• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi kemampuan koneksi Matematis siswa kelas VIII A pada materi kubus dan balok SMP Kanisius Gayam Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Deskripsi kemampuan koneksi Matematis siswa kelas VIII A pada materi kubus dan balok SMP Kanisius Gayam Yogyakarta"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DESKRIPSI KEMAMPUAN KOIYEKSI MATEMATIS SISWA KELAS. VIII A PADA MATERI. KTTBUS DAN. BALOK DI SMP KAI\-ISruS. GAYAM YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarj ana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. L MNf: r2r4t40srph'O^"*d4Y JTIRUSA1\I. PENGETAHUAFT. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIICAF{ TINIYERSITAS SANATA DHARMA. YOGYAKAR'TA 2016.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. SKRIPSI DESKRIPSI KEMAMPUAI\ KOI\EKSI MATEMATIS SISWA KELAS. VIN A PADA MATERI KT]BUS DAI\[ BALOK DI SMP KAIVSIUS GAYAM YOGYAKARTA Disusun oleh: Yohanes Gardianto Deno. NIM:. Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si.. 121414093. Tanggal : 24 Okrober 2016.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. HALAMAN PERSEMBAHAN. Dengan penuh rasa syukur skripsi ini kupersembahkan kepada:. 1. Tuhan. Yesus Kristus" karena dengan kemurahan dan penyertaan-Nya. semua dapat terlaksana dengan penuh sukacita.. 2.. Kedua orangtuaku tercinta Dorotheus Deno dan Orni Matildis untuk setiap. kasih, do4 dukungan, dan nasehat yang tiada pernah berhenti dalam kehidupanku.. 3. Kakakku Yosef Gorbin Deno yang luar biasa dan selalu memberi dukungano semangat, motivasi, serta mendoakanku.. 4.. sahabat-sahabatku, teman-temanku, serta keluarga besar. sMp Kanisius. Gayam Yogyakarta. Terimakasi atas segala dukungan doa dan kasih saying yang telah membantu saya.. tv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK Deno, Yohanes Gardianto. 2016. Deskripsi Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas wrr A pada Materi Kubus dan Balok sMP Kanisius Gayam Yogyakarta Tahun Ajaran z0l1n0rc, Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematikao Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan AIam, Fakultas Keguruan dan rlmu Pengetahuann universitas Sanata Dharma Yoryakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan koneksi matematis kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dan memperoleh deskripsi kinerja siswa dalam menyelesaikan soal. Subjek penelitian ini berjumlah 29 siswa. Proses pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes tertulis, wawancar4 dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan mengacu pada indikator koneksi matematis. Teknik analisis data dilakukan dengan langkahlangkah validitas dat4 penyajian dat4 serta verifikasi dan kesimpulan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (l) tingkat kemampuan koneksi matematis siswa adalah sebagai berikut: (a) tidak ada siswa termasuk dalam kategori "baik sekali"; O) 2 orung siswa termasuk dalam kategori "baiP'; (c) 2 orang siswa termasuk dalam kategori "cukup"; (d) 6 orang siswa termasuk dalam kategori "kurang"; dan (e) 19 orang siswa termasuk dalam kategori "kurang sekali", (2) deskripsi kinerja siswa dari masing-masing kategori adalah sebagai berikut: (a) siswa pada kategori "baik sekali" siswa dapat mengerjakan semua butir soal dan dapat memenuhi seluruh indikator koneksi matematis yang diberikan; (b) siswa pada kategori "baiK' siswa dapat mengerjakan semua butir soal, namun ada 1 atau 2 kesalahan dan dapat memenuhi semua indikator koneksi matematis yang diberikan; (c) siswa pada kategori "cukup" siswa dapat mengerjakan butir soal, namun beberapa kesalahan dan dapat memenuhi 2 indikator koneksi matematis yang diberikan; (d) siswa pada kategori "kurango' siswa tidak dapat mengerjakan butir soal dengan baik, dan tidak dapat memenuhi 3 indikator koneksi matematis yang diberikan; (e) siswa pada kategori "kurang sekali" siswa tidak dapat mengerjakan semua butir soal dengan baik dan tidak dapat memenuhi seluruh indikator koneksi matematis yang diberikan. Kata Kunci: Deskripsi Kinerja Siswa; Kategori Tingkat Kemampuan Koneksi Matematis ; Kemampuan Koneksi Matematis.. vil.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT. Deno, Yohanes Gardianto. 2016. The Description of Mathematics Connection Competence of Cube and Bar Subject of VIII A Grade of Kanisius Junior High School Students of GayamYogyakartain 20l5l20l6fucademic Year. Minithesis. Mathematics Education Study Program, Mathematics Education and Natural Sciences Department, Faculty of Teachership and Sciences, Sanata Dharma University of Yoryaknrta. The purpose of this research is to know the Mathematics connection competence level of VIII A Grade of Kanisius Junior High School Studentsof Gayam Yogyakartaand to acquire the students performance description in problem completing. The research subject were 29 students. Data collecting process used were observation, written tes! interview, and documentation. The collected data was analysedwith referring to the Mathematics connection indicators through the analysis data technique steps which were data validity, data presentation, verification, and conclusion.. The results showed that (1) the students Mathematics. connection. competence level was as follow: (a) no students within "Very Good" category; @) 2 students within "Good" category; (c) 2 students within'oModerate" category; (d). 6. students within "Less" category; and (e) 19 students within "Very Less" category, (2) the desuiption of the students performanceof each category was as follow: (a) students within "Very Good" category was able to solve all problem itemscompletely and able to fulfill the all Mathematics connection indicators given; (b) students within "Good" category was able to solve all problem items completelyyet with or 2 mistakes and able to fulfill the all Mathematics connection indicators given; (c) students within "Moderate'o category was able to solve some problem items but with some mistakes and able to fulfill 2 of all Mathematics connection indicators given; (d) students within "Less" category was. I. not able to solve the problem items favourably and not able to fulfill 3 of all Mathematics connection indicators given; (e) students within "Very Less'o category was not able to solve all problem items completely and not able to fulfill the all Mathematics connection indicators given.. Keywords. :. Description. of. students performance; category. of. Mathematics. connect ion c ompete nce leve I ; Mathe matics conne ct ion competence. vilt.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGAI\TAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena. atas. berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul. VIIIA. " Analisis. Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas. pada Materi Kubus dan Balok SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Tahun Ajaran 201 5 /2016-. Skripsi. ini. .. dapat terselesaikan berkat bimbingan,. bantuano. dukungan, dan doa dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:. t.. Kedua orang tua bapak Dorotheus Deno dan ibu Orni Matildis yang luar biasa selalu memberikan dukungan, motivasi, nasehal doa,dan kasih sayang.. ). Bapak Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.. 3.. Bapak Dr. Hongki Julie,. M. Si.. Selaku ketua program Studi. Pendidikan Matematika. 4.. Bapak Dominikus. Arif Budi Prasetyo, M.Si.. selaku dosen. pembimbing yang telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan bimbingan, naseha! saran, kritik, dan motivasi dengan sabar.. tx.

(10) srlnued. I ^4\l x !/ 910Z roqrue^oN ZZ ?tre1e,ffioa. 'u(ulnfuelos srTnuad. {nlun u€ncs reEeqes ueluunErp pdep uup ucequad. le?alusru u€rllrequroru ledep. p1 ysdpls. l8eq. eEouras dereqreq sllnued. 'rur rsduls uepnqued urel?p nluuquletu qe1o1 Eue.,(. nles red nlss uqlnqeslp ledep 4epp Eue,{ luqtd. enrueg '6. 'lu8uerues uep ueEunlnp. uoqruaru qelel Eus,{ ZI0Z e>{pelrre}e6 unllplpusd ueual-uerueJ '8 uer4leued ueeuusluled. ruelep nluequlo{u qelq Eue, eue>le.,ffioa ruu,. u9 snlsrus). IJIA sele{ e{p€rua}€ru uereleled runF n1e1es N'C'V. dtrAIS. eq1ere6re1A1. 'rI. 'L. ue>lrroqlp Eue,{ uenqs}oEuod s?te u>ll1etualstu. ueryprpuod rpn$ ruesord u,(usnsnq 'VdIIAIdf uesop duue8eS '9 'leEuerues nl€les. {nlun ue8uorop u€p ueruu€q lru{Iroqlueu qelol Eue,( ryuepele 8urqulqured uesop n>lelos ouosr€Ams. 'lS 'JC JoJd ledeg. 'S. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI. HALAMAN. JLTDUL. i. ................... HALAMANPERSETUJUAI\PEMBIMBING......... ...............ii. PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN..... PERITYATAAI{ KEASLIAN KARYA... HALAMAN. ..................... iii. ..........iv. ................v. LEMBAR PERI\IYATAAII PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN. AKADEMIS........ ABSTRAK ........... DAFTAR ISI ............ DAFTAR TABE|...... DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRI\.N KATA PENGAI\TAR. BAB. BAB. r. ........ A. Latar Belakang... B. Identifikasi Masalah C. Pembatasan masalah D. Rumusan Masalah..... E. Tujuan Penelitian.. F. Manfaatpenelitian. G. Definisi Operasional....... PENDAHULUATI. ..........vi ...........vii ................... viii ................. x. ............xii ............xiii ..........xrv ...............I ...................... I .................5 ................5 ...............5. .............6. ............6 .............7. II. xt.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. E. Penelitian yang Relevan..... F. Kerangka Pikir........... PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Subyek dan Obyek Penelitian.. D. Variabel Penelitian. E. Metode pengumpulan data.... F. Instrumen Pengambilan Data....... G. Keabsahan Data. H. Tehnik Analisis Data.. I. Validitas dan Reliabilitas.... J. Piosedur'Pelaksanaan Penelitian... ...................... 32. .............32. BAB NI METODE. BAB. .........35 ...................... 35 .................. 35 ................. 35 ................ 36. ............36 .......40. .............43 .......44 ......47. .......49. IV ANALISIS HASIL PEI{ELITIAN DAI\ PEMBAHASAII ............ 52 A. Pelaksanaan Penelitian.............. ...............52 B. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran ......-.52 C. Analisi Uji Coba Instrumen... Penelitian.. E. Analisis Data Penelitian............ F. Pembahasan hasil penelitian.. D.. BAB V. .................... 57. Deskripsi Data. SARAN A. Kesimpulan........... B. Saran-Saran .......... KESIMPULAN DAt[. ..... 58 ............... 59 .. ... .. ..........78. ....................81 .................81 ................. 82. DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN. xil.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Tabel 3.1 uraian indikator soal tes kemampuan koneksi matematis siswa.... Tabel3.Z Kategori Kemampuan Koneksi Matematis berdasarkan skor yang diperoleh siswa. Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Koneksi Matematis berdasarkan pemenuhan indikator kemampuan koneksi matematis siswa..... ... Table 3.4 Tabel Koefisien Reliabilitas Tabel4.l Pengambilan Data......... Tabel4.2 validasi soal uji instrumen.. Tabel4.3 hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMp Kanisius Gayam Yogyakarta berdasarkan skor yang diperoleh. siswa... 41. 45. 46 4g 52. 57. 60. Tabel 4.4 tabel indikator kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam Tabel4.5 kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A sMP Kanisius Gayam Yogyakarta berdasarkan indikator yang dipenuhi oleh. Yogyakarta. siswa.. Tabel4.6 kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMp Kanisius Gayam Yogyakarta Tabel4.7 persentase kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIIIA SMP Kanisius Gayam Yogyakaria. 6l 64 65. 79. xill.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar. 2.. I kubus I BCD.EFGH. 2.2 kubus ABCD.EFGH 2.3 Diagonal Sisi Kubus 2.4 Diangonal Ruang Kubus.... Gambar 2.5 Bidang Diagonal Kubus..... Gambar 2.6 balok ABCD.EFGH Gambar 2.7 balok ABCD.EFGH Gambar 2.8 diagonal sisi balok ABCD.EFGH. Gambar 2.9 diagonal ruang balok ABCD.EFGH... Gambar 2.10 bidang diagonal balok ABCD.EFGH... Gambar 2.11 jaring-jaring kubus. Gambar 2. 12 janng-jaring balok..... Gambar 2.13 Bagan kerangka piker penelitian Gambar 4.1 Jawaban 53 Gambar 4.2lawaban S20 nomor 5....... Gambar 4.3 Jawaban 526 nomor 3....... Gambar 4.4 Jawaban S28........... I7 18. 20. 2t 23 23. 24 25. 27 28 29 30 34 67 70 73. 76. xtv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. . . LAMPIRAN KISI.KISI SOAL UJI KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KONEKSI MATEMATIS ........... LAMPIRAN SOAL TES KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS LAMPIRAN KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN LAMPIRAN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS LAMPIRAN TRANSKIP WAWANCARA LAMPIRAN LEMBAR VALIDASI INSTRUMEN DARI AHLI... LAMPIRAN PEKERIAAN SISWA LAMPIRAN FOTO.FOTO PENELITIAN. 86 95. 96 97 99 104. r07 113. 128 137.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan merupakan hal yang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti, perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Berbagai pendidikan.. upaya. Dengan. dilakukan. pendidikan. seseorang seseorang. untuk akan. mendapatkan. mendapat. ilmu. pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan manusia akan berkembang menuju kematangan. Tetapi, masih banyak hal yang harus dibenahi, mengingat pendidikan adalah investasi masa depan bangsa dimana anak bangsa dididik agar bisa meneruskan gerak langkah kehidupan bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan berpendidikan. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain memperbaiki kurikulum seperti dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) diperbaiki dengan kurikulum 2013, meningkatkan kemampuan pendidik, serta memperbaiki sarana dan prasarana penunjang pendidikan. Melalui upayaupaya tersebut, diharapkan akan terjadi proses belajar mengajar yang lebih baik yang pada akhirnya terjadi peningkatan hasil belajar. Keberhasilan.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. proses pembelajaran dipengaruhi oleh fungsi-fungsi yang terdapat dalam sistem pembelajaran, baik fungsi belajar yang dilakukan oleh peserta didik, fungsi pembelajaran dan fungsi evaluasi yang dilakukan oleh pendidik. Hasil studi United Nations for Development Programme (UNDP) tahun 2015 tentang indeks pembangunan manusia menempatkan Indonesia pada peringkat ke-110 dari 187 negara, sementara negara tetangga seperti Malaysia (62), Brunei Darussalam (30), Singapura (9) dan Thailand (89) memiliki peringkat yang lebih baik. Sementara laporan Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011 bahwa prestasi siswa Indonesia dalam bidang matematika berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Peningkatan kualitas pendidikan nasional khususnya pada bidang matematika merupakan suatu hal yang strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang berorientasi pada peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan. dan. teknologi.. Hal. ini. dapat. diperlihatkan. pada. penyempurnaan aspek-aspek pendidikan antara lain kurikulum, sarana dan prasarana, dan tenaga pengajar. Tujuan pembelajaran matematika di sekolah menurut Depdiknas (1993) adalah siswa dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari. Menurut PPPG (2004) adalah terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui. 2.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kemampuan berpikir kritis, logis, sistematis dan mempunyai sifat obyektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam bidang matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam KTSP (Depdiknas, 2006: 346) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melaksanakan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan hasilnya, (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lainnya untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Tujuan yang ideal tersebut pada kenyataannya tidak selalu mudah dicapai oleh sekolah. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ir. Margaretha A.D.N selaku guru matematika SMP Kanisius Gayam Yogyakarta, menyatakan bahwa memang proses belajar mengajar di kelas sudah cukup optimal, tetapi siswa masih kesulitan dalam menyelesaikan soal terkait menuliskan masalah kehidupan sehari-hari ke dalam bentuk. 3.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. model matematika. Siswa juga masih kesulitan dalam menghubungkan antar obyek dan konsep dalam matematika. Selain itu, siswa juga masih kesulitan dalam menentukan rumus apa yang akan dipakai jika dihadapkan pada soal-soal yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari. Kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar matematika yang telah disebutkan di atas merupakan unsur-unsur kemampuan koneksi matematis. Sehingga dari hasil wawancara menunjukkan adanya kemampuan koneksi matematis siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang masih belum optimal. Kemampuan koneksi matematis yang masih belum optimal ini tidak sesuai dengan pendapat NCTM (2000: 29) dalam Principles and Standards for School Mathematics, yang menyatakan bahwa standar proses dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah. (problem. solving),. kemampuan. penalaran. (reasoning),. kemampuan komunikasi (communication), kemampuan membuat koneksi (connection), dan kemampuan representasi (representation). Dari pendapat di atas, dapat dilihat bahwa kemampuan siswa membuat koneksi merupakan salah satu dari standar proses dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan penelitian yang berjudul: “Deskripsi Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta Kelas VIII A pada Materi Kubus dan Balok”. 4.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan. latar. belakang. yang. telah. diuraikan. diatas,. teridentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Siswa masih kesulitan dalam menuliskan masalah kehidupan seharihari ke dalam bentuk model matematika. 2.. Siswa masih kesulitan dalam menentukan rumus apa yang akan dipakai jika dihadapkan pada soal-soal yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari.. 3. Siswa masih kesulitan dalam menghubungkan antar obyek dan konsep dalam matematika. 4. Siswa kesulitan dalam menghubungkan antar konsep yang sebelumnya telah diketahui oleh siswa dengan konsep baru yang akan siswa pelajari. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka fokus penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta kelas VIII A dengan acuan terpenuhinya indikator koneksi matematis terpilih, dengan menggunakan materi kubus dan balok. D. Rumusan Masalah Pada penelitian ini dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Bagaimana kategori tingkat kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam?. 5.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (2) Bagaimana deskripsi kinerja siswa dalam menyelesaikan soal tes kemampuan koneksi matematis untuk masing-masing kategori? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengkategorikan tingkat kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam. (2) Mendeskripsikan kinerja siswa dalam menyelesaikan soal tes kemampuan koneksi matematis untuk masing-masing kategori. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pembaca, antara lain sebagai berikut : 1. Secara Umum Memberikan kontribusi dalam dunia pendidikan yakni mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa SMP Kanisius Gayam kelas VIII A dengan beberapa uraian kalimat. 2. Secara Khusus a. Bagi Siswa (1) Berlatih mengerjakan soal yang dapat mengasah kinerja otak. (2) Tumbuh rasa ingin tahu sehingga mendorong siswa untuk lebih giat belajar pemahaman matematika. b. Bagi Guru Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, yakni dapat diperoleh gambaran tentang tingkat kemampuan 6.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. koneksi matematis siswa dalam menyelesaikan soal pada materi kubus. dan. balok.. Dengan. mengetahui. informasi. tersebut,. diharapkan guru dapat menyempurnakan kualitas pembelajaran yang diberikan di dalam kelas. c. Bagi Sekolah Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa. d. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk menambah wawasan dan. sebagai. pengalaman. untuk. mengembangkan. penelitian. berikutnya. G. Definisi Operasional 1. Analisis Analisis adalah penyelidikan sesuatu peristiwa untuk mengetahui keadaan. sebenarnya (KBBI, 1997: 37).Analisis yang dimaksudkan. dalam penelitian ini adalah penyelidikan terhadap kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam pada materi kubus dan balok. 2. Matematika Mulyono Abdurahman mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan. 7.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan ( 2003: 252).. 3. Kemampuan Siswa Menurut Hamalik (2008:162) kemampuan siswa dalam pembelajaran dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut: a. Kemampuan intrinsik adalah kemampuan yang tercakup di dalam situasi belajar dan menemui kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa. Contohnya: kemampuan dalam menemukan koneksi matematis. b. Kemampuan ekstrinsik adalah kemampuan yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional. Kemampuan siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam memberikan jawaban terhadap soal kubus dan balok yang diberikan. 4. Koneksi Matematis Kemampuan koneksi matematis menurut Ruspiani sebagaimana dikutip oleh Permana & Sumarmo ( 2007: 117) adalah “kemampuan mengaitkan konsep-konsep matematika baik antar konsep dalam matematika itu sendiri maupun mengaitkan konsep matematika dengan konsep dalam bidang lainnya.” Koneksi matematik juga merupakan “kemampuan mengaitkan atau mengkoneksikan dengan dunia nyata siswa atau mengkoneksikan dengan kehidupan sehari-hari” (Palomaret al., 2006).. 8.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9. BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran metematika Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perbedaan perilaku ke arah yang lebih baik (Mulyasa, 2002: 100). Selanjutnya, terkait dengan matematika, istilah matematika mulanya diambil dari perkataan Yunani yaitu mathematike, yang berarti “relating to learning”. Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu. Perkataan mathematike berhubungan sangat erat dengan sebuah kata mathanein yang mengandung arti belajar/berpikir (Erman Suherman, 2003: 15). Mulyono Abdurahman (2003: 252) mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia; suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah interaksi antara peserta didik dalam belajar dan berpikir untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi dengan cara menggunakan informasi, pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, pengetahuan tentang menghitung, dan menggunakan.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. hubungan-hubungan antar gagasan matematika yang bertujuan untuk mencapai hasil belajar matematika yang lebih optimal. Untuk mencapai pembelajaran matematika yang optimal diperlukan tujuan pembelajaran yang dapat mendasari pembelajaran matematika tersebut. Tujuan pembelajaran matematika dalam KTSP (Depdiknas, 2006: 346) yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : (a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep atau logaritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. (b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melaksanakan manipulasi matematika. dalam. membuat. generalisasi,. menyusun. bukti. atau. menjelaskan gagasan dan pernyataan matematis. (c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan hasilnya. (d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lainnya untuk memperjelas keadaan atau masalah. (e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.. 10.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. B. Teori Belajar Teori belajar yang relevan dengan koneksi matematis dalam penelitian ini adalah teori belajar Piaget, teori belajar Vygotsky, dan teori belajar Bruner. 1. Teori Belajar Piaget Memiliki kemampuan koneksi matematis dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan untuk mengaitkan konsep dasar atau pengetahuan yang dimiliki dengan konsep lain atau pengetahuan baru yang diperoleh, sesuai dengan teori oleh Jean Piaget dalam (Hergenhahn dan Olson, 2009: 315) yang mengungkapkan bahwa semua pengalaman melibatkan dua proses yang sama- sama penting: pengenalan atau mengetahui, yang berhubungan proses asimilasi dan akomodasi, dan menghasilkan modifikasi struktur kognitif. Modifikasi ini dapat disamakan dengan proses belajar. Dengan kata lain, kita merespon dunia berdasarkan pengalaman kita sebelumnya (asimilasi), tetapi setiap pengalaman memuat aspek-aspek yang berbeda dengan pengalaman yang kita alami sebelumnya. Aspek unik dari pengalaman ini menyebabkan perubahan dalam struktur kognitif kita (akomodasi). Makka (2003) mengemukakan Piaget berpendapat bahwa siswa membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. 2. Teori Belajar Bruner Herdian (2010) menyatakan implikasi teori Bruner dalam proses pembelajaran adalah menghadapkan anak pada suatu situasi yang 11.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. membingungkan atau suatu masalah. Dengan pengalamannya anak akan mencoba menyesuaikan atau mengorganisasikan kembali struktur-struktur idenya dalam rangka untuk mencapai keseimbangan di dalam benaknya. Koneksi dalam matematika merupakan ide-ide atau gagasan yang digunakan untuk merumuskan dan menguji topik-topik matematika secara deduktif, sesuai dengan teori yang diusulkan oleh Bruner yaitu free discovery learning. Teori ini menjelaskan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan termasuk konsep, teori, ide, definisi dan sebagainya melalui contoh-contoh yang menggambarkan atau mewakili aturan yang menjadi sumbernya. Keuntungannya adalah menimbulkan keterampilan memecahkan masalahnya secara mandiri dan mengharuskan siswa untuk menganalisis dan memanipulasi informasi. 3. Teori Belajar Vygotsky Salah satu teori belajar oleh Vygotsky adalah scaffolding. Menurut Vygotsky Scaffolding berarti memberikan kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah mampu mengerjakan sendiri (Yohanes, 2010). Kemampuan representasi matematis adalah salah satu keterampilan proses yang berkaitan dengan kemampuan siswa menyampaikan laporan, 12.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. gagasan, dan ide. Representasi matematis sangat penting dimiliki oleh siswa, karena representasi adalah proses awal mereka menghadirkan konsep untuk mengkomunikasikan dan memecahkan permasalahan matematis. Pada pembelajaran yang dilakukan dengan teknik scaffolding pada dasarnya memiliki kaitan erat pada representasi matematis siswa karena siswa akan berusaha menganalisa pembelajaran dan merubahnya ke dalam bentuk diagram, grafik, tabel atau gambar, siswa akan mampu menyelesaikan. persamaan. atau. model. matematis. dan. dapat. berasal. dari. mengkomunikasikan analisis dan pendapat mereka. C. Koneksi Matematis Koneksi. matematis. merupakan. dua. kata. yang. Mathematical Connection, yang dipopulerkan oleh NCTM dan dijadikan sebagai standar kurikulum pembelajaran matematika sekolah dasar dan menengah (Sumarmo, 2006). Untuk dapat melakukan koneksi terlebih dahulu harus mengerti dengan permasalahannya dan untuk dapat mengerti permasalahan harus mampu membuat koneksi dengan topik-topik yang terkait. Bruner (Suherman, 2001: 45) menyatakan bahwa tidak ada konsep atau operasi dalam matematika yang tidak terkoneksi dengan konsep atau operasi lain dalam suatu sistem, karena suatu kenyataan bahwa esensi matematika merupakan sesuatu yang selalu terkait dengan sesuatu yang lain. Membuat koneksi merupakan cara untuk menciptakan pemahaman dan sebaliknya memahami sesuatu berarti membuat koneksi. Persepsi bahwa 13.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. konsep-konsep matematika merupakan konsep-konsep yang saling berkaitan haruslah meresap dalam pembelajaran matematika di sekolah. Jika persepsi ini sebagai landasan guru dalam pembelajaran matematika maka setiap mengkaji materi selalu mengaitkan dengan materi lain dari kehidupan seharihari. Koneksi matematis adalah pengaitan matematika dengan pelajaran lain atau topik lain. Menurut NCTM (1989), ada dua tipe umum koneksi matematis, yaitu modeling connection dan mathematical connections. Modelling connections merupakan hubungan antara situasi masalah yang muncul di dunia nyata atau dalam disiplin ilmu lain dengan representasi matematisnya, sedangkan mathematical connections adalah hubungan antara dua representasi yang ekuivalen, dan antara proses penyelesaian dari masingmasing representasi. Koneksi dalam matematika merupakan hubungan dari ide-ide atau gagasan yang digunakan untuk merumuskan dan menguji topik-topik matematika secara deduktif. Konsep dan prosedur matematika dikembangkan untuk menyelesaikan masalah matematika dan juga ilmu selain matematika. Indikator untuk kemampuan koneksi matematis siswa (Sumarmo, 2006) sebagai berikut : 1. Mencari dan memahami hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur.. 14.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari. 3. Memahami representasi ekuivalen konsep atau prosedur yang sama. 4. Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen. 5. Menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antara topik matematika dengan topik lain. Menurut NCTM (National Council of Teacher of Mathematics) (2000:64), indikator untuk kemampuan koneksi matematis yaitu: 1. Mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubungan antara gagasan dalam matematika; 2. Memahami bagaimana gagasan-gagasan dalam matematika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain untuk menghasilkan suatu keutuhan koheren; 3. Mengenali dan menerapkan matematika dalam kontek-konteks di luar matematika. Ulep (Widarti, 2013: 2) menguraikan indikator koneksi matematis, sebagai berikut: 1. Menyelesaikan masalah dengan menggunakan grafik, hitungan numerik, aljabar, dan representasi verbal; 2. Menerapkan konsep dan prosedur yang telah diperoleh pada situasi baru; 15.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. Menyadari hubungan antar topik dalam matematika; 4. Memperluas ide-ide matematik. Sumarmo (Rohendi & Jojon, 2013) mendeskripsikan indikator koneksi matematis, antara lain: 1. Menemukan hubungan dari berbagai representasi tentang konsep dan prosedur matematika. 2. Memahami hubungan antar topic dalam matematika. 3. Mampu menggunakan matematika dalam penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Memahami representasi konsep yang ekuivalen. 5. Menemukan hubungan antara prosedur satu dengan yang lainnya yang ekuivalen. 6. Menggunakan koneksi antara matematika dengan matematika sendiri maupun dengan ilmu yang lainnya. Pemahaman siswa akan lebih mendalam jika siswa dapat mengaitkan antar konsep yang telah diketahui siswa dengan konsep baru yang akan dipelajari oleh siswa. Berdasarkan beberapa teori diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan siswa dalam memahami antar topik matematika, kemampuan siswa mengaplikasikan konsep matematika dalam bidang lain dan kemampuan siswa mengaplikasikan konsep matematika. dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini 16.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. indikator yang digunakan untuk menganalisis kemampuan koneksi matematis siswa SMP Kanisius Gayam kelas VIII A pada materi Kubus dan Balok adalah sebagai berikut: 1. memahami hubungan antara topik dalam matematika. 2. Memahami bagaimana gagasan – gagasan dalam matematika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain untuk menghasilkan suatu keutuhan koheren. 3. Mampu menggunakan matematika dalam penyelesaian masalah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Menggunakan koneksi antara matematika dengan matematika sendiri maupun dengan ilmu yang lainnya. D. Bangun Ruang Sisi Datar 1. Kubus Kubus merupakan benda masif (pejal) beraturan yang dibatasi oleh enam daerah persegi yang kongruen. Pemberian nama pada kubus diurutkan menurut titik sudut sisi alas dan sisi atapnya Gambar 2.1 kubus ABCD.EFGH. dengan menggunakan huruf. kapital ( Sukino dan. Wilson Simangunsong, 2006:303).. 17.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Unsur-unsur kubus 1) Sisi Sisi kubus adalah daerah yang membatasi bagian luar dan bagian dalam dari kubus. Kubus terdiri dari enam sisi berbentuk persegi yang kongruen (Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:304). Perhatikan gambar berikut yang merupakan gambar kubus ABCD.EFGH:. Gambar 2.2 kubus ABCD.EFGH. Sisi ABCD, EFGH, ABFE, DCGH, ADHE, BCGF merupakan sisi-sisi dari kubus ABCD.EFGH. Sisi dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu: a) Sisi datar Sisi datar terdiri atas sisi alas dan sisi atap (tutup). Pada gambar 2.3 alas kubus yaitu sisi ABCD dan atap kubus yaitu sisi EFGH saling sejajar.. 18.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b) Sisi tegak Sisi tegak kubus merupakan sisi kubus yang tegak lurus dengan alas. Pada gambar 2.2 sisi tegak kubus terdiri dari sisi ABFE, DCGH, ADHE, dan BCGF. 2) Rusuk Rusuk kubus adalah ruas garis yang merupakan perpotongan dua sisi kubus (Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:304). Perhatikan kembali kubus ABCD.EFGH pada gambar 2.2 pada gambar tersebut. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. merupakan 12 rusuk dari kubus ABCD.EFGH. 3) Titik sudut Titik sudut kubus merupakan titik persekutuan dari tiga rusuk kubus yang berdekatan. Titik sudut pada kubus ada 8 buah. Titik sudut sering disebut juga titik pojok (Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:305). Perhatikan kembali kubus ABCD.EFGH pada gambar 2.2 pada gambar tersebut titik A, B, C, D, E, F, G, H merupakan 8 titik sudut dari kubus ABCD.EFGH . b. Diagonal kubus Bangun ruang kubus memiliki diagonal sisi, bidang diagonal, dan diagonal ruang.. 19.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1). Diagonal sisi kubus Diagonal sisi kubus adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi kubus. Kubus memiliki 6 buah persegi sebagai sisi kubus. Masing-masing sisi kubus mempunyai dua buah diagonal yang disebut diagonal sisi yang jumlahnya 12 buah. Semua diagonal sisi mempunyai panjang yang sama. Berikut ini adalah gambar kubus ABCD.EFGH:. Gambar 2.3 Diagonal sisi pada kubus ABCD.EFGH Dari gambar kubus ABCD.EFGH diatas,. merupakan salah satu. diagonal sisi kubus. Diagonal sisi lainnya pada kubus ABCD.EFGH yaitu. ,. ,. .. Misalkan panjang rusuk kubus ABCD.EFGH pada gambar 2.3 adalah s satuan panjang. Menggunakan teorema Pythagoras maka diperoleh hitungan sebagai berikut:. 20.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. √ √ √ √ Jadi, diagonal sisi kubus ABCD.EFGH adalah √ satuan panjang. 2). Diagonal ruang Diagonal ruang kubus adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak dalam sisi kubus yang sama. (Marsigit, 2009:187). Berikut ini adalah gambar kubus ABCD.EFGH:. Gambar 2.4 Diagonal Ruang pada Kubus ABCD.EFGH Dari gambar kubus ABCD.EFGH diatas, ruas garis salah satu. merupakan. diagonal ruang kubus ABCD.EFGH. Diagonal ruang. lainnya dari kubus ABCD.EFGH diatas adalah ruas garis dan. ,. ,. .. 21.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Misalkan panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah s satuan panjang. Menggunakan teorema Pythagoras diperoleh hitungan sebagai berikut:. √ merupakan diagonal sisi kubus ABCD.EFGH maka panjang adalah √ satuan panjang, maka:. √ √ √ √ √ Jadi, diagonal ruang kubus ABCD.EFGH adalah. √. satuan. panjang. 3). Bidang diagonal kubus Bidang diagonal kubus merupakan bidang yang memuat sepasang diagonal ruang kubus yang saling berpotongan. Bidang diagonal kubus berbentuk persegi panjang dan bidang diagonal kubus dibatasi oleh 4 garis lurus, yaitu dua rusuk kubus dan dua diagonal sisi yang saling sejajar. Sebuah kubus memiliki 6 buah bidang diagonal. 22.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berikut adalah gambar kubus ABCD.EFGH:. Gambar 2.5 Bidang Diagonal pada Kubus ABCD.EFGH ABCD.EFGH Dari gambar kubus ABCD.EFGH diatas, sisi ACGE merupakan salah satu bidang diagonal kubus. Bidang diagonal kubus yang lainnya antara lain sisi ADGF, DCFE, ABGH, dan BCHE. 2. Balok Balok merupakan benda masif (pejal) yang dibatasi oleh tiga pasang daerah persegi panjang yang saling sejajar dan kongruen. Pemberian nama pada balok diurutkan menurut nama sisi alas dan sisi atapnya seperti penamaan pada kubus.( Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:308).. Gambar 2.6 balok ABCD.EFGH. 23.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. a. Unsur-unsur balok 1) Sisi Sisi balok adalah daerah yang membatasi bagian luar dan bagian dalam dari balok. Balok memiliki tiga pasang sisi yang berbentuk persegi panjang yang saling sejajar dan kongruen (Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:308). Perhatikan. gambar. berikut. yang. merupakan. gambar. balok. ABCD.EFGH:. Gambar 2.7 balok ABCD.EFGH. Sisi ABCD, EFGH, ABFE, DCGH, ADHE, BCGF merupakan sisi-sisi dari balok ABCD.EFGH. 2) Rusuk Sebuah balok mempunyai 12 rusuk. Rusuk-rusuk tersebut terbagi dalam tiga bagian yang masing-masing terdiri atas empat rusuk yang sejajar dan sama panjang. Perhatikan kembali balok ABCD.EFGH pada gambar 2.7 pada gambar tersebut. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. ,. merupakan 12 rusuk dari balok ABCD.EFGH.. 24.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Rusuk balok dibagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Rusuk panjang balok yaitu rusuk. ,. ,. , dan. 2. Rusuk tinggi balok yaitu rusuk tegak. ,. ,. , dan. , dan. .. 3. Rusuk lebar balok yaitu rusuk. ,. ,. . .. 3) Titik sudut Titik sudut balok merupakan titik persekutuan dari tiga rusuk balok yang berdekatan. Titik sudut pada balok ada 8 buah. Titik sudut sering disebut juga titik pojok (Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:309). Perhatikan kembali balok ABCD.EFGH pada gambar 2.7 pada gambar tersebut titik A, B, C, D, E, F, G, H merupakan 8 titik sudut dari balok ABCD.EFGH . b. Diagonal balok 1) Diaonal sisi Diagonal sisi balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang berhadapan pada sisi balok tersebut. Balok mempunyai 12 buah diagonal sisi. Diagonal sisi pada balok tidak semuanya mempunyai panjang yang sama, bergantung pada ukuran sisi balok tersebut (Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:309). Berikut adalah gambar balok ABCD.EFGH :. 25.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.8 diagonal sisi balok ABCD.EFGH Pada gambar balok ABCD.EFGH diatas, ruas garis ̅̅̅̅ merupakan diagonal sisi balok. Diagonal sisi balok lainnya yaitu ruas garis ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅̅, ̅̅̅̅̅, ̅̅̅̅̅, ̅̅̅̅, ̅̅̅̅̅.. Misalkan panjang, lebar, dan tinggi balok ABCD.EFGH berturutturut adalah p, l, dan t. Menggunakan teorema Pythagoras diperoleh hubungan sebagai berikut:. √ √ Jadi, diagonal sisi balok ABCD.EFGH adalah. √. satuan. panjang.. √ √. 26.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Jadi, diagonal sisi balok ABCD.EFGH adalah. √. satuan. √. satuan. panjang.. √ √ Jadi, diagonal sisi balok ABCD.EFGH adalah panjang. Panjang diagonal sisi balok tidak sama, tetapi tergantung letak diagonal sisinya. 2) Diagonal ruang Diagonal ruang balok adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut yang tidak terletak dalam sisi balok yang sama. Berikut ini adalah. gambar. balok. ABCD.EFGH:. Gambar 2.9 diagonal ruang balok ABCD.EFGH. 27.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Balok mempunyai 4 diagonal ruang. Dari gambar balok ABCD.EFGH diatas salah satu diagonal ruang balok yaitu ̅̅̅̅. Diagonal ruang balok lain adalah ̅̅̅̅, ̅̅̅̅̅, dan ̅̅̅̅. Menggunakan teorema Pythagoras diperoleh hubungan sebagai berikut:. √ ̅̅̅̅ merupakan diagonal sisi balok ABCD.EFGH. maka nilai. adalah. , maka:. √ Jadi, diagonal ruang balok ABCD.EFGH adalah √. dengan. p, l, dan t merupakan panjang, lebar, dan tinggi balok ABCD.EFGH. 3) Bidang diagonal Bidang diagonal balok merupakan bidang yang memuat sepasang diagonal balok yang saling berpotongan. Dalam balok, bidang diagonal dibatasi oleh dua rusuk balok yang sejajar dan sepasang diagonal sisi yang sejajar. Bidang diagonal balok berbentuk persegi panjang. Keenam diagonal pada satu balok merupakan tiga pasang daerah persegi panjang yang sepasang-sepasang saling kongruen (Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:309). Berikut ini adalah gambar balok ABCD.EFGH. 28.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.10 bidang diagonal balok ABCD.EFGH Dari gambar balok ABCD.EFGH diatas, sisi BDHF merupakan salah satu bidang diagonal balok. Bidang diagonal balok lainnya adalah ACGE, ADGF, BCHE, CDEF, dan ABGH. 3. Jaring-jaring kubus dan balok a. Jaring-jaring kubus Jaring-jaring kubus merupakan rangkaian 6 buah persegi yang kongruen, tetapi rangkaian 6 buah persegi kongruen belum tentu merupakan jaring-jaring kubus (Cholik Adinawan dan Sugijono, 2013:115). Jaring-jaring kubus diperoleh dari model kubus yang dipotong pada beberapa rusuknya kemudian direbahkan sedemikian sehingga masingmasing sisi saling bersekutu dengan sisi lain seperti pada gambar berikut ini:. 29.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.11 jaring-jaring kubus ABCD.EFGH b. Jaring-jaring balok Jaring-jaring balok merupakan rangkaian 6 buah persegi panjang yang terdiri dari 3 pasang persegi panjang yang kongruen (Cholik Adinawan dan Sugijono, 2013:115). Jaring-jaring balok diperoleh dari model balok yang dipotong pada beberapa rusuknya kemudian direbahkan sedemikian sehingga masingmasing sisi saling bersekutu dengan sisi lain seperti pada gambar berikut ini:. 30.

(46) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Gambar 2.11 jaring-jaring kubus ABCD.EFGH 4. Luas permukaan kubus dan balok a. Luas permukaan kubus Kubus diatas memiliki panjang rusuk = s Luas permukaan kubus. = =. b. Luas permukaan balok Balok diatas berukuran panjang = p, lebar = l, dan tinggi = t. Luas permukaan balok. 31.

(47) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 5. Volume kubus dan balok Volume adalah isi dari bangun-bangun ruang. Volume diujur dalam satuan kubik ( Sukino dan Wilson Simangunsong, 2006:307). a. Volume kubus Untuk menentukan volume (V) kubus, cari dahulu luas alas (A), lalu dikalikan dengan tinggi (t). Misalkan panjang rusuk kubus adalah s. dan. , maka rumusan volume kubus adalah. b. Volume balok Untuk menentukan volume (V) balok, cari dahulu luas alas (A) lalu dikalikan dengan tinngi balok (t).. E. Penelitian yang Relevan penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain adalah penelitian yang dilakukan oleh Sugiman (2011) dalam skripsinya yang berjudul “Koneksi Matematik dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama”. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh bahwa tingkat kemampuan koneksi matematik siswa baru mencapai rata-rata 53,8%. Capaian ini tergolong rendah. Adapun rata-rata persentase penguasaan untuk setiap aspek koneksi adalah koneksi inter topic matematika 63%, antar topik. 32.

(48) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. matematika 41%, matematika dengan pelajaran lain 56%, dan matematika dengan kehidupan 55%. Arif Widarti (2013) dalam skripsinya yang berjudul “Kemampuan Koneksi Matematis dalam Menyelesaikan Masalah Kontekstual ditinjau dari Kemampuan Matematis Siswa”. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan matematis tinggi mempunyai koneksi sangat baik dengan memenuhi empat indikator koneksi matematis, siswa yang berkemampuan matematis sedang memenuhi tiga indikator koneksi matematis dengan baik dan siswa yang berkemampuan matematis rendah memenuhi dua indikator koneksi matematis dengan baik. F. Kerangka Berpikir Berdasarkan kajian secara teoritis, diketahui bahwa koneksi matematis merupakan salah satu landasan yang dapat dijadikan sebagai bekal siswa dalam menghadapi masalah, baik itu masalah dalam pelajaran matematika di sekolah maupun masalah dalam kehidupan nyata sehari-hari. Koneksi matematika juga merupakan standar kurikulum pembelajaran matematika sekolah dasar dan menengah.. Pentingnya koneksi matematis yang harus. dimiliki oleh setiap siswa ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian deskripsi tentang kemampuan koneksi matematis yang dimiliki oleh siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada materi kubus dan balok. Setelah menentukan subjek dan lokasi penelitian, kemudian peneliti melakukan hubungan dengan pihak sekolah serta melakukan observasi kecil 33.

(49) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. untuk menunjang proses penelitian yang dilakukan. Penelitian dilakukan dengan tes tertulis dan wawancara, serta adanya dokumentasi. Data yang didapatkan kemudian dianalisis berdasarkan tiga indikator terpilih dan dibuat kesimpulan yaitu deskripsi kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada materi kubus dan balok. Seperti pada bagan berikut:. Pentingnya kemampuan koneksi matematika siswa. Pengambilan Data Tes tertulis. wawancara. Pengolahan Data. Analisis Kemampuan Koneksi Matematis siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Terdeskripsinya kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Gambar 2.13 Bagan kerangka pikir penelitian. 34.

(50) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif kualitatif.. Penelitian. deskriptif. adalah. penelitian. yang. bertujuan. mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau kejadian yang terjadi pada masa sekarang. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek peneliti misalnya pelaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, serta holistik, dan dengan cara deskripi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong, 2008:6). Jadi pada dasarnya penelitian deskriptif kualitatif menekankan pada keadaan yang sebenarnya, dan berusaha mengungkap fenomena-fenomena yang ada dalam keadaan tersebut. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta untuk siswa kelas VIII A, adapun waktu penelitian pada bulan April- Juni 2016. C. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada semester genap 2015/2016. Obyek yang diteliti adalah kemampuan koneksi matematis siswa yang dilihat dari hasil mengerjakan soal-soal pada materi kubus dan balok serta hasil wawancara..

(51) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Sarantakos dalam Poerwadi (2005) menjelaskan bahwa penentuan subyek dalam penelitian kualitatif, umumnya menampilkan karakteristik yang diarahkan pada kasus-kasus tipikal sesuai dengan kekhususan masalah penelitian, bukan pada banyak subyek yang besar. Dalam penelitian kualitatif, suatu subyek penelitian dipilih karena secara tipikal dapat mewakili fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, dalam penelitian ini teknik pemilihan subyek yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008) . Pertimbanganpertimbangan dalam pemilihan subyek penelitian antara lain, subyek yang dipilih dapat memberikan informasi dengan baik berkaitan dengan kemampuan koneksi matematis siswa. Selain itu, subyek yang dipilih juga bersedia untuk diwawancarai, sehingga tidak ada unsuk paksaan. D. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini adalah deskripsi kemampuan koneksi matematis yang dimiliki siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. E. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif , kehadiran peneliti adalah mutlak. Karena peneliti merupakan instrumen utama penelitian. Jadi, hasil penelitian ini merupakan hasil murni dari siswa karena peneliti melakukan pengamatan secara langsung (Creswell, 2013: 206). Pengumpulan data digambarkan sebagai rangkaian aktivitas-aktivitas yang saling terkait yang. 36.

(52) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. bertujuan untuk mengumpulkan informasi untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang muncul. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera,. bisa. penglihatan,. penciuman,. pendengaran,. untuk. memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bungin (2007: 115117) mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: (1) Observasi partisipasi, (2) observasi tidak terstruktur, dan (3) observasi kelompok. Berikut penjelasannya: a. Observasi partisipasi, adalah (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana peneliti terlibat dalam keseharian informan. b. Observasi tidak terstruktur, ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan. pedoman. observasi,. sehingga. peneliti. mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan.. 37.

(53) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. c. Observasi kelompok, ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian. Observasi yang dilakukan untuk penelitian ini adalah observasi partisipasi, karena peneliti bertindak sebagai instrumen utama. 2. Tes Tertulis Tes tertulis ini diberikan kepada siswa agar peneliti mendapatkan data yang selanjutnya dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan koneksi matematis siswa dalam menyelesaikan soal kubus dan balok. Kemudian dapat mendeskripsikan kemampuan koneksi matematis siswa SMP Kanisius Gayam Yogyakarta kelas VIII berdasarkan indikator koneksi matematis. 3. Wawancara Wawancara ialah proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Pada hakikatnya wawancara merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian. Wawancara merupakan proses pembuktian, maka bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Agar wawancara efektif, maka terdapat berapa tahapan yang harus dilalui, yakni: (1) mengenalkan diri, (2) menjelaskan maksud. 38.

(54) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kedatangan, (3) menjelaskan materi wawancara, dan (4) mengajukan pertanyaan (Yunus, 2010: 358). Selain itu, agar informan dapat menyampaikan informasi yang komprehensif sebagaimana diharapkan peneliti, maka berdasarkan pengalaman wawancara yang penulis lakukan terdapat beberapa kiat sebagai berikut; (1) ciptakan suasana wawancara yang kondusif dan tidak tegang, (2) cari waktu dan tempat yang telah disepakati dengan informan, (3) mulai pertanyaan dari halhal sederhana hingga ke yang serius, (4) bersikap hormat dan ramah terhadap informan, (5) tidak menyangkal informasi yang diberikan informan, (6) tidak menanyakan hal-hal yang bersifat pribadi yang tidak ada hubungannya dengan masalah/tema penelitian, (7) tidak bersifat menggurui terhadap informan, (8) tidak menanyakan hal-hal yang membuat informan tersinggung atau marah, dan (9) sebaiknya dilakukan secara sendiri, (10) ucapkan terima kasih setelah wawancara selesai dan minta disediakan waktu lagi jika ada informasi yang belum lengkap. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara bebas terstruktur, karena sebelum melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara terlebih dahulu sehingga setiap informan mendapat pertanyaan dasar yang sama, namun dalam pelaksanaan peneliti dapat mengembangkan pertanyaan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan situasi dan kondisi dalam melakukan penelitian.. 39.

(55) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4. Rekaman Rekaman merupakan catatan suatu peristiwa. Pada penelitian ini peneliti menyiapkan beberapa peralatan untuk rekaman, diantaranya yaitu: alat tulis, kamera, dan Handphone. F. Instrumen Pengambilan Data 1. Human instrument Peneliti dalam penelitian deskriptif. kualitatif sebagai human. instrument, berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. (Sugiyono, 2013: 306). 2. Soal Tes Tertulis a. Materi dan Bentuk Soal Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kubus dan balok beserta unsur-unsurnya. Bentuk soal yang dipilih adalah bentuk uraian, karena pada soal uraian siswa tidak dapat menjawab dengan satu atau dua kata jawaban, tetapi harus menguraikan jawabannya sehingga dapat diteliti kemampuan koneksi matematis siswa melalui uraian jawabannya. Beberapa kelebihan soal uraian (Suherman, 2003: 77), diantaranya: (1) Pembuatan soal bentuk uraian relatif lebih mudah dan bisa dibuat dalam waktu yang tidak terlalu lama. Hal ini disebabkan karena jumlah soalnya tidak terlalu banyak. (2) Karena dalam menjawab soal bentuk uraian siswa. 40.

(56) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dituntut untuk menjawabnya secara rinci, maka proses berpikir, ketelitian, sistematika penyusunan dapat dievaluasi. (3) Proses pengerjaan tes akan menimbulkan kreativitas dan aktivitas positif siswa, karena tes tersebut menuntut siswa agar berpikir secara sistematik, menyampaikan pendapat dan argumentasi, mengaitkan fakta-fakta yang relevan. b. Indikator Soal Tes Indikator soal tes digunakan sebagai penanda atau indikasi pencapaian kompetensi. Dalam penelitian ini soal yang diberikan menuntut penalaran tinggi dalam proses penyelesaiannya, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan koneksi matematis siswa. Indikator soal tes kemampuan koneksi matematis dalam penelitian ini diuraikan dalam tabel berikut: Tabel 3.1 Uraian indikator soal tes kemampuan koneksi matematis siswa Nomor soal 1. Indikator soal tes kemampuan koneksi matematis dalam penelitian diberikan ukuran salah satu unsur kubus, siswa dapat menghubungkan konsep dan. prosedur matematika. yang telah diketahui untuk membuat jaring-jaring kubus sesuai ukuran yang diberikan. 2. disajikan. sebuah. gambar. balok,. siswa. dapat. menentukan hubungan konsep dari dua unsur balok yang dipertanyakan.. 41.

(57) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3. diberikan sebuah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan dengan sebuah gambar yang merupakan bangun ruang kombinasi kubus dan balok, siswa dapat menemukan cara untuk menentukan ukuran bangun.. 4. diketahui permasalahan dalam kehidupan sehari-hari tentang luas permukaan balok, siswa dapat menemukan hubungan konsep luas permukaan dari dua benda yang disajikan dalam soal.. 5. diketahui sebuah permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang. diberikan. dengan. menghubungkan. ilmu. matematika dengan matematika itu sendiri dan bilang ilmu lainnya. 6. diberikan sebuah pertanyaan bidang ilmu pengetahuan alam, siswa dapat memberikan penyelesaian dengan metode matematika.. c. Metode Penyusunan Langkah-langkah penyusunan instrumen tes, yaitu: (1) Menentukan tujuan mengadakan tes. 42.

(58) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tujuan diadakannnya tes dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa SMP Kanisius Gayam kelas VIII. (2) Membatasi materi yang diuji Materi yang akan diuji dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar (kubus dan balok). (3) Menentukan tipe soal Tipe soal yang digunakan adalah soal uraian, dan jawabannya akan digunakan untuk analisis kemampuan koneksi matematis siswa. (4) Menentukan banyaknya soal dan waktu yang disediakan Waktu yang disediakan dalam penelitian ini adalah 2. menit. untuk mengerjakan 6 soal uraian. 3. Perangkat Wawancara Perangkat wawancara dalam penelitian ini adalah lembar pedoman wawancara dan alat perekam suara. Pedoman wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis berdasarkan perkiraan jawaban siswa dari tes tertulis. G. Keabsahan Data Menurut Moleong (2005: 327), untuk menetukan keabsahan data temuan ada beberapa teknik pemeriksaan meliputi perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat, kecukupan referensial, kajian kasus negatif, pengecekan anggota, uraian rinci, audit. 43.

(59) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kebergantungan, dan audit kepastian. Pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi.Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Data diperoleh dari beberapa siswa yang berbeda, tetapi perlakuan yang diberikan kepada setiap siswa sama yaitu tes tertulis dan wawancara dengan soal dan pertanyaan yang tidak berbeda. H. Teknik Analisis Data Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, Sehingga teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis diskriptif kualitatif dan interpretatif yang dilakukan sejak pengumpulan data dimulai. Data merupakan konstruksi makna yang diperoleh dari sumber data. Dalam analisis data kualitatif yang penting adalah bahwa analisis data hendaknya bersifat induktif, generatif, konstruktif dan subjektif sehingga mengandung interpretasi realitas subjek itu sendiri (Kuntjara, 2006:100). Analisis data kualitatif dinyatakan sebagai suatu kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, oleh karena itu pengumpukan data dan analisis data dikerjakan secara bersama-sama sepanjang penelitian. Analisis hasil tes digunakan untuk menentukan tingkat kemampuan koneksi. matematis. siswa.. Dilakukan. pemberian. kategori. untuk. mempermudah menentukan tingkat kemampuan koneksi matematis siswa SMP kelas VIII pada materi kubus dan balok. Data hasil tes akan dianalisis berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat oleh peneliti. Pedoman. 44.

(60) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. penskoran hasil tes siswa didasarkan pada indikator kemampuan koneksi matematis yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya. Analisis hasil tes kemampuan koneksi matematis siswa dilakukan dengan cara sebagai berikut: (1) Menghitung skor pada setiap butir soal dengan acuan pedoman penskoran yang telah ditetapkan. Pedoman penskoran terdapat pada lampiran. (2) Setelah mendapatkan skor hasil tes kemampuan koneksi matematis, dilakukan pemberian kategori skor untuk mengetahui tingkat kemampuan koneksi matematis siswa. Kategori skor tes siswa adalah pengkategorian dengan skala lima berdasarkan Suharsimi Arikunto (2012: 285) dijelaskan dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2 Kategori Kemampuan Koneksi Matematis berdasarkan skor yang diperoleh siswa Rentan Skor Tes Kemampuan Koneksi Matematis. Kategori. 84 < skor ≤ 100 69 < skor ≤ 84 59 < skor ≤ 69 44 < skor ≤ 59 0 ≤ skor ≤ 44. Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali. (3) Menganalisis indikator kemampuan koneksi matematis yang dipenuhi oleh siswa, kemudian dilakukan pemberian kategori untuk mengetahui. tingkat. kemampuan. koneksi. matematis. siswa. berdasarkan pemenuhan indikator yang diberikan. Pengkategorian dilakukan dalam emapt kategori seperti pada tabel berikut: 45.

(61) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 3.3 Kategori Kemampuan Koneksi Matematis berdasarkan pemenuhan indikator kemampuan koneksi matematis siswa Kategori Keterangan Kurang sekali Dari keempat indikator kemampuan koneksi matematis yang diberikan, siswa tidak atau hanya memenuhi 1 indikator kemampuan koneksi matematis yang diberikan. kurang Dari keempat indikator kemampuan koneksi matematis yang diberikan, siswa hanya memenuhi 2 indikator kemampuan koneksi matematis yang diberikan. Cukup Dari keempat indikator kemampuan koneksi matematis yang diberikan, siswa hanya memenuhi 3 indikator kemampuan koneksi matematis yang diberikan. Baik Dari keempat indikator kemampuan koneksi matematis yang diberikan, siswa memenuhi 4 indikator kemampuan koneksi matematis yang diberikan.. (4) Membuat deskripsi pada setiap kategori dengan acuan indikator koneksi matematis yaitu dengan membandingkan skor yang diperoleh dan indikator koneksi matematis yang dapat dipenuhi. Kemudian akan didapatkan tingkat kemampuan koneksi matematis yang dimiliki oleh siswa.. 46.

(62) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. I. Validitas dan Reliabilitas Pembahasan validitas dan reliabilitas (Masidjo,2004) adalah sebagai berikut: 1. Validitas Validitas adalah taraf suatu alat ukur (tes) mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 2004). Validitas yang digunakan adalah validitas isi. Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukan isi suatu tes atau alat ukur pengukur mencerminkan hal-hal yang mau diukur atau diteskan. Instrumen tes disusun berdasarkan materi yang dipelajari siswa dengan melihat RPP dan mengacu pada indikator koneksi matematis yang telah disebutkan pada bab sebelumnya. Kemudian alat ukur (tes) haruslah diteliti dengan meminta pendapat ahli dan melakukan uji coba kepada siswa dalam kelas yang berbeda dari yang akan diteliti. Hasil uji coba tes kemudian dihitung dan dianalisis untuk mengetahui valid tidaknya item soal menggunakan korelasi product moment dari Pearson dengan rumus:. √{. }. Keterangan : = koefisien validitas X = hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya. 47.

(63) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Y = kriteria yang dipakai Perhitungan validitas menggunakan taraf signifikasi 5% dan dilihat pada table r, untuk N = banyak siswa. Dikatakan valid apabila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel. 2. Reliabilitas Reliabilitas pada hakikatnya menguji keajegan pertanyaan tes apabila diberikan berulang kali pada objek yang sama (Masidjo, 2004). Untuk menghitung taraf reliabilitas suatu tes dipakai rumus koefisien Alpha sebagai berikut: (. )(. ). Keterangan : koefisien reliabilitas suatu tes jumlah soal jumlah kuadrat skor (S) dari masing-masing soal = kuadrat skor (S) total keseluruhan soal Dengan nilai koefisien reliabilitas. sebagai berikut :. 48.

(64) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Table 3.4 Tabel Koefisien Reliabilitas Nilai Koefisien 0,800 – 1,000 0,600 – 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 < 0,200. Keterangan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah. H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Berikut ini adalah prosedur-prosedur dalam melaksanakan penelitian : 1. Tahap Persiapan a. Meminta surat ijin penelitian di sekretariat JPMIPA. b. Menyerahkan surat ijin penelitian ke secretariat SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. c. Meminta ijin kepada kepala sekolah SMP Kanisius Gayam Yogyakarta untuk melakukan penelitian di sekolah. d. Menemui guru pembimbing untuk meminta ijin melaksanakan proses penelitian di kelas yang diampunya. 2. Tahap Uji Coba Urutan langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis kemampuan koneksi matematis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) membuat desain penelitian; (2) menentukan lokasi dan subjek penelitian; (3) membuat hubungan dengan tempat penelitian; (4) menyiapkan instrumen penelitian; (5) melakukan validasi instrumen; (6) revisi instrumen penelitian; (7) observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti; (8) melakukan tes koneksi matematis terhadap subjek. 49.

(65) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. penelitian; (9) memilih informan penelitian berdasarkan hasil tes tertulis; (10) melakukan wawancara menggali kemampuan koneksi matematis siswa; (11) mentraskrip data hasil dari wawancara; (12) menganalisis data yang diperoleh; (13) membuat kesimpulan dari penelitian yang dilakukan; dan (14) menyajikan data hasil penelitian dalam bentuk tulisan. Soal yang digunakan dalam penelitian ini berupa 6 butir soal uraian. Soal dibuat berdasarkan 4 indikator koneksi matematis pada materi bangun ruang sisi datar (kubus dan balok). Soal-soal tersebut diujikan kepada siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta tahun pelajaran 2015/2016 dengan banyak siswa adalah 37. Untuk nomor butir soal 1 skor maksimal yang diberikan adalah 18, untuk nomor butir soal 2 diberikan skor maksimal 10, untuk nomor butir soal 3, 4, 5 skor maksimal yang diberikan 12, sedangkan untuk nomor butir soal 6 diberikan skor maksimal yaitu 16. Pedoman penskoran dapat dilihat pada Lampiran. Hasil pekerjaan dari siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dianalisis lebih mendalam untuk mengetahui bagaimana kemampuan koneksi matematis siswa melalui wawancara yang dilakukan secara langsung oleh peneliti. Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Dilakukan pemberian kategori untuk seluruh siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. kemudian setiap butir soal dari masing-masing kategori dianalisis dengan cara memberikan. 50.

(66) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. deskripsi tentang hasil pekerjaannya kemudian dihubungkan dengan keenam indikator koneksi matematis. Data dari hasil wawancara ditranskrip ke dalam bentuk kalimat yang mudah dipahami. Selanjutnya, dilakukan triangulasi berdasarkan analisis dari hasil pekerjaan siswa dan hasil transkrip wawancara yang telah dilakukan. Setelah tercapai tujuan dari dilakukannya penelitian kemudian dibuat kesimpulan dan penyajian data.. 51.

(67) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52. BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta pada bahasan Kubus dan Balok. Siswa yang mengikuti penelitian ini berjumlah 29 orang. Tes uji coba instrumen dilaksanakan di kelas VIII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta yang berjumlah 28 siswa. Berikut akan disajikan tabel 4.1 pelaksanaan kegiatan selama penelitian. Tabel 4.1 Pengambilan Data waktu Sabtu, 9 april 2016. Senin, 25 April 2016 Selasa, 26 April 2016 Rabu, 27 April 2016 Kamis, 28 april 2016 Senin, 23 Mei 2016 Kamis, 26 Mei 2016 Selasa, 7 juni 2016. Kegiatan Melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran matematika serta membicarakan hal yang terkait dengan penelitian Melakukan observasi pembelajaran pada kelas VIII B dan kelas VIII A Melakukan observasi pembelajaran pada kelas VIII B Melakukan observasi pembelajaran pada kelas VIII A Melakukan observasi pembelajaran pada kelas VIII B dan kelas VIII A Melakukan uji coba instrumen pada kelas VIII B Tes kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A Wawancara. B. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan sebelum tes kemampuan koneksi matematis dilakukan terhadap kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Pada pelaksanaan pembelajaran guru memberikan pembelajaran dengan metode ceramah, tanya jawab, pemberian tugas dan diskusi untuk menjelaskan materi kubus dan balok pada siswa. Guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan latihan soal yang membuat siswa menganalisis dan berusaha menemukan.

(68) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. koneksi antara matematika dalam materi yang dipelajari sebelumnya serta menemukan koneksi antara matematika dengan disiplin ilmu lain serta pemodelan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Siswa diarahkan untuk menjawab persoalan dengan menuliskan yang diketahui dalam soal serta hal apa yang akan ditanyakan sehingga diharapkan siswa dapan menemukan hubungan dan langkah yang akan dilakukan untuk menjawab persoalan tersebut. Aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung sangat antusias, hal itu terlihat dari banyaknya aktivitas tanya jawab antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa itu sendiri dalam penyelesaian persoalan yang diberikan pada latihan soal. Adapun penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Sabtu, 9 april 2016 Pada tanggal tersebut peneliti melakukan observasi dengan guru. pelajaran. matematika.. Penelitian. dimulai. dengan. observasi guna mengetahuii kebutuhan atau hal-hal yang terjadi disekolah. Selain itu peneliti juga berbicara kepada guru matematika di sekolah tersebut bahwa peneliti akan melakukan penelitian skripsi di sekolah tersebut. Pertemuan pertama membuahkan hasil yang baik karena peneliti diberi izin oleh guru matematika untuk melaksanakan penelitian di SMP Kanisius Gayam Yogyakarta sekaligus dibahas mengenai. 53.

(69) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. prosedur yang harus dilewati untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Pada kesempatan yang sama pula, peneliti dan guru pelajaran langsung membahas kelas yang akan digunakan sebagai subyek penelitian. 2. Senin, 25 April 2016 Hari ini adalah hari observasi pertama yang dilakukan oleh peneliti. Observasi pertama dilakukan pada kelas VIII B (2 jam pelajaran) dan di kelas VIII A (2 jam pelajaran) yang merupakan subyek dari penelitian ini. Observasi pertama diisi dengan materi luas permukaan kubus dan balok. Setiap siswa dapat mengikuti dengan baik sewaktu guru menjelaskan. Tetapi ketika diberi latihan soal, siswa masih sering lupa. Oleh karena daya tangkap siswa berbeda-beda, ada yang cepat dan ada yang lambat, maka proses pembelajaran juga terkadang sedikit lama. Sedangkan di kelas VIII A, semua berjalan dengan lancar. Aktivitas pembelajaran di kelas terlihat sangat aktif. Siswa mengerjakan latihan dengan baik denga arahan dari guru. Terlihat aktivitas Tanya menjawab antara guru dan siswa. 3. Selasa, 26 April 2016 Pada hari selasa, kelas VIII B membahas tentng volume kubus dan balok. Siswa yang mengikuti pembelajaran sebelumnya dapat mengikuti pertemuan dengan baik. Namun, seperti biasa ada siswa yang cukup lama mencerna penjelasan. 54.

(70) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. guru dan tidak semua mengingat materi sebelumnya sehingga guru harus mengulang kembali materi sebelumnya dengan cepat. Siswa diarahkan untuk mengerjakan latihan dan didampingi pembelajaran. oleh. guru.. terlihat. Siswa dengan. cukup antusias. aktif. mengikuti. siswa. dalam. mengerjakan latihan di depan tetapi ketika di minta untuk menjelaskan jawabannya siswa cendrung malu-malu. 4. Rabu, 27 April 2016 Pada hari rabu, observasi dilakukan pada kelas VIII A yang merupakan subyek dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Guru melanjutkan mmateri dengan membahas tentang volume kubus dan balok. Sama seperti yang terjadi pada kelas VIII B tidak semua siswa mengingat dengan baik materi yang diajarkan sebelumnya sehingga guru mencoba mengulanginya dengan cepat untuk membangkitkan ingat siswa. Setelah materi diajarkan maka siswa diarahkan untuk mengerjakan latihan soal. Terlihat siswa begitu bersemangat dan mau mengerjakan di depan teman-temannya serta menjelaskan jawaban mereka. 5. Kamis, 28 april 2016 Pada kesempatan ini mengobservasi kegiatan pada dua kelas yaitu kelas VIII B pertama dan selnjutnya kelas VIII A. pada hari kamis, siswa diarahkan untuk mengerjakan latihan soal terkait kubus dan balok kemudian diajarkan untuk. 55.

(71) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. menyelesaikan persoalan dengan beberapa prosedur yang dilalui. Siswa dilatih untuk melakukan koneksi matematis dalam menyelesaikan setiap persoalan dalam latihan itu. Karena kemampuan siswa yang beragam maka ada siswa yang dengan cepat mengerti tetapi ada banyak juga siswa yang lambat dalam memahaminya. Hal ini yang membuat guru sedikit kesulitan karena harus mengulang lagi beberapa materi yang dijelaskan pada pertemuan sebelumnya. Guru juga mencoba untuk mendekati siswa satu per satu untuk mengarahkan siswa menyelesaikan latihan itu. Ada satu orang siswa yang tidak hadir pada pertemuan itu di kelas VIII A dikarenakan sakit dan di kelas VIII B semuanya hadir. 6. Senin, 23 Mei 2016 Pada kesempatan ini peneliti melakukan uji instrumen kemampuan koneksi matematis siswa kepada siswa kelas VIII B. Sebelum guru dan peneliti memasuki ruangan siswa terlihat sudah siap untuk melakukan tes tersebut. Rata-rata siswa mengerjakan soal dalam 50 menit dan setelah itu di lanjukan dengan lanjutan materi dai guru. 7. Kamis, 26 Mei 2016 Uji kemampuan koneksi matematis siwa di lakukan hari ini, setelah hasil tes pada kelas VIII B dilakukan maka semua soal yaitu 6 soal dipilih untuk di ujikan. Terliaht siswa sangat serius. 56.

(72) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengerjakan soal tes tersebut. Guru juga ikut mendampingi dan menjaga keberlangsungan tes tersebut. C. Analisis Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan pada kelas VIII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta dengan 28 siswa. Soal uji coba yang digunakan dalam penelitian berupa esai sebanyak 6 soal dengan skor maksimal 80. Uji coba instrumen penelitian bertujuan untuk mengetahui validitas soal, reliabilitas soal, dan waktu mengerjakan soal. 1. Validitas Berdasarkan Uji Coba Instrumen yang telah dilaksanakan dengan N = 29 dan db = N-2 pada taraf signfikasi 5 % r tabel = 0, 381. Butir soal dikatakan valid jika r hitung > r tabel. Hasil uji dari 6 butir soal menunjukkan bahwa 6 soal semuanya valid. Dengan demikian penulis memutuskan untuk menggunakan semua soal untuk uji kemampuan koneksi matematis siswa kelas VIII A SMP Kanisius Gayam Yogyakarta. Tabel 4.2 validasi soal uji instrumen Butir soal 1. 2. 3. 4. 5. 6.. kriteria 0.4212265 0.6311876 0.5069137 0.4487153 0.5102760 0.4800157. 0, 381 0, 381 0, 381 0, 381 0, 381 0, 381. valid Valid Valid Valid Valid valid. 57.

Gambar

Tabel  3.1  uraian  indikator  soal tes kemampuan  koneksi  matematis  siswa....  41
Gambar 2.1 kubus  ABCD.EFGH
Gambar 2.3 Diagonal sisi pada kubus ABCD.EFGH
Gambar 2.4 Diagonal Ruang pada Kubus ABCD.EFGH
+7

Referensi

Dokumen terkait

Governance as a socio cybernetic system , artinya dampak hasil kepemerintahan (kebijakan pemerintah) bukanlah produk dari apa yang dilakukan (tindakan )

penelitian menunjukkan bahwa OHIS dengan kategori baik mempunyai rerata DMFT. 1,67 ± 1,40 sedangkan OHIS dengan kategori buruk mempunyai rerata

Maka dalam penelitian ini peneliti berusaha menyajikan data yang berkaitan dengan pengaruh model diskusi terhadap kemampuan tes lisan siswa pada mata pelajaran Al- Qur’an Hadis

Penelitian ini menguji ada tidaknya pengaruh aktiva, jenis pendapat akuntan publik, ukuran KAP, profitabilitas, jenis industri terhadap audit delay , dengan sampel sebanyak

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh edukasi kesehatan mengenai kanker serviks dan menggunakan metode ceramah saja dan metode ceramah0testimoni terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pupuk organik hayati pada beberapa variasi dosis pupuk npk terhadap pertumbuhan tanaman sawi ( Brassica

Berdasarkan analisis faktor risiko lingkungan rumah yang berkaitan dengan penyakit, vektor, cara penularan, pencarian pengobatan, serta cara pencegahan chikungunya

Kontak dengan air/saluran irigasi di sawah, adanya luka, membersihkan got/selokan yang tergenang, kontak dengan genangan air di sekitar rumah/banjir, kontak dengan