• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PELATIHAN SERTIFIKSI PEMBIMBING MANASIK HAJI

B. Analisis Penelitian

Secara garis besar manajemen pelatihan ini telah berjalan dengan baik, meskipun ada beberapa kekurangan yang belum tercapai, berikut ini uraninya :

1. Perencanaan

Fungsi perencanaan dalam manajemen diantaranya adalah Penetepan Tujuan, Programing, Penjadwalan dan Penganggaran.

Penetapan Tujuan, analisis penulis tentang fungsi perencanaan dalam manajemen yaitu penetapan tujuan, Berdasarkan data diatas, penulis menganalisis bahwa dengan ditetapkan tujuan tersebut, maka langkah Pemerintah dalam hal ini Dirjen PHU sudah sangat baik dan patut di apresiasi dalam upaya memberikan pelayanan terbaiknya dalam penyelenggaraan ibadah haji khususnya dalam layanan mansik haji, sehingga diharapkan semua tujuan yang telah ditentukan dapat terwujud dengan baik, sehingga penyelenggaraan ibadah haji khususnya dalam hal bimbingan manasik bagi para jamaah haji dapat secara maksimal dilaksanakan sehingga jamaah dapat lebih mandiri dalam melaksanakan ibadah haji, dan tentunya penyelenggaraan ibadah haji kedepanya dengan adanya pembimbing manasik yang profesional dapat berjalan lebih baik lagi.

Programing, Analisis penulis tentang programing berdasarkan temuan diatas, penulis menyimpulkan bahwa dengan ditetapkanya tahapan-tahapan kegiatan dan ketentuan yang sudah direncanakan diatas, maka akan memudahkan penyelenggara mengenai hal-hal yang harus dilaksanakan terlebih dahulu, hal-hal yang perlu dilibatkan, sampai dengan pelaksanaan hingga pelaporanya kegiatan tersebut harus seperti apa, sehingga perencanaan diatas menjadi acuan untuk program yang akan

dijalankan selanjutnya, dengan demikian penyelenggara bisa lebih makasimal dan fokus pada agenda yang akan dijalankan selanjutnya karena kerangka kegiatanya sudah ada.

Penjadwalan, dengan informasi diatas tersebut, maka analisis penulis dengan keadaan jadwal tersebut, khususnya dalam hal perubahan urutan materi yang seharusnya disampaikan terlebih dahulu sesuai dengan susunan yang ada dimanual acara, maka hal tersebut akan mempengaruhi kurang maksimalnya pemahaman dan menambah kebingungan peserta pelatihan. Karena susunan materi diatas sebelumnya sudah diatur oleh pihak Pusat yaitu Dirjen PHU yang dimuat dalam SK Dirjen PHU No D/134/2014, dan sudah melalui pertimbangan dengan sangat matang sebelumnya sehingga yang dimuat dalam SK Dirjen PHU tersebut dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik yang seharusnya dalam pelaksanaanpun harus dilaksanakan. Namun kenyataanya belum sesuai dengan yang ditelah ditetapkan dalam SK Dirjen PHU tersebut.

Penganggaran, anggaran yang di gunakan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji diperoleh dari dana DIPA dan dimanfaatkan dengan baik pada pelatihan tersebut sesuai dengan kebutuhan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang diselenggarakan oleh Kanwil Kemenag DKI Jakarta.

Berdasarkan beberapa temuan mengenai perencanaan diatas, maka analisis penulis tentang perencanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji mulai dari menetukan tujuan, programing, penjadwalan sampai dengan penganggaran, maka

kesimpulanya adalah bahwa Kanwil Kemenag DKI Jakarta dan seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik sudah menjalankan fungsi manajemen dengan baik yang sesuai dengan teori perencanaan. Seluruh penyelenggara yang terlibat merencanakan semuanya secara detail dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji tersebut, sehingga hal wajib yang dibutuhkan dalam rangkaian acara tersebut terpenuhi dengan baik dan lancar.

2. Pengorganisasian

Dalam pengorganisaian pelatihan ini, berdasarkan temuan penulis, dengan dibagi-baginya kegiatan dalam tugas-tugas yang lebih terperinci, hal ini menurut analisis penulis dilakukan untuk mencegah timbulnya akumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang pelaksana saja, dimana jika hal ini terjadi tentulah akan memberatkan dan menyulitkan salah satu pihak. Komposisi orang-orang dalam pengorganisasian ini pun sudah cukup sangat baik dan diisi oleh orang-orang yang sangat berkompeten dibidangnya masing-masing, sehingga dalam penetapan orang-orang yang terlibat dalam struktur organisasi ini sudah cukup tepat sesuai dengan hal yang direncanakan sejak awal.

3. Penggerakan

Dalam penggerakan pelatihan ini, berdasarkan temuan lapangan yang penulis telah paparkan diatas, salah satunya penggerakan yang dilakukan oleh ketua pelaksana khususnya dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai leadership pada pelatihan tersebut untuk menggerakan seluruh pihak yang terlibat dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik ini sudah cukup baik, hal ini menunjukan bahwa

fungsi penggerakan pada pelatihan tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada yang telah penulis kemukakan dalam tinjauan teori walupun belum maksimal dijalankan. Begitupun penggerakan yang telah dilakukan oleh pihak yang terlibat lainya (Panitia, Narasumber, Peserta, Asesor) semuanya telah menjalankan fungsinya masing-masing dengan baik sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya.

4. Pengawasan

Analisis penulis tentang pengawasan yang dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat (Ketua Panitia, Panitia, dan Asesor) pada dasarnya telah dijalankan dengan baik, namun disisi lain dengan tidak tercapainya target peserta yang seharusnya lulus yaitu target awal sebanyak 100 orang, namun kenyataanya hanya 79 orang yang berhasil mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji, dan hal ini tentunya dalam pengawasan yang dilakukan harus lebih ditingkatkan lagi sejak dari awal peserta memulai pelatihan. Walupun faktanya hal yang mempengaruhi jumlah peserta yang lulus adalah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor kedisiplinan peserta dalam mengikuti pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang belum maksimal, diharapkan untuk penyelenggaraan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji kedepanya bisa lebih ditingkatkan lagi sehingga target yang ingin di capai dapat terwujud.

93

A. Kesimpulan

Dari pembahasan penerapan fungsi manajemen, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Perencanaan

Setiap program acara dan kegiatan yang diadakan oleh kanwil (panitia) telah direncanakan terlebih dahulu. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan telah di sesuaikan dengan perencanaan yang telah ditetapkan, meliputi : Penetapan tujuan, Programing, Penjadwalan dan Penganggaran.

2. Pengorganisasian

Setelah perencanaan program pelatihan tersusun, para pengelola mengkoordinasikan semua tugas yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan pelaksanaan pelatihan kepada seluruh pihak yang terlibat. Sehingga tujuan dari pelatihan tersebut dapat terwujud dengan baik dengan adanya kerjasama dan koordinasi yang baik.

3. Penggerakan

Dalam proses penggerakan pelatihan sertifkasi pembimbing manasik haji yang telah direncankan kemudian dalam rangka pencapaian tujuan itu maka seluruh pihak yang terlibat digerakan dalam upaya merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka dalam hal ini ketua panita pelaksana

pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji menggerakan program pelatihan ini dengan beberapa tahap, diantaranya : Pembimbingan dan Penjalin Hubungan yang diberikan kepada seluruh panita yang terlibat, sehingga hasil maksimal yang diharapkan dapat terwujud.

4. Pengawasan

Pengawasan yang dilakukan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini dilakukan oleh beberapa pihak yaitu mulai dari Ketua Panitia pelaksana pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji yang mengawasi seluruh kegiatan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini dari awal sampai akhir, selanjutnya pengawasan yang dilakukan oleh tim Asesor dan Panitia terhadap seluruh Peserta pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji, hal ini dilakukan untuk menilai seluruh peserta yang berhak mendapatkan sertifikat pembimbing manasik haji.

B. Saran

Untuk mengembangkan dan meningkatkan sertifikasi pembimbing mansik ini dalam mencapai tujuanya, saran penulis antara lain adalah :

1. Perlunya transparansi anggaran yang digunakan, agar masyarakat tahu pos-pos pengeluaran apa saja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pelatihan sertfikasi pembimbing manasik.

2. Kepada pihak penyelenggara sertifikasi ini, penulis menyarankan untuk sosialiasai yang dilakukan agar lebih ditingkatkan lagi. Agar

lebih banyak masyarakat atau mengetahui program ini, sehingga bukan hanya dari jajaran kemenag dan tokoh agama saja yang mengetahui program ini, melainkan kami dari pihak mahasiswa jurusan manajemen haji dan umroh juga bisa memperisapkan diri untuk bisa mengikuti sertifikasi pembimbing kelak ketika sudah mumpuni.

3. Melihat dari banyaknya jumlah peserta yang lolos dalam rangkaian pemberkasan dan pelatihan ini, hal ini tentu saja mempengaruhi terhadap keberhasilan pelatihan sertifikasi ini pada tahun 2014. Oleh karena itu penulis menyarankan kepada Kanwil Kemenag DKI Jakarta agar dapat melakukan hal : Meningkatkan kerjasama dengan kampus-kampus yang didalamnya ada jurusan manajemen haji dan umroh sejak dini dalam rangka penyediaan SDM yang sesuai dengan kriteria, agar para mahsiswa bisa mempersiapkan dirinya yang kelak jadi pembimbing ibadah haji sejak dini.

96

Ardianto, Elvinari. Metodelogi Penelitian untuk Publik Relation. Bandung :Simbiosa Rekatama Media. 2010.

Arifin, Gus. Fiqih Haji dan Umroh. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2014. Arifin,Gus. Peta Perjalanan Haji dan Umroh. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. 2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta Bulan Bintang. 2003.

Basyuni, Muhammad . Reformasi Manajemen Haji. Jakarta : FDK Press. 2008. Efendi, Muchtar. Psikologi Manajemen dan Adminstrasi. Jakarta : Bandung Maju. 1983.

Efendi Tua, Marihot. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Grasindo. 2002. Hamalik, Oemar. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005. Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE. 2000.

Kadarman, A.M. Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 1996.

Mangkunegara, Anwar Prabu. Manajemen Sumber Daya Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2005.

Marbun, BN. Kamus Manajemen. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. 2003.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2009.

Nasrudin ,Indo Yaman. Pengantar Bisnis dan Manajemen. Jakarta : UIN Jakarta Press. 2006.

Notatmojo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 2004.

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI. 1983.

Rahmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh Analisis Statistik. Bandung : PT. Rosdakarya. 2002.

Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada. 2004.

R Terry, George. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. 1993. Siagian, Dergibson,dkk. Metode Statistik untuk Bisnis dan Ekonomi.Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 2000.

Siagian, Sondang P. Fungsi-Fungsi Manajerial . Jakarta : PT. Bumi Aksara. 2005. Silalahi, Ulber. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen.Bandung : Mandar Maju. 2002.

Sudarmanto. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2009.

Suroso. Jurnal Haji Sertifikasi Pembimbing Ibadah Haji Menuju Petugas Haji yang Berkualitas. 2014.

Suprapto, Tommy. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Jakarta : Media Press. 2009.

Trisnawati Sule , Erni. Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana Pernada Media Group. 2005.

Hari/ Tanggal : Senin, 20 April 2015

Tempat : Kanwil Kemenag DKI Jakarta

Narasumber : Bapak Fudhloli

1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan oleh Kanwil Kememnag DKI Jakarta khususnya oleh bidang pelayanan haji dan umroh dalam pelaksanaan pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji?

Jawab :

Perencanaan awal dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini bermulai setelah SK Dirjen PHU No. D/134/2014 tentang pedoman pelaksanaan sertifikasi pembimbing manasik haji, kemudian Kanwil berkoordinasi dengan Kanwil kemenag tingkat kota untuk membahas tentang sosialisasi penerimaan atau perekrutan pada program sertifikasi pembimbing manasik tersebut. Dalam tahapan ini, Kanwil menentukan waktu dan tempat, penetapan persyaratan dan kriteria, hal-hal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program tersebut, penetapan tujuan, kemudian setelah semuanya telah ditetapkan dan disepakati barulah diterbitkan surat edaran baik dalam bentuk online maupun manual dalam proses sosialisasi program pelatihan. Setelah itu kanwil mengadakan rapat koordinasi dengan pihak UIN sebagai

2. Apa tujuan dari diadakanya pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji baik jangka pendek maupun jangka panjang dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini?

Jawab :

Tujuan jangka pendek dari pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini adalah tidak terlepas dari latar belakang yang dalam penyelanggaraan ibadah haji tidak bisa lepas dari peran pembimbing manasik haji, tujanya adalah untuk menciptakan pembimbing manasik haji yang satu visi dan misi dengan pemerintah, khususnya dalam hal kebijakan pemerintah Arab Saudi atau

Ta’limatul Hajj dan kebijakan Pemerintah RI yang setiap tahunya selalu

update. Sementara untuk tujuan jangka panjangny bisa dilihat dalam SK Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik.

3. Bagaimana dengan anggaran yang di gunakan pada pelaksanaan program pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji?

Jawab :

Anggaran yang digunakan dalam sertifikasi pembimbing manasik haji ini berasal dari dana DIPA Kanwil Kemenag DKI Jakarta Nomor : SP DIPA-025.09.2/416298/2014 tanggal 14 Februari 2014, dan alokasi anggaran tersebut disalurkan untuk fee Narasumber, Panitia, Asesor, Akomodasi, Konsumsi dan Transport.

Jawab :

Dalam prgraming ini, semua hal yang dilakukan oleh Kanwil merujuk pada SK Dirjen PHU tentang Pedoman Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji. Tahapan-tahapan dalam programing ini adalah :

a. Melakukan koordinasi dengan Kanwil Kemenag tingkat Provinisi untuk membahas program sertifikasi pembimbing manasik haji

b. Menentukan waktu dan tempat

c. Penetapan persyaratan dan kriteria calon peserta

d. Membuat surat edaran perihal perekrutan sertifikasi pembimbing manasik haji ini baik dalam bentuk online maupun manual

e. Rapat koordinasi dengan pihak UIN selaku penyelenggra bidang akademik, penanggung jawab terhadap hal akademik

f. Melakukan seleksi berkas yang kemudian dikirim ke UIN untuk di verifikasi

g. Setelah semuanya ditetapkan, teknis pelaksaan langsung diatur oleh pihak panitia.

5. Bagaimana pengorganisasian yang dilakukan dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini?

Jawab :

Untuk membagi-bagi tugas dalam pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji ini, Kanwil menentukan panitia pada pelaksanaan pelatihan sertifikasi

mempunyai tugas masing-masing dan jobdesnya sudah tecantum dalam SK. 6. Bagaimana Penggerakan yang dilakukan oleh panita pelaksana pada pelatihan

sertifikasi pembimbing manasik haji ini, adakah penghargaan lebih yang diberikan kepada panita?

Jawab :

Penggerakan yang dilakukan oleh saya (bapak Fudhloli) terhadap seluruh pihak yang terlibat khususnya panitia, hal yang dilakukan adalah memberikan bimbingan dan arahan, melakukan komunikasi dengan seluruh panitia, namun dalam praktek penggerakan ini saya (bapak Fudhloli) tidak memberikan pemuasan kebutuhan berupa pemberian pengahargaan berupa materi (bonus) khusus untuk panita, mereka melakukan tugasnya atas tanggung jawabanya sendiri walaupun tidak diembel-embeli dengan bonus dalam melaksanakan tugasnya namun mereka menjalankan tugasnya dengan sangat profesional. Penggerakan dalam palatihan ini juga dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat mulai dari panitia, asesor dan peserta.

7. Bagaimana dengan Pengawasan yang dilakukan pada pelatihan sertifikasi pembimbing manasik haji?

Jawab :

Pengawasan yang dilakukan dalam hal ini adalah mencakup semuanya yang terlibat. Pengawasan terhadap peserta dilakukan oleh panitia dan asesor dalam hal ini untuk menilai apakah peserta yang mengikuti pelatihan tersebut sudah

untuk meninjau sejauh mana program yang telah dilakukan berjalan sesuai dengan rencana awal apa tidak.