• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian

E. Analisis Data Penelitian

Data hasil penelitian yang digunakan adalah data kualitatif. Data kualitatif yang dimaksud adalah hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa yang dikelompokkan berdasarkan kategori kemampuan koneksi matematis yang dicantumkan pada tabel 3.2 dan tabel 3.3 di BAB III.

60 Empat siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dipilih sebagai subyek penelitian. Pengambilan data dilakukan dalam dua tahap. Pertama, peneliti memberikan tes kemampuan koneksi matematis yang dikerjakan dalam waktu 60 menit kepada siswa kelas VIII A. Kedua, peneliti melakukan wawancara dengan subyek yang telah dipilih. Pertanyaan yang diajukan dalam wawancara disesuaikan dengan jawaban subyek dalam mengerjakan tes kemampuan koneksi matematis.

Dari hasil tes kemampuan koneksi matematis, diperoleh deskripsi kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta berdasarkan penskoran yang dilakukan oleh peneliti dan indikator kemampuan koneksi matematis yang dipenuhi oleh siswa, selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada 4 orang siswa yang dipilih.

Berikut tabel hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta berdasarkan skor yang diperoleh siswa.

Tabel 4.3 hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta berdasarkan skor yang diperoleh siswa.

No Nama siswa skor nilai kategori

1. S1 8 10.0 Kurang sekali

2. S2 8 10.0 Kurang sekali

3. S3 10 12.5 Kurang sekali

4. S4 16 20.0 Kurang sekali

61 6. S6 20 25.0 Kurang sekali 7. S7 20 25.0 Kurang sekali 8. S8 20 25.0 Kurang sekali 9. S9 22 27.5 Kurang sekali 10. S10 24 30.0 Kurang sekali 11. S11 24 30.0 Kurang sekali 12. S12 26 32.5 Kurang sekali 13. S13 26 32.5 Kurang sekali 14. S14 30 37.5 Kurang sekali 15. S15 31 38.8 Kurang sekali 16. S16 32 40.0 Kurang sekali 17. S17 32 40.0 Kurang sekali 18. S18 32 40.0 Kurang sekali 19. S19 32 40.0 Kurang sekali 20. S20 38 47.5 kurang 21. S21 41 51.3 kurang 22. S22 42 52.5 kurang 23. S23 44 55.0 kurang 24. S24 44 55.0 kurang 25. S25 46 57.5 kurang 26. S26 48 60.0 cukup 27. S27 48 60.0 cukup 28. S28 56 70.0 baik 29. S29 58 72.5 baik

Berikut merupakan deskripsi indikator kemampuan koneksi matematis siswa berdasarkan hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Indikator koneksi matematis yang terpenuhi dalam setiap soal ditandai dengan tanda (√).

Tabel 4.4 Pemenuhan indikator kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

No Siswa

Soal tes kemampuan koneksi matematis dan indikator koneksi yang diharapkan di setiap soal

1 2 3 4 5 6 a b a b a b c a b c a b c d a b c d 1 S1 2 S2

62 3 S3 4 S4 5 S5 6 S6 7 S7 8 S8 √ √ √ 9 S9 10 S10 √ √ 11 S11 12 S12 13 S13 14 S14 15 S15 16 S16 √ √ 17 S17 18 S18 √ √ 19 S19 20 S20 √ √ √ √ √ √ 21 S21 √ v v v 22 S22 √ √ √ √ √ 23 S23 √ √ v √ √ 24 S24 √ √ 25 S25 √ √ 27 S27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 27 S27 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

63

28 S28 √ √

29 S29 √ √ √ √ √ √ √

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pemenuhan

indikator kemampuan koneksi matematis yang dimiliki siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. memahami hubungan antara topik dalam matematika merupakan indikator kemampuan koneksi matematis yang paling banyak yang dimiliki oleh siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Siswa rata-rata

mampu membuat koneksi antara topik dalam

matematika sesuai dengan yang diharapkan dalam soal tes kemampuan koneksi matematis.

2. Memahami bagaimana gagasan – gagasan dalam matematika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain untuk menghasilkan suatu keutuhan koheren merupakan indikator koneksi matematis dengan urutan kedua paling banyak yang dimiliki siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta.

3. Mampu menggunakan matematika dalam penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari merupakan indikator kemampuan koneksi matematis dengan urutan

64 ketiga paling banyak yang dimiliki siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Siswa kurang mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep matematika yang telah dipelajari.

4. Menggunakan koneksi antara matematika dengan matematika sendiri maupun dengan ilmu yang lainnya merupakan indikator kemampuan koneksi matematis yang sangat kurang yang dimiliki oleh siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Hal itu terlihat dari terpenuhinya indikator kemampuan koneksi matematis tersebut dalam soal tes kemampuan koneksi matematis siswa.

Berikut tabel hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta berdasarkan indikator kemampuan koneksi yang dipenuhi oleh siswa.

Tabel 4.5 kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta berdasarkan indikator yang dipenuhi oleh siswa.

No Nama siswa Jumlah indikator yang dipenuhi Kategori

1. S1 1 Kurang sekali 2. S2 1 Kurang sekali 3. S3 1 Kurang sekali 4. S4 1 Kurang sekali 5. S5 1 Kurang sekali 6. S6 1 Kurang sekali 7. S7 1 Kurang sekali 8. S8 1 Kurang sekali 9. S9 1 Kurang sekali

65 10. S10 1 Kurang sekali 11. S11 1 Kurang sekali 12. S12 1 Kurang sekali 13. S13 1 Kurang sekali 14. S14 1 Kurang sekali 15. S15 1 Kurang sekali 16. S16 1 Kurang sekali 17. S17 1 Kurang sekali 18. S18 1 Kurang sekali 19. S19 1 Kurang sekali 20. S20 2 kurang 21. S21 2 kurang 22. S22 2 kurang 23. S23 2 kurang 24. S24 2 kurang 25. S25 2 kurang 26. S26 3 cukup 27. S27 3 cukup 28. S28 4 baik 29. S29 4 baik

Berdasarkan hasil analisis diatas maka didapatkan deskripsi kemampuan koneksi matematis yang dimiliki siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta sebagai berikut.

Tabel 4.6 kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta .

No Nama siswa Kemampuan koneksi matematis berdasarkan skor Kemampuan koneksi matematis berdasarkan indikator yang dipenuhi Kemampuan koneksi matematis yang

dimiliki oleh siswa

1. S1 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

2. S2 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

3. S3 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

4. S4 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

5. S5 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

6. S6 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

7. S7 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

8. S8 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

9. S9 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

10. S10 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

11. S11 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

12. S12 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

13. S13 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

66

15. S15 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

16. S16 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

17. S17 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

18. S18 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

19. S19 Kurang sekali Kurang sekali Kurang sekali

20. S20 kurang kurang kurang

21. S21 kurang kurang kurang

22. S22 kurang kurang kurang

23. S23 kurang kurang kurang

24. S24 kurang kurang kurang

25. S25 kurang kurang kurang

26. S26 cukup cukup cukup

27. S27 cukup cukup cukup

28. S28 baik baik baik

29. S29 baik baik baik

Kemudian peneliti memilih empat siswa secara random yang kemudian akan dilakukan wawancara terhadap subyek yang terpilih.

1. Siswa dengan kemampuan koneksi matematis kurang sekali Kategori ini meliputi kemampuan koneksi matematis yang dimiliki siswa yang tidak dapat mengerjakan semua soal dengan baik dan tidak memenuhi ketiga indikator untuk mengukur kemampuan koneksi matematis tersebut. Sembilan belas siswa dengan tingkat kemampuan koneksi matematis kurang sekali berdasarkan penskoran dan pengkategorian dengan skala lima berdasarkan Suharsimi Arikunto (2012: 285) yang dijelaskan dalam Tabel 3.2. Peneliti memilih siswa secara random untuk di wawancarai yaitu S3.

67 Jawaban siswa S3 pada gambar 4.1 diatas memperlihatkan bahwa S3 hanya mengerjakan 4 dari 6 soal yang diberikan oleh peneliti, tetapi tetap tidak dapat mengerjakan dengan baik. Pada soal nomor 3 indikator yang diharapkan ialah siswa mampu memahami hubungan antara kedua topik tentang keliling kubus dan balok dan memahami gagasan- gagasan yaitu mengenai panjang rusuk dengan keliling bangun tersebut serta dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, tetapi siswa S3 tidak dapat mengerjakan soal dengan baik. Siswa tidak menuliskan yang diketahui dalam soal dan yang akan ditanyakan seperti pada latihan yang dilaksanakan di kelas pada pertemuan sebelumnya, tetapi

68

siswa langsung menuliskan (

) ( ) Hal ini

menandakan siswa telah mencoba melakukan koneksi dengan menghitung panjang kawat yang dibutuhkan dari bangun tersebut dengan cara menghitung keliling dari bangun itu tetapi tidak diselesaikan dengan tepat. Pada soal nomor 6 siswa tidak mengerjakan sementara hal yang diukur adalah siswa mampu menemukan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain yaitu ilmu fisika.

Hal ini menggambarkan S3 memiliki kemampuan koneksi matematis sangat rendah, siswa hanya memenuhi indikator koneksi matematis yaitu memahami gagasan- gagasan yaitu mengenai panjang rusuk dengan keliling bangun tersebut. Kemudian peneliti menggali informasi melalui wawancara langsung dengan subyek. Berikut hasil wawancara peneliti dengan S3 terkait soal nomor 3 :

Peneliti: nomor 3, Untuk menghitung panjang kawat yang dibutuhkan apa yang harus dilakukan Pak Eko?

S3 : menghitung panjang bangun itu mas.

Peneliti : Berapakah uang yang disediakan oleh pak Eko? S3 : sekitar lima ribuan mas.

Peneliti: Mungkinkah kamu menemui masalah tersebut dalam kehidupanmu?

S3 : iya mas, karena persoalan tersebut memang masalah dalam kehidupan sehari-hari

69 Sementara untuk persoalan nomor 5 dan nomor 6 tidak diselesaikan oleh S3 dengan alasan tidak tau mengerjakan serta masih bingung dalam menyelesaikan persoalan tersebut. Berikut hasil wawancara dengan subyek S3 tentang soal nomor 5 dan nomor 6 :

2. Siswa dengan kemampuan koneksi matematis kurang

Kategori ini meliputi kemampuan koneksi

matematis yang dimiliki siswa tidak dapat mengerjakan semua soal dengan baik dan tidak memenuhi kedua indikator untuk mengukur kemampuan koneksi matematis tersebut. Enam siswa dengan tingkat kemampuan koneksi

matematis kurang berdasarkan penskoran dan

pengkategorian dengan skala lima berdasarkan Suharsimi Peneliti: sekarang yang nomor 5. Di pekerjaaan kamu itu tidak di kerjakan yang nomor 5 dan nomor 6. Mengapa?

S1 : susah mas, gak tau gimana ngerjainnya. Kemarin benar-benar gak bisa. Makanya gak tak kerjain.

Peneliti: pada pertemuan sebelumnya, apakah ada latihan soal seperti itu? S1 : ada mas, hanya saya ga ngerti. Dan tidak belajar juga. Hehehe Peneliti: yang nomor 6 juga seperti itu?

S1 : iya mas, saya juga tidak mengerjakan. Soalnya saya kurang belajar di rumah. Makanya bingung.

Peneliti: baiklah de, terimakasih untuk kesempatan wawancaranya.

70 Arikunto (2012: 285) yang dijelaskan dalam Tabel 3.2. Peneliti memilih siswa secara random untuk di wawancarai yaitu S20.

a. Pekerjaan siswa S20

Jawaban S20 pada gambar 4.2 diatas

memperlihatkan bahwa S20 tidak dapat mengerjakan soal dengan baik serta tidak memenuhi dua indikator kemampuan koneksi matematis. Sebagai contoh yang terlihat dari pekerjaan pada pekerjaan nomor 5 diatas dimana indikator yang diharapkan ialah memahami hubungan gagasan antara panjang rusuk dengan volume

71 kubus dan hubungan antara topik dalam matematika seperti volume bak mandi dengan kecepatan pengisian air serta siswa mampu menyelesaikan masalah sehari-hari. Selain itu

siswa juga mampu menggunakan koneksi antara

matematika dan matematika itu sendiri yang terlihat dari pada pukul berapa bak mandi tersebut terisi penuh. Pada pekerjaannya siswa telah mampu memenuhi indikator koneksi yaitu memahami hubungan gagasan antara panjang rusuk dengan volume kubus dan hubungan antara topik dalam matematika seperti volume bak mandi dengan kecepatan pengisian air. Hal itu terlihat dari siswa mencoba

menyelesaikan dengan cara

sehingga peneliti menggambil

kesimpulan bahwa subyek memahami penggunaan rumus

bahwa . Kesalahan terjadi

pada perhitungan tersebut seharusnya

. Tetapi dari pekerjaan diatas siswa telah mampu menemukan hubungan antara rusuk dengan volume dari bak mandi itu sehingga siswa memenuhi indikator koneksi matematis yang pertama. Selanjutnya siswa mampu menemukan hubungan antara gagasan yaitu kecepatan pengisian air dalam bak mandi dengan volume dari bak mandi yang didapat hanya kurang teliti dalam perhitungan.

72 Peneliti menlihat lebih jauh bahwa siswa tidak mampu menyelesaikan persoalan dalam kehidupan sehari dan tidak mampu menemukan hubungan antara matematika dengan matematika itu sendiri dengan tidak memperlihatkan proses tetapi langsung menuliskan “jadi pada pukul 08.24 bak terisi penuh”. Kemudian peneliti menggali informasi dengan mewawancarai secara langsung subyek S20 terkait jawaban soal nomor 5. Berikut hasil wawancara peneliti dengan subyek S20:

3. Siswa dengan kemampuan koneksi matematis cukup

Kategori ini meliputi kemampuan koneksi matematis yang dimiliki siswa yang tidak dapat mengerjakan semua soal dengan baik dan tidak memenuhi satu indikator untuk mengukur kemampuan koneksi matematis tersebut. dua siswa dengan tingkat kemampuan koneksi matematis cukup berdasarkan penskoran dan pengkategorian dengan skala lima berdasarkan Suharsimi Arikunto (2012: 285) yang dijelaskan Peneliti: gak ada ya, oke. Sekarang coba perhatikan yang nomor 5. Berapa volume air yang dibutuhkan untuk mengisi penuh bak mandi tersebut?

S20 :kemarin sih sya menulisnya 2244 liter mas. Tapi ternyata salah.hehee Peneliti: Pernahkah kamu mengalami masalah tersebut?

S20 : emmm.. pernah mas.

Peneliti: pernah. Adakah solusi lain selain dengan cara yang kamu lakukan itu?

S20 : ga ada mas. Paling langsung lihat baknya terus kalau udah penuh ya ditutup krannya.

73 dalam Tabel 3.2. Peneliti memilih 1 siswa secara random untuk di wawancarai yaitu S26.

Pada pekerjaan siswa S26 diatas terlihat bahwa subyek tidak memenuhi satu indikator untuk mengukur kemampuan koneksi matematis dan tidak dapat mengerjakan semua soal yang diberikan peneliti dengan baik. Hal itu terlihat dari pekerjaan siswa pada soal nomor 3 indikator yang diukur ialah siswa mampu memahami hubungan antara kedua topik tentang keliling kubus dan balok dan memahami gagasan-gagasan

74 yaitu mengenai panjang rusuk dengan keliling bangun tersebut serta dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. pada pekerjaan siswa mampu memenuhi indikator pertama yaitu memahami hubungan kedua topik tentang keliling kubus dan balok. Hal itu terlihat dari jawaban siswa

pada penyelesaian soal yaitu

serta memahami hubungan antara gagasan tentang keliling dan panjang rusuk dari balok dan kubus yang membentuk bangun itu. Indikator yang tidak dipenuhi adalah mampu menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, yang diperlihatkan pada pekerjaan siswa yaitu kurang kritis terhadap keterangan dalam soal bahwa kawat tidak bertumpuk. Hal ini yang menyebabkan kesalahan dalam penyelesaian masalah tersebut. Sementara dalam penyelesaian soal nomor 6 subyek S26 mampu memenuhi indikator koneksi matematis yaitu mampu menggunakan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain yaitu ilmu fisika dengan menjawab dengan benar hubungan volume kubus dengan massa jenis dab massa kubus yang diketahui dalam soal yang diberikan peneliti. Kemudian peneliti menggali informasi melalui wawancara langsung

75 terhadap subyek S26. Berikut hasil wawancara dengan subyek S26 terkait penyelesaian soal nomor 3:

4. Siswa dengan kemampuan koneksi matematis baik

Kategori ini meliputi kemampuan koneksi

matematis yang dimiliki siswa yang tidak dapat mengerjakan semua soal dengan baik tetapi subyek memenuhi semua indikator untuk mengukur kemampuan koneksi matematis tersebut. dua siswa dengan tingkat kemampuan koneksi matematis baik berdasarkan penskoran dan pengkategorian dengan skala lima berdasarkan Suharsimi Arikunto (2012: 285) yang dijelaskan dalam Tabel 3.2. Peneliti memilih 1 siswa secara random untuk di wawancarai yaitu S28.

Peneliti: iya. Sekarang kita lanjut ke nomor 3. Untuk menghitung panjang kawat yang dibutuhkan apa yang harus dilakukan Pak Eko?

S26 : menghitung panjang rusuknya. Dengan cara menghitung keliling dari bangun itu mas.

Peneliti: berapa uang yang harus disediakan oleh pak eko? S26 : kalau kemarin sih, Rp. 22.500 mas

Peneliti: Mungkinkah kamu menemui masalah tersebut dalam kehidupanmu?

76 Pada pekerjaan siswa S28 diatas memperlihatkan bahwa siswa tersebut mampu memiliki keempat indikator kemampuan koneksi matematis tersebut tetapi pada penyelesaian siswa tidak dapat mengerjakan semua soal dengan baik. Indikator pertama yaitu siswa mampu memahami kedua gagasan tentang panjang rusuk kubus dengan luas bidang diagonal yang terlihat dari pekerjaan nomor 1 siswa menyelesaikan persoalan itu dengan mencari

panjang rusuk kubus dengan cara

√ kemudian √ √ sehingga dan cm setelah itu siswa menggambar jaring kubus dengan panjang rusuk 4 cm.

Pada penyelesaian soal nomor 6 siswa mampu

77 Wawancara soal nomor 1:

Peneliti: baik kalau begitu, kita mulai dari nomor 1 dek. Coba diperhatikan soal sama jawaban kamu. Sekarang Coba jelaskan bagaimana cara kamu melukiskan jaring-jaring kubus itu? S28 : iya, mas jadi sebelum menggambarnya sya menentukan ukuran jadi menggunakan rumus luas diagonal = √ . Peneliti: apa langkah pertama yang kamu lakukan?

S28 : ya itu, mencari panjang rusuknya lalu menggambarnya. Peneliti: adakah cara lain selain itu?

S28 : tidak ada mas. Wawancara soal nomor 6:

Peneliti: oke. Sekarang kita lihat yang nomor 6. Dalam mata pelajaran apa kita menjumpai masalah tersebut?

S28 : fisika mas.

Peneliti: Adakah hubungan antara konsep dalam masalah tersebut dengan konsep dalam matematika?

S28 : ada mas, menhitung massanya itu pakai rumus massa jenis dikali volume.

Peneliti: Apa langkah awal yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut?

S28 :menulis yang diketahui lalu mencari volume dengan massa dibagi dengan massa jenis. Kemudian mencari rusuk.

menyelesaikan dengan baik, terlihat dari proses dan mampu menemukan koneksi antara massa jenis, massa kubus dengan volume kubus tersebut. Kemudian siswa mencari panjang rusuk kubus dengan menggunakan rumus volume balok. Peneliti menganggap bahwa siswa memenuhi

indikator koneksi matematis yaitu siswa mampu

menyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari dan mampu menggunakan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain yaitu ilmu fisika. Berikut hasil wawancara dengan subyek S28 terkait penyelesaian nomor 1 dan nomor 6:

78

Dokumen terkait