• Tidak ada hasil yang ditemukan

QSPM digunakan dalam pengambilan keputusan untuk penerapan strategi- strategi yang telah disusun dalam tabel SWOT dengan memberikan nilai bobot yang dikalikan dengan nilai attractiveness score (AS) untuk memperoleh nilai

total attractiveness score (TAS). Tiap nilai TAS pada tiap strategi akan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total strategi. Nilai strategi tertinggi akan digunakan sebagai strategi implementasi Taman Kota Waduk Pluit.

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Strengths – S

1.Mendapatkan kepercayaan dan wewenang dari pemerintah daerah. 2. Penguasaan teknik pembangunan RTH/taman kota. 3. Pengalaman dalam pengelolaan RTH/taman kota. 4. Ketersediaan lahan. Weaknesses – W

1. Anggaran yang terbatas. 2. SDM yang terbatas (kualitas

dan kuantitas). 3. Sarana dan peralatan.

Opportunities – O 1. Dukungan publik. 2. Kepastian peraturan dan perundang- undangan. 3. Perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.

4. Menjadi objek wisata. 5. Lokasi yang strategis.

SO Strategies

1. Membuka beberapa tempat makan dan minum, souvenir dan peristirahatan untuk mendukung wisata (S4,O4,O5).

2. Mengembangkan RTH (S1, S2, S3, S4,O1,O2,O3,O4).

WO Strategies

1. Membuka peluang pendanaan eksternal dari dukungan publik untuk pengembangan taman kota (W1,O1,O3).

2. Pengusulan anggaran penambahan dan pelatihan SDM (W2,O2).

ThreatsT

1. Kesulitan relokasi warga ilegal. 2. Perubahan cuaca dan

bencana. 3. Over capacity.

4. Vandalisme atau perusakan fasilitas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 5. Pedagang kaki lima dan pedagang liar (kemungkinan kumuh)

ST Strategies

1. Peningkatan sarana dan prasarana pengamanan untuk mencegah kerusakan taman (S2,S3,T3,T4,T5). 2. Pengorganisiran pedagang

kaki lima (S1, T5).

WT Strategies

1. Peningkatan program penyuluhan dan sosialisasi mengenai kepedulian lingkungan dan pentingnya RTH (W2, W3, T1, T3, T4, T5).

Hasil keseluruhan dari penilaian QSPM oleh internal dan eksternal diperoleh bahwa strategi yang dianggap paling tepat dalam strategi implementasi suatu taman kota khususnya Taman Kota Waduk Pluit adalah pengembangan RTH. Perolehan TAS secara keseluruhan dari strategi pengembangan RTH adalah sebesar 6,7. Strategi kedua yang dinilai dapat mengembangkan RTH Taman Kota Waduk Pluit adalah sosialisasi kepedulian lingkungan dan RTH pada masyarakat. Perolehan TAS secara keseluruhan dari strategi sosialisasi kepedulian lingkungan dan RTH adalah sebesar 5,8. Strategi ketiga yang dinilai dapat mengembangkan RTH Taman Kota Waduk Pluit adalah peningkatan sarana dan prasarana pengamanan taman. Perolehan TAS secara keseluruhan dari strategi peningkatan sarana dan prasarana pengamanan taman adalah sebesar 5,5. Berikut penilaian QSPM yang dicantumkan pada Tabel 20.

Tabel 20 Penilaian QSPM RTH Taman Kota Waduk Pluit

Faktor

Alternatif Strategi

1 2 3 4 5 6 7

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS Int S 0.0 0.0 14.0 2.1 10.0 1.5 10.0 1.5 10.0 1.5 7.0 1.0 12.0 1.8 W 0.0 0.0 9.0 1.3 6.0 0.8 4.0 0.5 8.0 1.1 7.0 1.0 10.0 1.4 Ekst O 17.0 1.6 18.0 1.8 17.0 1.7 10.5 1.0 14.0 1.4 13.5 1.3 14.0 1.4 T 13.5 1.4 15.5 1.6 12.5 1.3 9.5 1.0 14.5 1.5 13.5 1.4 12.0 1.2 TOTAL 30.5 3.0 56.5 6.7 45.5 5.3 34.0 4.1 46.5 5.5 41.0 4.7 48.0 5.8

Keterangan : 1 = Membuat tempat pendukung wisata 2 = Mengembangkan RTH

3 = Peluang pendanaan eksternal 4 = Usulan anggaran peningkatan SDM

5 = Peningkatan sarana dan prasarana pengamanan 6 = Pengorganisasian pedagang kaki lima

7 = Sosialisasi kepedulian lingkungan dan RTH

Dari hasil penilaian QSPM tersebut diperoleh peringkat alternatif strategi- strategi yang disusun berdasarkan perolehan nilai TAS yang tertinggi hingga nilai TAS terendah yang dicantumkan pada Tabel 21.

Tabel 21 Peringkat strategi RTH Taman Kota Waduk Pluit

No. Usulan Strategi TAS 1 Mengembangkan RTH 6,7

2 Sosialisasi kepedulian lingkungan dan RTH 5,8

3 Peningkatan sarana dan prasarana pengamanan 5,5

4 Peluang pendanaan eksternal 5,3 5 Pengorganisasian pedagang kaki lima 4,7 6 Usulan anggaran peningkatan SDM 4,1 7 Membuat tempat pendukung wisata 3,0

6.9.1 Analisis Hasil QSPM

Strategi yang dinilai paling tepat untuk implementasi taman adalah mengembangkan RTH. Strategi tersebut memanfaatkan kekuatan berupa mendapatkan kepercayaan dan wewenang dari pemerintah daerah, penguasaan teknik pembangunan RTH atau taman kota, pengalamaan dalam pengelolaan RTH atau taman kota dan ketersediaan lahan yang digunakan untuk memperoleh peluang berupa dukungan publik, kepastian peraturan dan perundang-undangan, perbaikan kualitas lingkungan, dan pengembangan objek wisata.

Pengembangan RTH yang dimaksud dalam strategi implementasi Taman Kota Waduk Pluit adalah pembangunan dan pengembangan taman kota di sisi Waduk Pluit yang masih dapat dioptimalkan lagi untuk mencapai kemampuan taman kota yang lebih baik dari saat ini. Dengan menyelesaikan dan mengoptimalkan pembangunan taman kota yang mengelilingi Waduk Pluit diharapkan dapat memperkuat eksistensi dari taman kota tersebut. Ada pun kondisi taman pada saat penelitian berlangsung pada bulan April hingga Mei 2014 masih pada tahap penyelesaian pembangunan. Selain itu, salah satu kendala yang masih terjadi di taman tersebut adalah fasilitas toilet umum yang telah tersedia belum dapat beroperasi dengan optimal.

Strategi kedua yang dinilai tepat untuk implementasi taman adalah sosialisasi kepedulian lingkungan dan RTH pada masyarakat khususnya masyarakat di sekitar taman. Strategi tersebut diperlukan sebagai upaya untuk mengatasi kelemahan berupa SDM yang terbatas dan terbatasnya sarana dan peralatan dalam pembangunan taman guna mencegah terjadinya ancaman berupa kesulitan dalam merelokasi warga ilegal, overcapacity, vandalisme atau perusakan

fasilitas oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan juga mencegah menjamurnya pedagang kaki lima dan pedagang liar. Sosialisasi kepedulian lingkungan dan sosialisasi pentingnya RTH merupakan kegitan penyampaian informasi dan pembelajaran kepada masyarakat mengenai pentingnya peranan lingkungan bagi kehidupan dan juga pentingnya RTH bagi lingkungan.

Dengan melakukan sosialisasi tersebut diharapkan masyarakat akan lebih sadar dan peduli dengan keadaan lingkungan di sekitar mereka dan juga dapat membantu merawat, melestarikan, dan menjaga RTH. Kondisi pengetahuan dan kepedulian lingkungan yang dimiliki masyarakat masih dinilai kurang mendalam pada saat pelaksanaan penelitian. Selain itu, sosialisasi dari pemerintah maupun lembaga lain dinilai belum mencukupi dan belum optimal.

Strategi ketiga yang dinilai tepat untuk implementasi taman adalah peningkatan sarana dan prasarana pengamanan taman. Strategi tersebut memanfaatkan kekuatan berupa penguasaan teknik pembangunan RTH atau taman kota dan pengalaman dalam pengelolaan RTH atau taman kota yang digunakan untuk mencegah ancaman berupa terjadinya over capacity, vandalisme atau perusakan fasilitas oleh orang yang tidak bertanggung jawab, dan untuk mencegah pedagang kaki lima serta pedagang liar yang berpotensi membuat taman kotor dan kumuh. Hal tersebut dianggap penting karena tingginya antusiasme pengunjung taman baik pengunjung dari masyarakat di sekitar taman ataupun pengunjung yang sengaja datang dari berbagai daerah untuk datang ke Taman Kota Waduk Pluit dapat berpotensi menimbulkan kerusakan pada taman itu sendiri. Selain itu, dengan banyaknya pengunjung dan keramaian mengakibatkan para pedagan kaki lima dan pedagang liar tertarik untuk berjualan di sekitar taman atau bahkan di dalam lingkungan taman itu sendiri. Hal tersebut juga dapat berpotensi untuk menimbulkan kerusakan taman.

Apabila pengamanan taman tidak memadai maka kelestarian taman dapat terancam. Selain itu, pengamanan juga dibutuhkan untuk mencegah tindak kriminalitas yang dapat terjadi, terutama saat kondisi taman sedang ramai pengunjung. Kondisi sarana dan prasarana pengamanan taman pada saat penelitian masih belum memadai. Taman belum memiliki pos-pos jaga untuk keamanan, pengawasan oleh petugas keamanan yang tidak ketat, serta jumlah

kamera pengaman atau CCTV yang masih terbatas. Prioritas strategi terlihat pada tingkat kepentingan pelaksanaan strategi, dimana strategi yang dianggap penting akan dilaksanakan lebih dahulu. Ada pun arsitektur atau peta strategi yang diajukan untuk diterapkan pada RTH Taman kota Waduk Pluit Jakarta Utara dapat dilihat pada Gambar 22.

Apabila dibandingkan dengan Taman Waduk Ria Rio di Jakarta Timur, pembangunan Taman Kota Waduk Pluit berjalan lebih baik dan lebih lancar, terutama dalam mengatasi permasalahan relokasi warga liar dan pembebasan lahan. Dalam proses pembangunan Taman Waduk Ria Rio, pemerintah menemukan berbagai masalah terutama dalam urusan pembebasan lahan. Terjadi sengketa kepemilikan lahan antara PT. Pulomas yang merupakan anak perusahaan BUMD PT. Jakpro dengan keluarga dari Wakil Presiden Republik Indonesia yang ketiga Adam Malik. Pembangunan terhambat karena pembebasan lahan yang rumit dan juga status kepemilikan lahan yang tidak jelas5.

Selain permasalahan kepemilikan lahan, terdapat beberapa masalah lain yang harus dihadapi pemerintah setempat dalam proses pembangunan Taman Waduk Ria Rio antara lain adalah permasalahan relokasi warga ilegal yang juga menghuni sebagian wilayah di sekitar Waduk Ria Rio. Warga yang menghuni wilayah tersebut enggan untuk dipindahkan atau direlokasi karena sudah merasa

„membeli‟ lahan yang mereka tinggali kepada oknum-oknum tertentu.

Permasalahan selanjutnya adalah permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh pemukiman liar yang menyebabkan tumpukan sampah di sekitar waduk, pendangkalan waduk, pertumbuhan eceng gondog secara liar, dan pencemaran air waduk6. Secara umum, Taman Kota Waduk Pluit dan Taman Waduk Ria Rio memilik permasalahan utama yang sama, yaitu permasalahan lahan, lingkungan, dan relokasi warga ilegal. Namun permasalahan yang dihadapi dalam proses pembangunan Taman Kota Waduk Pluit dapat diatasi lebih baik dan pembangunannya pun dapat dilakukan lebih cepat bila dibandingkan dengan Taman Waduk Ria Rio.

5

http://m.news.viva.co.id/news,read/441715-ini-adu-klaim-tanah-di-waduk-ria-rio-pulomas. Diakses pada tanggal 2 September 2014

6

http://www.lintas.me/news/other/waduk-ria-rio-masalah-44-tahun-yang-diselesaikan-jokowi. Diakses pada tanggal 11 September 2014

Gambar 22 Peta strategi RTH Taman Kota Waduk Pluit

Susunan Strategi: SO Strategies

1. Membuka beberapa temapat makan dan minum, souvenir dan peristirahatan untuk mendukung wisata. 2. Mengembangkan RTH.

ST Strategies

3. Peningkatan sarana dan prasarana pengamanan untuk mencegah kerusakan taman. 4. Pengorganisasian pedagang kaki lima.

WO Strategies

5. Membuka peluang pendanaan eksternal dari dukungan publik untuk pengembangan taman kota. 6. Pengusulan anggaran penambahan dan pelatihan SDM.

WT Strategies

7. Peningkatan program penyuluhan dan sosialisasi mengenai kepedulian lingkungan dan pentingnya RTH.

Strategi-strategi

Periode 1. Visi : Mampu menciptakan lingkungan Jakarta khususnya wilayah Pluit yang lebih layak,

sehat, bersih, indah dan mengurangi polusi.

2. Misi : Memformulasi strategi-strategi untuk mengimplementasikan, membangun dan menjaga keberadaan RTH dan taman kota di Jakarta khususnya RTH Taman Kota Waduk Pluit.

3. Tujuan : Mengembangkan RTH Taman Kota Waduk Pluit dan membangun RTH untuk mencapai luas area minimum sebanyak 30% luas suatu wilayah.

Periode 2 Periode 1 Periode 3 4. Membuka peluang pendanaan eksternal. 1. Mengembangkan RTH. 2. Peningkatan program penyuluhan dan sosialisasi mengenai kepedulian lingkungan dan pentingnya RTH. 5. Pengorganisasian pedagang kaki lima guna mencegah taman menjadi kotor dan kumuh kembali. 3. Peningkatan sarana dan prasarana pengamanan untuk mencegah kerusakan taman. 6. Pengusulan anggaran penambahan dan pelatihan SDM guna meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM.

7. Membuka sarana- prasarana pendukung wisata.

Tantangan : Menggalakkan pembangunan RTH dan taman kota di wilayah Jakarta. Menciptakan masyarakat yang peduli dengan lingkungan sekitar dan berperan aktif dalam pelestarian lingkungan. Mengoptimalkan keberadaan RTH.

VII KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait