• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Struktur RTH Rumput terhadap Iklim Mikro

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Pengaruh RTH terhadap Iklim Mikro

5.1.3 Analisis Pengaruh Struktur RTH Rumput terhadap Iklim Mikro

Rumput memiliki kemampuan dalam memantulkan dan menyerap radiasi matahari datang serta menghasilkan evapotranspirasi sehingga suhu udara dapat direduksi. Dalam hal mengontrol angin, angin memiliki kemampuan mereduksi kecepatan angin karena rumput dapat menutupi permukaan tanah dan membuat permukaan tanah menjadi lebih kasar. Akan tetapi, ukuran rumput yang cukup rendah menyebabkan kemampuannya dalam mereduksi kecepatan angin tidak optimal dan tidak memiliki kemampuan mengarahkan aliran angin.

Pengaruh struktur RTH rumput terhadap iklim mikro sulit untuk dianalisis berdasarkan karakteristik strukturalnya. Hal tersebut terjadi akibat rumput tidak memiliki tajuk seperti tajuk pada pohon dan semak. Selain itu, morfologi berbagai jenis rumput yang tidak jauh berbeda satu sama lain menyebabkan karakteristik struktural berbagai jenis rumput cenderung sama. Oleh karena itu, untuk mengetahui pengaruh struktur RTH rumput terhadap iklim mikro perlu diamati dari kondisi lingkungan di sekitar struktur RTH rumput. Menurut Robinette (1977), struktur naungan yang ada pada RTH mampu mempengaruhi suhu udara dan kelembaban udara pada RTH. Struktur naungan dapat berupa struktur bangunan atau struktur vegetasi yang memiliki kemampuan menaungi cukup baik. Sementara itu, adanya struktur pengarah ataupun struktur penghalang angin dapat mempengaruhi kecepatan angin pada RTH. Struktur tersebut dapat berupa bangunan ataupun tanaman. Berdasarkan hal tersebut, sangat penting untuk mengamati struktur lain di sekitar struktur RTH rumput yang dapat mempengaruhi iklim mikro di sekitar struktur RTH rumput.

Untuk melihat pengaruh antara struktur RTH rumput terhadap iklim mikro, dilakukan pengambilan data iklim mikro yang meliputi suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin di atas hamparan rumput. Pengukuran dilakukan pada siang hari yaitu pukul 12.30-13.30 WIB. Hasil pengukuran dikelompokkan sesuai areanya yaitu area pusat (rataan data Titik 1, 2, dan 3), tengah (rataan data Titik 4, 5, dan 6) , dan tepi (rataan data Titik 7, 8, dan 9) KRB. Grafik hasil pengukuran

suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin pada struktur RTH rumput dapat dilihat pada Gambar 34, 35, dan 36.

Gambar 34 Grafik suhu udara pada struktur RTH rumput

Gambar di atas merupakan grafik hasil pengukuran suhu udara pada rumput di area pusat, tengah, dan tepi KRB. Grafik pada ketiga area yang berbeda menunjukkan hasil yang berbeda. Pada area pusat suhu udara menunjukkan kenaikan. Pada area tengah suhu udara cenderung stabil dari awal hingga akhir pengukuran. Sementara itu, pada area tepi, suhu udara menunjukkan penurunan. Suhu udara area rumput di pusat KRB menempati posisi paling atas dan mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 32,0°C menjadi 35,9°C. Grafik suhu udara rumput di area tengah KRB menempati posisi tertinggi kedua dan memiliki nilai relatif stabil yaitu dari 33,7°C menjadi 33,8°C. Grafik suhu udara pada area rumput di tepi KRB menempati posisi paling rendah serta menunjukkan penurunan suhu udara yaitu dari 32,7°C menjadi 31,2°C. Pada grafik terlihat bahwa suhu udara di area tepi tidak berada di posisi paling tinggi dan suhu udara di area pusat tidak berada di posisi paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi area tidak berpengaruh nyata terhadap suhu udara. Perbedaan fluktuasi di antara ketiga grafik sangat dipengaruhi oleh tingkat penutupan awan pada setiap area.

Pada grafik terlihat bahwa suhu udara pada struktur RTH rumput di KRB berada di atas 30°C atau berada di luar kriteria suhu udara nyaman. Rumput yang digunakan dalam pengambilan data iklim mikro berasal dari spesies yang sama (Axonopus compressus) dan memiliki karakteristik struktural yang sama. Kondisi tempat di sekitar struktur RTH rumput adalah faktor utama yang mempengaruhi suhu udara. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan kondisi lingkungan yang dapat menurunkan suhu udara pada rumput. Perbedaan suhu pada struktur RTH rumput di ketiga area menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pada struktur RTH rumput di setiap area.

Gambar 35 Grafik kelembaban udara pada struktur RTH rumput

Ketiga grafik pada Gambar 35 menunjukkan perubahan kelembaban udara yang berbeda-beda dari awal hingga akhir pengukuran. Grafik kelembaban udara pada rumput di pusat KRB hampir selalu berada di posisi paling atas dan menunjukkan penurunan dari 77,3 % menjadi 66,7% . Grafik kelembaban udara pada rumput di tepi KRB menempati urutan tertinggi kedua tertinggi dan menunjukkan kenaikan dari 66,3% menjadi 71,7%. Grafik kelembaban udara pada rumput di tengah KRB menempati posisi paling bawah dan menunjukkan penurunan dari 64,3% menjadi 62,7%. Berdasarkan Gambar 34 dan 35, terlihat bahwa grafik kelembaban udara tidak memiliki urutan yang berlawanan dengan grafik suhu udara. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelembaban udara pada

struktur RTH rumput tidak hanya dipengaruhi oleh suhu udaranya tetapi juga oleh faktor lain seperti faktor lingkungan.

Kelembaban udara pada struktur RTH rumput di KRB berada pada kategori nyaman (40-75%). Akan tetapi, pada struktur RTH rumput di pusat KRB, terdapat kelembaban yang melebihi 75% pada beberapa menit di awal pengukuran. Tingkat kelembaban udara yang berbeda pada struktur RTH rumput di setiap area disebabkan oleh perbedaan kemampuan kondisi lingkungan di setiap area dalam mempengaruhi kelembaban udara.

Gambar 36 Grafik kecepatan angin pada struktur RTH rumput

Gambar di atas merupakan grafik kecepatan angin pada struktur RTH rumput di area pusat, tengah, dan tepi KRB. Ketiga grafik di atas menunjukkan intensitas dan kecepatan angin yang berbeda-beda pada struktur RTH rumput di setiap area. Grafik kecepatan angin pada rumput di pusat KRB memiliki nilai rataan 0,16 m/s dan kecepatan angin di area ini mencapai 1,1 m/s. Grafik kecepatan angin pada rumput di tengah KRB menunjukkan intensitas yang sangat tinggi dengan rataan 0,18 m/s. Akan tetapi, kecepatan angin maksimal di area ini hanya mencapai 0,6 m/s. Grafik kecepatan angin pada area rumput di tepi KRB menunjukkan kecepatan angin yang paling rendah dibandingkan kedua grafik lainnya. Rataan kecepatan angin di area ini hanya 0,08 m/s dan kecepatan tertingginya mencapai 0,4 m/s.

Kecepatan angin pada struktur RTH rumput menunjukkan nilai yang cukup rendah. Kecepatan angin tertinggi hanya mencapai 1,1 m/s. Untuk mengoptimalkan kecepatan angin, diperlukan suatu kondisi lingkungan yang dapat mengarahkan angin pada struktur RTH rumput. Kecepatan angin pada struktur RTH rumput di setiap area yang berbeda-beda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda sehingga kemampuannya dalam mengarahkan angin juga berbeda. Perbedaan karakteristik struktural rumput di setiap area dapat dilihat pada Gambar 37, 38, dan 39.

Gambar 37 Susunan struktur RTH rumput di area pusat KRB

Berdasarkan gambar di atas, terlihat bahwa struktur RTH rumput pada area pusat memiliki karakteristik struktural yang sama, tetapi kondisi lingkungan di sekitar rumput memiliki keadaan yang berbeda-beda. Lokasi pengambilan data pada struktur RTH rumput di Titik 1 berada di area terbuka tanpa naungan. Sama halnya dengan Titik 1, pada Titik 2 lokasi pengambilan data struktur RTH rumput berada di area terbuka tanpa naungan. Lokasi pengambilan data pada rumput di Titik 3 terletak di antara tegakan pohon. Hal tersebut menyebabkan struktur RTH rumput menjadi ternaungi.

Naungan pada struktur RTH rumput yang berasal dari struktur lain memiliki kemampuan mereduksi suhu udara. Hal tersebut terjadi karena radiasi matahari yang diterima permukaan rumput tidak sebesar permukaan rumput yang terbuka sehingga suhu udara dapat direduksi. Sebaliknya, struktur RTH rumput yang tanpa naungan menyebabkan suhu udara di sekitarnya menjadi tinggi. Secara umum, kondisi RTH rumput di area pusat KRB kurang optimal dalam mereduksi suhu udara atau meningkatkan kelembaban udara. Hal tersebut disebabkan oleh

masih banyaknya hamparan struktur RTH rumput yang tidak memiliki naungan. Hal ini juga menyebabkan suhu udara pada struktur RTH rumput di area ini memiliki nilai paling tinggi di antara struktur RTH rumput pada area lain. Walaupun memiliki suhu udara paling tinggi, pada Gambar 35, terlihat bahwa kelembaban udara pada RTH rumput di area pusat memiliki nilai yang cukup tinggi. Hal ini diduga disebabkan oleh faktor lain. Kedekatan lokasi pengambilan data dengan badan air diduga menyebabkan kelembaban menjadi tinggi. Lokasi hamparan rumput di Titik 1 dan 3 terletak tidak jauh dari sungai. Oleh karena hal itu, diduga udara di sekitar hamparan rumput mengandung banyak uap air sehingga kelembaban menjadi tinggi.

Jika dilihat dari grafik, struktur RTH rumput di area pusat memiliki kecepatan angin paling tinggi dibanding struktur RTH rumput di area lain. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di sekitar struktur RTH semak mampu mengarahkan angin dengan baik sehingga kecepatan angin mejadi optimal. Titik 1 dan 2 tempat pengambilan data struktur RTH rumput terletak di area terbuka dan terletak dekat jalan. Orientasi jalan yang sesuai dengan orientasi aliran angin diduga memiliki kemampuan dalam mengarahkan angin sehingga kecepatan angin menjadi optimal.

Gambar 38 Susunan struktur RTH rumput di area tengah KRB

Gambar di atas merupakan susunan struktur RTH rumput di area tengah KRB. Lokasi pengambilan data pada struktur RTH rumput di Titik 4 terletak pada area yang cukup terbuka. Hal tersebut menyebabkan struktur RTH rumput tidak mendapatkan naungan di siang hari dan mendapat radiasi matahari yang cukup tinggi pada permukaan rumput sehingga suhu udara di titik ini cukup tinggi. Berbeda dengan Lokasi 4, lokasi pengambilan data pada struktur RTH rumput di

titik 5 terletak di antara tegakan pohon-pohon kenari. Hal tersebut menyebabkan permukaan rumput mendapat naungan pada siang hari sehingga suhu udara di titik ini dapat direduksi. Lokasi pengambilan data pada struktur RTH rumput di titik 6 terletak tidak jauh dari barisan semak bertajuk padat. Ketika siang hari, permukaan rumput mendapat naungan dari barisan semak. Naungan tersebut menyebabkan radiasi matahari yang jatuh pada permukaan rumput tidak terlalu tinggi sehingga suhu udara pada struktur RTH rumput di titik ini tidak terlalu tinggi.

Struktur RTH rumput pada area tengah KRB memiliki kondisi lingkungan yang dapat mereduksi suhu udara atau meningkatkan kelembaban udara. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa struktur RTH rumput yang terletak di bawah naungan suatu struktur sehingga radiasi matahari yang jatuh pada permukaan rumput tidak terlalu tinggi. Akan tetapi, oleh karena struktur RTH rumput dinaungi tanaman, maka sinar matahari masih dapat mengenai permukaan rumput melalui celah tanaman. Oleh karena itu, suhu udara pada struktur RTH rumput di area ini masih lebih tinggi dibanding area lain dan kelembaban udaranya berada di posisi paling bawah.

Jika dilihat dari grafik, struktur RTH rumput di area tengah memiliki kecepatan angin tertinggi kedua. Titik 4 pengambilan data struktur RTH rumput terletak tidak jauh dari jalan yang memiliki orientasi sesuai orientasi aliran angin. Hal ini diduga dapat mengarahkan aliran angin di sekitar struktur RTH rumput sehingga kecepatannya cukup optimal. Berbeda dengan titik 4, titik 5 dan 6 tidak terletak dekat struktur pengarah angin. Hal tersebut menyebabkan kecepatan angin pada struktur RTH rumput di area ini tidak seoptimal struktur RTH rumput di area lain.

Pada Gambar 39, terlihat bahwa struktur RTH rumput di area tepi KRB memiliki karakteristik struktur RTH rumput yang homogen. Walaupun demikian, kondisi lingkungan di sekitar struktur RTH rumput memiliki keadaan yang cukup beragam. Lokasi pengambilan data pada struktur RTH rumput di Titik 7 terletak pada area yang cukup terbuka. Hal tersebut menyebabkan sinar matahari yang jatuh pada permukaan rumput cukup tinggi sehingga suhu udara di sekitarnya menjadi tinggi. Lain halnya dengan Titik 7, struktur RTH rumput di Titik 8 terletak di halaman bangunan rumah. Pada siang hari, hamparan rumput mendapat naungan dari bangunan rumah sehingga permukaan rumput tidak terpapar langsung oleh sinar matahari. Hal tersebut menyebabkan suhu udara di sekitar hamparan rumput menjadi cukup rendah. Sama halnya dengan Titik 8, struktur RTH rumput di Titik 9 terletak di belakang gedung kantor pos. Pada siang hari, permukaan rumput mendapat naungan dari gedung kantor pos. Hal tersebut menyebabkan permukaan rumput tidak terkena radiasi matahari yang terik di siang hari sehingga suhu udara pada struktur RTH rumput tidak terlalu tinggi.

Secara umum, struktur RTH rumput di area tepi KRB memiliki kondisi yang cukup baik dalam mereduksi suhu udara dan meningkatkan kelembaban udara karena banyak hamparan rumput yang terletak di dekat struktur bangunan. Hal tersebut menyebabkan permukaan rumput mendapatkan cukup naungan dari bangunan di sekitarnya pada siang hari. Jika dilihat dari grafik, suhu udara pada struktur RTH rumput di area tepi berada pada posisi paling rendah dibandingkan area lain. Hal tersebut menunjukkan bahwa struktur RTH rumput yang mendapat naungan dari bangunan memiliki suhu udara lebih rendah dibandingkan struktur RTH rumput yang mendapat naungan dari tanaman. Hal tersebut disebabkan oleh struktur bangunan yang lebih padat sehingga mampu melindungi struktur RTH rumput dari radiasi matahari dengan baik. Pada Gambar 35, kelembaban udara pada struktur RTH rumput di area tepi berada pada posisi tertinggi kedua. Hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi sekitar struktur RTH rumput dalam meningkatkan kelembaban udara tidak sebesar kemampuan kondisi sekitar struktur RTH rumput di area pusat.

Jika dilihat dari grafik, struktur RTH rumput di area tepi memiliki kecepatan angin paling rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di

sekitar struktur RTH rumput kurang mampu mengarahkan angin sehingga kecepatan angin kurang optimal. Struktur RTH rumput di area tepi tidak terletak dekat struktur pengarah angin sehingga aliran angin tidak dapat diarahkan dengan baik dan kecepatan angin kurang optimal.