• Tidak ada hasil yang ditemukan

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

6.2 Analisis Pendapatan Usahatani Kembang Kol

Analisis usahatani kembang kol pada kelompok tani Suka Tani menggambarkan besarnya penggunaan input-input produksi dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama proses usahatani berlangsung. Kegiatan usahatani ini bertujuan untuk memperoleh pendapatan optimal, sebagai imbalan atas usaha dan kerja yang telah dijalankan petani.

Analisis yang dilakukan mengacu pada selisih antara penerimaan dan biaya yang dikeluarkan, yang meliputi biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan dalam bentuk tunai, seperti biaya bibit, pupuk, tenaga kerja luar keluarga dan peralatan yang digunakan selama kegiatan usahatani kembang kol. Biaya total adalah biaya yang tidak dikeluarkan oleh petani dalam bentuk tunai tetapi dihitung sebagai biaya, seperti tenaga kerja dalam keluarga, sewa lahan dan penyusutan peralatan. Analisis usahatani kembang kol yang dilakukan dalam penelitian ini di bedakan berdasarkan rata-rata luas lahan 0,4 ha dan luas lahan satu hektar.

Pada usahatani kembang kol, penerimaan total diperoleh petani dari produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga yang berlaku. Produksi rata-rata kembang kol per luasan rata-rata lahan per musim tanam adalah 5,000 kg, dengan luasan rata-rata lahan usahatani kembang kol seluas 0.4 ha. Hasil panen ini selain di jual, juga dikonsumsi sendiri oleh petani rata-rata sebanyak 0.5 persen (22 kg) dari total hasil panen. Maka, produksi rata-rata kembang kol per rata-rata luasan lahan per musim tanam setelah dikurangi dengan tingkat kegagalan panen sebesar 10 persen adalah 4,478 kg. Sehingga penerimaan petani yang diperoleh sebesar Rp13,500,000,- per luasan rata-rata lahan. Penerimaan petani pada luas lahan satu hektar sebesar Rp. 33,750,000,- dengan asumsi perhitungan yang sama.

Biaya yang dikeluarkan petani responden terdiri dari biaya tunai dan biaya di perhitungkan. Biaya tunai yang dikeluarkan oleh petani responden kembang kol meliputi biaya bibit, biaya tenaga kerja luar keluarga, biaya pemupukan, biaya obat-obatan. Biaya yang diperhitungkan yang dikeluarkan petani responden meliputi biaya biaya penyusutan, biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya sewa.

Alokasi biaya terbesar dalam sarana produksi adalah untuk pupuk kandang dan pupuk kimia. Rata-rata penggunaan pupuk kandang perluasan pupuk kandang per luasan rata-rata lahan permusim tanam adalah 4,800 kg, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk kandang yang didatangkan dari peternakan setempat sebesar Rp 840,000,-. Rata-rata penggunaan pupuk kandang per hektar per musim tanam sebesar 12,000 kg, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk kandang untuk luasan satu hektar sebesar Rp 2,100,000,- per musim tanam. Pemberian pupuk kandang dilakukan pada saat penanaman. Pupuk kandang dimasukkan ke dalam lubang tanam yang sebelumnya telah dibuat.

Penggunaan pupuk kimia pada kegiatan usahatni kembang kol terdiri dari pupuk urea, TSP, KCL dan ZA yang dibeli dengan harga masing-masing Rp 1,400,- per kilogram, Rp 2,000,- per kilogram, Rp 1,500,- per kilogram, Rp 1,500,- per kilogram. Rata-rata penggunaan pupuk kimia perluasan 1 hektar lahan dalam satu musim tanam masing-masing adalah 300 kilogram. Sedangkan pada luasan rata-rata lahan (0.4) pupuk yang digunakan masing-masing pupuk adalah sebanyak 120 kg.

Biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja luar keluarga untuk lahan satu hektar adalah sebesar Rp 4,284,000,- per musim tanam atau sama dengan 142.8 HKP. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk tenga kerja pada luasan rata-rata lahan adalah sebesar Rp 1,410,000,- per musim tanam atau menggunakan tenaga kerja sebanyak 47 HKP.

Biaya yang diperhitungkan terdiri dari biaya tenaga kerja dalam keluarga, penyusutan alat-alat pertanian dan sewa lahan. Tenaga kerja dalam keluarga yang digunakan dalam usahatani kembang kol oleh petani responden Kelompok ”Suka Tani” untuk luasan rata-rata adalah sebesar 43.7 HKP dan untuk satu hektar sebesar 58.7 HKP. Tenaga kerja dalam keluarga ini hanya terdiri dari istri dan petani sendiri. Istri petani dan petani sendiri dianggap sebagai buruh tani dalam kegiatan usahatani kembang kol tersebut, sehingga istri petani dan petani juga deberi upah seperti tenaga kerja luar keluarga Hasil analisis pendapatan per luasan rata-rata lahan dan luasan hektar per musim tanam petani kembang kol di Desa Tugu Utara pada kelompok tani ”Suka Tani” dapat dilihat di Tabel 23.

Tabel 23. Analisis Pendapatan Usahatani Kembang Kol Per Luasan

Lahan/Musim Tanam Petani Responden Pada Kelompok Tani ”Suka Tani” Desa Tugu Utara Saat Harga Kembang Kol Rp 3,000,-

Uraian

Kembamg Kol 1 H Kembang Kol 0,4 Ha

Jumlah Fisik Harga (Rp/Sat) Nilai (Rp) Jumlah Fisik Harga (Rp/Sat) Nilai (Rp) Penerimaan: Hasil Panen (Kg) 12,500 3,000 37,500,000 5,000 3,000 15,000,000 Penjualan (Kg) 11,206 3,000 33,618,000 4,478 3,000 13,434,000 Konsumsi Sendiri (Kg) 60 3,000 180,000 25 3,000 75,000 Resiko Panen (Kg) 1,250 3,000 3,750,000 500 3,000 1,500,000 Total Penerimaan 11,250 3,000 33,750,000 4,500 3,000 13,500,000 Pengeluaran: Biaya Tunai Benih 10 100,000 1,000,000 4 100,000 400,000 Pupuk: a. Urea (kg) 300 1,400 420,000 120 1,400 168,000 b. ZA (kg) 300 1,500 450,000 120 1,500 180,000 c. TSP (kg) 300 2,000 600,000 120 2,000 240,000 d. KCL (kg) 300 1,500 450,000 120 1,500 180,000 e. Pupuk Kandang (kg) 12,000 175 2,100,000 4,800 175 840,000 Pestisida : a. Curacron (Liter) 1 190,000 190,000 0.5 190,000 95,000 b. Proklem( Gram) 4 90,000 360,000 1.5 90,000 135,000 c. Polarem (Kg) 6 50,000 300,000 2 50,000 100,000 d. Supergro (Liter) 5 22,000 110,000 2 22,000 44,000 e. Dustic (Liter) 5 20,000 100,000 2 20,000 40,000

Tenaga Kerja Luar

Keluarga 142.8 30,000 4,284,000 47 30,000 1,410,000

Total Biaya Tunai 10,364,000 3,832,000

Biaya Diperhitungkan

Penyusutan alat 256,665 153,331

Tenaga Kerja Dalam

Keluarga 58.7 30,000 1,761,000 43.7 30,000 1,311,000

Sewa Lahan 500,000 200,000

Total Biaya

Diperhitungkan 2,517,665 1,664,331

Biaya Total 12,881,665 5,496,331

Pendapatan Atas Biaya

Tunai 23,386,000 9,668,000

Pendapatan Atas Biaya

Total 20,868,335 8,003,669

R/C Atas Biaya Tunai 3.3 3.5

R/C Atas Biaya Total 2.6 2.5

Biaya total yang dikeluarkan untuk usahatani kembang kol perluasan rata-rata lahan per musim tanam adalah sebesar Rp 5,496,331,-, sedangkan per hektar per musim tanam sebesar Rp 12,881,665,-. Pada rata-rata luasan lahan,

pendapatan yang diperoleh atas biaya tunai pada saat harga kembang kol Rp 3,000,- adalah sebesar Rp 9,668,000,- sedangkan pendapatan atas biaya total per luasan rata-rata lahan sebesar Rp 8,003,669,-. Pada luasan lahan satu hektar pendapatan yang diperoleh atas biaya tunai adalah sebesar Rp 23,386,000,- sedangkan pendapatan atas biaya total sebesar Rp 20,868,335,-.

Usahatani kembang kol ini dikatakan menguntungkan atau efisien untuk diusahakan juga dapat dilihat dari nilai perbandingan antara jumlah penerimaan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan (R/C Rasio). Berdasarkan Tabel 23, R/C rasio atas biaya total yang di peroleh petani dengan luasan lahan satu hektar adalah sebesar 2.6 yang berarti setiap pengeluaran petani sebesar Rp 1,- akan mendapatkan imbalan penerimaan sebesar Rp 2.6,-. Nilai R/C yang Lebih dari satu ini menunjukkan bahwa usahatani kembang kol efisien diusahakan karena penerimaan yang dihasilkan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan R/C rasio atas biaya total yang diperoleh petani kembang kol dengan luasan lahan 0.4 ha adalah sebesar 2.5 yang berarti setiap pengeluaran petani sebesar Rp 1,- akan mendapatkan imbalan penerimaan sebesar Rp 2.5,- sehingga usahatani kembang kol pada luasan 0.4 ha juga efisien untuk diusahakan karena penerimaan yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan oleh petani.

Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya yang dikeluarkan. Penerimaan usahatani akan mengalami penurunan jika terjadi penurunan harga karena penerimaan usahatani merupakan perkalian antara jumalah produksi dengan harga kembang kol. Harga kembang kol sering mengalami fluktuasi, harga terendah yang diterima petani kelompok tani Suka Tani adalah Rp. 1,000,-. Jadi penerimaan petani ketika harga kembang kol Rp 1,000,- pada luasan 1 ha adalah Rp 11,250,000,- dan pada luasan rata-rata adalah Rp 4,500,000,-.

Biaya yang dikeluarkan oleh petani sama seperti pada saat harga kembang kol sedang normal. Sehingga pendapatan petani atas biaya tunai pada lahan 1 ha adalah Rp -116,000,- sedangkan pada lahan luasan rata-rata adalah Rp 404,000,- dan pendapatan atas biaya total pada Luan 1 ha adalahRp -2,282,665,- dan pada luasan rata-rata adalah Rp -1,317,331,-. Perincian analisis pendapatan rata-rata

usahatani kembang kol petani kelompok tani ”Suka Tani” ketika harag mengalami penurunan menjadi Rp 1,000,- dapat dilihat pada Tabel 24.

Tabel 24. Analisis Pendapatan Usahatani Kembang Kol Per Luasan Lahan/Musim

Tanam Petani Responden Pada Kelompok Tani ”Suka Tani” Desa Tugu Utara Saat Harga Kembang Kol Rp 1,000,-

uraian Kembamg Kol 1 Ha Kembang Kol 0,4 Ha Jumlah Fisik Harga (Rp/Sat) Nilai (Rp) Jumlah Fisik Harga (Rp/Sat) Nilai (Rp) Penerimaan: Hasil Panen (Kg) 12,500 1,000 12,500,000 5,000 1,000 5,000,000 Penjualan (Kg) 11,206 1,000 11,206,000 4,478 1,000 4,478,000 Konsumsi Sendiri (Kg) 60 1,000 60,000 25 1,000 25,000 Resiko Panen (Kg) 1,250 1,000 1,250,000 500 1,000 500,000 Total Penerimaan 11,250 1,000 11,250,000 4,500 1,000 4,500,000 Pengeluaran: Biaya Tunai Benih 10 100,000 1,000,000 4 100,000 400,000 Pupuk: a. Urea 300 1,400 420,000 120 1,400 168,000 b. ZA 300 1,500 450,000 120 1,500 180,000 c. TSP 300 2,000 600,000 120 2,000 240,000 d. KCL 300 1,500 450,000 120 1,500 180,000 e. Pupuk Kandang 12,000 175 2,100,000 4,800 175 840,000 Pestisida : a. Curacron 1 190,000 190,000 1 190,000 95,000 b. Proklem 4 90,000 360,000 2 90,000 135,000 c. Polarem 6 50,000 300,000 2 50,000 100,000 d. Supergro 5 22,000 110,000 2 22,000 44,000 e. Dustic 5 20,000 100,000 2 20,000 40,000 Tenaga Kerja Luar

Keluarga

176.2 30,000 5,286,000 55.8 30,000 1,674,000

Total Biaya Tunai 11,366,000 4,096,000

Biaya Diperhitungkan

Penyusutan alat 256,665 153,331 Tenaga Kerja Dalam

Keluarga 62 30,000 1,860,000 45.6 30,000 1,368,000 Sewa Lahan 50,000 200,000 Total Biaya Diperhitungkan 2,166,665 1,721,331 Biaya Total 13,532,665 5,817,331

Pendapatan Atas Biaya Tunai

(116,000) 404,000

Pendapatan Atas Biaya Total

(2,282,665) (1,317,331)

R/C Atas Biaya Tunai 1.0 1.1

Berdasarkan Tabel 24, diketahui bahwa pada luasan lahan 1 ha nilai R/C atas biaya tunai adalah sebesar 1. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1 biaya tunai yang dikeluarkan petani untuk menanam kembang kol maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,- sedangkah R/C atas biaya total adalah sebesar 0.8. hal ini juga berarti bahwa setiap Rp 1,- biaya total yang dikeluarkan untuk menanam kembang kol akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 0.8,-. Berdasarkan kenyataan tersebut, bahwa usahatani kembang kol petani pada kelompok Suka Tani Desa Tugu Utara apabila harganya Rp 1,000,- adalah tidak menguntungkan untuk diusahakan. Hal ini dikarenakan nilai R/C atas biaya total kurang dari satu. Begitu halnya pada lahan luasan rata-rata dimana R/C atas biaya tunai sebesar 1.1 sedangkan R/C atas biaya total adalah 0.8,sehingga usahatani kembang kol petani pada kelompok ”Suka Tani” Desa Tugu Utara pada luasan rata-rata apabila harganya Rp 1,000,- adalah tidak menguntungkan untuk diusahakan.

Dengan kondisi harga yang berfluktuasi maka dilakukan perthintungan harga pokok produksi. Dengan dasar biaya per unit atau harga pokok tersebut maka petani dapat menetapkan harga jual sesuai dengan laba/ keuntungan sesuai dengan tujuan usahatani (Limbong dan Sitorus, 1987). Biaya per unit atau harga pokok dapat dihitung dengan menambahkan total biaya variabel dan biaya tetap dibagi dengan hasil penjumlahan produksi normal dan produksi nyata. Produksi nyata merupakan jumlah produksi yang dihasilkan pada saat kembang kol dipanen. Sedangkan produksi normal adalah jumlah produksi yang seharusnya di hasilkan pada saat panen kembang kol. Perhitungan harga pokok produksi dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Perhitungan Harga Pokok/ Biaya per Kg Kembang Kol

Uraian Luasan 1 Ha Luasan 0,4 Ha

Total Biaya tetap (Rp) 2,166,665 1,721,331

Total Biaya Variabel (Rp) 11,366,000 4,096,000

Produksi Normal (Kg) 12,000 4.800

Produksi Nyata (Kg) 11,250 4.500

Tabel 25 menunjukkan harga pokok/biaya per unit kembang kol pada luasan lahan 1 ha adalah Rp 1,190. Hal ini menunjukkan bahwa harga minimal yang digunakan untuk menjual kembang kol tidak bisa kurang dari harga pokok produksi. Bila harga jual kembang kol lebih rendah dari harga pokok maka petani akan mengalami kerugian. Begitu pula pada luasan lahan rata-rata harga jual kembang kol harus lebih besar dari harga pokok yaitu sebesar Rp 2,269,-. Bila harga jual petani lebih rendah dari harga pokok/biaya per unit akan menimbulkan kerugian bagi petani.

Dokumen terkait