal seorang pedagang atau pengusaha kecil. Usaha yang paling banyak yang diminati oleh para mustahik yang mendapatkan dana zakat tersebut adalah usaha sembako, karena usaha sembako tersebut mendapatkan keuntungan yang besar bagi para mustahik, sehingga mereka dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka dari usaha yang mereka dirikan.

Pemberdayaan dana zakat melalui program usaha kecil menengah yang dilakukan oleh Baitul Qiradh Baznas adalah dengan cara :

1. Pendampingan di sini adalah sebuah bentuk hubungan yang memungkinkan terjadinya proses berbagi keterampilan dan pengalaman baik professional, maupun personal yang mendorong proses tumbuh dan berkembang sepanjang proses yang terjadi. Pendampingan merupakan bentuk hubungan antar personal antara seseorang yang dipandang lebih berpengalaman atau lebih professional dan seseorang yang diposisikan masih kurang berpengalaman atau kurang professional. Pendampingan

2

Masdar F. Mas’udi, Didin Hafiuddin, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektivitas Pemanfaatan zakat, Infak dan sedekah, hal 20

52

yang di lakukan oleh Baitul Qiradh Baznas kepada para mustahiknya adalah memberikan solusi jenis usaha apa saja yang akan mereka bangun dari pemberian dana zakat Baitul Qiradh Baznas.

2. Pelatihan adalah proses latihan atau training. Dimana setiap orang yang ingin mendirikan usaha atau wirausahaan perlu adanya pelatihan, karena dengan adanya pelatihan, mereka mendapatkan pengalaman, pelajaran tentang menjadi wirausahawan yang sukses, berhasil, dan usaha menjadi berkembang. Dari pelatihan tersebut, BQB mencoba untuk mengajak para mustahiknya datang ke pameran-pameran dan seminar-seminar tentang usaha-usaha kecil yang diadakan oleh kementrian koperasi3

Baitul Qiradh Baznas dalam hal ini memberdayakan dana zakat yang berdasarkan produk-produk dari Baitul Qiradh Baznas, yaitu :

a. Simpanan :

Simpanan pada Baitul Qiradh Baznas adalah menurut peraturan pemerintah no.9 tahun 1995 tentang pelaksanaan kegiatan simpan pinjam oleh koperasi, pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk modal (simpanan pokok, simpanan wajib, dan penyertaan), Simpanan lancar dan simpanan koperasi berjangka.

Adapun jenis-jenis dari simpanan adalah : a) Tabungan / Titipan Wadiah Mufhlaqoh b) Tabungan / Titipan Wadiah Muqqoyyaadah

3

c) Tabungan / Investasi Mudharabah Muthlaqoh

1. Simpanan Ta’awun Baitul Qiradh Baznas adalah simpanan yang dikelola

berdasarkan prinsip Mudharabah.

2. Tabungan Muzakki merupakan simpanan anggota yang didasarkan atas akad Mudharabah yaitu tabungan yang didalamnya ada perjanjian pembagian nisbah bagi hasil.

3. Investasi Aghniya’ adalah jenis simpanan anggota yang diperuntukkan

bagi anda yang menginginkan menyimpan dana dalam jangka panjang melalui prinsip syariah. Produk ini didasarkan atas akad Mudharobah. 4. Tabungan Hari Raya (THR)

b. Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara lembaga keuangan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Pengertian tersebut diatas mengandung unsure-unsur lain yaitu : 1. Kepercayaan, yaitu mempercayai sejumlah uang untuk dikelola. 2. Waktu, yaitu adanya batasan jangka waktu untuk pengelolaan dana dan

juga didasarkan kepada kemampuan pengembalian atau pembaayaran kembali.

54

3. Risiko, yaitu pencegahan terjadinya ketidakpastian usaha atau akibat ketidakmampuan membayar serta juga antisipasi tingkat keamanan terhadap usaha itu sendiri.

4. Keuntungan, yaitu nilai tingkat keuntungan yang akan diperoleh BMT dan tingkat likuiditas operasional sehari-hari, termasuk di dalamnya nilai ekonomis uang saat pemberian pembiayaan.

a. Pembiayaan Mudharabah : Kerjasama antara Baitul Maal Wal Tanwil dengan anggota atau mitra, di mana pihak pertama bertindak sebagai penerima atau penyedia dana untuk dikelola dalam kebutuhan usahanya atau perdagangan. Hasil usaha tersebut dibagi berdasarkan rasio ( nisbah yang disepakati di awal. Apabila terjadi kerugian yang bukan didasarkan kesengajaan pengelolaan usaha, maka pemilik dana ikut menanggung kerugian tersebut. b. Pembiayaan Murabahah : pembiayaan dengan prinsip jual beli

barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati, dengan pihak penjual yaitu Baitul Maal Waal Tanwil dan anggota. Pembayaran dapat dilakukan secara angsuran sesuai kesepakatan.

c. Pembiayaan Musyarakah : Kerjasama antara Baitul Maal Wal Tanwil dengan para pihak 1 atau lebih, dimana masing-masing pihak mengikutsertakan modal. ( dalam berbagai bentuk ), kerja, atau nama baik dengan perjanjian pembagian hasil usaha yang disepakati bersama didasarkan kepada posisi modal.

d. Pembiayaan Ijarah adalah

e. Al Qordhul Hasan ( AQH ) adalah pinjaman tanpa bunga, pada Baitul Qiradh Baznas dalam peminjaman uang tidak diberlakukan adanya bunga, karena jika adanya dalam peminjaman uang terdapat bunga, peminjaman uang tersebut akan menjadi riba dan haram hukumnya.

Dalam melaksanakan program pemberdayaan dana zakat, Baitul Qiradh Baznas.mempunyai criteria yang ingin menjadi anggota di Baitu Qiradh Baznas, yaitu :

1. Surat Keterangan Tidak Mampu 2. Proposal Dari Pemohon

3. Rincian dari usaha yang mereka bangun 4. Foto copy KTP

5. Foto copy Kartu Keluarga.4

Dalam rangka mendukung program pemberdayaan dana zakat, Baitul Qiradh Baznas mempunyai prinsip umum operasional, yaitu sebagai lembaga keuangan yang berbasis syariah dalam operasionalnya maka prinsip utama operasionalnya adalah Baitul mal wal tanwil ( BMT ), Baitul mal wal tanwil ini adalah pembagian hasil usaha atas pengelolaan dana yang diterima BMT dan dibagikan kepada anggota dan pemilik dana lainnya yang didasarkan kepada rasio ( nisbah ) yang disepakati, pembagian bagi hasil dapat dihitung

4

56

berdasarkan pendapatan yaitu dari penyaluran dana atau pembiayaan yang diberikan maupun berdasarkan keuntungan.

Dalam pelaksanaan bagi hasil sebagai prinsip operasionalnya, BMT juga harus tetap melaksanakan secara ke hati-hatian, maksudnya adalah tetap mengacu kepada prinsip syariah, termasuk didalamnya norma-norma dan mengikuti peraturan kebijakan yang ditetapkan oleh BMT. Sedangkan efisien adalah mengupayakan atau megoptimalisasikan penggunaan dana dan meningkatkan efektifitas peran intermediasi BMT serta mendorong terjadinya aliansi strategis dalam pengelolaan dana, sehingga tercipta daya saing dengan lembaga sejenis.

Banyak pihak percaya bahwa pemberdayaan dana zakat untuk kegiatan usaha kecil dapat memberikan dampak langsung terhadap perekonomian dan mampu menurunkan tingkat kemiskinan tidak hanya dalam jangka panjang namun juga dalam jangka pendek.5

B. Analisis Pemberdayaan Dana Zakat Baiul Qiradh Baznas Melalui program Usaha Kecil Menengah

Pada zaman sekarang, masih ada sebagian para wirausahawan yang gulung tikar karena ada beberapa factor, factor tersebut seperti kekurangan modal. Modal dalam usaha kecil menengah itu merupakan jantungnya dari usaha, karena jika tidak adanya modal dalam usaha, usaha yang akan didirikan tidak akan berjalan dan berkembang.

5

Kemiskinan membawa sumber kejahatan dalam seluruh aspek kehidupan sosial-ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka terkendala dengan beberapa faktor, yiatu :

1. Tidak mempunyai pekerjaan ( pengangguran ). 2. Tidak mempunyai skill, keterampilan.

3. Tidak mempunyai modal untuk mendirikan usaha kecil.

4. Tidak mempunyai biaya untuk kesehatan, pendidikan, perumahan.

Sehingga mereka untuk menghidupi kebutuhan dengan cara mengamen, meminta-minta dan sekalipun mereka melakukan kejahatan seperti mencuri. Jika mereka tidak mempunyai uang, mereka meminjam uang kepada rentenir dan dari hasil uang pinjaman kepada rentenir, rentenir meminta bagi hasil 100% kepada mustahik yang meminjam uang.

Orang miskin makan dengan seadanya saja dan tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi, menjadikan mereka banyaknya penyakit seperti gizi buruk karena tidak adanya asupan makanan yang bergizi, orang miskin juga tidak mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak, sehingga orang miskin sangat mudah terkena penyakit, orang miskin juga tidak mudah mendapatkan modal untuk membangun usaha,karena orang–

orang hanya berpandangan jelek terhadap orang miskin, orang miskin juga tidak mampu mengikuti pendidikan yang layak seperti orang-orang yang mampu menjenjang pendidikan yang lebih tinggi, karena biaya yang tidak memungkinkan, dan keluarga mereka berpendapatan rendah, orang miskin juga tidak mampu mendapatkan tempat tinggal yang layak, mereka hanya bisa

58

tinggal di bawah jembatan, di pinggir-pinggir jalan, sehingga mereka tidur di pinggir jalan dan tidur dibawah kolong jembatan, maka dari itu dana zakat menjadi salah satu solusi bagi orang Islam,dan jika dilihat dari manfaat dana zakat dapat ditangani, dikelola dengan baik, permasalahan ekonomi masyarakat akan teratasi. Dengan demikian sangat sesuai dengan tujuan dari Baitul Qiradh Baznas adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat lapisan bawah dalam bidang ekonomi. Baitul Qiradh Baznas melakukan pemberdayaan dana zakat yang mana dana zakat tersebut dapat digunakan untuk program pemberdayaan dana zakat, seperti membuka usaha kecil.

Baitul Qiradh mempunyai program bantuan modal usaha. Baitul Qiradh Baznas memberikan uang sebesar Rp. 1.000.000 kepada para mustahik yang ingin mendirikan usaha, mereka di beri waktu selama 10 bulan untuk mengembalikan uang ke Baitul Qiradh Baznas, jadi setiap 1 bulan, para mustahik menyetorkan uang kepada BQB sebesar Rp. 100.000 sampai 10 bulan , maka dari itu untuk meringankan beban para mustahik setiap bulannya, mereka diwajibkan untuk menabung di BQB. Manfaat menabung di BQB tersebut, meringankan para mustahik untuk mengembalikan uang kepada BQB, dan mereka diperbolehkan untuk mengambil uang tabungan tersebut jika suatu saat mereka memerlukan uang untuk kebutuhan hidup, dan mengembangkan usaha mereka. Baitul Qiradh Baznas mencoba dengan

program tersebut, karena untuk membantu masyarakat yang tidak mampu dan terjerat dari bantuan rentenir.6

Sistem pinjaman yang diberikan dari pihak Baitul Qiradh Baznas kepada fakir dan miskin adalah sistem peminjaman yang tanpa bunga, dengan adanya peminjaman dana tersebut ada dampak pengaruhnya bagi pihak mustahik, pengaruhnya adalah cukup membantu para mustahik dengan adanya pinjaman dana dan dana tersebut dapat di putar lagi untuk menambah usaha mereka. Wilayah yang menerima bantuan dana zakat di Baitul Qiradh Baznas kebanyakan adalah wilayah Jabodetabek, karena wilayah jabodetabek dapat di jangkau untuk hasil survey yang diadakan oleh pegawai Baitul Qiradh Baznas.

Jenis usaha yang ada pada Baitul Qiradh adalah usaha mikro, pengertian dari usaha mikro adalah Apakah usaha kecil mikro itu? yang dimaksud dengan usaha kecil mikro menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal Kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total asset maksimum Rp. 600 juta tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati.

Maka dari itu dengan adanya pemberdayaan dana zakat melalui program usaha kecil menengah, telah banyak memberikan dampak positif bagi para mustahik yang ingin mendirikan usaha kecil dan mengentaskan kemiskinan yang berlarut-larut.

Penghimpunan dana zakat Baitul Qiradh Baznas sebagai berikut : a. Simpanan pokok

6

Hasil wawancacra oleh Ibu Haryanti Baitul Qiradh Baznas pada tanggal 24 Februari 2011

60

b. Simpanan wajib c. Simpanan sukarela d. Simpanan berjangka e. Simpanan khusus. 7

Dana zakat pada Baitul Qiradh Baznas dapat berasal dari beberapa sumber pendanaan, dimana masing-masing sumber dana memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain, perbedaan karakteristik sumber pendanaan tersebut akan terkait secara langsung dengan alokasi penggunaan dana. Dana modal yang bersifat lebih permanen dapat digunakan lebih fleksibel baik untuk modal usaha dan memenuhi kebutuhan hidup para mustahik. Dana simpanan pihak ketiga berupa investasi tidak terikat baik dalam bentuk tabungan maupun simpanan berjangka hanya dapat digunakan untuk cadangan likuiditas lembaga keuangan dan penyaluran pembiayaan.8

C. Faktor Pedukung dan Penghambat dari Permberdayaan Dana Zakat

Baitul Qiradh Baznas Melalui Program Usaha Kecil Menengah

Di mana setiap mendirikan usaha pasti ada factor penghambat dan pendukung,misalnya factor penghambat dari sisi modal, skill, tidak bisa mencari peluang pasar. Untuk mendirikan usaha tidak adanya modal, usaha tersebut tidak akan berjalan, apalagi tidak adanya skill dan tidak bisa mencari peluang pasar. Maka dari itu dengan adanya pemberdayaan dana zakat, para Adapaun beberapa factor penghambat dari pemberdayaan dana zakat Baitul Qiradh Baznas melalui program Usaha Kecil Menengah, yaitu:

7

Sumber dari buku dokumen Baitul Qiradh Baznas pada tanggal 6 Maret 2011

8

1. Faktor Penghambat dari cara pemberdayaan dana zakat seperti pendampingan di Baitul Qiradh Baznas adalah mengumpulkan para mustahik yang sudah menjadi anggota di Baitul Qiradh Baznas, untuk di arahkan tentang usaha apa saja yang cocok untuk mereka, dan dari factor pendukungnya : meningkatkan kebutuhan hidup bagi para anggota menigkatkan kesejahteraan keluarga mereka, dan lain-lain.

2. Faktor penghambat dari cara pemberdayaan dana zakat seperti pelatihan di Baitul Qiradh Baznas adalah datang yang tidak tepat waktu di saat untuk training tentang wirausahawan, karena mereka lebih mementingkan usaha mereka dari pada ikut training, yang mana training tersebut penting bagi mereka untuk menjadi wirausahaan yang berhasil.dan factor pendukungnya adalah mendapatkan ilmu wirausahaan untuk mengembangkan usaha mereka menjadi berhasil dan berkembang, adanya pengalaman cara mendirikan usaha yang berhasil dari pelatihan tersebut.9

9

62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari hasil penelitian terhadap pemberdayaan dana zakat baitul Qiradh Baznas melalui program usaha kecil menengah sebagai berikut :

1. Usaha kecil dan menengah apa saja yang diberdayakan Baitul Qiradh Baznas melalui dana zakat ?

Usaha kecil dan menengah yang diberdayakan baitul qiradh baznas adalah sembako, makanan, pakaian+ asesories, mainan+ gerabah, asongan, jahit 2. Bagaimana pemberdayaan dana zakat pada Baitul Qiradh Baznas untuk

usaha kecil ? Pemberdayaan dana zakat yang dilakukan oleh Baitul Qiradh adalah dana zakat tersebut di berikan kepada sumber zakatnya, yaitu fakir dan miskin. Dana zakat pada Baitul Qiradh yang diberikan kepada fakir dan miskin dalam bantuan pemberdayaannya adalah dana bergulir, yaitu dana zakat dapat diberikan berupa dana bergulir oleh pengelola kepada mustahik dengan catatan harus qardhul hasan, yang artinya tidak boleh ada kelebihan yang harus diberikan oleh mustahik kepada pengelola ketika pengembalian pinjaman tersebut, jumlah pengembalian dama dengan jumlah yang dipinjamkan.

Dan pemanfaatan dana zakat tersebut adalah pemberdayaan produktif kreatif, yaitu pemberdayaan ini mewujudkan dalam bentuk modal yang dapat dipergunakan untuk menambah modal seorang pedagang atau pengusaha kecil.

B. Saran

1. Dari pemberdayaan dana zakat, Baitul Qiradh Baznas lebih ditingkatkan lagi dari segi pendampingan, pelatihan, dan training.

2. Baitul Qiradh Baznas dapat membuka cabang di luar kota Jakarta dan garut, karena program Baitul Qiradh Baznas ini sangat bermanfaat sekali bagi para mustahik yang terjerat hutang dari rentenir.

3. Hendaknya Baitul Qiradh Baznas Perbanyak lagi program- program Baitul Qiradh Baznas

4. Sebaiknya para mustahik Untuk pengembalian pinjaman kepada Baitul Qiradh Baznas, jangka waktunya dittentukan.

5. Hendaknya Baitul Qiradh Baznas Perbanyak lagi untuk mendirikan lembaga tentang Baitul Qiradh Baznas.

6. Baitul Qiradh Baznas hendaknya meningkatkkan pengetahuan dan kemampuan dalam bantuan modal usaha kepada institusi yang lebih tinggi, seperti Baznas dan masyarakat ekonomi syariah.

7. Kepada pengusaha muslim yang sukses terutama yang bergerak dibidang ekonomi syariah, hendaknya dapat membantu Baitul Qiradh Baznas akan lebih baik dari waktu ke waktu.

64

8. Kepada pengurus Baitul Qiradh Baznas hendaknya berusaha untuk bersinergi dengan media guna mensosialisasikan keberadaan Baitul Qiradh Baznas.

9. Kepada masyarakat luas hendaknya memanfaatkan lembaga syariah ini secara optimal agar tidak terjebak pada rentenir.

Dokumen terkait