Sebelum melakukan analisis Strength Weakness Opportunity Threat
(SWOT) diperlukan tahapan input berupa Internal Factor Evaluation Matrix (IFE) dan External Factor Evaluation Matrix (EFE) dengan melakukan
pencacahan setiap faktor internal dan eksternal yang ada dan melakukan perkalian pembobotan dengan peringkat pada tiap faktor internal dan eksternal yang ada dalam bentuk sebuah matriks (David et al. 2009). Berikut tahapan dalam mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dalam matriks IFE dan EFE.
1. Identifikasi faktor internal dengan mendaftar kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pengelola RTH Taman Kota Waduk Pluit. Data eksternal berasal dari wawancara dengan menyebarkan kuisioner kepada pihak yang mengetahui keadaan pengelolaan RTH Taman kota Waduk Pluit.
2. Menentukan bobot dengan cara mengidentifikasi faktor strategis eksternal dan internal kepada pakar dengan menggunakan metode paired comparison. Berikut tabel pembobotan IFE dan EFE:
Tabel 5 Contoh matriks pembobotan IFE
Faktor Strategi Internal A B C D … Total Xi Bobot A B C D … TOTAL Sumber: David (2007)
Tabel 6 Contoh matriks pembobotan EFE
Faktor Strategi Eksternal A B C D … Total Xi Bobot
A B C D … TOTAL Sember: David (2007)
Menurut David (2007), bobot setiap peubah dapat diperoleh dengan menentukan nilai setiap peubah terhadap jumlah nilai keseluruhan peubah dengan rumus sebagai berikut:
��= �
� �=1
… …(8)
dimana:
αi = bobot peubah ke-i
i = 1,2,3,…n n = jumlah peubah
Total bobot yang diberikan harus sama dengan 1,0. Pembobotan ini kemudian diletakan pada kolom kedua matriks IFE dan EFE.
3. Menentukan tingkat rating 1-4 untuk setiap faktor. Pada matriks IFE, skala nilai tingkat peringkat untuk kekuatan yang digunakan adalah:
1 = sangat lemah 3 = kuat
2 = lemah 4 = sangat kuat
Sedangkan untuk peringkat kelemahan merupakan kebalikan dari peringkat kekuatan. Faktor strategi eksternal peluang diberi rating dengan cara sebagai berikut:
1 = sangat rendah, respon kurang
2 = rendah, respon sama dengan rataan 3 = tinggi, respon di atas rataan
4 = sangat tinggi, respon superior
Sedangkan untuk peringkat ancaman merupakan kebalikan dari peringkat peluang.
4. Mengalikan nilai bobot dengan peringkat dari masing-masing faktor untuk mendapatkan skor pembobotan, kemudian semua hasil skor pembobotan dijumlahkan secara vertikal untuk mendapatkan skor total dan dimasukan pada tabel IFE dan EFE dengan tabel sebagai berikut:
Tabel 7 Gambaran matriks IFE RTH Taman Kota Waduk Pluit
Faktor Strategi Internal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Kekuatan
Mendapatkan kepercayaan dan wewenang dari pemerintah daerah Penguasaan teknik pembangunan RTH/taman kota
Pengalaman dalam pengelolaan RTH/taman kota
Ketersediaan lahan
Kelemahan
Anggaran yang terbatas
Sumber daya manusia yang terbatas (kualitas dan/atau kuantitas) Sarana dan peralatan
Total
Total skor pembobotan akhir berkisar pada 1-4 dengan rataan 2,5. Jika total skor IFE (3,0-4,0) maka kondisi internal tinggi atau kuat, (2,0-2,99) maka kondisi internal berada pada rataan atau sedang, dan (1,0-1,99) berarti kondisi internal rendah atau lemah.
Tabel 8 Gambaran matriks EFE RTH Taman Kota Waduk Pluit
Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Peluang
Dukungan publik
Kepastian peraturan dan perundang- undanganan
Perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan
Menjadi objek wisata Lokasi yang strategis
Ancaman
Kesulitan relokasi warga ilegal Perubahan cuaca dan bencana
Over capacity
Vandalisme atau perusakan fasilitas oleh orang yang tidak bertanggung jawab
Pedagang kaki lima dan pedagang liar (potensi kumuh kembali)
Total
Sumber: David (2007)
Total skor pembobotan akhir berkisar pada 1-4 dengan rataan 2,5. Jika total skor EFE (3,0-4,0) berarti merespon kuat terhadap peluang dan ancaman, (2,0- 2,99) berarti kondisi rataan dalam merespon peluang dan ancaman, dan (1,0-1,99) berarti tidak dapat merespon terhadap peluang dan ancaman.
Analisis Strength Weakness Opportunity Threat dilakukan setelah tahapan mengolah dan menganalisis lingkungan internal dan eksternal, digunakan untuk memformulasikan strategi atau kebijakan secara sistematis terhadap perlunya RTH Taman Kota Waduk Pluit Jakarta Utara dengan mengidentifikasi faktor- faktor dan strategi-strategi yang menggambarkan kesesuaian paling baik di antara pilihan-pilihan strategi yang ada dengan asumsi memaksimisasikan strength dan
opportunity yang ada dan meminimisasikan weakness dan threat (Rangkuti 2005). Faktor-faktor eksternal dan internal dimasukan ke dalam matriks SWOT sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terdapat pada RTH Taman Kota Waduk Pluit Jakarta Utara, kemudian strategi yang dirancang
berdasarkan kombinasi antara kekuatan dengan peluang, kekuatan dengan ancaman, kelemahan dengan peluang, dan kelemahan dengan ancaman dimasukan pada tabel strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT yang telah disajikan pada Tabel 9 sebagai berikut.
Tabel 9 Gambaran matriks SWOT RTH Taman Kota Waduk Pluit
Sumber: David (2007)
Penggunaan suatu teknik Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dirancang untuk melakukan evaluasi dan menentukan strategi yang terbaik dan cocok terhadap kondisi internal dan eksternal dari RTH Taman Kota Waduk Pluit Jakarta Utara. Analisis dilakukan dengan menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang sama dengan matriks SWOT, memberikan bobot pada tiap faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang sama dengan bobot
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Strengths–S
1. Mendapatkan kepercayaan dan wewenang dari pemerintah daerah. 2. Penguasaan teknik pembangunan RTH/taman kota. 3. Pengalaman dalam pengelolaan RTH/taman kota. 4. Ketersediaan lahan. Weaknesses–W
1. Anggaran yang terbatas. 2. SDM yang terbatas (kualitas
dan kuantitas). 3. Sarana dan peralatan.
Opportunities–O 1. Dukungan publik. 2. Kepastian peraturan dan perundang- undangan. 3. Perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan.
4. Menjadi objek wisata. 5. Lokasi yang strategis.
SO Strategies 1. Strategi SO1 2. Strategi SO2 WO Strategies 1. Strategi WO1 2. Strategi WO2 Threats–T 1. Kesulitan relokasi warga ilegal. 2. Perubahan cuaca dan
bencana. 3. Over capacity.
4. Vandalisme atau perusakan fasilitas oleh orang yang tidak bertanggung jawab. 5. Pedagang kaki lima dan pedagang liar (kemungkinan kumuh) ST Strategies 1. Strategi ST1 2. Strategi ST2 WT Strategies 1. Strategi WT1 2. Strategi WT2
matriks IFE dan EFE, menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi, menentukan ketertarikan secara relatif dari berbagai kegiatan atau aksi alternatif yang memungkinkan dengan kisaran nilai daya tarik (Attractiveness Score) atau AS 1-4 dengan rincian sebagai berikut (David 2007):
1 = tidak menarik 3 = menarik
2 = cukup menarik 4 = sangat menarik Dengan matriks sebagai berikut:
Tabel 10 Contoh matriks QSPM
Faktor Strategi Internal dan
Eksternal Bobot
Alternatif Strategi
Strategi A Stretegi B
Kekuatan AS TAS AS TAS
Kekuatan 1 Kekuatan 2 Kelemahan Kelemahan 1 Kelemahan2 Peluang Peluang 1 Peluang 2 Ancaman Ancaman 1 Ancaman 2 TOTAL Sumber: David (2007)
Strategi yang telah dirumuskan berdasarkan analisis SWOT akan dipetakan ke dalam bentuk road map strategy yang dapat menunjukan prioritas pelaksanaan suatu strategi dibandingkan strategi lainnya. Pendekatan road map strategy tetap menganggap penting seluruh strategi yang telah dirumuskan dalam analisis SWOT. Prioritas terlihat pada tingkat kepentingan pelaksanaan strategi, dimana strategi yang dianggap penting akan dilaksanakan lebih dahulu. Ada pun gambaran arsitektur atau peta strategi yang akan diajukan untuk diterapkan pada RTH Taman kota Waduk Pluit Jakarta Utara dapat dilihat pada Gambar 5 sebagai berikut.
Gambar 5 Gambaran Peta strategi RTH Taman Kota Waduk Pluit Susunan Strategi: SO Strategies 1. Strategi SO1/Strategi 1 2. Strategi SO2/Strategi 2 ST Strategies 3. Strategi ST1/Strategi 3 4. Strategi ST2/Strategi 4 WO Strategies 5. Strategi WO1/Strategi 5 6. Strategi WO2/Strategi 6 WT Strategies 7. Strategi WT1/Strategi 7 Strategi-strategi Periode 1. Visi : Mampu menciptakan lingkungan Jakarta khususnya wilayah Pluit yang lebih layak,
sehat, bersih, indah dan mengurangi polusi.
2. Misi : Memformulasi strategi-strategi untuk mengimplementasikan, membangun dan menjaga keberadaan RTH dan taman kota di Jakarta khususnya RTH Taman Kota Waduk Pluit.
3. Tujuan : Mengembangkan RTH Taman Kota Waduk Pluit dan membangun RTH untuk mencapai luas area minimum sebanyak 30% luas suatu wilayah.
Periode 2 Periode 1 Periode 3 4. Strategi 4 1. Strategi 1 2. Strategi 2 5. Strategi 5 3. Strategi 3 6. Strategi 6 7. Strategi 7
Tantangan : Berbagai tantangan yang akan dihadapi dalam pengembangan RTH Taman Kota Waduk Pluit Jakarta Utara .
V GAMBARAN UMUM
5.1 Gambaran Umum Lokasi