• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Tinjauan tentang Pendapatan Usahatani

2.4.3 Analisis Pendapatan Usahatani

Hernanto (1986), pendapatan adalah balas jasa dari kerjasama faktor -faktor produksi lahan, tenaga kerja, modal, dan pengelolaan. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai sisa dari pengurangan nilai penerimaan yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Untuk mengukur keberhasilan usahatani dapat dilakukan dengan melakukan analisis pendapatan usahatani. Dengan melakukan analisis ini maka dapat diketahui gambaran usahatani saat ini sehingga dapat melakukan evaluasi untuk perencanaan kegiatan usahatani pada masa yang

akan datang. Untuk menganalisis pendapatan usahatani diperlukan informasi mengenai keadaan penerimaan dan pengeluaran selama jangka waktu yang telah ditetapkan.

Penerimaan usahatani adalah nilai produksi yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu dan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi total dengan harga satuan dari hasil produksi tersebut (Hernanto, 1986). Penerimaan usahatani dibagi menjadi :

a. Penerimaan Tunai Usahatani

Penerimaan tunai usahatani adalah nilai yang diterima dari penjualan produk usahatani.

b. Penerimaan Total Usahatani

Penerimaan total usahatani adalah penerimaan dalam jangka waktu (biasanya satu tahun atau satu musim), baik yang dijual (tunai) maupun yang tidak dijual (tidak tunai seperti konsumsi keluarga, bibit, pakan ternak).

Pengeluaran usahatani adalah nilai penggunaan faktor - faktor produksi dalam melakukan proses produksi usahatani. Pengeluaran usahatani dibagi menjadi :

a. Biaya Tunai Usahatani

Biaya tunai merupakan sejumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa yang menjadi masukan produksi. Biaya tunai dalam usahatani dibagi dua macam yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya untuk sarana produksi yang diperlukan dalam berproduksi dan tidak langsung mempengaruhi jumlah produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya untuk sarana produksi yang dipakai dalam proses produksi yang secara langsung mempengaruhi jumlah produksi dan penggunaanya habis terpakai dalam satu kali proses produksi.

b. Biaya yang diperhitungkan

Biaya yang diperhitungkan merupakan nilai pemakaian barang dan jasa yang dihasilkan dan berasal dari usahatani itu sendiri. Biasanya peralatan maupun sarana penunjang tersebut tidak dibeli setiap musim tanam atau siklus produksi karena masih bisa digunakan beberapa kali.

2.4.4 Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya

Ukuran efisiensi pendapatan usahatani dapat diukur dengan

menggunakan analisis penerimaan dan biaya yang didasarkan pada perhitungan secara finansial. Analisis ini menunjukkan besar penerimaan usahatani yang akan diperoleh petani untuk setiap rupiah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani. Semakin besar nilai R/C rasio maka akan semakin besar pula penerimaan usahatani yang diperoleh untuk setiap rupiah yang dikeluarkan. Kegiatan usahatani dikategorikan efisien jika nilai R/C ratio > 1, artinya setiap tambahan biaya yang akan dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya sehingga kegiatan usahatani menguntungkan. Sebaliknya kegiatan usahatani dikategorikan tidak efisien jika memiliki nilai R/C ratio < 1, yang berarti untuk setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan biaya atau kegiatan usahatani merugikan. Sedangkan untuk kegiatan usahatani yang memiliki R/C ratio = 1, berarti kegiatan usahatani berada pada keuntungan normal Hernanto (1986).

2.5 Regresi Linier Berganda

Regresi Linier Berganda analisis regresi berganda adalah suatu analisis yang mengukur pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang pengukuran pengaruh antar variabelnya melibatkan lebih dari satu variabel bebas Sunyoto (2009).

Persamaan estimasi regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + ... + b n X n ... (1) Algifari (2000) persamaan regresi yang diperoleh dari suatu proses penghitungan dapat diketahui apakah persamaan tersebut baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen atau tidak dengan cara :

a. Koefisien regresi (uji parsial) yang bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh.

b. Persentase pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap nilai variabel dependen.

c. Pengaruh semua variabel independen di dalam model terhadap nilai variabel dependen (uji simultan).

Persamaan regresi yang dihasilkan dapat diketahui baik atau tidaknya dengan melakukan beberapa pengujian dan analisis sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Suliyanto (2005) uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual berdistribusi normal dapat dilihat dari suatu kurva berbentuk lonceng (bellshaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tidak terhingga. Distibusi data tidak normal disebabkan oleh adanya nilai ekstrem dalam data yang diambil.

Cara mendeteksinya dengan menggunakan histogram regression residual yang sudah distandarkan serta menggunakan analisis kai kuadrat dan kolmogorov-smirnov. Kurva nilai residual terstandarisasi dikatakan menyebar

dengan normal apabila nilai kolmogrov-smirnov Z ≤ Z tabel atau nilai asymp.

b. Uji multikolineritas

Uji multikolineritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variable independent yang memiliki korelasi antar variabel independent lain dalam satu model. Multikolineritas diuji dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang tidak lebih dari 10 sehingga model dapat dikatakan

terbebas dari multikolineritas. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah

Tolerance Nugroho (2005). c. Uji Heteroskesdastisitas

Uji heteroskesdastisitas dilakukan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan ragam dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap atau disebut homoskesdastisitas. Ada tidaknya heteroskesdastisitas

dapat diprediksi dengan melihat pola gambar Scatterplot.

d. Koefisien determinasi (R2) adalah salah satu nilai statistik yang dapat

digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang

dihasilkan. Secara matematis persamaan koefisien determinasi (R2) dapat

ditulis sebagai berikut :

Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin

mendekati nol besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan regresi,

semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai

determinasi (R2) suatu persamaan regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen Algifari (2000). e. Uji koefisien regresi dilakukan dengan dua macam, yaitu :

1. Uji parsial dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan masing-masing nilai koefisien regresi secara sendiri - sendiri terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 = 0 Ha : b110

Pengujian parsial menggunakan statistik uji t.

2. Uji simultan melibatkan semua variabel bebas terhadap variabel terikat dalam menguji ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan atau bersama - sama.

H0 : b1, b2 = 0 Ha : b1, b2 10

Pengujian secara simultan menggunakan distribusi F, yaitu

membandingkan antara F hitung dan F tabel Sunyoto (2009).

2.6 Kerangka Pemikiran Penelitian dan Hipotesis

Dokumen terkait